Hari Sabtu 13 Januari 2018 lalu, saya dan Teh Rinrin datang ke Wisata Wakaf Kebun Buah Naga. Rupanya kedatangan kami bersamaan dengan adanya acara Care Visit yang dihadiri oleh berbagai perwakilan personal maupun perusahaan. Mereka datang untuk mendapat edukasi manfaat wakaf perkebunan, pengalaman panen dan petik sendiri.

Pengalaman yang menarik, saya bisa melihat kebun buah naga yang menghampar hingga 10 hektar. Tak hanya kebun, rupanya ada penginapan juga dengan dinding kayu yang unik dan minimalis. Begitu ke teras, pemandangan yang tampak kebun buah naga, buah pepaya, nanas dan pegunungan yang menjulang tinggi dipenuhi pohon-pohon rimbun, pohon pinus, angin, burung-burung beterbangan. Suasana yang sangat nyaman. Kata Teh Rinrin, beberapa bulan lalu baru ada 2 penginapan, sekarang bertambah 2 lagi. Jadi ada 4 penginapan, mushola, toilet umum dan saung yang cukup besar untuk tempat pertemuan. 



Menariknya, perkebunan ini bukan milik perseorangan tapi tidak ada pemiliknya. Kok, ya bisa? Karena diolah dari dana wakaf umat, dikumpulkan, lalu dananya dikelola menjadi Agroindustri Perkebunan Buah Naga. Tak hanya itu, siapapun bisa langsung datang ke sana, menikmati buah naga organik, bisa beli makan di tempat atau dibawa pulang. Semacam wisata kebun, merekatkan dan melebur diri dengan alam. Sebagai bahan perenungan, bahwa manusia tidak bisa lepas dari segala unsur alam.

Rupanya di perkebunan buah naga ini, tidak hanya melayani kebutuhan buah naga di masyarakat. Siapapun bisa datang ke perkebunan untuk merasakan pengalaman dan mendapat edukasi perkebunan buah naga bersama para petaninya. Wisata ke perkebuan buah naga ini, kamu tidak hanya beli dan datang tapi ada nilai wakaf di dalamnya. Kita bisa keliling sambil petik di tempat dan buahnya timbang, hasil jual belinya kembali dikelola untuk kebutuhan kebun, orang-orang yang mengolah dan orang-orang yang membutuhkan. Perputaran kehidupan yang romantis seperti tetumbuhan yang lahir dari satu bibit. 




Tak hanya Dompet Duafa, ada community enterprise yang mempunyai peran pembinaan dan pengembangan kapasitas dalam organisasi Masyarakat Mandiri. Masyarakat Mandiri ini mempunyai banyak peran penting selain sebagai produsen dan anggota koperasi tetap, dapat membangun dan memelihara produksi, keahlian, meningkatkan pendapatan, membangun jaringan dan manfaat program meluas.

Ada yang menarik, salah satu yang mengelola perkebunan ini ada anak muda bernama Gilang, 23 tahun. Ia ikut terjun bersama bapaknya-Bapak Ade. Pak Ade adalah seorang petani sejati sejak lahan-lahan itu ditanam buah nanas. Katanya, Ayah lah yang menginspirasi Gilang untuk kembali ke Subang. Sebelumnya dia pernah kuliah di Bandung, lalu pergi ke Jogjakarta untuk usaha bersama kakaknya. 




Begitu melihat semangat dan pertumbuhan kebun buah naga yang dikelola Ayahnya yang bersinergi Dompet Duafa, Masyarakat Mandiri dan berbagai pihak, Gilang tersentuh, bersemangat, mulai ikut terlibat memberdayakan perkebunan tersebut tahun 2015. Sepotong kisah yang tidak biasa, seorang anak muda dari daerah yang kembali ke tanah kelahirannya, berkarya dan mengembangkan potensi alamnya.

Betul kata mantan presiden RI pertama Soekarno,”Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Itu yang terjadi di Cijambe, tidak hanya Gilang, anak-anak muda yang terlibat di Kebun Agroindustri Dompet Duafa, ada Kang Aris yang begitu bersemangat melihat berbagai potensi dan terbuka terhadap berbagai hal. Kang Aris merasakan pergerakan yang menarik, dia menjelaskan,”Pohon buah naga ini pelihara secara organik, pupuknya diambil dari kotoran peternakan kambing dan sisa kupas nanas dan tumbuhan sisa menjadi pakan kambing.”

Semangat ini tumbuh bersama 90 orang masyarakat, diantaranya 30 orang bertanggung jawab memegang perkebunan buah naga, 30 orang mengupas-sortir dan 30 orang mengelola peternakan untuk Tebar Hewan Kurban (THK). 


Bersama pertumbuhan ini, saya dikenalkan dengan Kang Agung yang sudah terlibat sejak tahun 2013. Beliau terjun langsung mendampingi petani dari Wakaf Produktif Dompet Duafa sehingga terus berkembang menjadi Masyarakat Mandiri dalam mengelola lahannya dan sudah mampu memenuhi kebutuhan perputaran perkebunan. God Speed, berkah, buah naga organik ini sudah sampai di export ke Eropa. Pergerakan rantai kehidupan yang sangat menarik.

Di tengah pertemuan Care Visit itu hadir juga Camat Cijambe, Bapak Udin Jasudi memaparkan,”Ada 25 keluarga petani merasakan manfaat wakaf produktif duafa ini. Dampaknya para petani di sini jadi berdaya.” Sebuah proses wakaf yang memberi efek domino bagi proses kehidupan di tanah lokal.

Kembali ke beberapa tahun lampau, wilayah Subang ini terkenal dengan hasil nanas yang manis dan kebun teh yang kokoh pada zamannya. Namun, ketika Presiden Soeharto turun pada tahun 1998, bisnis ini pun ikut berhenti dan pelan-pelan berhektar-hektar lahan mati. Pengusaha dan petani kehilangan pekerjaan, anak muda memilih untuk keluar daerah dan bekerja ke kota. Dan lahan-lahan di sekitar mulai banyak dibeli oleh pihak swasta.



Ditengah suasana petik buah naga, Pak Yuniarko (Direktur Mobilisasi Wakaf Dompet Duafa) menjelaskan tentang maksud wakaf perkebunan disini,

”Seringkali masyarakat salah kaprah tentang penerapan wakaf. Banyak orang mewakafkan dananya untuk pemakaman dan masjid. Sebaiknya wakaf itu bentuknya produktif. Beda dengan zakat, shadaqah, jika kita memberi ke orang maka terserah si penerima mau menggunakan untuk apa. Tapi wakaf itu harus dikelola, produktif dan memberi manfaat untuk orang-orang. Seperti dunia pendidikan, kesehatan, mini market, rumah sewa, dan sebagainya.”

Seperti sistem Wisata Wakaf Kebun Buah Naga Ini, dana wakaf diolah menjadi perkebunan juga peternakanan. Bagi pengunjung yang datang dan membeli buah naga, hasil jual beli itu digunakan kembali untuk perputaran program Agroindustri. Proses ini tentu saja bisa menghasilkan dan memberi banyak manfaat bagi berbagai lapisan masyarakat. Ini menariknya, wisata kita tidak hanya mendapatkan self healing bagi pengunjung, karena pengalaman mendapat keindahanan alam, namun kita pun bisa memberi kontribusi bagi pertumbuhan kehidupan itu sendiri. Kebaikan yang saling mengikat seperti mata rantai, menguatkan satu sama lain. 


Orang yang memberi wakaf ke dompet duafa ini beragam lapisan, bahkan ada yang mewakafkan dananya Rp. 10.000 tapi manfaatnya luar biasa. Buat umat muslim ada hadist yang sudah sangat akrab, yaitu Imam Muslim dari Abu Hurairah,

”Apabila seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah amal perbuatannyakecuali drai tiga sumber, yaitu sedekah jariah (wakaf), ilmu pengetahuan yang bisa diambil manfaatnya dan anak soleh/solehah yang mendoakannya.”

Kalau kamu mau ikut program ini sangat bisa, ada Gerakan Sejuta Wakif yang nilainya dari Rp. 10.000-terserah berapa saja tiap bulan. Bisa juga dijemput asal tinggal di daerah Jabodetabek dengan minimal wakaf Rp. 1.000.000,-.

Nah, kembali ke Wisata Wakaf, untuk tiba di lokasi Kebun Buah Naga Dompet Duafa ini, patokannya dari Jalan Nagreg Subang. Buat yang memakai kendaraan umum, dari pinggir jalan bisa langsung pakai ojek ke perkebunan dengan menyebutkan Perkebunan Buah Naga Dompet Duafa. Karena, di Cijambe ini ada beberapa titik perkebunan buah naga dengan pemilik yang berbeda-beda.

Pada tahun 2013 dengan berbagai proses yang panjang, Dompet Duafa menginisiasi pendirian Agroindustri dengan program Wakaf Produktif berhasil membebaskan lahan perkebunan hingga 10 hektar. Lalu mulai melakukan kordinasi kemitraan/pendampingan dengan Rumah Industri, seperti mengolah bahan baku jadi produk turunan (pure, selai, sirup, dll), manajemen produksi dan standarisasi mutu, pemasaran hasil produksi pure/pasta nanas.

Kehidupan di Cijambe kembali bergerak, investasi para wakif mengalir manfaat pada setiap yang menggunakannya. Dari yang mengelola lahan hingga perolehan keuntungan pun diberikan pada kaum duafa. Kebaikan ini akan terus mengalir dan membesar, karena disadari atau tidak disadari banyak sekali unsur kehidupan yang menerima manfaat dari jumlah wakaf yang kita berikan bagi kehidupan. 


Ibarat sebutir biji yang tumbuh menjadi pohon, pohon ini menghasilkan puluhan buah. Dalam buah itu terdapat biji-biji yang akan menjadi bibit. Bibit ini kemudian disebar, maka akan tumbuh puluhan pohon. Dan pohon-pohon ini menghasilkan ratusan buah, dari ratusan buah ini menghasilkan ratusan bibit, tumbuh menjadi pohon-pohon lalu menghasilkan ribuan buah begitu seterusnya. Begitulah wakaf akan selalu menjadi doa yang berlipat-lipat dan kebaikan yang menembus langit.

Bandung, 26 Januari 2018
@imatakubesar
Kreatifitas perempuan zaman sekarang.
Foto: Ima
Perempuan zaman now (hohoo... kena virus ‘zaman now’), baik rentang usia 20-30 tahun dan 30-45 tahun, makin kreatif dan produktif. Bidang yang mereka anyam beragam, dari kegiatan dalam dan luar ruang dijejalinya. Dari bidang fashion designer, street fotografer, pengajar, ibu rumah tangga, handmader, seniman, event organizer, mc, online shopping, dokter, pekerjaan kantoran, pengemudi kendaraan online, dll.

Zaman semakin membuka kesempatan dan menciptakan peluang-peluang berkarya. Seperti kreatifitas desain fashion muslim yang menjamur, bisa kita lihat karya-karya nyatanya di website Hijup. Banyak sekali brand yang dipajang dengan beragam bentuk dan selera. Di balik semua itu, banyak tangan-tangan kreatif muslimah dalam menciptakan karya fashion yang cantik-cantik.

Saya tahu online shop Hijup ini 3 tahun yang lalu, waktu mereka ikut acara Indonesia Fashion Week di Jakarta, ini linknya. Saya sangat terpesona, baju muslim sekarang bagus-bagus. Dari fashion yang menggunakan cadar, klasik, formal, sporty, teens, kalau kesukaan saya seputar cardigan, tunik dan palazzo. Asiknya lagi, dengan kualitas baju yang bagus, sering ada discount, sekarang saja sampai tanggal 28 Februari 2018 ada potongan hanga sebanyak Rp 50.000 kalau belanja minimal Rp. 250.000. Kamu cukup pakai kode voucher ini: HIJUPBMUBANDUNG. Banyak pilihan model baju, harga, yang bikin saya rada greget mau belanja. Soalnya, bisanya bahan, hasil jahit suka lebih oke.




Di bilik semua itu, kita bisa lihat bahwa perempuan muslim semakin kreatif dan terlibat dalam menumbuhkan beragam unsur kehidupan. Dari sisi lain, bidang kerja yang melibatkan passion ini, sering membuat perempuan lupa waktu dan kurang memperhatikan kesehatan diri. Seringkali, waktu bukan lagi hambatan, malam pun menjadi siang.

Seperti kita tahu aktifitas perempuan yang sudah menikah seperti tidak ada habisnya. Dari urusan rumah tangga, pekerjaan, aktifitas-aktifitas sosial yang menyita tenaga dan pikiran. Meskipun ada kesempatan untuk merawat diri, dia memilih mengurungkan kesempatan ini dan menggunakan untuk melakukan sesuatu untuk orang-orang sekitar dan pekerjaannya. 



Badan perempuan itu cenderung sensitif, dari urusan jerawat, haid tiap bulan hingga persalinan. Banyak situasi yang memancing stress, efeknya rambut rontok, jadwal datang bulan tidak stabil dan keputihan. Pakaian tidak dicuci bersih, cenderung mudah gatal-gatal. Biasanya kesehatan perempuan itu suka menyerang seputar rahim dan bagian intim. Oleh karena itu, mau tidak mau kita sebagai kaum perempuan sudah sebaiknya memperhatikan badan agar kesehatan dan kesegaran tubuh lebih terjaga. Dengan begitu, proses berkarya pun jadi lebih menarik dan asik.


Di acara Hijup Blogger Meet Up X Arisan Resik di Kota Bandung seperti mengingatkan para undangan untuk kembali memperhatikan kesehatan area kewanitannya. Tentang hubungan antar perempuan berkarya, upaya menciptakan hubungan keluarga harmonis dengan menjaga kesehatan bagian intim. Acara yang menyenangkan agar perempuan lebih peduli terhadap kesehatan bagian intim.

Di acara ini, kami dikenalkan dengan salah satu instagramer dan wirausaha fashion muslimah. Perempuan cantik ini berbagi tips tentang pentingnya menjaga keharmonisan keluarga, menjaga kesehatan bagian intim dan kesegaran tubuhnya meskipun sibuk. Cara sederhana yang kerap dilakukannya adalah dengan mencuci bagian intim dengan rebusan daun sirih. Cara ini merupakan prilaku turun menurun dan terbukti secara klinis bahwa daun sirih merupakan antiseptik alami.

Beruntungnya tinggal di negeri tropis, tumbuh-tumbuhan yang mengandung obat mudah diperoleh. Seperti daun sirih, daun jambu batu, kunyit, dan banyak lagi. Dari urusan batuk, sakit panas, hingga kesehatan bagian intim semua ada. Nah, karena pengolahan jaman dulu itu, banyak tahapannya dan kerap ribet (kalau dipraktekan ke zaman sekarang yang serba instan dan mudah) jadi banyak sekali obat-obatan alami dikemas dan digunakan secara mudah dan praktis.

Bersamaan dengan perkembangan ilmu dan teknologi, rebusan daun sirih pun tersedia dalam bentuk kemasan. Mudah menggunakannya rebusan daun sirikh kemasan ini, tinggal kocok sebelum digunakan, tuangkan secukupnya ke telapak tangan lalu usapkan ke area kewanitaan. Kemudian bilas hingga bersih.

Nama rebusan daun sirih alami ini adalah Resik-V Godokan Sirih, yang merupakan antiseptik alami. Bahan-bahan yang digunakan pun masih sama terbuat dari rebusan daun sirih dan diperkaya dengna Ekstrak Rumput Fatimah. Fungsinya sama seperti rebusan daun sirih resep leluhur kita, yaitu membersihkan dan memelihara kesehatan area kewanitaan, mencegah dan mengatasi keputihan, gatal-gatal serta mengurangi bau tidak sedap. Menariknya lagi, secara mikrobiologi terusji membantu mengurangi jumlah jamur penyebab keputihan (jamur Candida Albicans).

Dunia perempuan dan pergerakannya seperti tak ada habisnya. Seperti di akhir acara ini, kami para blogger diberi kesempatan untuk mendapatkan workshop handlettering bersama komunitas Bandung Menulis. Kami diberi handout cara membuat handlettering dan dipraktekan menggunakan kuas dan tinta. Ternyata susaaah. Tangan saya yang biasa megang bolpoin dan menulis di buku harian aja penuh perjuangan untuk membiasakan diri menarik garis sampai nyaman.

Meskipun hanya sebentar tapi sesi sharing dan demo dengan tema Modern Calligraphy ini membukakan referensi dunia lain selain dunia yang tenga saya geluti sekarang: menulis.

Jika ditekuni, bidang ini merupakan bentuk karya yang menarik. Selain bisa menciptakan kreatifitas karya seni juga membuat dirinya semakin berdaya di tengah-tengah kehidupan yang beragam. 


#mengatasikeputihan #keputihan #Manfaatdaunsirih #HIJUPevent #HIJUPbloggersmeetup #HIJUPmeetupBandung

Bandung, Desember 2017

@imatakubesar