Hujan pagi itu, sebelumnya cerah seperti biasa. Cuaca beberapa hari ini seperti tidak menentu. 3 hari hujan 3 hari panas. Sepanjang pagi-siang panas tapi sore hujan lebat. Seperti hari itu 24 Maret 2018 di hari grand opening Restoran Kashimura Shabu, pagi itu tiba-tiba langit redup, jalanan basah. Saya menelusuri perjalanan yang cukup alot menggunakan angkot. Perjalanan sangat pelan menuju pusat kota Bandung, daerah kuliner, factory outlet, hotel-hotel, rumah-rumah peninggalan zaman kolonial dan berbagai taman kota. Hujan itu sebagai tanda sebuah keberkahan.

Diantara tengah kota dan rimbun pepohonan, hadir restoran baru merupakan plesatan dari “kasih murah”. Tempatnya luas, nyaman, modern minimalis dan kita bisa menikmati makanan tradisional khas Jepang di Bandung. Jadi sebelum nyoba makanan khas Jepang di negeranya, kita bisa “belajar” makanan mereka di kota sendiri, Bandung. Jangan heran (eh, heran juga tidak apa-apa deh), di tiap meja ada kompor elektrik mirip-mirip tab yang berfungsi membuat soup hangat dan mendidih. Hmmm... Sebelum menjelaskan ada makanan apa saja di Restoran Kashimura Bandung, saya mau kasih bayangan serunya cara menikmati Shabu. 


Shabu adalah makanan tradisional khas Jepang. Jenis Shabu itu ragamnya banyak, ada salmon ball, fish ball, oborutsuki, fillet fish, prawn, yang rata-rata terbuat dari bahan dasar ikan segar, irisan daging mentah dan selalu ada sayuran. Sayurannya sejenis horenso (mirip pakcoy), salada, daun bawang, brokoli, union, jamur, tahu.

 

Disana kita bisa menikmati ikan fillet segar, potongan fillet ini dimasukan ke dalam soup panas, setelah matang sesuai keinginan baru di cocol ke sausnya. Ribet ya kesannya. Kamu belum tahu, justru seru dan disini seni-nya. 


Kita bisa bisa menikmati makanan segar dengan beragam pilihan cocolan atau saus, ada beberapa pilihan, diantaranya Genghis Khan, Gomatore, Ponzu. Nah, kalau kamu ragu-ragu dengan rasa saus, jangan segan untuk bertanya ke pelayan yang ramah-ramah. Justru dengan bertanya kita jadi banyak pengetahuan tentang makanan tradisional Jepang ini, tidak usah merasa “kampungan”, santai saja.

Bagaimana sih cara menyantap Shabu ini? Pertama, kamu pilih beberapa jenis Shabu dan sayurannya ke dalam piring besar. Lalu pilih Soup Shabu-Shabu diantaranya ada Original Soup (soup rumput laut), Sukiyaki (manis dan gurih), Spicy (soup pedas jepang), Paitan (soup tulang ayam campur sayuran), Soy Bean (wijen putih dengan susu kedelai) dan Tom Yum (asam manis pedas). Soup ini nanti disimpan diatas kompor elektrik. Kita tinggal nyalakan, lalu tekan pilihan tingkat kepanasan, mau hot atau warm. 





Sebagai pemakan nasi, di retoran Jepang disediakan nasi hangat dan menu siap saji seperti Kimchi, Chicken Karage dan Sushi Roll. Sementara untuk menu penyuka nasi goreng seperti saya, ada Grill Counter yang menyediakan Yakimeshi (nasi goreng Jepang) dan Yakisoba (Mie goreng Jepang) dan Takoyaki.

Pilihan minumnya juga banyak, ada Hot & Cold Ocha, Orange Juice, Thai tea dan Infused Water. Belum selesai dengan minum ada Dessert dan Fruit seperti puding, ice cream, singkong Thailand, melon, anggur, semangka, fruit salad, buah naga. Semua All You Can Eat dengan harga Rp. 109.000 saja. Tapiii... kalau ada sisa makanan yang berlebihan, bakal dikenakan biaya Rp 50.000 per 100 gr. Untuk daging melebihi 1 plate akan dikenakan charge Rp 50.000 per plate.
Makan disana tidak ada kekhawatiran, maksudnya semua bahan baku disajikan dengan baik dan halal (boleh dimakan oleh orang muslim). Seringkali tingkat kehalalan makanan jadi persoalan, ya. Nah, di kashimura, kamu bisa makan dengan tenang dan nyaman.

Bandung sebagai daerah pegunungan yang cukup jauh dari lautan, seringkali rindu makan ikan segar dan berbagai olahannya. Oleh karena itu, Kashimura yang letaknya di Jl. Lombok No. 45 ini memberi tempat yang luas, nyaman dan berbagai pilihan tempat duduk. Kamu bisa pilih berbagai fasilitas tempat duduk. Ada yang di lantai dasar, lantai 2 dan gazeboo, duduk lesehan sambil melihat-lihat ikan yang berenang disekitarnya. Tempatnya sangat nyaman dan leluasa. 


Tempat makan ini bisa memfasilitasi berbagai kebutuhan konsumennya, ada indoor dan outdoor, ruang untuk smoking dan non smoking area, juga ada playgroundnya. Buat keluarga yang membawa anak-anak sulit ditebak keinginannya seperti apa, kadang ingin bermain dulu lalu makan begitupun sebaliknya. Jadi di temapat makan ini, anak-anak tetap bisa menikmati ruang bermainnya. 


Walaupun Kashimura memfasilitasi 400 seat, tapi tetap tersedia valley parking dan ada aplikasi untuk booking seat. Jadi buat kita yang datang berombongan untuk mengadakan reuni, pertemuan sahabat, arisan, keluarga besar, yang melibatkan banyak orang sambil menikmati sensasi makan dengan soup ala ala Jepang, di Kashimura tempat yang cocok dan menarik untuk dicoba.



Royal Kashimura Japanese Shabu & BBQ

Jl. Lombok 45 Bandung

Buka:

Lunch 10.00-17.00 WIB

Dinner 17.00-22.30 WIB



Bandung, 30 Maret 2018

@imatakubesar
Subuh itu, kereta api melaju dari Stasiun Bandung jam 04.15 WIB menuju Jakarta. Perjalanan yang singkat. Di balik jendela masih berkabut, lorong kereta terasa teramat dingin. Sebagian besar orang-orang kembali tidur. 

Foto: Ima.

Tiba di Jakarta jam 07.15 WIB, sempat bersih-bersih di toilet dan print out tiket online untuk kepulangan ke Bandung. Pertemuan di Hotel Ashley pagi itu terburu meski beda kota.

Perjalanan dari Gambir menuju hotel yang dikenal sebagai hotel bisnis itu pun dilanjut dengan mobil online. Hanya menghabiskan waktu 10 menit kami pun tiba di tempat. Hari itu kami tidak menginap di Jakarta, tapi pulang hari dengan menggunakan kereta api jam 20.00 WIB agar praktis. 



Foto: Erry.

Lagi pula posisi Ashley di pusat kota, strategis dekat ke stasiun Gambir Jakarta. Tak hanya itu, diperjalanan saya melewati dan menikmati Monas, Tugu Tani, Sarinah, kedutaan besar Amerika, bahkan melewati stasiun Gondangdia dan beberapa titik menarik di pusat kota menuju Jalan Wachid Hasyim. Posisi yang sangat strategis.

Saya dan 6 teman lain dari Bandung datang bersama ke acara Blogger Day 2018 yang diadakan di Hotel Ashley. Ada yang datang sebagai blogger ada pula bloggerpreneur dibawah program Blogger Crony. 



Bloggerpreneur.
Foto: Ima

Manfaatnya luar biasa mengakar kemana-mana, jadi tumbuh keinginan untuk hadir di acara tersebut. Kami datang ke acara hari jadi ke-3 tahun Blogger Crony Community yang sarat ilmu. Acaranya ada pertemuan, workshop dan pengasahan diri sebagai blogger yang kini semakin berkolaborasi dengan dunia industri. Materi sehari yang cukup padat dan berisi. 



Foto: Ima.


Begitu tiba di Hotel Ashley, suasana ruang dan orang-orang yang menyambut mengobati rasa lelah perjalanan. Warna ruang di hotel itu cenderung warna coklat tua, coklat muda, tiap dinding dengan dipenuhi karya-karya seni. Rak tinggi besar dihiasi bola-bola kawat yang unik, vas dengan tekstur seperti akar, bunga-bunga ilalang di dalam vas bunga keramik gaya modern minimalis. 


Foto: Ima

Saya seperti masuk ke ruang galery yang tengah mengadakan pameran seni. Kiri kanan dinding dipenuhi kreasi handmade, pencahayaan ruang redup dan elegan. Membawa hati pada ruang-ruang tenang, nyaman dan ide-ide pun bertumbuhan.

Foto: Ima.


Pantas saja tempat itu dinamakan hotel bisnis, karena tempatnya memang asik untuk meeting. Rupanya, tidak hanya untuk pertemuan dengan kapasitas ratusan, tapi dari pertemuan untuk 10 orang pun ada ruang eksklusif untuk meeting. Tempatnya cocok untuk brainstorming, berbagi ide, menjalankan rencana-rencana kegiatan.

Di lorong pertama, kami temukan tempat acara Blogger Day #3. Disambut dengan meja tamu, photo booth yang cantik, berjajar roti croissant lengkap teh dan kopi. Sajian yang apik membuat orang-orang yang mengambil makanan tidak bertumpuk-tumpuk, tapi bergerak cepat dan rapi. 





Saya dan teman-teman masih takjub dengan suasana Hotel Ashley yang nyaman, sambil registrasi saya lihat meeting room dengan kapasitas yang luas begitu tersusun apik. Kursi-kursi berjajar dibalut dengan kain putih. Dinding utama dengan tekstur yang menarik berwarna coklat muda. Terlihat elegan. Lantai menggunakan karpet, ruangan pun terasa adem dengan AC yang segar dan wangi. Khas.

Peserta sudah berdatangan, blogger perempuan menggunakan pakaian yang cantik begitupun blogger laki-laki menggunakan pakaian yang rapi. Suasana yang asik, saling sapa menambah ruang menjadi menarik. Tak lupa saling foto di photo booth, mengobrol bersama teman blogger yang hanya bertemu di dunia maya, sebuah momen pertemuan yang menarik.

Acara mulai dari jam 09.00 WIB-10.00 WIB untuk registrasi. Waktu yang cukup lama mengingat ada 100 peserta registrasi sekaligus menikmati welcome snack dari Ann’s bakery berupa croisant dengan ukuran yang besar. Ada yang topping kacang dan celupan cokelat. Sangat enak dipadu dengan teh pahit hangat sambil menebar senyum dan berbincang ringan.

Sambil melahap sisa croisant Ann’s Bakery dan tegukan terakhir teh hangat, kami terhibur pula oleh MC Yosh Aditya dengan pembawaan suasana semakin rame. Bahkan seringkali celotehannya membuat kami ikut tertawa yang disampaikan MC membawa kami tertawa riang.

Acara pertama kami dikenalkan dengan para bloggerpreneur. Mereka para blogger yang mengasah diri tidak hanya mennulis di blog tapi memberdayakan diri dengan menjual produk. Ada yang menjual kebab, madu, teh kopi, handmade, minuman sehat, rendang, dll. Sangat inspiratif.

Sambil duduk berjajar dengan menggunakan kursi yang empuk dibalut kain putih. Ruangan dengan tekstur warna coklat muda, membuat ruang terlihat elegan dan modern. Materi pertama mulai disampaikan oleh Mas Tuhu Nugraha, tentang Fenomena & Strategi Kreatif. Materi ini membuat saya ingin kuliah lagi. 


Dari atap layar mulai terbuka dan memainkan slide-slide informasi. Muncul foto Mas Tuhu Nugraha dengan beberapa point penting paparan tentang dunia influencer yang bergerak aktif dan bagaimana kita memposisikan diri agar unik.

“Kita harus kreatif, kita harus mempersiapkan diri menghadapi dunia dengan cara kita harus memahami budaya. Influencer ini semakin banyak, oleh karena itu kita harus lebih kreatif. Fikirkan 10 tahun ke depan, kita harus mengasah konsep agar blog kita tetap unik. What next, apa yang harus dilakukan?.”

Sesi “belajar” kedua tentang Mind Maping bersama Anwari Natari. Menariknya lagi, acara yang dikoordinir oleh Blogger Crony tersusun rapi dan apik. Masing-masing peserta dibagikan kertas putih dan membawa pensil warna maupun spidol warna. Untuk apa? Ini dia menariknya, kami diajak untuk menyalurkan pikiran, ide-ide dengan garis-garis yang harus dilakukan dan akan dilakukan ketika kita punya satu tujuan. Katakanlah menjadi traveller, lalu kita membuat mem-petakan pikiran ke dalam gambar. 



Anwari Natari.
Foto: Ima


“Mind mapping adalah pemetaan pikiran, jadi biasanya kalau kita punya masalah ditulis satu-satu. Kita menuliskan masalah ke dalam kertas sudah bagus, apalagi jika kita menuliskannya dalam pemetaan. Sama seperti seseorang memetakan tujuan/jalan dengan lisan dan memetakan tujuan/jalan dengan menggunakan GPS, maka GPS akan jauh lebih mudah dan cepat sampai tujuan.”

Selesai acara, saya dan teman-teman keliling hotel bernuansa galeri ini. Banyak titik-titik menarik dan asik untuk dijadikan objek foto. Silakan.



Bandung, 22 Maret 2018

@imatakubesar
Kaos Rumah Baca Akar
Foto: Nury Sybli



Pagi itu, hari Sabtu kami dapat paket dari Teh Nury Sybli. Rupanya paket itu berisi 2 pc kaos hitam bergambar Bapak Oyot dari Baduy luar yang pernah digambar oleh suami saya. Wah, ternyata gambar itu jadi kaos juga, proses yang cukup panjang. Jadinya keren banget! Kaos hitam, gambar wajahnya berwarna putih. Wajah Bapak Oyot sangat berkarakter, detil dan kokoh.

Saya sampai sayang banget mau keluarkan dari plastiknya, karena masih takjub dengan hasilnya. Bukan bermaksud memuji suami sendiri, tapi saya lihat sendiri bagaimana proses dia membuat kotak-kotak, mengarsir, detil dan terlihat sungguh-sungguh mengerjakan gambarnya. Jiwanya, tangannya, matanya, bergerak, hati-hati dan detil. Ada kesungguhan yang hadir.

Ceritanya berawal dari kedatangan Teh Nury dan Mas Aam Tok (pasangan suami istri) main ke rumah kami yang berantakan. Mereka adalah sabahat karib kakak kami (Teh Nisa & Wa Alwis) yang sengaja datang ke rumah. Ruang tamu yang kami sulap jadikan studio-studio-an, studio gambar dan menulis, tempat menyimpan buku, kertas dan alat-alat gambar lainnya. Tersusun hasil gambar suami di dinding ruang.

Kami berbincang banyak tentang proses bertahan suami yang tadinya seorang pengajar desain grafis (DKV: Desain Komunikasi Visual) kemudian sakit dan berhenti dari segala aktifitas digital. Kemudian, kami menggantikan aktifitas digital dengan manual yaitu menggambar realis. Seperti foto, gambar realis memberi makna sendiri, tidak hanya senyum, tapi setiap sudut panca indra, garis muka memberi banyak cerita. 

Foto yang digubah menjadi arsiran charcoal lalu menjadi kaos.
Foto: Ima

Kami berdiskusi banyak tentang proses sakit, dunia kopi, bertahan hidup, rumah baca akar, banyak proses hidup yang membuat kami saling menguatkan. Uniknya, mereka berdua merupakan pasangan suami istri yang kerap melakukan perjalanan ke beberapa kota, pelosok-pelosok daerah untuk sebagai penggiat literasi. Ruang-ruang baca tulis untuk anak-anak yang jauh dari fasilitas bahan bacaan maupun sekolah.

Awalnya, Teh Nury dan Mas Aam membuat gerakan literasi diam-diam di kawasan Baduy. Ternyata memberi efek yang luar biasa dan sampai sekarang ada 30 titik Rumah Baca Akar yang tumbuh dan menjadi ranting-ranting, hidup dan menghidupkan.
blo
Sangat inspiratif.

Tak berapa lama dari pertemuan singkat itu, Teh Nury kembali menghubungi suami melalui media sosial untuk digambarkan Bapak Oyot, seorang tokoh dari kawasan Baduy luar. Tujuannya, beliau mau membuat kaos dengan gambar Bapak Oyot. Hasil jual kaos ini untuk donasi dan gerakan Rumah Baca Akar Indonesia. Menarik. Kami sangat antusias mendengar tujuan membuat kaos tersebut. Tak hanya itu, hasil fotonya yang bagus, membuat suami saya bergairah mengaplikasikan dalam guratan charcoal di atas kertas putih.

Berikut penuturan Nury Sybli sebagai founder Blackhouse Library dan Rumah Baca Akar:

“Awalnya saya tidak berfikir untuk memberi sebuah nama pada rumah baca atau sekolah diam-diam di pedalaman Baduy sana. Nama itu ternyata penting karena kita harus merawatnya agar terus tumbuh dan abadi.

Rumah Baca AKAR. Nama ini lahir dari harapan dan cita-cita kami untuk menumbuhkan semangat anak-anak di pelosok negeri. Karena AKAR adalah mula dari semua kehidupan, awal dari sebuah cerita, kami menitipkan harapan agar anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan kembali pada tradisi dan lingkungannya.”

Kaos ini merupakan salah satu jalan membuat Rumah Baca Akar tetap terpelihara, tetap tumbuh dan bergerak. Menurut saya, kaos dengan tajuk Oyot dijual dengan harga yang sangat murah, Rp. 125.000 buat Jabodetabek dan Rp. 130.000 buat luar Jabodetabek. Itu pun sudah termasuk ongkos kirim. Hasil keuntungan jual kaos ini sepenuhnya untuk donasi pergerakan Rumah Baca Akar.

Kaos keren ini bisa kamu miliki, bisa langsung kontak instagram rumah akar baca atau WA untuk pemesanan.

Kamu tidak hanya dapat kaos yang nyaman dan tematik, tapi ikut mendonasi memelihara pertumbuhan literasi.



Akun Rumah Baca Akar:

Fb: Rumah Baca Akar

IG: Rumah_Baca_Akar_Indonesia

Email: rumahbacaakar@gmail.com

Tlp/WA: 0822 0842 5738



#catatankecil

Bandung, 21 Maret 2018

@imatakubesar
Ada Sambal Indonesia di HokBen




Kalau boleh dibilang, selain beragam jenis kerupuk yang ada di Indonesia. Kamu bakal nemuin beragam jenis sambal dengan beragam rasa pedasnya. Sepertinya, nyaris deh semua orang Indonesia mesti makan sambal dan kerupuk.

Nah, baru-baru ini Hoka Hoka Bento yang panggilan akrab HokBen ngeluarin sajian terbarunya. Yaitu menu HokBen perpaduan Indonesia-Jepang dengan nama Hoka Suki. Bedanya dengan yang lain, hoka suki dengan 3 varian ini kita bisa pilih salah satu sambal khas Indonesia diantaranya, ada sambal matah (khas Bali), sambal hijau (khas Padang) dan sambal bawang (khas Jawa). 


Buat dapat menu sambal Indonesia, HokBen mengeluarkan 3 paket khusus. Paket ini ada 3 jenis, hoka suki 1 ada 3 tusuk sate ayam (atau nama kerennya Yokitori Grilled), Hoka suki 2 isinya 4 buah udang goreng (Ebi Furai) dan Hoki Suka 3 isinya Chicken Katsu. Uniknya lagi, semua paket ini dilengkapi dengan nasi, acar kuning dan kering kentang. Terasa sekali kolaborasi rasa menu Indonesia-Jepang ini. Nah, saya pilih Hoki Suka 3 plus sambal matah dan tambah Rp 5000 untuk dapat sambal hijau. Rasanya nikmat, saya jadi mau makan pakai tangan. Enak banget! Mana nasi di hokben kan pulen, jadi pas. 



Diantara 3 sambal itu, saya paling suka sambal hijau, rasanya manis-manis pedas. Buat perut saya yang kurang ramah sama sambal, rasa pedas yang dihasilkan cabe dan paduan lainnya benar-benar aman. Heran, ya? Ya, mungkin saya bahagia dan rindu sambal, maka tubuh pun begitu mudah menerima menu Hoka Suki 3 plus sambal matah dan hijau.

Saya sempat mikir, kenapa ya HokBen mengeluarkan menu ini. Rupanya mereka melihat kalau orang Indonesia itu sangat suka pedas. Terbukti kalau cabai pasaran naik harga, masyarakat “ramai”, maksudnya banyak yang protes.

Menarik juga HokBen melakukan menu baru ini, karena pengalaman di dunia kuliner dari tahun 1985 sejak hanya 1 gerai di Jakarta. Jadi dengan begitu, sudah sangat mahir menangkap selera konsumennya. Dari 1 toko kemudian buka cabang berikutnya di Bandung hingga sekarang sudah mencapai 145 gerai. 

Foto: Blogger Bandung

33 tahun HokBen berdiri, Hoka Hoka Bento sempat mengalami peremajaan (re-branding). Berawal dari nama, logo juga merambat pada patern yang kerap menghiasi setiap gerai. Proses nama, itu berawal dari konsumen-konsumennya yang kerap menyingkat tempat itu menjadi HokBen.



“Ke hokben, yu.”
Begitu sebutan akrab untuk Hoka-Hoka Bento dengan 2 simbol anak kecil benama Taro dan Hanako.

Kalau yang saya perhatikan, orang-orang yang makan di Hokben ini rasanya nyaris tidak ada yang sendiri. Kalau tidak bareng-bareng dengan teman, makan di sana itu enaknya sama keluarga, orang tua-anak, teman-teman. Makanannya terasa lengkap, kenyang dan seperti menu rumah. 



Rupanya romantisme ini pun bisa ditangkap oleh orang kreatif HokBen, sehingga muncul filosofi patern sebagai simbol untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Dari kualitas bahan baku, sertifikat halal yang sudah tertera di no. 00160048830908, pada tahun 2007 menambah fasilitas delivery service di nomor cantik di 1 500 505, pesan online di www.hokben.co.id, bahkan sudah ada HokBenApps yang tersedia di Google Playstore & Apple Store, dan pesanan melalui kendaraan lewat (Drive Thru).

Tak hanya itu, seperti di Hokben Pasir Kaliki 160 saya menemukan suasana berbeda. Di bagian belakang ada semacam joglo ala Jepang. Duduk lesehan, menikmati makanan, menikmati angin. Nyaman sekali. Tempatnya pun cukup besar, bisa untuk acara Gathering sekitar 30-150 orang.



Gathering Rasa Lengkap
Seperti Gathering Blogger beberapa hari lalu, Blogger Bandung dan HokBen mengadakan pelatihan membuat video pendek bersama Kang Ali Muakhir dan menikmati sajian terbaru Hoka Suki.

Gathering ini menarik, selain bisa ketemu, berbincang hangat dengan teman-teman sesama blogger, kami dapat banyak ilmu perkembangan usaha kuliner HokBen dan tahapan membuat video pendek.

Dimulai dari Mba Kartina Mangisi (Communication Division Head) berbagi tentang proses perkembangan usaha, pelayanan dan makna di balik simbol-simbol desain HokBen. Menarik, saya suka sekali dengan konten yang dibicarakan Mba Kartina. Pertama Rupanya Hoka-Hoka Bento mengalami peremajaan pada tahun 2012. Dari mulai logo, nama, patern-patern yang menghiasi sudut ruang HokBen.

Meskipun logo tidak terlalu banyak berubah, tetap memunculkan 2 anak yang bernama Taro dan Hanako dalam logo tersebut. Kalau kamu datang ke HokBen seperti di pinggir jalan Pasir Kaliki 160, di sudut-sudut ruang banyak view yang menarik dan patern bulat-bulat kuning yang kerap menghiasi. Rupanya bulatan-bulatan kuning itu punya makna yang dalam, diantaranya:

1. Parent and Kid

2. Welcoming Hello

3. Friendship

4. Respect

5. Pride 

Foto: Dedew

Singkatnya, selama ini konsumen yang datang ke HokBen seringkali sekeluarga, sekumpulan teman, jarang sendiri. Setiap ada yang datang selalu disambut dengan hangat, bersahabat, peduli dengan kebutuhan konsumen dan merasa ada kebanggaan tersendiri. Benar juga, ya. Jadi, makna-makna bulatan kuning itu menunjukan keadaan-keadaan tersebut.

Selanjutnya, Pa Sunarto (store manager) menceritakan tentang gerai HokBen sering menerima berbagai pesanan. Sebagai lokasi yang strategis, dekat dengan RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin), bandara, wilayah perkantoran. Bahkan seringkali mendapat pesanan dari pihak Bandara Husein Sastranegara ketika pesawatnya mengalami delay. Atau pesanan dadakan lainnya seperti kebutuhan makan siang di kantor-kantor, ulang tahun, dan sebagainya.

Saya lihat sekeliling, gerai HokBen yang satu ini luas dan asik. Ada indoor dan outdoor. Seperti yang saya ceritakan di atas, ada joglo di belakang halaman, di tengah antara ruang utama dan joglo ada taman rumput yang terasa adem. Tak hanya itu, ada mushola untuk muslim yang hendak melakukan shalat. Lalu, saya baru ngeh, iket kepala pegawainya ada yang menggunakan udeng (iket bali), blangkon (iket khas Jawa) dan Tanjak (Iket Khas Sumatra Selatan). 




Setelah perkenalan seluk beluk dunia HokBen, kami peserta gathering diajak game memakai udeng. Ada 3 orang yang tampil ke depan, ada Bang Aswi, Dedew dan Teh Retno. Masing-masing diperlihatkan dulu cara menggunakan udeng, selanjutnya memasang sendiri dan dipilih mana yang paling rapi dan menarik. Rupanya pemenanganya Teh Retno, sekalipun cewe tapi tetep ya menang pasang udeng.

Nah, di sesi gathering berikutnya, kami dapat pelatihan membuat video pendek oleh Kang Ali Muakhir. Ini asik sekali. Dia memaparkan berbagai poin penting kalau mau bikin video dengan durasi pendek tapi menceritakan banyak hal.

Intinya, film pendek itu merupakan film berdasarkan 3 hal: gaya bertutur, durasi, micro documentary. Mungkin teman-teman pernah melihat film dokumenter yang menceritakan tentang kebersihan sungai, tolak nikah siri, dll. 


Film pendek itu menceritakan suatu fenomena yang mengajak penontonnya berfikir dan berkontemplasi tentang pentingnya menjaga kebersihan, misalnya. Bagaimana efeknya jika kita seenaknya membuang kotoran sembarangan di sungai padahal sungai itu digunakan untuk beragam kebutuhan.

Diselang itu, kami lihat beberapa contoh film pendek (dokumenter), dengan durasi pendek namun mengandung pesan yang kuat. Menulis untuk video dokumenter sama seperti membuat tulisan di blog. Bedanya ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam bentuk visualnya. Nah, apa saja sih yang harus dilakukan sebelum menulis:

1. Pra Produksi

    a. Kenali topik

    b. Riset (foto, video, rekam, catat)

    c. Membuat log line (mini script)

    d. Short list

2. Produksi

    a. Short list

    b. Selalu buka mata untuk memperkaya shoot

3. Post produksi

    a. Preview semua hasil shooting

    b. Ambil beberapa shoot, ambil yang terbaik atau namanya transcript hasil shooting

    c. Tahap script berdasarkan transcript

    d. Editing 


Ilmu yang sangat bermanfaat meski singkat.  Tapi buat saya yang sedang belajar membuat Vlog tentu bisa bermanfaat, menambah kualitas isi Vlog yang memang dibuat sesimple dan sesingkat mungkin tapi pesan yang ditayangkan sampai.

Dari sesi yang singkat, saya dapat ilmu yang lengkap. Dari konsep usaha kuliner HokBen, kearifan lokal seputar iket, pembuatan video pendek. Pemilihan tempat yang pas dan strategis, membuat gerai ini tampak menarik dan mudah ditemukan. Seperti suasana siang itu, kami semua mendapat sambutan hangat, menu lengkap, suasana menarik yang sehangat sambal Indonesia.

Bandung, 16 Maret 2018

Imatakubesar
Salah satu Shawal yang keren buat perempuan makin cantik.
Foto: Annisa

“Nama Siti Khadijah® muncul begitu saja, beliau adalah perempuan mulia yang cocok untuk menjadi label mukena sebagai alat untuk shalat 5 waktu. Biasanya, mukena ini tidak ada labelnya, saya angkat derajat mukena dengan memberi label. Dan upaya ini merupakan usaha yang dimulai dari nol dirintis bersama keluarga. Saya, suami, keluarga dan anak-anak mendukung penuh dalam proses pengembangan dan bisnis mukena ini.” 

Foto bersama owner dan keluarga Siti Khadijah.

Begitu Puan Padzilah Enda Sulaiman pendiri/CEO Mukena Siti Khadijah® (SK) menuturkan dengan penuh rendah hati. Diapit oleh suami serta anaknya yang selama ini ikut mendukung usaha mukena hingga sebesar ini. Mukena yang baru saya tahu ini, rupanya berasal dari Malaysia dan sudah dikenal di kalangan masyarakat sana. 

Uniknya lagi, suami Puan Padzilah awalnya seorang penjahit dan mendesain mukena ini adalah Puan Paudziah sendiri sampai sekarang. Menurut putranya-Mudzir-sebelum memulai usaha, ibunya melakukan observasi dan uji coba hingga 6 bulan. Konsep mukena yang diangkat pun bukan modest fashion, tapi mukena dengan konsep klasik dan bertahan lama. 





Tak heran jika mukena ini mudah dikenal dan diterima oleh masyarakat, karena konsepnya kuat. Upaya ini berbuah hasil, setiap orang yang menggunakannya merasa nyaman dengan mukena SK yang digunakannya.
Kita, seringkali mengabaikan alat untuk shalat ini. Padahal dalam sehari kita gunakan mukena minimal sehari 5 kali. Belum shalat dhuha, tahajud, shalat taraweh dan shalat-shalat sunah lainnya. Jadi alangkan bijaknya jika kita berhadapan dengan Maha Pencipta dengan kondisi pakaian yang terbaik.

“Pabrik kami ada di Jakarta, Bandung dan Tasikmalaya.” Sabtu sore itu ungkap Puan dengan tenang ketika kami melakukan ramah tamah di Gula Merah Resto. Rupanya tanggal 3 Maret 2018 lalu, di Paris Van Java Bandung, butik Mukena Siti Khadijah® grand opening diantara butik-butik lainnya. Di Malaysia ada 10 gerai yang sudah dibuka sejak 9 tahun lalu. Gerai di kota Bandung merupakan kota kedua yang telah dibuka selain di Jakarta, ibukota Indonesia. Rencana berikutnya adalah membuka gerainya di Jogjakarta.

Selain Jakarta, Bandung dibidik sebagai kota wisata yang dikenal dengan bisnis pakaian modis, makanan yang lezat dan lingkungan ramah yang menyegarkan mata. Jadi, saya fikir usaha mukena Siti Khadijah cocok menjadi kota yang tepat untuk mengembangkan usahanya. Siti Khadijah sendiri, merupakan salah satu merk mukena terkenal di Malaysia. Alasan lain butik ini di Bandung, karena berdasarkan data banyak masyarakat Bandung yang memesan produk mukena Siti Khadijah lewat online.

Butik Mukena Siti Khadijah.
Foto: Ima.

“Desain dan quality control masih dipegang sendiri, oleh saya sendiri. Jadi saya masih pusing dengan urusan quality control ini.” Ungkapnya lagi sambil tersenyum lembut.

Dengan usahanya yang semakin membesar dan menguat, tentu yang perlu diperhatikan adalah masalah kualitas produk. Buat saya pengguna mukena, saya merasakanan bahan spun polyester mukena ini lembut, adem dan nyaman di dahi dan dagu. Puan Padzilah sendiri yang kerap mengontrol kualitas bahan, detil renda dengan model klasik dan bisa digunakan segala musim. 


Ada ratusan yard bahan yang dipesan dari Jepang kemudian beralih ke korea, sementara itu pabriknya di Jakarta, Bandung dan Tasikmalaya. Sehingga melibatkan dan membuat produktif ratusan pekerja dan usaha rumahan. Meskpun pendiri dan pengelolanya adalah orang Malaysia, namun kamu akan menemukan di label mukena tersebut yaitu made in Indonesia. Sangat menarik. 

Kiri-Kanan: Ibu Atalia Kamil, Ustadzah Fatimah, Puan Padzilah.
Foto: Ima


“Saya sebagai warga Kota Bandung, merasa bahagia sekali atas hadirnya butik SK®, mengapa? Selama ini kita melihat sehari-hari, contohnya kita berdandan dan menggunakan pakaian terbaik kita kalau ingin bertemu dengan, contoh, mau bertemu walikota atau bahkan presiden. Kita tidak pernah berfikir bahwa kita akan bertemu dengan pemilik Rab kita, minimal 5 x sekali dalam satu hari. Oleh karena itu saya berbanggga hati, butik ini fokus terkait ibadah kita bagaimana dimulai dari pakaian yang kita pakai. Bagaimana kemudian kita tadi, saya juga melihat perbedaan yang dimunculkan/dihadirkan dimulai dari sisi bahan dan kualitasnya.” 

Di balik wajahnya yang cantik dan segar, Bu Atalia Kamil menuturkan pembukaan acara ini dengan kontemplatif, cerdas dan pintar.

Dalam acara ucapan peresmian, Puan Padzilah, Ibu Atalia Kamil (Ibu walikota Bandung) serta ditutup doa oleh Ustadzah Fatimah. Suasana yang eksklusif dan hangat terasa di ruang butik SK Paris Van Java. Lokasinya mudah ditemukan. Buat yang pernah ke Paris Van Java, patokannya eskalator H&M. Turun satu lantai lalu belokan pertama belok kanan, lalu belok kiri di lorong ini kami akan menemukan berlapis-lapis mukena dengan warna-warna klasik. Putih, pink, almond. 

Harmoni warna mukena cantik.
Foto: Ima.

Pokoknya bawaanya jadi pengen umrah. Insya Allah ada rezekinya, Ya Allah (aaaaamiiinnnn, Ya Allaaaaaah). Saya bilang sama suami, kalau kita umrah, saya mau mukenanya beli di sana. Bahannya adem dan modelnya sederhana. Saya suka sekali. Ternyata betul, SK memproduksi berbagai pakaian wanita ini yang targetkan untuk kenyamanan jamaah selama Umrah dan Haji. 

Next, saya pengen beli mukena yang ini  buat umrah.
Foto: Annisa

Alasan lain, biasanya kalau beli mukena, lama-lama bagian dagu kalau tidak dijahit lagi menggunakan peniti agar pas di wajah. Talinya pun begitu, kadang suka dipindahkan ke bagian atas sedikit karena terlalu bawah. Banyak reparasi sana sini. Tapi begitu saya coba mukena SK®, bagian dahi dan dagu begitu elastis. Jadi kalau kita menggerakan mulut tidak kaku, kebesaran atau kekecilan.

Hari itu saya senang sekali mendapat kesempatan bertemu muka dengan pemilik dan keluarga SK®. Saya salut, mereka begitu kompak dan saya punya keyakinan, untuk merintis, mempertahankan dan memajukan usaha berbasis keluarga ini perlu keluasan hati, ilmu dan belajar terus menerus. Tarik menarik ego satu sama lain dalam keluarga pasti ada saja, tapi semua itu bisa dilewati. Saya mestinya banyak bertanya dan banyak belajar dari mereka.

Salam hangat, saya percaya setiap tindakan yang dimulai dengan niat baik akan melahirkan nilai yang setimpal. Terlebih usaha ini pastinya ada didukung penuh oleh semesta.


Bandung, 6 Maret 2018
@imatakubesar


Beberapa hari lalu, Kayana Tour and Consultant  mengadakan acara silaturahmi dengan anggota Blogger Bandung. Kami berkumpul di kantornya di jalan Cikutra Baru VI Bandung. Acara ini merupakan bentuk membuka wawasan para pecinta travelling. Traveling yang dikaitkan dengan proses silaturahmi akan terjalin hubungan yang lebih dekat dengan Maha Pencipta.

Rupanya di acara ini, kami mengikuti pengajian dan silaturahmi dengan tema kajian Wisata Hati bersama Ustdz. Evie Efendi. Tema yang diangkat yaitu Silaturahmi Sebagai Salah Satu Jalan Pembuka Jalan Kebaikan. Sebuah acara yang sederhana di ruang utama Kayana, dihadiri oleh para pemilik, pengelola, tetangga sekitar, blogger, berkumpul, mendengarkan tuturan dan sesi tanya jawab bersama ustadz atas tema yang dibahas.

Uniknya, Ustd. Evie Efendi mengarahkan silaturahmi yang paling utama yaitu silaturahmi dengan orang tua kita. Ya Ibu, ya Ayah. Jadi beliau membahas bahwa silaturahmi itu adalah perbaikilah hubungan dengan orang tua. Selain mendoakan dalam setiap sujud kita, maka sering-seringlah menengok dan menghiburnya.

Awalnya, saya agak ngahuleng (arti: bingung, dll) kajian silaturahmi ini diarahkan kemana. Ternyata semakin dituturkan, diurai, bahwa sumber segala sumber silaturahmi itu dengan memperbaiki hubungan baik dengan orang tua. Terutama Ibu. Kajian kali ini seperti menohok hati, tepat di ulu hati.

Lanjutnya, tengoklah ibumu, karena Ibu adalah sumber doa, sumber keikhlasan, maka jalan hidup kita pun akan jadi jauh lebih barokah. Kalau ibunya ustads Evie bilang,”Ibu mah ngan hayang Evie soleh, kitu hungkul.” (artinya: Ibu hanya ingin Evie soleh, itu saja). Ternyata dengan memperbaiki, hijrah dan membangun hubungan baik dengan ibu. Jalan hidup pun menjadi jauh lebih baik dan tenang.

Saya punya seorang sahabat, namanya Iskandar. Dia sahabat kami dari zaman kuliah hingga masing-masing mempunyai keluarga sendiri. Melaluinya saya belajar banyak tentang silaturahmi. Dia sangat rajin silaturahmi ke teman-teman dan keluarga teman-temannya.

Jika Iskandar dan istrinya ke Bandung bisa dipastikan mampir ke rumah untuk menengok Amih. Amih adalah ibu semua sahabat-sahabat saya. Dia selalu bilang, kalau saya ke Bandung saya upayakan mampir, karena silaturahmi itu baik. Ia sering bilang bahwa silaturahmi itu sangat penting, memanjangkan umur dan rezeki. Tentu dengan arti yang luas, dengan silaturahmi memberi efek domino pada berbagai usur kehidupan. Seringkali dengan silaturahmi, kita akan kembali terhubung pada banyak hal.

Saya satu rumah dengan Amih pun kadang tidak seantusias Iskandar jika harus bertemu Amih. Itu karena saya anak bungsu dan mendapat amanat untuk tinggal serumah dengan Amih dari sebelum menikah hingga kini beranak 2. Mundur maju 3 meter saja kami akan bertemu. Di dapur, di meja makan, di teras, di kamar tidurnya. Makan satu meja, dapat oleh-oleh dimakan bersama, ada tamu saya yang menghadapi, kadang kami saling berdiskusi atau kami mendengarkan nasehat Amih. Mungkin inilah hikmah besar berada dalam satu rumah bersama Ibu.

Dahulu, bukannya tidak mau pisah rumah setelah menikah. Sejak awal akan menikah, saat itu calon suami, diminta untuk tinggal dan menemani Amih. Alhamdulillah, dia setuju dan suami termasuk orang yang eazy going dan mudah beradaptasi. Jadi, tak ada kekhawatiran yang membuat Amih dan suami merasa tidak nyaman.

Balik lagi ke uraian ustadz Evie dengan pentingnya silaturahmi , beliau bilang bahwa silaturahmi yang paling utama adalah dengan Ibu. Sering-seringlah mengengok dan bahagiakan hatinya. Jika itu sudah terjadi, maka segala urusan akan dimudahkan. Kalau perlu minta maaf tiap bertemu, sujud dan cium kakinya. 




Cukup gelisah mendengarkan tuturan ini. pasalnya, setiap hari saya bertemu. Hidup satu rumah bukan berarti selalu nyaman, tentram, atau enak bisa hidup gratisan (kata seseorang mah). Tapi ada saja beberapa nilai-nilai hidup kami berbeda. Dari urusan masak, beres-beres, dalam menghadapi anak-anak, dll. Bisa jadi ini terjadi karena masalah sudut pandang, Amih kadang tetap melihat saya sebagai anak yang terlihat masih “anak” (kecil), padahal sekarang saya telah memiliki suami dan beranak 2. Juga pandangan saya bisa jadi tidak sanggup melakukan hal yang diharapkan.

Bahkan sempat kepikiran, bagaimana kalau saya keluar dari rumah ini agar tidak terjadi proses-proses yang membuat Amih kesal sama saya. Sebab saya takut jika Amih kesal itu akan membuat dosa dan berakibat buruk pada kehidupan saya. Saya beranggapan seandainya seminggu sekali ketemu, mungkin tidak terlalu muncul masalah. Itu dalam pikiran sempit saya.

Suami saya yang selalu mengingatkan kalau saya sedang berbeda pendapat dengan Amih. Begitupun ketika pertanyaan ini dilontarkan dan Ustadz Evie bilang kalau Nabi Ibrahim tidak meninggalkan orang tuanya sekalipun orang tuanya adalah pembuat berhala. Tentunya Amih saya beda, beliau adalah panutan. Orang tua yang sudah berusia 90-an, fisik masih kuat, soleh, sangat. Rupanya, silaturahmi yang harus saya kerjakan adalah bersikap baik dalam keseharian dengan Amih. Perkuat sabar, sabar, sabar. Ya, sabar. 




Bagaimanapun, Ibu haruslah dihormati apalagi Amih-ibu yang sangat baik. Nabi Ibrahim saja orang tuanya menyembah berhala tapi tetap bersikap baik apalagi Amih.

Dari sini saya faham, silaturahmi saya dengan Amih adalah dengan memperbaiki sikap. Sikap sehari-hari saat bicara, bersentuhan, lebih perhatian apa yang dibutuhkan Amih tanpa perlu diminta, tanpa perlu bilang tolong tapi saya harus lebih peka dalam menghadapi Amih. 



Melalui acara yang diselenggarakan oleh Kayana tour and event consultant, saya seperti diberi kekuatan (biasanya malu) untuk bertanya dan mendapat jawab dari kegelisahan saya selama ini. Lebih dari itu sepertinya saya mendapat petunjuk dari Allah untuk melunakkan hati. Saya beruntung bisa datang ke acara ini meski agak terlambat sedikit. Terima kasih Kayana tour and consultant karena sudah mengadakan acara yang penuh hikmah.

Bandung, 3 Maret 2018

Ima