Pagi. Pagi sekali di
bulan Syawal, saya merasa bulan Ramadhan kali ini seperti menguap. Waktunya terasa lebih cepat dari bulan Ramadhan
tahun-tahun lalu. Pergi begitu saja
seperti angin. Bulan Ramadhan adalah
bulan yang spesial, setiap langkah yang kita lakukan mendapat pahala yang banyak
bahkan tidur kita pun bernilai ibadah. Di bulan ini, umat muslim wajib tidak
makan, minum dan tidak melakukan hubungan suami istri dari fajar hingga
terbenam matahari. Selain mengendalikan
hal-hal fisik, kita pun diwajibkan mengendalikan diri dari emosi-emosi
negatif. Seperti , marah, iri, dengki,
membicarakan orang lain, sombong, dan lain sebagainya. Mudah?
Tidak, tidak mudah. Sekalipun
kamu sudah tahu ilmu agama, proses pengendalian diri terutama masalah hati sering
menggoda kita.
- By Ima Rochmawati
- On Juli 10, 2015
- 2 comments
Malam itu, saya, Alif, Ulu, Mba Ratri dan Euis menelusuri Kota Bandung dengan menggunakan fasilitas Uber. Ya, bukan Uber yang kita kenal sebagai panggilan pendek untuk daerah Ujung Berung, tapi Uber ini artinya cepat. Kami memakai Uber ini sama-sama untuk tujuan yang berbeda, Mba Ratri minta berhenti di jalan Sultan Agung (Dago), saya ke Ledeng, Euis ke Dipati Ukur dan Ulu ke Ciparay. Kami semua diantar sampai tujuan satu per satu dengan driver yang enak diajak ngobrol, kendaraan bersih dan nyaman. Jangan harap kendaraan ini ada tulisan UBER, karena tak ada tanda-tanda seperti “Taksi”, "Rent Car" atau sejenisnya, jadi kita seolah memakai kendaraan sendiri. Bahkan, kita tak perlu mengeluarkan uang cash di tempat, tapi begitu kita pesan , naik kendaraannya dan tiba di tempat, pembayaran akan langsung di potong dari kredit card kita. Dan fasilitas ini ada di Bandung, lho, baru 1 bulan jalan. Saya fikir, orang yang menelurkan ide ini keren banget dan out of the box, bisa memanfaatkan teknologi dan menciptakan sistem baru dalam dunia transportasi.
Foto: Ima. Suasana hangat di Bober Cafe saat pertemuan dengan Id Geek Girls. |
- By Ima Rochmawati
- On Juli 07, 2015
- 8 comments
Foto: Ima. Kue Keju bikinan Ida. |
Di awal-awal puasa, sahabat saya sejak SMA-Ida datang ke
rumah bareng anak-anaknya yang cantik.
Dia bawakan kue keju dan kue salju, karena tanggal 5 harus sudah mudik
ke Padang. Aduh, pikirku, gawat, kue
keringnya sudah datang. Usianya pasti
tidak akan lama karena saya bakal tergoda buat mengicip-icip lalu habis. Tapi saya bertekad, pengaman toples kue
kering ini mau saya buka nanti di hari raya.
Hari raya itu masih lama dan sampai suatu malam, perut tidak tertahankan
dan mencari berbagai cemilan. Ternyata
yang ada cumu dua toples kue ini yang masih di plastik dan berpita. Tekad itu kalah, saya bongkar plastik dan
hiasan pita pink yang lucu lalu dilahap beberapa bongkah saja. Malam berikutnya, rasanya sulit dilupakan,
jadi saya pun menyicip dan akhirnya jadi teman menulis disetiap malam.
Di bulan Ramadhan, malam menjadi ajang seru untuk menyicipi
makanan yang tidak bisa dimakan di siang hari karena siang hari tidak boleh
makan dan minum. Setelah pulang taraweh,
menjadi momen asik buat ngobrol dengan keluarga sambil melahap beberapa camilan
sisa berbuka. Tinggal di gang itu selalu
hangat dengan penjaja makanan seperti cuanki dan baso tahu, jadi, kadang-kadang
makanan ini sering menjadi incaran buat jajan.
Nah, kalau sedang tidak ada makanan yang bisa disantap akhirnya kue
kering itu menjadi korban. Sepertinya saya tidak akan berhasil mempertahankan kue keju ini sampai hari idul fitri tiba.
- By Ima Rochmawati
- On Juli 06, 2015
- 6 comments
Sebagai mahluk sosial, manusia mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi
dan berbagi banyak hal. Blog dan media sosial
lainnya merupakan salah satu ‘alat’ bersoasialisasi menembus batas dan
waktu. Dimanapun kita berada, kita dapat
membangun, menjaga dan memperbaiki hubungan sosial. Hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang yang
senang memelihara hobinya dengan memanfaatkan blog dan sosial media untuk
mengasah dan mengembangkan diri. Seperti
orang yang senang traveling, dia tidak hanya mengabadikan dalam sebuah
foto. Tapi ia dapat memanfaatkan blog
untuk mengabadikan perjalannya sehingga semua orang dapat menikmati bahkan
mendapat informasi tentang destinasi traveling itu. Pembaca pun bisa langsung berkomentar
sehingga muncul interaksi yang hangat antara blogger dan pengapresiasinya,
bahkan blogger dan blogger pecinta hobi yang sama. Ketika seseorang bertemu dengan sekelompok orang
yang memiliki hobi sama, maka disini akan terbangun sebuah kehidupan menarik. Salah satunya blogger.
Dokumen: Blogger Bandung |
Hari Jumat tanggal 3 Juli 2015, momen "Basreng atau Buka Puasa Bareng Blogger
Bandung dan Kaos Gurita” menjadi ajang kumpul Blogger Bandung di Piset Square
Mall Buah Batu. Selama ini, para blogger
mempunyai kehidupan sendiri di balik aktifitas dan kreatifitas memaksimalkan
fungsi blog, menciptakan rangkaian kalimat unik dan foto-fotonya. Saya sendiri merasa, ajang pertemuan
dengan para blogger selalu memberi amunisi dan energi semangat berkarya
lebih baik dan tentunya memelihara jaringan.
Beberapa blogger yang datang sudah kenal, ada juga yang kenal sebatas di
media sosial lalu menjadi lebih akrab saat bertemu langsung. Ternyata, hubungan baik di dunia maya perlu
dipelihara dengan pertemuan
langsung. Kami sepakat, di acara ini
tidak ada yang ngoprek gadget untuk
berbagi aktifitas di media sosial. Sehingga
pertemuan dengan para blogger pun menarik, obrolan menjadi beragam, tentang
anak, jerawat, oncom, makanan pedas, bahkan ada yang mencuri-curi latihan foto
gorengan dan cabe di suatu sudut meja. Makin
lama suasana semakin bertambah renyah dari berjabat tangan hingga melaju ke
aktifitas memicu adrenalin dan tawa seperti gorengan yang menjadi sajian di
sore itu. Membumi dan akrab di lidah.