Hoooh… Liburaaaan. Kenapa yah, aura liburan kali ini terasa beda. Mungkin, bisa jadi, karena, setengah tahun ini ada rutinitas pagi yang tidak bisa ditawar-tawar, yaitu menyiapkan baju seragam, alat-alat sekolah, makan pagi, belanja buat seharian, antar jemput anak ke sekolah, mengerjakan PR. Segala sesuatu yang mengulang rutinitas masa-masa sekolah. Anak saya baru kelas 1 SD, sementara terakhir saya sekolah SMA tahun 1996 dan beres kuliah tahun 2001. Disiplin menjalani masa-masa sekolah seperti mengejar waktu dan tugas-tugas sekolah sudah lama sekali dilewati. Sekarang, saya berasa masuk sekolah lagi, beda rasanya ketika anak pertama saya waktu sekolah SD dan sekolah TK.  Sekolah SD itu semacam ada energi yang lebih bersemangat untuk sekolah.  Nah jadinya, rutinitas harian yang harus di geser lebih cepat agar perhatian seisi rumah terpenuhi.  Semua ibu pasti ngerti sibuknya pagi hari.




Tiba-tiba, awal hari liburan saya mau makan pagi dengan lontong kari sama sambal goreng kentang, mau kue-kue, dan jalan-jalan, meskipun aslinya tetap sarapan nasi goreng dan orek telur, hahaaa...  Liburan kali ini pun dilengkapi dengan cuaca yang sangat, sangat, sangat hangat beberapa hari ini, aaah... ini yang menghangatkan hati.  Dibalik jendela terasa lebih berwarna. Saya sukaaaaa… 

Liburan kali ini semacam perayaan diri? Hmmm… bisa jadi, bisa jadi. Sebegitunya, ya. Iyaaaa… karena pekerjaan saya banyaaaaak, kamu juga, kan?  Pekerjaan rumah sih, pekerjaan yang nyaris tidak ada beresnya yang harus ditambah antar jemput anak.  Asik sih sebenarnya, tapi kalau rutin, kadang-kadang ada masanya cape juga.  Okeeeh! kalo gitu asiknya liburan sekarang diisi apa, ya? Kayanya bakal menarik bikin program harian yang menyenangkan buat anak-anak. Biar liburan mereka berasa asiknya.  Meskipun agak "malas" menuju destinasi wisata, karena setiap orang tahu lalu lintas jalanan di Kota Bandung saat liburan seperti ini harus sabar sama macetnya.  malas keluarnya aja, tapi kalo udah sampai ke tempat asik, ko.

Jadi, sepertinya jalan ke tempat wisata sekali dua kali aja.  Ini pun didukung dengan keadaan dana keluarga tidak leluasa.  Tapi saya mau anak-anak merasa terkesan dan semangat lagi nanti pas waktunya masuk sekolah. Saya maunya liburan kali ini anak-anak bisa mengekplore alam, ada kegiatan fisik, belajar ngaji dan shalat, ada acara menggambarnya, bikin kriya-kriya lucu lucuan. Hmmm… tampaknya harus bikin program kecil-kecilan, nih. Yang pasti sih bisa aja dijalankan asal masih seputaran Bandung, yang dekat-dekat rumah, sesuai dengan dana. Lha, Bandung kan banyak banget tempat menarik dan murah, kalau buat anak-anak pengalaman apapun bakal asik, asal kita pun asik terlibat aktifitas mereka.

Coba dulu deh list tempat-tempat dan kegiatan yang menarik buat mengisi liburan anak-anak:

1. Berenang

Nah, berenang ini kayanya hampir semua anak-anak suka. Sekalipun belum bisa berenang dan cuma main air saja. Berenang bisa jadi pilihan di hari pertama liburan, nih. Kebetulan di dekat rumah seputaran Setiabudhi ada kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Di kampus ini menyediakan tempat olah raga standar internasional, salah satunya tempat berenang juga. Masyarakat umum juga bisa masuk, tapi harganya lebih tinggi sedikit. Kalau gak salah tiket masuknya Rp 10.000–Rp 20.000.  Lumayan, kan.  Murmer, dekat dan pulangnya bisa beli kue cubit kesukaan anak-anak.  





2. Trekking dan pengenalan alam

Nah, ini bisa ajak mereka ke Tahura (taman hutan raya) daerah Dago Pakar. Di Tahura, anak-anak bisa diajak menikmati pohon-pohon, jalan kaki dan mengenal benda-benda alam. Anak-anak senang, mamahnya juga soalnya suka banget lihat yang hijau-hijau. Lihat pohon sama dengar suara burung aja, saya mah sudah segar lagi, tapi masa harus jalan-jalan ke taman UPI lagi.  Tiap hari kami melintas UPI menuju sekolah Alif. 

Nah, biasanya kalau di tempat banyak pohon kaya gini suka ada buah cemara yang jatuh, biji-bijian, daun dan ranting kering. Kita bisa sekalian kumpulin dan di rumah bisa dibikin kriya. 



3. Taman Lalu Lintas

Kayanya bakal menarik ajak mereka main ke Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Taman bermain ini, tempat yang cukup legendaris, dari jaman saya kecil sudah ada. Saya masih inget, dulu sama teman-teman pernah mengisi acara untuk acara kesenian.  Kakak saya yang melatihnya. Pengalaman yang tidak terlupakan, selepas isi acara kami naik kereta masih dengan kostum lengkap.  Segitu aja anak-anak punya ingatan yang membahagiakan. Nah, saya mau, anak-anak merasakan dan mendapat antusias bahagia pada pengalaman masa kecilnya. 



4. Mengaji dan Shalat

Nah, ini PR gede banget buat saya. Tampaknya selama liburan ini, setiap hari belajar ngaji dan shalat. Setiap pagi kayanya bakal asik dan masih, sekalian shalat dhuha.  Kalau siang, bawaannya mau main sama teman-teman.


5. Bikin kue bareng

Biasanya, anak-anak suka lihat mamanya masak. Sebatas lihat, kocok telur dan sesekali suka dilibatkan beli bahan-bahan masakan yang kurang di Warung Aki. Terutama anak pertama sih, karena dia sudah 7 tahun. Oke, bikin apa, ya? Bikin list dulu kayanya. Mengisi liburan sambil bikin camilan enak buat anak-anak, hmmm... pasti mereka suka.  List dulu aja deh:

- Bikin donat kentang? Hmmm… menarik, nih.

- Bola-bola cokelat

- Cheese stick

- Risoles cokelat

- Ada ide lagi?


6. Ke Museum

Lha, kenapa baru terfikir di poin ke-6, ya? Baiklah, sepertinya bakal menarik bawa anak-anak ke museum geologi Bandung. Harus browsing jam masuk, biaya dan persyar
atan lainnya.  Tapi tempat ini agak jauh sih dan banyak tempat kuliner yang bisa bikin anak-anak (mamanya sih) senang. Hehe...

Sepertinya segitu cukup, tinggal menentukan kapan dilakukan dan menyusun jadwal harian buat anak-anak.

Wuaah… 2 minggu liburan, nih. Selamat liburan semuanya.



Bandung, 25 Desember 2016
@imatakubesar


Bandara Husein Sastranegara.
Foto: Ima

Tanggal 13-15 Desember 2016, saya bersama 61 bunda yang berasal dari belahan kota seluruh Indonesia berkumpul dan mengikuti berbagai workshop bersama tim SGM di West Lake Resort Jogjakarta. Sebuah pengalaman berharga dan perjalanan “spiritual” yang menarik. Di sana saya bertemu dengan peserta workshop Mom Ambassador SGM 2016 dari berbagai daerah. Ada yang dari Bangka, Medan, Jakarta, Depok, Bandung, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Jogjakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Menado, Lombok dan banyak lagi. 3 hari yang menakjubkan, perjalanannya, orang-orangnya, suasananya, acaranya, tempat menginapnya dan makanannya. Beberapa hal yang langsung mengikat pada ruang bahagia saya begitu sampai di resort adalah disambut hangat oleh bunda-bunda yang sudah sampai duluan, perhatian dan ramenya sangat menyenangkan hati. .

Tadinya saya ada rasa khawatir akan merasa sendiri karena tidak kenal siapapun selain 2 (dua) peserta dari Bandung yaitu Winursih dan Raisa Hakim. Ternyata begitu sampai mendapat sambutan dan obrolan yang riang gembira dari para bunda, saat itu saya merasa yakin bahwa saya akan melewati acara workshop ini dengan menyenangkan.

Tulisan di atas semacam pembuka, saya mau cerita dari awal keberangkatan.



Minggu, 11 Desember 2016

Dua hari menjelang keberangkatan, tim penyelenggara menghubungi langsung lewat telepon, bahwa tiket pesawat sudah dikirim melalui email saya. Begitu mendapat kabar bahwa saya akan naik pesawat menuju Jogja, saya menahan diri untuk gembira, tapi saya tersenyum lebar lalu mendekati Ayah (sebutan untuk suami).

“Ada apa, Mah?”

“Ayah, tiket pesawat sudah dikirim lewat email.”

“Hah? Mama ke Jogja naik pesawat?”

“Iyah, dia juga bilang kalau nanti ada yang jemput ke rumah.”

“Jadi?”

“Iya, Ima di jemput dari rumah ke bandara dan nanti di Bandara pun sudah ada yang mengurus tiket pesawatnya. Ima tinggal masuk aja dan duduk di ruang tunggu. Heheeee… ajaib, ya?”

Ayah peluk saya.

“Sukses, ya, Mah. Konsisten, ya.”



Selasa, 13 Desember 2016

Rumah saya di belakang Terminal Ledeng, jadi Pak Purwanto yang bertugas menjemput parkir di halaman Indomart seberang terminal. Sekitar jam 11.00 pagi beliau sampai. Saya pamit ke Ayah, dia menunggu di rumah karena belum bisa pergi keluar rumah sendiri, saya pun segera jalan diantar Amih dan Teh Ida (kakak saya). Amih mengantar sampai terminal, mulut Amih tak berhenti berdoa, matanya terlihat khawatir namun bercampur senang lalu memeluk saya. Saya menyeberang, Amih kembali ke rumah, saya diantar Teh Ida sampai mobil penjemput. Teh Ida selalu dukung seperti biasanya.

Di tempat parkir sudah ada Raisa, dia baru beli air mineral dan obat. Mukanya pucat, katanya baru ada acara semalam dan tidak bisa tidur jadi agak sedikit flu. Saya khawatir, tapi saya lihat dia tetap semangat mau berangkat ke acara #TemuBunda2016. Semoga baik-baik saja.

Perjalanan dari Ledeng ke Bandara Husein Sastranegara Bandung tak begitu jauh, waktu tempuh sekitar 25 menit dengan keadaan jalan padat lancar di seputar jalan Sukajadi. Saya masih belum lepas untuk merasa bahagia jika belum sampai Jogja. Begitu yang pernah saya bilang ke Rina Susanti, teman dari Bogor yang dapat kesempatan lolos seleksi acara Temu Bunda 2016.

“Rin, Ima belum lepas kalau belum sampai Jogja. Masih biasa aja.”

Saya punya perasaan seperti itu karena pernah kejadian akan pergi ke Surabaya, tiba-tiba ada kabar 6 jam menjelang acara kalau kami tidak masuk sebagai peserta. Ada 10 orang blogger dari Bandung saat itu yang tidak masuk padahal sudah mendaftar dari beberapa hari sebelumnya. Mungkin karena kejadian itu, saya jadi sering bersikap biasa saja sebelum sampai ke hari-H. Karena hidup saya selalu penuh “kejutan”, baik kejutan menggembirakan maupun kejutan menyedihkan.





Jam 11.30 wib, saya dan Raisa tiba di Bandara Husein. Disana sudah ada Winursih yang sudah sampai dari jam 10.00 wib-an. Tak lama kemudian kami bertemu dengan penanggung jawab kami di bandara, namanya Teh Hilmiah. Tak lama kemudian, Teh Hilmiah mengenalkan kami dengan Teh Maryam dari Tasikmalaya. Saya fikir perjalanan ini akan menyenangkan, ada Uwin, Raisa dan Teh Maryam. Selesai diurus oleh Teh Hilmiah, kami pun masuk ke ruang tunggu. Waktu terbang mulanya jam 14.15 wib dengan menggunakan maskapai Wings Air. 

Kiri-kanan: Raisa, Uwin, Ima, Maryam.

Di Bandara Husein ini menarik, banyak sudut-sudut yang membuat kami nyaman duduk menunggu. Saya sangat suka dengan lukisan abstrak yang sangat-sangat-sangat besar, dicampur harum makanan dari tiap venue, karena disekitar bandara ada beberapa tempat makan dan oleh-oleh khas Bandung. Selama di bandara, saya foto-foto dan berbincang dengan Teh Maryam dan Uwin. Raisa terlihat lebih pucat karena mual, dia pun menenangkan diri dengan tidur di kursi panjang tempat tunggu penumpang. Waktu bergerang, beberapa pesawat melintas, sisa hujan tampak hening dan sendu. Hati saya berbisik,”Ya Allah… keindahan ini, kehangatan ini, terima kasih.” 


Waktu menunjukan pukul 14.00 WIB, ada pengumuman dibalik speaker bahwa penerbangan akan mengalami delay selama 1 jam. Jadi kami harus menunggu lagi, saya pun memanfaatkan waktu menunggu dengan foto dan keliling ruang tunggu. Sangat menyenangkan sampai tak terasa akhirnya ada juga panggilan bagi penumpang menunju Jogja jam 15.30 wib.

Jarak tempuh dari Bandung ke Jogjakarta tak lebih dari 1 jam. Saya merasa beruntung karena duduk dekat jendela. Pemandangan daratan terlihat begitu mengagumkan di atas sana. Rumah-rumah yang bertumpuk, jalan-jalan kota, alun-alun kota, hotel-hotel, pegunungan, pedesaan, rel kereta api, awan-awan tipis, awan-awan tebal, seperti kerajaan langit yang menentramkan. Lalu hari semakin sore, di sudut sana, langit tampak orange, seperti teh hangat segar memberi tanda atas nama kehidupan. Di atas sini, aku melihat kehidupan ini begitu luas yang membuat sempit hanyalah hati kita. 


Ngerasa agak aneh foto di Bandara,
tapi sesekali gapapa, yah.  

Landing sekitar jam 17.00-an, tertera Bandara Adisutjicipto Jogjakarta. Sore yang indah, suara mesin pesawat bergemuruh, awan tampak kemerahan pantulan dari matahari yang mulai merosot ke arah barat. Awan-awan yang menggumpal seperti kerajaan langit masih tersimpan dalam ingatan. Pengalaman yang sangat hangat, aku merasakan energi cinta yang sangat besar. Entah apa.

Ya, sekarang aku merasa kesempatan ini nyata. Ya, nyata. Saya dan teman-teman ada di Jogja mengikuti #TemuBunda2016. Selanjutnya seperti apa, di postingan berikutnya, ya. Kehidupan darat ini membutuhkan keluasan dan kelulasaan hati dan pikiran. Saya percaya, banyak pelajaran hidup yang akan saya dapatkan dalam workshop Mom Ambassador SGM di West Lake Resort Jogja ini. Untuk keluarga dan kehidupan yang beragam.


Penuh Cinta,

Imatakubesar