Menjaga Daya Tahan Tubuh dan Semangat Anak-Anak di Berbagai Situasi

Foto: Ima. Maret 2021
                                              

Perjalanan pulang kampung bertemu keluarga suami beberapa minggu lalu terasa istimewa. Tentu saja rasanya beragam karena hampir dua tahun tidak pulang terhalang pandemic. Ketika adiknya suami mengatakan akan mengirim mobil dari Pandeglang (Banten) menuju Bandung jadi kabar yang menyenangkan buat anak-anak. Itu artinya mereka dapat ketemu Bunde (nenek), melakukan perjalanan lagi, bermain di tengah lapang, sawah dan tentu bisa bermain bersama sepupu-sepupunya.

Paling seru ketika anak-anak mulai packing tas mereka masing-masing dengan membawa perbekalan. Anak-anak bersemangat sekali, kami pun beli perbekalan ke mini market yang lokasinya terselang beberapa rumah saja. Mereka memilih perbekalan sendiri, mulai dari masker, vitamin, hand sanitizer, susu Morinaga Chil Go, roti, kripik dan permen. Begitu tiba di rumah langsung packing sendiri dan segera menyimpannya di ruang depan, alasannya,”Biar cepat sampai.”

Mereka begitu bersemangat sampai membawa segala, seperti buku gambar, pensil warna, buku bacaan kesukaan mereka dan dede dino (boneka dinosaurus), sehingga setengah tas Bayan ditempati dede dino.

Saya dan anak-anak (11 dan 8 tahun) ngobrol-ngobrol kegiatan apa saja yang mau dilakukan. Lalu tercetus ingin mencari tutut ke sawah dan menggambar bersama sepupu-sepupu yang dipandu oleh Ayah. Oh, ya, kebetulan Ayah ini pengajar seni rupa untuk melatih executif function anak-anak dyslexia. Mereka anak-anak istimewa yang biasanya kemampuan IQ nya tinggi namun sering terbolak balik mengidentifikasi aksara dan kesulitan berbahasa. Nah, saat itu kami berencana akan membuat kolase bareng anak-anak dan keponakan. Sepertinya akan seru sekali.

Menurut analisa para ahli, menjaga daya tahan tubuh itu ada dua faktor yang penting yaitu menjaga asupan nutrisi dan rasa bahagia yang bisa memelihara semangat.

Foto: Ima. Maret 2021

Ketika pandemic mulai masuk ke Indonesia, saya jadi lebih ekstra peduli kebutuhan nutrisi anak-anak. Setidaknya berusaha tetap mengolah makanan yang bergizi, tetap enak dan menggembirakan anak-anak. Tentu disesuaikan dengan budget yang dimiliki dengan mengolah makanan yang murmer tapi tetap kaya gizi. Untuk mengantisipasi resiko kurang zat gizi karena kesalahan pengolahan bahan baku, saya memberi mereka tambahan madu, vitamin maupun susu seperti Morinaga Chil Go. Susu ini menarik, karena mengandung serat inulin, 9 vitamin dan 5 mineral untuk mendukung daya tahan tubuh. Kualitasnya teruji di laboratorium kalbe nutrition dan morinaga Jepang.

Nah, sedangkan untuk memelihara rasa bahagia, kami lebih banyak melakukan bersama aktivitas sehari-hari. Situasi pandemic, mau tidak mau cukup mempengaruhi kondisi anak-anak. Oleh karenanya, saya dan Ayah berusaha membuat suasana di rumah tetap asik meskipun banyak tugas sekolah dan menjaga kebiasaan anak-anak tidak tergantung pada permainan game saat jenuh. Ritmenya masih sama, pagi-pagi belajar hingga jam 12.00 siang, setelah dzuhur semacam bermain sambil belajar dan menerapkan beberapa kebiasaan baik memediasi kultur sekolah.

Kami mulai hari dengan mandi agar segar, lalu makan pagi bersama. Aktivitas mandi dan sarapan pagi ini dasar. Selanjutnya banyak yang bisa kami lakukan agar sehari-hari terasa beda, seperti merapikan kamar, bersih-bersih rumah, mendampingi belajar PJJ (pembelajaran jarak jauh), menggambar bersama, menanam tanaman bareng, menyalakan musik, download film lalu menonton bersama, mencoba resep baru. Meskipun di rumah saja, sebisa mungkin memindahkan aktivitas luar dipindahkan ke dalam rumah agar executive function anak-anak dapat terolah dengan baik.

Beberapa hari saja kami tinggal di Pandeglang, menikmati udara segar pegunungan, bersilaturahmi ke rumah Bunde dan menikmati kopi pagi di rumah adik. Sesuai rencana, selain bermain menyusur jalan perkampungan, kami jalan mengikuti pematang sawah dan mengmabil beberapa tutut yang hidup di antara padi. Anak-anak sangat antusias, apalagi Bayan (8 tahun) bersemangat mengambil sendiri tututnya lalu memasukannya ke dalam wadah.


Foto: Ahmad Nurcholis. 2021

Lalu kami membuat kolase bersama para keponakan (anak-anak adiknya Ayah) yang kebetulan seumuran dengan Aden dan Bayan. Sehingga proses pembuatan kolase begitu menyenangkan. Masing-masing membuat kolase sendiri yang diarahkan oleh Ayah. Hasilnya sangat menarik, tiap anak punya imajinasi sehingga menghasilkan karya yang berbeda-beda.

Situasi pandemi ini sepertinya semakin menyadarkan banyak orang tua. Selama ini porsi hidup lebih menjaga kewajiban mencari nafkah, kali ini kita diajak untuk menjaga pertumbuhan anak-anak dengan menstimulasi kemampuan anak-anak. Menjaga bukan berarti “ngintil” terus menerus, tapi dengan kesadaran penuh mengajarkan keahlian dasar agar menjadi pribadi mandiri. Karena suatu hari mereka akan terus tumbuh dan melangkah lebih jauh.

Anak-anak kita merupakan generasi platinum, akan berhadapan dengan perbagai perubahan zaman yang berpengaruh pada prilaku. Mereka akan beradaptasi dengan percepatan informasi, perubahan alam, situasi sosial dan beragam budaya.

Oleh karenanya, situasi pandemi ini menjadi menjaga kesempatan baik untuk membekali diri dan mengejar kteretinggalan ilmu pengasuhan yang baik. Anak-anak merupakan penerus estafet kehidupan, mereka akan melangkah dan berlaku atas “bekal” yang ditularkan melalui orang tua dan bagaimana menyerap prilaku sosial di lingkungannya.


Foto: Ima. 2021

Beberapa hari di Pandeglang merupakan kesempatan yang berharga. Ya, kami datang ke Pandeglang dan kembali ke Bandung dalam keadaan sehat. Hal yang disyukuri paling disyukuri (akhirnya) bisa menengok keluarga Ayah adalah kami bisa bertemu lagi dalam keadaan sehat. Hampir dua tahun kami sekeluarga berusaha menjaga daya tahan tubuh, memelihara mental dan mengikuti 5M (menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, mengurangi mobilitas dan mengurangi kerumunan). Perlu kreativitas yang tinggi agar tubuh, hati dan pikiran memiliki daya tahan yang baik sehingga tetap berdaya dalam berbagai situasi.

2 komentar:

  1. Wahhhhhh bener banget kakkk sebagai Ibu penting banget untuk mendukung anak dan menyiapkan susu yang bernutrisi untuk anak2😁😁😁😁

    BalasHapus
  2. Seru sekali mba pengalaman pulang kampungnya. Di tempat neneknya anak2 bisa mendapatkan banyak pengalaman baru dan berharga. Sehat2 selalu yaa

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv