Hoooh… Liburaaaan. Kenapa yah, aura liburan kali ini terasa beda. Mungkin, bisa jadi, karena, setengah tahun ini ada rutinitas pagi yang tidak bisa ditawar-tawar, yaitu menyiapkan baju seragam, alat-alat sekolah, makan pagi, belanja buat seharian, antar jemput anak ke sekolah, mengerjakan PR. Segala sesuatu yang mengulang rutinitas masa-masa sekolah. Anak saya baru kelas 1 SD, sementara terakhir saya sekolah SMA tahun 1996 dan beres kuliah tahun 2001. Disiplin menjalani masa-masa sekolah seperti mengejar waktu dan tugas-tugas sekolah sudah lama sekali dilewati. Sekarang, saya berasa masuk sekolah lagi, beda rasanya ketika anak pertama saya waktu sekolah SD dan sekolah TK.  Sekolah SD itu semacam ada energi yang lebih bersemangat untuk sekolah.  Nah jadinya, rutinitas harian yang harus di geser lebih cepat agar perhatian seisi rumah terpenuhi.  Semua ibu pasti ngerti sibuknya pagi hari.




Tiba-tiba, awal hari liburan saya mau makan pagi dengan lontong kari sama sambal goreng kentang, mau kue-kue, dan jalan-jalan, meskipun aslinya tetap sarapan nasi goreng dan orek telur, hahaaa...  Liburan kali ini pun dilengkapi dengan cuaca yang sangat, sangat, sangat hangat beberapa hari ini, aaah... ini yang menghangatkan hati.  Dibalik jendela terasa lebih berwarna. Saya sukaaaaa… 

Liburan kali ini semacam perayaan diri? Hmmm… bisa jadi, bisa jadi. Sebegitunya, ya. Iyaaaa… karena pekerjaan saya banyaaaaak, kamu juga, kan?  Pekerjaan rumah sih, pekerjaan yang nyaris tidak ada beresnya yang harus ditambah antar jemput anak.  Asik sih sebenarnya, tapi kalau rutin, kadang-kadang ada masanya cape juga.  Okeeeh! kalo gitu asiknya liburan sekarang diisi apa, ya? Kayanya bakal menarik bikin program harian yang menyenangkan buat anak-anak. Biar liburan mereka berasa asiknya.  Meskipun agak "malas" menuju destinasi wisata, karena setiap orang tahu lalu lintas jalanan di Kota Bandung saat liburan seperti ini harus sabar sama macetnya.  malas keluarnya aja, tapi kalo udah sampai ke tempat asik, ko.

Jadi, sepertinya jalan ke tempat wisata sekali dua kali aja.  Ini pun didukung dengan keadaan dana keluarga tidak leluasa.  Tapi saya mau anak-anak merasa terkesan dan semangat lagi nanti pas waktunya masuk sekolah. Saya maunya liburan kali ini anak-anak bisa mengekplore alam, ada kegiatan fisik, belajar ngaji dan shalat, ada acara menggambarnya, bikin kriya-kriya lucu lucuan. Hmmm… tampaknya harus bikin program kecil-kecilan, nih. Yang pasti sih bisa aja dijalankan asal masih seputaran Bandung, yang dekat-dekat rumah, sesuai dengan dana. Lha, Bandung kan banyak banget tempat menarik dan murah, kalau buat anak-anak pengalaman apapun bakal asik, asal kita pun asik terlibat aktifitas mereka.

Coba dulu deh list tempat-tempat dan kegiatan yang menarik buat mengisi liburan anak-anak:

1. Berenang

Nah, berenang ini kayanya hampir semua anak-anak suka. Sekalipun belum bisa berenang dan cuma main air saja. Berenang bisa jadi pilihan di hari pertama liburan, nih. Kebetulan di dekat rumah seputaran Setiabudhi ada kampus UPI (Universitas Pendidikan Indonesia). Di kampus ini menyediakan tempat olah raga standar internasional, salah satunya tempat berenang juga. Masyarakat umum juga bisa masuk, tapi harganya lebih tinggi sedikit. Kalau gak salah tiket masuknya Rp 10.000–Rp 20.000.  Lumayan, kan.  Murmer, dekat dan pulangnya bisa beli kue cubit kesukaan anak-anak.  





2. Trekking dan pengenalan alam

Nah, ini bisa ajak mereka ke Tahura (taman hutan raya) daerah Dago Pakar. Di Tahura, anak-anak bisa diajak menikmati pohon-pohon, jalan kaki dan mengenal benda-benda alam. Anak-anak senang, mamahnya juga soalnya suka banget lihat yang hijau-hijau. Lihat pohon sama dengar suara burung aja, saya mah sudah segar lagi, tapi masa harus jalan-jalan ke taman UPI lagi.  Tiap hari kami melintas UPI menuju sekolah Alif. 

Nah, biasanya kalau di tempat banyak pohon kaya gini suka ada buah cemara yang jatuh, biji-bijian, daun dan ranting kering. Kita bisa sekalian kumpulin dan di rumah bisa dibikin kriya. 



3. Taman Lalu Lintas

Kayanya bakal menarik ajak mereka main ke Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani. Taman bermain ini, tempat yang cukup legendaris, dari jaman saya kecil sudah ada. Saya masih inget, dulu sama teman-teman pernah mengisi acara untuk acara kesenian.  Kakak saya yang melatihnya. Pengalaman yang tidak terlupakan, selepas isi acara kami naik kereta masih dengan kostum lengkap.  Segitu aja anak-anak punya ingatan yang membahagiakan. Nah, saya mau, anak-anak merasakan dan mendapat antusias bahagia pada pengalaman masa kecilnya. 



4. Mengaji dan Shalat

Nah, ini PR gede banget buat saya. Tampaknya selama liburan ini, setiap hari belajar ngaji dan shalat. Setiap pagi kayanya bakal asik dan masih, sekalian shalat dhuha.  Kalau siang, bawaannya mau main sama teman-teman.


5. Bikin kue bareng

Biasanya, anak-anak suka lihat mamanya masak. Sebatas lihat, kocok telur dan sesekali suka dilibatkan beli bahan-bahan masakan yang kurang di Warung Aki. Terutama anak pertama sih, karena dia sudah 7 tahun. Oke, bikin apa, ya? Bikin list dulu kayanya. Mengisi liburan sambil bikin camilan enak buat anak-anak, hmmm... pasti mereka suka.  List dulu aja deh:

- Bikin donat kentang? Hmmm… menarik, nih.

- Bola-bola cokelat

- Cheese stick

- Risoles cokelat

- Ada ide lagi?


6. Ke Museum

Lha, kenapa baru terfikir di poin ke-6, ya? Baiklah, sepertinya bakal menarik bawa anak-anak ke museum geologi Bandung. Harus browsing jam masuk, biaya dan persyar
atan lainnya.  Tapi tempat ini agak jauh sih dan banyak tempat kuliner yang bisa bikin anak-anak (mamanya sih) senang. Hehe...

Sepertinya segitu cukup, tinggal menentukan kapan dilakukan dan menyusun jadwal harian buat anak-anak.

Wuaah… 2 minggu liburan, nih. Selamat liburan semuanya.



Bandung, 25 Desember 2016
@imatakubesar


Bandara Husein Sastranegara.
Foto: Ima

Tanggal 13-15 Desember 2016, saya bersama 61 bunda yang berasal dari belahan kota seluruh Indonesia berkumpul dan mengikuti berbagai workshop bersama tim SGM di West Lake Resort Jogjakarta. Sebuah pengalaman berharga dan perjalanan “spiritual” yang menarik. Di sana saya bertemu dengan peserta workshop Mom Ambassador SGM 2016 dari berbagai daerah. Ada yang dari Bangka, Medan, Jakarta, Depok, Bandung, Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Jogjakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Menado, Lombok dan banyak lagi. 3 hari yang menakjubkan, perjalanannya, orang-orangnya, suasananya, acaranya, tempat menginapnya dan makanannya. Beberapa hal yang langsung mengikat pada ruang bahagia saya begitu sampai di resort adalah disambut hangat oleh bunda-bunda yang sudah sampai duluan, perhatian dan ramenya sangat menyenangkan hati. .

Tadinya saya ada rasa khawatir akan merasa sendiri karena tidak kenal siapapun selain 2 (dua) peserta dari Bandung yaitu Winursih dan Raisa Hakim. Ternyata begitu sampai mendapat sambutan dan obrolan yang riang gembira dari para bunda, saat itu saya merasa yakin bahwa saya akan melewati acara workshop ini dengan menyenangkan.

Tulisan di atas semacam pembuka, saya mau cerita dari awal keberangkatan.



Minggu, 11 Desember 2016

Dua hari menjelang keberangkatan, tim penyelenggara menghubungi langsung lewat telepon, bahwa tiket pesawat sudah dikirim melalui email saya. Begitu mendapat kabar bahwa saya akan naik pesawat menuju Jogja, saya menahan diri untuk gembira, tapi saya tersenyum lebar lalu mendekati Ayah (sebutan untuk suami).

“Ada apa, Mah?”

“Ayah, tiket pesawat sudah dikirim lewat email.”

“Hah? Mama ke Jogja naik pesawat?”

“Iyah, dia juga bilang kalau nanti ada yang jemput ke rumah.”

“Jadi?”

“Iya, Ima di jemput dari rumah ke bandara dan nanti di Bandara pun sudah ada yang mengurus tiket pesawatnya. Ima tinggal masuk aja dan duduk di ruang tunggu. Heheeee… ajaib, ya?”

Ayah peluk saya.

“Sukses, ya, Mah. Konsisten, ya.”



Selasa, 13 Desember 2016

Rumah saya di belakang Terminal Ledeng, jadi Pak Purwanto yang bertugas menjemput parkir di halaman Indomart seberang terminal. Sekitar jam 11.00 pagi beliau sampai. Saya pamit ke Ayah, dia menunggu di rumah karena belum bisa pergi keluar rumah sendiri, saya pun segera jalan diantar Amih dan Teh Ida (kakak saya). Amih mengantar sampai terminal, mulut Amih tak berhenti berdoa, matanya terlihat khawatir namun bercampur senang lalu memeluk saya. Saya menyeberang, Amih kembali ke rumah, saya diantar Teh Ida sampai mobil penjemput. Teh Ida selalu dukung seperti biasanya.

Di tempat parkir sudah ada Raisa, dia baru beli air mineral dan obat. Mukanya pucat, katanya baru ada acara semalam dan tidak bisa tidur jadi agak sedikit flu. Saya khawatir, tapi saya lihat dia tetap semangat mau berangkat ke acara #TemuBunda2016. Semoga baik-baik saja.

Perjalanan dari Ledeng ke Bandara Husein Sastranegara Bandung tak begitu jauh, waktu tempuh sekitar 25 menit dengan keadaan jalan padat lancar di seputar jalan Sukajadi. Saya masih belum lepas untuk merasa bahagia jika belum sampai Jogja. Begitu yang pernah saya bilang ke Rina Susanti, teman dari Bogor yang dapat kesempatan lolos seleksi acara Temu Bunda 2016.

“Rin, Ima belum lepas kalau belum sampai Jogja. Masih biasa aja.”

Saya punya perasaan seperti itu karena pernah kejadian akan pergi ke Surabaya, tiba-tiba ada kabar 6 jam menjelang acara kalau kami tidak masuk sebagai peserta. Ada 10 orang blogger dari Bandung saat itu yang tidak masuk padahal sudah mendaftar dari beberapa hari sebelumnya. Mungkin karena kejadian itu, saya jadi sering bersikap biasa saja sebelum sampai ke hari-H. Karena hidup saya selalu penuh “kejutan”, baik kejutan menggembirakan maupun kejutan menyedihkan.





Jam 11.30 wib, saya dan Raisa tiba di Bandara Husein. Disana sudah ada Winursih yang sudah sampai dari jam 10.00 wib-an. Tak lama kemudian kami bertemu dengan penanggung jawab kami di bandara, namanya Teh Hilmiah. Tak lama kemudian, Teh Hilmiah mengenalkan kami dengan Teh Maryam dari Tasikmalaya. Saya fikir perjalanan ini akan menyenangkan, ada Uwin, Raisa dan Teh Maryam. Selesai diurus oleh Teh Hilmiah, kami pun masuk ke ruang tunggu. Waktu terbang mulanya jam 14.15 wib dengan menggunakan maskapai Wings Air. 

Kiri-kanan: Raisa, Uwin, Ima, Maryam.

Di Bandara Husein ini menarik, banyak sudut-sudut yang membuat kami nyaman duduk menunggu. Saya sangat suka dengan lukisan abstrak yang sangat-sangat-sangat besar, dicampur harum makanan dari tiap venue, karena disekitar bandara ada beberapa tempat makan dan oleh-oleh khas Bandung. Selama di bandara, saya foto-foto dan berbincang dengan Teh Maryam dan Uwin. Raisa terlihat lebih pucat karena mual, dia pun menenangkan diri dengan tidur di kursi panjang tempat tunggu penumpang. Waktu bergerang, beberapa pesawat melintas, sisa hujan tampak hening dan sendu. Hati saya berbisik,”Ya Allah… keindahan ini, kehangatan ini, terima kasih.” 


Waktu menunjukan pukul 14.00 WIB, ada pengumuman dibalik speaker bahwa penerbangan akan mengalami delay selama 1 jam. Jadi kami harus menunggu lagi, saya pun memanfaatkan waktu menunggu dengan foto dan keliling ruang tunggu. Sangat menyenangkan sampai tak terasa akhirnya ada juga panggilan bagi penumpang menunju Jogja jam 15.30 wib.

Jarak tempuh dari Bandung ke Jogjakarta tak lebih dari 1 jam. Saya merasa beruntung karena duduk dekat jendela. Pemandangan daratan terlihat begitu mengagumkan di atas sana. Rumah-rumah yang bertumpuk, jalan-jalan kota, alun-alun kota, hotel-hotel, pegunungan, pedesaan, rel kereta api, awan-awan tipis, awan-awan tebal, seperti kerajaan langit yang menentramkan. Lalu hari semakin sore, di sudut sana, langit tampak orange, seperti teh hangat segar memberi tanda atas nama kehidupan. Di atas sini, aku melihat kehidupan ini begitu luas yang membuat sempit hanyalah hati kita. 


Ngerasa agak aneh foto di Bandara,
tapi sesekali gapapa, yah.  

Landing sekitar jam 17.00-an, tertera Bandara Adisutjicipto Jogjakarta. Sore yang indah, suara mesin pesawat bergemuruh, awan tampak kemerahan pantulan dari matahari yang mulai merosot ke arah barat. Awan-awan yang menggumpal seperti kerajaan langit masih tersimpan dalam ingatan. Pengalaman yang sangat hangat, aku merasakan energi cinta yang sangat besar. Entah apa.

Ya, sekarang aku merasa kesempatan ini nyata. Ya, nyata. Saya dan teman-teman ada di Jogja mengikuti #TemuBunda2016. Selanjutnya seperti apa, di postingan berikutnya, ya. Kehidupan darat ini membutuhkan keluasan dan kelulasaan hati dan pikiran. Saya percaya, banyak pelajaran hidup yang akan saya dapatkan dalam workshop Mom Ambassador SGM di West Lake Resort Jogja ini. Untuk keluarga dan kehidupan yang beragam.


Penuh Cinta,

Imatakubesar
Ayah.  Foto: Ima

Maret 2014, kami tinggal di rumah Teh Embay dan Wa Alwis (demikian saya memanggilnya), mereka adalah kakak ipar saya.  Upaya ini dilakukan dalam rangka pengobatan dan perawatan optimal untuk Ayah (suami saya).  Saat itu priotas saya adalah Ayah, kesembuhan Ayah.  Ceritanya panjang alasan kami “hijrah” dari Bandung ke Tangsel.  Alasan kuatnya, Ayah sakit, ada benjolan di saraf kiri otaknya, hal ini membuat tubuh dan mentalnya serba rentan.  Sekarang dia sudah bebas dari gangguan benjolan itu, keadaannnya jauh lebih baik setelah melakukan pengobatan sana sini dan sekarang sudah ada di Bandung lagi.

Awal tahun 2014, keadaan fisiknya yang tidak bisa beradaptasi dengan udara dingin dan beberapa situasi yang tak bisa dihadapi oleh Ayah. Hasil diskusi saya dengan Teh Embay dengan berbagai pertimbangan, saat itu kami memutuskan untuk membawa dia ke Tangsel, tinggal di rumahnya Teh Embay. Disana udaranya cukup panas dan setidaknya bisa menangani satu masalah yang bisa mengganggu pemicu nge-drop keadaan fisiknya. 

Suasana tempat dia tinggal, harus benar-benar membuatnya nyaman, jangan sampai terdengar hal-hal yang membuatnya sedih, takut, khawatir, atau menunjukan rasa haru. Kesimpulan ini berdasarkan beberapa situasi yang membuatnya drop, contohnya, melihat saya panik saja, langsung tubuhnya merespons jadi lemah dan muncul aura kejang.  Selama di Tangsel, keadaan benar-benar kami jaga.

Agar saya fokus memantau, mencari tempat-tempat pengobatan dan mengurus Ayah, kedua anak saya dititip ke kakak-kakak saya di Bandung. Segala keputusan kami buat, mau tidak mau, kami pun harus menjalankan ini. 

Karena benjolan itulah, dia tiba-tiba mendapat serangan kejang berulang-ulang hingga drop dan koma. Ayah dibawa ke Rumah Sakit Rajawali dan dilakukan penanganan selama 4 hari, lalu selanjutnya dipindahkan ke Rumah Sakit Borromeus.  Dia harus rawat inap selama 9 hari. Meskipun sudah diperbolehkan pulang, keadaan fisik Ayah belumlah pulih benar. Paska koma, muncul gangguan bicara dan sulit berjalan. Selain fungsi fisiknya yang rentan, psikisnya pun seperti telur merah. “Tersentuh” sedikit, pecahlah dia. Dia tidak bisa menghadapi situasi yang terlalu bahagia dan tidak bisa terlalu sedih, jika itu terjadi, maka kondisi fisiknya menurun.

Keadaan itu yang kami jaga, pergi kemana-mana untuk kebutuhan berobat harus menggunakan kendaraan pribadi. Dia tidak bisa bertemu banyak orang, tak bisa menghadapi suasana yang crowded. Situasi tempat dia tinggal harus benar-benar kondusif, tenang dan pembawaan riang gembira, tenang, positif dan penuh semangat . Kebutuhan kendaraan pribadi menjadi hal yang penting dan suasana perjalanan harus dibuat nyaman. Jadi, kami benar-benar mempersiapkan kondisi kendaraan dalam keadaan fit. Seperti band mobil, aki, oli, dan kebersihan mobilnya.

Awal-awal di Tangsel, saya, Teh Embay dan Wa Alwis diskusi panjang lebar dan melakukan beberapa langkah. Merangkai berbagai tanda dan cari info sana sini, melalui jaringan pertemanan, keluarga, browsing dan mencari berbagai pandangan orang-orang. Saya coba “tangkap” beberapa pesan itu untuk kemungkinan langkah yang akan kami buat. Berpacu dengan waktu, kami pun mulai mencari pengobatan medis, membandingan beberapa pengobatan alternatif dari herbal hingga tenaga dalam.

Setelah mempertimbangan banyak hal, kami pun memutuskan untuk menggunakan herbal sebagai pengobatan alternatif untuk menangani penyakit Ayah di Jakarta.  Kamipun membawa Ayah ke Jakarta, diperiksa, dianalisa dan kami akhirnya membeli obat herbal tersebut. Sambil mengonsumsi herbal, 7 hari sekali Ayah harus melakukan rawat jalan sebagai upaya pengontrolan ke RS Borromeus Bandung. Setiap hari ke-7, Abah (Bapak mertua) selalu mengirim mobil dan supir untuk mengantar kami ke Bandung. Itulah yang membuat kami bisa bolak balik Tangsel Bandung.  Mau tidak mau, kendaraan ini harus stand by, harus fit.  Aki, oli, bensin, keadaan ban selalu kami periksa.

Respons tubuh ayah terhadap herbal itu baik, waktu 7 hari pertama, respons tubuhnya cukup melesat. Lalu 7 hari kedua pita suaranya bertahap membaik dan jalannya tidak lagi dipegang. Kemudian, 7 hari minggu ketiga jalannya semakin lancar dan pita suara semakin bulat. 7 hari minggu keempat, suaranya benar-benar bulat dan jalannya semakin yakin dan fisiknya semakin fit. Ya, Ayah bisa jalan dan bisa bicara lagi. Sebulan hampir 4 kali bolak balik untuk rawat jalan.  Lalu, dokter memutuskan untuk rawat jalan sebulan sekali.  Setelah ada keputusan itu, saya boyong anak-anak untuk pindah tinggal ke Pandeglang (rumah mertua).  Alasannya masih sama, karena cuaca di Pandeglang panas dan suasana lingkungan santri memberi energi yang postif buat Ayah.  Memory masa kecil yang menyenangkan, bisa memicu semangat untuk jiwanya.

Sejak itu, kami menjadi akrab dengan situasi jalanan. Pandeglang-Bandung, Pandeglang Jakarta, jarak tak jadi masalah, saya semakin terbiasa.  Lebih santai dalam menghadapi berbagai perjalanan untuk mengikuti jadwal berobat.  Kepala saya seperti sudah menjadi robot, harus menyiapkan a, b, c, d.  Saat itu, proses pengobatan menjadi prioritas, segala hal disiapkan, mobil, makanan berat yang fresh, camilan, obat-obatan, baju ganti, medical cek up. 

Setelah 4 bulan kami tinggal di Pandeglang, Ayah drop lagi.  Tak disangka ada seorang teman Ayah sewaktu kuliah dulu, Denta, menawarkan dan mengajak Ayah untuk berobat di tempat akupunktur ibunya tanpa bayaran.  Atas kebesaran hati dan semangat semua keluarga, kami kembali tinggal di Tangsel dan mulai terapi akupuntur.  Setiap hari, selama 10 hari pertama kami bolak balik Tangsel-Meridien Depok. Selanjutnya terapi seminggu 3x, alhasil kami bolak balik Tangsel-Depok dan kami harus menempuh perjalanan 2-3 jam.

The Help.  gambar: Cholis


Kakak Ayah-Teh Embay-selalu siap sedia mengantar kami ke tujuan dengan menggunakan mobil pribadinya. Jika Teh Embay ada pekerjaan, kami biasanya suka menyewa supir dan mobilnya boleh kami gunakan. Biasanya, jika sebelum berangkat ke tempat pengobatan, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan. Saya biasanya masak makanan segar untuk makan di rumah dan bekal di perjalanan untuk 2 kali makan serta camilan. Ini harus, karena Ayah tidak bisa jajan atau beli makanan sembarangan. Begitu minum herbal dan akupunktur, ada beberapa pantangan makan yang harus dipatuhi, mau tidak mau saya harus memenuhi segala kebutuhan Ayah. Lalu menyiapkan herbal yang harus dikonsumsi untuk beberapa kali waktu makan obatnya. Dan alat transportasinya fit.

Suasana dan keadaan mobil dibuat senyaman mungkin, teman perjalanan kami kadang musik, penyiar radio pagi Gen FM yang bikin kami ketawa-ketawa, berita tivi di mobil dan film Frozen. Iya, Frozen ini bisa membuat anak-anak tenang. Karena Teh Embay punya anak seumuran Alif namanya Joya. Saat itu, Alif dan Joya berumur 5 tahunan. Masih belum sekolah dan selalu ngintil kemanapun para emaknya pergi. Jadi, Alif dan Joya, ikut kemanapun kami pergi. Film kartun dan camilan selalu sedia di mobil, agar mereka tenang dan Ayah pun lebih asik menempuh perjalanan. 

Bayangkan, kadang kami harus melakukan perjalanan dari Tangsel ke Jakarta, Tangsel ke Bandung, Tangsel ke Depok, Tangsel ke Ciledug, Tangsel ke Pandeglang. Sementara, kondisi Ayah tidak bisa kontak dengan banyak orang, artinya, dia tidak bisa naik transportasi umum. Kemana-mana harus menggunakan kendaraan pribadi. Biasanya, sebelum pergi kemana-mana, beberapa hal penting yang akan diperiksa oleh Teh Embay maupun Wa Alwis, isi bensin, oli, air dan aki mobil.  Kami tidak bisa membayangkan jika tiba-tiba aki habis, mogok, ban bocor sehingga perjalanan terganggu.  Setelah itu siap, kami pun berangkat.

Semua perjalanan terasa holistic. Tidak hanya tujuan pengobatan itu yang kami dapat, tapi setiap perjalanan yang kami lakukan memberi makna kehidupan yang dalam. Mobil Teh Embay dan mobil Abah menjadi saksi perjalanan kami.  Mungkin karena kami aki-nya jadi cepat habis, oli-nya jadi sering diganti.

Kendaraan jagoan milik kakak kami dan sesekali menggunakan mobil punya Abah, sangat membantu dan bersejarah sekali buat kami. Tanpa kendaraan dan kesediaan teteh kami tidak bisa melakukan pengobatan sana sini. Terutama waktu kami mulai memutuskan terapi akupunktur di Meridien Depok dan herbal di Ciledug.  Nyaris 80% kehidupan kami ada dijalanan untuk menempuh pengobatan Ayah.  Kami bisa menghabiskan waktu 6 jam pulang pergi.  

Setiap hari, kami melewati jalan yang sama.  Suasana perjalanan, beragam mobil yang memenuhi jalan tol, dari yang paling bagus hingga paling biasa. Kami sampai hafal tiap titik jalan, bengkel, ciri khas kota, bangunan-banguannya, mal-mal yang berjajar, cahaya pagi saat kami pergi dan sore saat kami pulang selesai terapi. Kami hanya mengenal kota saat pagi dan sore yang kerap bergerak rapat dan berlari.  Kecepatan tinggi di jalan tol, kadang membawa pikiran kemana-mana, seolah hidup saya akan seperti sisypus. Perjalanan tanpa akhir, absurd, tapi tetap kami jalani.  


Tapi, saat itu saya hanya berusaha mempertahankan pikiran dan menguatkan keyakinan, bahwa setiap masalah jika dihadapi pasti ada titik akhirnya.  Masuk ke dalamnya, pelajari, jalani, tega pada diri sedniri, percaya, lihat celah kebahagiaan diantaranya.

Foto: Ima


Jalan tol, jalan perkotaan, pedesaan, memberi pandangan sendiri bagi saya. Kakak kami- Teh Embay- dibalik tubuhnya yang kecil dan wajahnya yang tenang, selalu menularkan energi positif dan tahan banting.  Sejak awal bulan Agustus 2014 hingga Maret 2015, kami terus melakukan terapi akupunktur. Meskipun diantara proses itu, Abah sakit berat.  Perhatian keluarga terbelah, saya titipkan anak kedua ke keluarga di Bandung.  

Saat itu, saya menjalankan apa yang ada.  Begitu menjalankan akupunktur, kondisi fisik dan psikis Ayah banyak sekali perubahan, dia terlihat lebih bersemangat dan berenergi. Selain akupunktur, asupan makan tetap dijaga dengan pola makan food combining. Segala kemungkinan kami jalankan semaksimal mungkin.  Setiap ada masalah, dalam pikiran saya adalah solusi yang harus diambil lalu jalankan.

Setiap proses tidak selalu lancar, ada saja kejadian yang lucu dan menghambat upaya kami.  Pernah sampai suatu hari ada kejadian lucu, seperti biasa saya mulai masak jam 05.00 wib untuk sarapan di rumah dan bekal perjalanan menuju Depok. Buah-buahan dipotong dan dimasukan ke dalam kotak makan, obat-obatan dipersiapkan, medical cek up aman, baju ganti, makanan anak-anak sudah oke, minum mineral sudah terisi. Jadi setiap mau pergi kami bawa beberapa tas goodie bag, untuk bawa makanan, obat, baju, camilan.  


Setelah siap semua, kami tinggal menunggu Teh Embay turun dari kamar dan sambil nonton acara tipi. Tak lama, Wa Alwis turun dan pergi ke depan untuk memanaskan mobil, tapi ternyata mesin tidak menyala. Cek sana sini ternyata aki-nya mati. Padahal perkiraan Wa Alwis mestinya aki masih cukup. Ternyata setelah diingat-ingat, setelah Teh Embay pulang presentasi dari rumah temannya dan pulang larut. Seperti biasa, teteh pun segera naik ke kamarnya, sementara lampu bagian dalam mobilnya tetap hidup dan ini yang membuat aki habis.

Mobil jadi tidak bisa diapa-apakan, kami sempat panik dan bingung harus bagaimana. Padahal hari itu jadwalnya akupunktur, jadi ya sudahlah sepertinya jalan keluarnya cancel saja. Tapi untunglah salah satu diantara kami tenang dan tertawa-tawa, lalu memanfaatkan waktu beryoga sambil nonton acara televisi. Rupanya Wa Alwis sudah punya toko langganan untuk masalah aki dan oli, yaitu Call Shop and Drive-toko aki dan oli dari Astra Otoparts di 15-000-15. Kalau sekarang, Shop and Drive sudah menyediakan aplikasi sejak 2015, cara ini dilakukan untuk mempermudah konsumen.  Untuk pembayarannya pun sederhana, bisa cash, debit dan kredit.  Ini link aplikasi Shop and Drive, semua pemilik kendaraan pasti membutuhkan.  Karena seringkali kita lupa memperhatikan keadaan oli dan aki, tahu-tahu sudah soak.

Nomor telepon Shop and Drive ini sangat mudah sekali diingat, Astra Otoparts yang selalu siap sedia 24 jam. Tidak kenal malam, pagi, subuh, kapanpun, dimanapun, mereka siap melayani kebutuhan konsumen. Tak lama dihubungi, pihak GS Astra Otoparts datang sambil bawa aki dan sekaligus memasangkannya sambil memeriksa beberapa elemen mesin mobil. Ah, hari yang lucu. Setelah semua selesai dan aman, kami pun segera bersiap (kembali) dan berangkat ke Depok.

Pengalaman yang sangat berharga. Saya selalu percaya, bahwa setiap kejadian tidak ada yang kebetulan. Dibalik semua hal yang baik maupun buruk (versi manusia), pasti ada pelajaran yang berharga. Setiap unsur kehidupan tak ada yang kecil maupun besar, semua hal, sekeliling kita bekerja kolektif mendukung semua terwujud. Aku, kamu, kalian, mobil, tas, plastik, buah-buahan, obat, handphone, kunci mobil, bantal, film kartun, penyiar radio yang lucu, cahaya matahari, hujan,jarum-jarum akupunktur, orang-orang baik yang selalu mendoakan dan bergerak tiada henti. Terima kasih kehidupan, terima kasih segala perjalanan. Kamu mengajarkan, setiap waktu sangatlah berharga.


Yuk, 
Tulis dan ceritakan pengalaman berharga kamu, mungkin bagi kamu biasa saja, tapi belum tentu buat orang lain.  Selain bisa berbagi pengalaman, ceritanya bisa diikutkan ke Storytelling Competition Shop and Drive GS Astra.  Selalu ada hal yang baik disekeliling kita, sebarkan dengan cinta.


Bandung, 30 November 2016
@imatakubesar



"Tulisan ini diikutsertakan dalam Storytelling Competition Shop and Drive #GSAstraDelivery."
Punya kerjaan freelance seperti kami kadang-kadang tidak punya waktu liburan. Tak ada tanggal merah dan tak ada akhir pekan. Waktu liburan ditentukan oleh ada dan tidak adanya pekerjaan. Meskipun begitu, kadang kami membuat waktu libur sendiri. Misalnya seminggu sekali ke kebun binatang, agak jauhan makan jagung di Lembang, trekking di Dago Pakar (atau sekarang Tahura). Jalan-jalan yang dekat tapi energi liburannya dapat, mengingat sedikit waktu untuk liburan. Nah, kali ini kami maunya punya waktu beberapa hari jalan ke Bali. Aha! Bali? Iya, Bali. Sudah lama saya dan suami mau datang ke sana, keliling-keliling mencari inspirasi dari budaya, seni yang kental, suasana pedesaan dan alamnya yang cantik.


Sumber: gayahidup.republika.co.id

Pulau Dewata.  Ini salah satu destinasi impian kami.  Bali selalu punya daya tarik untuk dikunjungi, pesonanya tak pernah pudar. Selain masalah waktu pekerjaan, ada alasan lain kenapa kami tidak wisata ke Bali yaitu malasah biaya. Tapi saya selalu percaya, disitu ada keinginan maka akan ada jalan.

Sepertinya tak ada yang menolak jika dapat kesempatan liburan Bali murah. Nah, biasanya kami cara sendiri mewujudkan keinginan agar bisa tetap liburan dengan budget hemat? Ada beberapa trik dan tips nyentrik nih untuk bisa mendapatkan pengalaman liburan asyik namun tetap hemat. Let’s check this out!

1. Cari penginapan Low Budget

Penginapan menjadi kebutuhan utama di Bali yang tak bisa dipungkiri. Pengunjung bisa memilih sesuka hati sesuai keinginan dan kebutuhan. Ada banyak jenis penginapan dan hotel yang tersebar hampir di semua kawasan Bali, kawasan Kuta, Seminyak, Ubud dan Sanur adalah lokasi favorit wisatawan.

Namun, lain halnya jika kamu memang hendak memangkas budget liburan kamu. Pilihan paling dianjurkan adalah penginapan di kawasan Jalan Legian. Bisa juga mencari di sekitar Kuta, karena di sana tersedia pilihan penginapan mulai dari hotel melati, budget hotel hingga hotel berbintang lima yang mewah. Kamu bisa mendapatkan fasilitas cukup nyaman berupa single bed, kamar mandi, kipas angin dan fasilitas lainnya dengan kisaran harga antara Rp100.000 hingga Rp350.000 saja.

Selain itu, banyak tersedia obyek wisata di kawasan Kuta yang aksesibel, sehingga tak harus mengeluarkan dana berlebih untuk biaya transportasinya. Hal yang utama, sebaiknya cek lebih dulu melalui beberapa sumber terpercaya.



2. Transportasi selama di Bali

Kebutuhan transportasi selama di Bali cukup penting. Ada berbagai cara untuk bisa menghemat biaya ini. Saat pertama kali sampai di Bali kamu bisa menggunakan jasa taksi bandara, dengan catatan lokasi penginapan berada dekat dengan Bandara, seperti misalnya di kawasan Kuta. Hal ini karena argo taksi bandara, umumnya disesuaikan dengan wilayah tujuannya.

Selanjutnya, kamu bisa menggunakan jasa sewa mobil sekaligus degan driver dan bahan bakarnya. Sewa mobil ini akan lebih pas dipilih ketika kamu berwisata dengan tim atau rombongan rekan lain yang berwisata. Namun, jika melakukan solo traveling atau berdua saja, maka pilihan tepatnya adalah menyewa sepeda motor. Kamu bisa memanfaatkan fasilitas tekhnologi untuk membantu menyusuri rute jalan yang bahkan kamu tak tahu sama sekali.

Sumber: kaskushootthreads.blogspot.co.id


Memilih sewa sepeda motor akan mengemat budget liburan lebih maksimal lho dibandingkan memilih kendaraan lain. Jangan ragu juga untuk menawar ya, apalagi jika menyewa hingga lebih dari sehari, karena akan ada tawaran potongan harga sewanya.

1. Alokasi Dana

Seringkali saat berwisata kita akan mengeluarkan biaya yang tak terduga. Jika ingin pengeluaran tetap terkontrol, maka siapkan sejak awal alokasi dana keberangkatan dan akomodasi dengan biaya untuk makan, tiket masuk wisata, transportasi saat di lokasi, dan juga biaya membeli oleh-oleh.

Bawalah uang cash secukupnya saja dan sisanya bisa tetap di simpan di rekening. Selain menghemat, hal ini cukup aman karena tak perlu khawatir jika terjadi hal yang tak diinginkan saat membawa uang yang terlalu banyak. 

Sumber: brighterlife.co.id

1. Cari tempat makan khusus backpacker

Kebutuhan untuk makan menjadi hal utama yang tak boleh ditinggalkan. Pilihlah jenis makanan yang mengenyangkan dan bertahan lama. Hindari membeli jenis cemilan dan jajan yang hanya akan menguras isi dompetmu.



Kamu bisa memilih makanan di beberapa warung makan berbentuk perumahan yang ada di sekitar pantai. Umumnya warung-warung tersebut menjual aneka makanan dengan harga murah, sehingga seringkali jadi tempat tongkrongan favorit para backpacker.



2. Cari waktu berangkat yang tepat

Waktu keberangkatan sangat berpengaruh. Sebisa mungkin hindari memilih waktu peak season ataupun akhir pekan. Nyatanya, biaya wisata di waktu-waktu tersebut akan jauh lebih mahal dibandingkan dengan weekday, baik dalam hal penginapan, perjalanan, juga makanan. Belum lagi kondisi penuh sesak yang selalu terjadi saat harus berhamburan mengunjungi tempat wisata saat suasana liburan.



Perjalanan berangkat dan pulang menuju ke lokasi wisata juga bisa disiasati dengan memilih jadwal penerbangan yang tepat. Kamu bisa memilih rute penerbangan malam di hari kerja agar bisa mendapat harga yang lebih miring.



3. Membeli oleh-oleh dan suvenir di pasar tradisional

Rasanya tak afdol jika berwisata ke suatu daerah tanpa membeli cindera mata alias oleh-oleh. Tak salah jika kita memiliki budget khusus untuk hal ini. Namun, jika ingin berhemat, maka sebaiknya tidak membeli suvenir dan oleh-oleh di outlet atau pun toko yang ada di sekitar jalan utama di Bali karena harganya akan jauh lebih mahal. Kamu bisa membeli beberapa jenis barang yang serupa dengan harga hemat di beberapa pasar tradisional di Bali seperti Sukowati, Pasar Kumbasari dan banyak lagi.



4. Riset dan menyususn itinerary harian

Agar jadwal wisata di Bali semakin terencana dan efisien, maka sebaiknya siapkan jauh hari jadwal harian atau itinerary harian kamu. Itinerary ini tentu mencakup waktu, tempat tujuan dan juga estimasi biaya yang dibutuhkan, sehingga kamu akan dipermudah dengan perhitungan yang matang dan penggunaan waktu seefisien mungkin. Cari info sebanyak-banyaknya agar persiapan lebih matang dan liburan semakin nyaman.



So, sudah siap meluncur ke Bali tanpa ragu saat ini kan? Selamat menikmati liburan hemat!
Foto: Imatakubesar


“Man belong to the earth ,

earth doesn’t belong to man.” -Anonim





Minggu-minggu ini ada kejadian luar biasa, yaitu demo 4/11 prihal Ahok yang menganggap ayat Quran itu bohong, kampanye calon gubenur Jakarta, bebasnya Antasari Azhar dari penjara, pemboman gereja di Banjarmasin, naiknya Donald Trump jadi presiden Amerika dan banjir yang mengejutkan Bandung. Dunia ini banyak gimik-nya, terutama persoalan politik yang tak ada matinya. Situasi ini banyak mempengaruhi kehidupan sosial, sekalipun kita pura-pura tidak mendengar lalu menutup mata dan telinga. Di era digital, keberanian setiap orang bersuara di masing-masing media sosialnya sangat tinggi, terjadi pro kontra, bertumbuhan opini dan persepsi dari berbagai kalangan, tak sedikit keluar nada yang asal jeplak dan memperkeruh suasana. Keadaan terasa panas dan segala hal terasa berbenturan.

Suhu bumi semakin panas, orang-orang yang mengurai, berkelompok, pertemanan terpecah belah karena dianggap tidak sefaham lagi dan mengganggu salah satu titik nyamannya. Bahkan tak jarang saya temukan beberapa orang melakukan “bersih-bersih teman” dengan cara unfriend dan unfollow di media sosial karena status-statusnya tidak membuatnya produktif, menimbulkan kemarahan, memberi pengaruh negatif dan terjadi perang argumen. Antar teman yang beda ras saling menyudutkan dan saling curiga. Sedih rasanya.

Yah, menghadapi “dunia” yang berisik dan zaman bebas berekspresi, mau tidak mau mempengaruhi sudut pandang dan menuntut kita untuk menentukan sikap. Saya masih memegang faham, “Agamamu agamamu, agamaku agamaku.” Masing-masing punya prinsip, ideologi, keyakinan atas jalan hidup yang ditempuhnya, sebaiknya tidak saling mengganggu.



Saya mau cerita sedikit tentang Bandung yang baru saja berulang tahun dan sedang di atas angin. Puja puji dan tampak bercahaya. Namun, beberapa hari ini tidak henti dibasuh hujan, kadang dari pagi sampai sore, atau dari siang sampai malam. Membuat beberapa titik di Bandung kena banjir. Tidak saja daerah yang “langganan” banjir, tapi titik-titik banjir itu semakin meluas. Bandung yang indah, Bandung kota asik untuk dikunjungi karena memang punya daya tarik tersendiri. Bangunan-bangunan tua, kuliner yang lezat, fashion yang nyeni dan murah, cuaca yang adem, pepohonan yang masih terawat dan komunikasi yang asik antara walikota dengan masyarakatnya. Sekejap rusak oleh dua kekuatan, angin dan hujan. Dalam beberapa hari ditekan angin, hujan dengan curah tinggi membuat beberapa pohon rubuh, papan reklame juga jatuh dan melahap korban jiwa.


Foto: Imatakubesar

Jangan-jangan tanda kegerahan bumi ini disampaikan alam melalui datangnya banjir ke Bandung. Dia mungkin seolah bicara,”Sudah, hentikan pertikaian kalian. Ada kekuatan di atas kekuatan. Berhenti saling menuntut dan selalu merasa paling benar.”  Bandung yang tengah menjadi sorotan, membangunkan semua orang.


...

Dari segi fisik, alam butuh keseimbangan dalam mengalir dan bernafas. Bukan ditekan kanan kiri dengan bertumbuhannya bangunan disetiap sela-sela tanah, gunung, sungai,danau, mata air, pepohonan. Manusia menempati dan menerkam setiap sela bumi hingga ia tak sanggup bernafas di jalurnya. Alam pun marah, menuntut kehidupan.  Dalam hal ini, tidak hanya kota Bandung, tapi Bandung menjadi semacam alarm bagi semua daerah.

Mungkin alam iri, karena manusia selalu berpolitik terhadap kepentingan manusia dan mereka abai kepada kepentingan bumi. Keberpihakan manusia terhadap alam, hanya slogan dan bersikap setengah-setengah. Alam merasa, tidak pemimpin yang mewakilinya. Maka dia akan bergerak menyesuaikan kelakuan manusia itu sendiri.



Energi manusia sekarang dalam menghadapi keadaan, mudah terpancing emosi, pertikaian seperti tak berujung. Bicara tak terkendali, pikiran tak terkendali, hati tak terkendali, langkah-langkah fisik dilakukan penuh ego dan memuaskan satu pihak. Satu sama lain saling menularkan energi negatif. Bumi, langit, seluruh alam merasakan emosi yang panas ini hingga ke akar bumi.

Ketika banjir datang di Bandung, tsunami di Jepang, kebakaran di Israel seolah memberi tanda bahwa ada kekuatan di atas kekuatan. Kita sebagai manusia, tak patut merasa berkuasa atas sesuatu, saat kita mampu mengendalikan diri sendiri maka sekeliling kita pun akan bisa mengendalikan diri. Tapi kenyataanya, sebagian manusia adalah mahluk yang paling improve dan pandai dalam menciptakan kehidupan. Dia tumbuh menjadi pribadi yang berbeda-beda dan punya intusi dalam merespons sekeliling dengan caranya atas dasar pengalaman hidupnya.  Hal paling mungkin untuk mengubah keadaan, dimulai dari diri sendiri karena menuntut orang lain berubah itu sulit tapi paling sulit mengubah diri sendiri.  Perbaiki diri mulai segala hal yang baik dari rumah dan tunjukan respons yang baik bagi lingkungan terdekat.  Karena tindakan kecil ini akan saling menularkan.



Alam tidak bergantung pada manusia tapi manusia bergantung pada alam. Alam mahluk yang bisa menyeimbangan dirinya sendiri, ketika manusia menerkam bagian yang lain maka alam akan menyiasatinya. Masalahnya, ketika alam menyesuaikan diri, manusia akan merasa takut dengan reaksinya. Jadi, sebaiknya manusia (termasuk saya yang sering lupa) melakukan tindakan-tindakan dengan niat dan tujuan baik, memaksimalkan keadaan dan kesempatan yang ada saat ini. Maka alam akan mendukungmu untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak saja kehidupan manusia yang baik di hari ini, tapi puluhan bahkan untuk ratusan tahun setelahnya. 


Bandung, 28 November 2016

@imatakubesar
Ketika saya memutuskan untuk memakai kerudung, saya hanya berfikir bahwa saya perempuan muslim dan harus memakai kerudung. Saya memutuskan menggunakan kerudung ini sejak SMA kelas 1, bisa jadi dorongan ini karena proses pembiasaan yang terjadi di lingkungan saya tumbuh. Sejak SD saya sudah aktif mengaji dan mengikuti beragam kegiatannya. Lalu masuk sekolah SMP dan SMA di sekolah swasta Islam. Di sekolah PGII 1 itu ada kewajiban memakai kerudung, meskipun rok masih sebatas lutut karena aturan pemerintah yang menyeragamkan baju sekolah dibawah lutut. Bahkan tahun 1991-1996 itu, untuk foto ijazah harus buka kerudung dengan alasan harus kelihatan telinga. Untuk istilah kerudung ini, kita mengenalnya dengan sebutan jilbab. 



                            
Jaman itu, perempuan-perempuan yang berani memakai kerudung masih langka. Kebijakan sekolah negeri maupun perusahaan yang melarang eksistensi perempuan berkerudung masuk ke dunia bekerja maupun sekolah. Entahlah, alasan tepatnya. Waktu saya SMA, pernah dengar ada murid perempuan yang harus melepas kerudungnya saat di sekolah. Kalau tidak mau lepas akan dikeluarkan. Banyak perempuan-perempuan muslim yang menunda penggunaan kerudungnya karena banyak perusahaan yang menolak pekerja perempuan berkerudung karena dianggap kurang prestise. Selain itu, di lingkungan keluarga pun, para orang tuanya khawatir anak perempuannya tidak dapat jodoh. Itu yang terjadi pada tahun 1990-an.

Saat saya berada di lingkungan SMA, berkerudung menjadi satu bagian hidup. Saat itu saya cukup tomboy, ketika ada acara di sekolah, pakaian saya seputar jeans, kemeja dan kaos. Kadang di padukan dengan jaket jeans atau jaket corduroy. Di lingkungan SMA, apapun bentuk padu padan pakaian kita tak menjadi masalah. Ekspresi kita pun tak terbatas. Maksudnya, kemampuan kami tetap terolah dengan ikut berbagai ekskul, mengikuti perkembangan film, musik. Semua baik-baik saja.

Tapi begitu masuk ke lingkungan yang lebih beragam, terutama ketika saya masuk kuliah. Beberapa orang merasa heran dengan cara saya berpakaian. Meskipun memakai kerudung, tapi paduan baju saya memakai jeans, kaos, dilapis kemeja flannel kotak-kotak, tas ransel (yang itu-itu aja), sepatu keteplek, kadang alas kaki memakai sandal gunung (ini pernah ditegur sama dosen). Dalam berpakaian, saya banyak terpengaruh oleh kakak-kakak laki-laki saya. Agak sulit menggunakan baju yang berkesan feminine. Saya merasa tidak nyaman dan jadinya tidak percaya diri. 





Rasa heran yang ditunjukan oleh lingkungan beragam juga ketika saya ternyata suka teater dan saat itu cukup aktif. Saya sendiri tidak merasa membatasi diri karena saya berkerudung. Saya merasa baik-baik saja, tak ada yang salah. Saat itu saya fikir seni persoalan kreatifitas, pasti selalu ada solusi dalam mengakali kebutuhan panggung. Tapi, beberapa lingkungan mempunyai penilaian dan anggapan berbeda, alasannya sederhana: seni itu bebas jadi kalau berkerudung segala ekspresi/gerak kita akan terbatasi. Saya fikir, ketika saya berkerudung saat itu saya merasa bebas. Lha, gak nyambung kan. Jadi biarkan saja, tiap orang punya pengetahuan dan keyakinan yang berbeda-beda. Lama-lama saya mulai mengerti, ada anggapan berbeda tentang perempuan yang sudah memutuskan memakai kerudung. Tapi saya punya anggapan lain, bahwa kerudung tidak menjadi halangan untuk berekspresi. Kami sama-sama punya otak dan jiwa.

Bedanya, saya berkerudung dan mereka tidak, persoalan hati dan pikiran, hanya Allah yang paling tahu jiwa yang tersembunyi. Saya tidak berhak menilai seseorang dari tampilannya, malah kadang, saya suka lupa kalau saya berkerudung. Tapi memang, saat itu perempuan yang berkerudung itu masih sangat jarang dan “tuntutan”/anggapan orang-orang pada perempuan berkerudung adalah perempuan baik-baik, lembut, calon ibu, istri yang soleh (saya aminkan saja, meski masih jauh dari benar dan suka galau ala remaja saat itu).

Tentang baju, sewaktu kuliah, saya senang sekali memakai celana jeans, kaos yang dilapis dengan kemeja kotak-kotak. Hehe… Baju flannel kotak-kotak saya banyak, ada yang warna coklat, biru, kuning. Suami saya (dulu masih teman baik, hehehe… intermezzo) kalau cerita tentang gaya pakaian saya dulu, dia sampai ingat semua jenis kemeja kotak-kotak. Kebetulan gaya pakaian saya dengan kakak perempuan saya nyaris sama. Kadang kalau tak ada kuliah, saya datang ke dapur teater pakai sandal swallow. Paling rapi saya pake celana jeans, t-shirt dan cardigan. Teman perempuan saya bilang, katanya saya paling pinter padu padan baju buat kuliah padahal bajunya itu-itu aja. Tadinya saya tidak ambil pusing, karena saya kalau udah suka satu baju, bisa dipakai berkali-kali sampai tidak layak pakai lagi. Pantaslah saat itu saya bukan mahasiswi yang kurang banyak “peminat” karena cuek sekali. (Hahaaa… )

Beda keadaan begitu masuk tahun 2005-2010, perempuan-perempuan berkerudung bertambah banyak. Perusahaan tidak antipati lagi pada pekerja perempun berkerudung. Semakin banyak perempuan berkerudung yang menggisi segala ruang-ruang kreatifitas, berani berekspresi dan menunjukan kemampuannya di berbagai bidang. Bergerak dengan keadaan itu, bermunculan pula perancang yang mengkhususkan diri mendesain baju muslim. Seperti metamorfosa perancang senior Itang Yunaz dan hadir beberapa merk yang mengkhususkan diri di baju muslim. Kondisi ini memancing dan bertumbuhan tren pakaian muslim untuk memenuhi kebutuhan dan menciptakan gaya hidup perempuan muslim, yaitu berhijab dengan berbagai model dan kebutuhan.

2 tahun lalu, sekitar tahun 2014, saya datang ke acara Jakarta Fashion Week. Saya terperanggah dengan booth-booth pakaian muslim yang sangat menarik, banyak sekali, desain yang beragam dan unik sekali. Saya merasa bahwa Indonesia ini patut diacungkan jempol karena keberanian dalam menciptakan karya desain pakaian muslim yang indah-indah. Ini artinya, disetiap adanya aturan yang membatasi disitulah ada kebebasan lain yang meluaskan kretifitas kita dalam berkarya.

Kini, saat saya harus bertemu, berkumpul dengan keluarga maupun teman-teman. Mereka yang menggunakan kerudung bukan sesuatu yang asing lagi atau merasa rikuh/terheran-heran pada pakaian yang kita gunakan. Model baju muslim semakin banyak dan beragam jenisnya memenuhi kebutuhan masing-masing pengguna sesuai aktifitasnya. Saya sendiri sekarang semakin nyaman dengan pakaian atasan sepanjang lutut atau sepertiga kaki. Biasanya saya selalu memilih warna-warna aman, seperti hitam, putih, abu-abu, coklat. Semua warna ini bisa dipadukan dengan jeans, celana warna coklat dan hitam.

Perkembangan fashion muslim yang dinamis ini membuat kita sama-sama belajar dan bijak dalam menilai seseorang dari pakaiannya. Pemilihan pakaian yang tepat dan sesuai kepribadian, membuat kita nyaman dan berpengaruh banyak saat harus berhadapan dengan orang-orang.

Bandung, 25 November 2016
@imatakubesar

Kaos Polo atau Polo Shirt biasanya dominan digunakan kaum pria. Namun saat ini banyak kaos Polo yang juga sudah di modif untuk wanita.

Menggunakan kaos polo bisa jadi alternatif pemilihan busana bagi wanita. Karena sifatnya yang casual, kaos Polo baik digunakan untuk acara semi formal, berolahraga atau saat liburan santai. Berbeda dengan kaos polo untuk pria, kaos polo untuk wanita biasanya mempunyai cutting yang lebih ramping dan disediakan dengan warna-warna yang lebih cerah.

Dimana sih cari model polo shirt wanita cantik? Kamu selalu bisa mengandalkan mataharimall.com, dimana pilihan untuk polo shirt selalu beragam dari berbagai model dan merk.



Tapi sebelum kamu mulai pilih-pilih, mungkin kamu bisa mempertimbangkan padu padan yang cocok untuk menggunakan polo shirt ini. Polo shirt untuk wanita pada dasarnya bisa di padukan dengan berbagai bawahan. Berikut beberapa tips untuk padu padan polo shirt:

1. Celana jeans

Paduan celana jeans dengan polo shirt tidak pernah salah. Jika potongan polo shirt nya pendek, kamu bisa menggunakan celana jeans model skinny atau basic. Pilihan lain adalah menggunakan jenas model boot cut dengan polo shirt yang dimasukkan dan menambahkan aksen ikat pinggang.



2. Celana kulot denim

Gunakan celana kulot pendek atau yang berbahan denim dan padukan dengan polo shirt berwarna cerah. Padankan dengan sepatu kets atau sepatu teplek santai.



3. Rok Span atau rok mini

Polo shirt yang di padankan dengan rok span atau rok mini biasanya memiliki cutting yang ramping membentuk lekukan tubuh. Kamu bisa menambahkan aksen ikat pinggang besar di rok nya dan padankan dengan sepatu booth dan sling bag, kamupun siap bergaya.



4. Polo shirt untuk wanita berhijab

Polo shirt cantik juga tersedia dengan model lengan panjang. Biasanya untuk wanita berhijab, pilihan polo shirt nya tidak ada cutting yang membentuk lekuk tubuh. Padanan polo shirt lengan panjang bisa dengan rok model A atau kulot panjang dengan potongan lebar di bawahnya. Padukan dengan warna dan model hijab yang trendy, maka tampilan kamu akan terlihat ciamik.


Nah, sudah ada ide mau padankan dengan bawahan seperti apa? Sekarang tinggal pilih kaosnya di MatahariMall.com. Selamat bergaya!!






Makanan adalah cita rasa kehidupan. 



Disana lahir segala kemungkinan dan melahirkan peradaban. 



Saya orang Bandung. Saya selalu merasa beruntung lahir dan hidup di Bandung. Selain karena cuaca dan suasana kreatifitas yang kental, di kota ini kamu bakal menemukan berbagai jenis makanan khas dari berbagai daerah, termasuk makanan khas Minahasa atau kalau kamu mengenal Manado, nah, Manado ada di Minahasa, tepatnya di Sulawesi Utara. Menarik, ya.

Lingkungan sekitar saya tumbuh sedikit banyak menyukai hal yang berbau seni dan makanan. Boleh dibilang kami sangat bergairah jika bahas dua hal itu. Bisa jadi kondisi ini yang menyebabkan situasi di Bandung jadi dinamis. Fasilitas pendidikan di kota ini sangat kondusif membuat masyarakatnya lebih terbuka dan mudah menerima berbagai kemungkinan. Sekolah dan suasana Bandung lahir dengan daya pikat tersendiri, menarik pendatang dari berbagai daerah untuk sekolah, belajar dan bersosialisasi. Situasi ini menyebabkan orang-orang yang hidup di Kota Bandung saling menularkan kebudayaannya, baik cara pandang, kesukuan, bahasa, kesenian, agama, termasuk saling mengenalkan makanan khas daerah masing-masing. Kemungkinan ini yang membuat Bandung menjadi kota dengan kaya cita rasa terhadap makanan. 



Olahan makanan laut, udang tepung.
Foto: Ima

Di Bandung kamu bisa menemukan makanan khas Eropa, Sulawesi, Cina, Sumatra, Kalimantan, Bali, dll. Rasanya nyaris semua makanan khas daerah di Indonesia ada, tidak ada sesuatu yang aneh jika tiba-tiba ada menu baru dijual di Bandung, karena penduduk disini berani mencoba dan mudah beradaptasi. Seringkali saya beranggapan bahwa makanan yang biasa saya makan sedari kecil adalah makanan khas Bandung. Katakanlah, seperti klapertaart, ikan bumbu, sarikaya, bagelen, croissant, roti bagel, spaghetti, dll. Sedari kecil saya pecinta kuliner, alasannya karena Bapak saya seorang pedagang ayam di Pasar Baru. Nah, di seputar pasar ini adalah surganya makanan, saja “belajar” langsung beragam jenis makanan dan karakter orang-orang yang berbeda. Kadang saya tidak terlalu kaget dengan ada makanan yang aneh-aneh hingga jenis makanan yang tidak boleh kami makan, seperti daging anjing, daging babi, kelelawar. Di pasar baru, semua agama dan keyakinan melebur dan semua kebutuhan makanan sangat terbuka memenuhi semua orang.

Saya dan kakak perempuan seringkali ke los makanan basah, kue kering dari jaman Belanda, hunting bahan kue, mencoba masakan khas daerah tertentu di kios-kios makanan. Ini pengalaman yang mengasah kepekaan saya. Saya senang sekali kalau diajak mencoba dan mengenal makanan baru. Kebiasaan ini terbawa sampai dewasa, kadang arti jalan-jalan itu buat saya adalah jelajah kuliner. 





Ikan krapu goreng, salah satu ikan laut
yang didapatkan di salah satu tempat kuliner.
Foto: Ima

Semakin besar, banyak yang dilihat dan banyak yang baca, sedikit berkumpul dan mendengar cerita dari teman-teman yang suka jalan-jalan. Salah satu makanan yang baru saya tahu bahwa klapertaart ternyata bukan makanan camilan khas Bandung. Makanan camilan berisi daging kelapa muda, bertabur kayu manis dan kismis itu biasa saya beli di toko roti daerah Braga, rupanya berasal dari Minahasa atau Menado. Oke, saya salah dan cetek banget wawasan tentang makanan, tahunya dimana saya mendapatkan makanan itu dan melahapnya, huft!

Ternyata makanan khas Minahasa ini banyak juga, seperti: tinutuan (bubur Manado), klapertaart, saut, nasi jaha, tinoransak, kawok (tikus hutan), paniki (kelelawar), mujiar bakar dan woku, cakalang fufu (cakalang asap) dan woku, pangi, sate palangka, kombi, mie cakalang, rica rodo. Merasa asing dengan nama-nama makanan itu?, sama. Tapi diantara 15 jenis makanan khas Minahasa itu, saya pernah coba klapertaart, cakalang fufu, beberapa yang tidak saya coba karena tidak boleh memakannya. Meskipun baru mencoba 2 jenis makanan itu, saya penasaran ingin datang ke sana dan menikmati makanan langsung di tempat aslinya. Kenapa? Alasannya sederhana, karena biasanya makanan yang dijual bukan di tempat aslinya sudah mengalami pengadaptasian rasa agar bisa diterima oleh lidah masyarakat setempat.

Seperti pengalaman saya makan di rumah makan khas Manado di wilayah Jl. Sultan Agung 9 Bandung. Di rumah makan ini, menjual beragam jenis makanan khas Manado dengan bahan dasar bebek, ikan lele, ikan cakalang, sayur cah kangkung, nasi goreng, semua diolah dengan bumbu bercitarasa Menado. Sambalnya? Ini sih juaranya sambal Menado. Segar, enak dan pedasnya ada tiga pilihan, rendah, sedang dan tinggi. Di rumah makan khas Manado ini, awalnya tersedia daging babi (nama aslinya RW). Saya fikir, rumah makan khas Manado wajar menyediakan menu ini, karena memang makanan khas Manado salah satunya daging babi. Mereka biasa mengolah makanan khusus itu, beda tempat cuci dan alat masaknya juga dipisahkan untuk menghormati konsumen yang muslim. Kalau sekarang, menu khusus ini sudah tidak ada, mengingat menu itu menjadi viral dan membuat banyak orang merasa khawatir.

Di rumah makan Manado itu, saya makan nasi goreng hitam (nasi goreng cumi) dan mencoba cakalang cabe hijau yang rasanya juara tiada tara. Ternyata rasa bumbu Manado itu unik, banyak rempah bikin segar. Kalau kamu menyebutkan satu nasi rempah khas india, ini beda rasanya. Untuk menyesuaikan selera orang-orang di Bandung, jadi cita rasa masakanan rumah makan Manado ini disesuaikan dengan lidah orang Jawa kebanyakan. Auch! Enaknya tidak terkira. 



Nasi goreng hitam (olahan cumi-cumi) dan nasi goreng
daging cuka. Foto: Ima


Sejak saya coba makan-makanan khas Minahasa, saya jadi mempelajari kondisi dan budaya disana. Ternyata di Minahasa merupakan daerah bekas jajahan Spanyol, Potugis dan Belanda. Bahkan ada yang sampai menikah dan beranak pinak. Saya fikir, ini sangat menarik. Pasti banyak budaya Spanyol, Portugis maupun Belanda yang diserap oleh penduduk setempat begitu pun sebaliknya, ciri khas yang paling mudah terjadinya percampuran budaya terdapat pada hasil olahan makanannya. Nah, dengan alasan itu, juga, saya tertarik untuk langsung datang ke Minahasa dan mencoba makanan olahan asli dan mengenal gaya hidup di sana.  Katanya, melahap makanan atau minuman khas suatu tempat akan lebih lezat jika kita datang langsung ke tempatnya.  Sensasinya akan beda.



Caklang Cabe Ijo khas Rumah Makan Manado di Bandung.
Sumber Foto: Di sini

Kalau memperhatikan 3 jenis makanan yang pernah saya coba diantaranya Klapertaart, Cakalang Cabai Hijau dan Nasi Goreng Hitam. Makanan khas Minahasa banyak menggunakan bahan dasar dari laut, yaitu ikan dan cumi-cumi. Dominasi olahan rasanya yang cenderung pedas segar membuat ikan maupun cumi-cumi menjadi lebih enak. Sekalipun binatang laut ini cukup dioseng dengan bumbu sekedarnya sudah enak, tapi tidak dengan bumbu khas Minahasa yang kaya rempah seperti jahe, laos, daun jeruk, cabe merah, tomat, sereh dan lainnya, membuat penikmatnya kalang kabut. Lebih konsentrasi dalam menikmati makanan khas Manado. Semua makanan ini seperti memberi energi positif dan mengandung banyak protein, bagus untuk memelihara stamina tubuh manusia dan otak.

Camilannya tak lepas dari daging kelapa muda, seperti es kelapa muda, es kelapa muda dan alpukat kerok, katakanlah klapertaart merupakan menu camilan andalan paling enak yang pernah saya coba. Sayangnya, sajian klapertaart ini biasanya untuk beberapa sendok makan saja. Bisa jadi dalam satu wadah kecil klapertaart ini mengadung banyak gizi, jadi porsi makannya sangat diperhatikan agar tidak kelebihan gizi. Dalam klapertaart ini mengandung kelapa muda segar, telur putih mengandung protein tinggi, air kelapa yang meningkatkan ion tubuh. Belum ditambah susu, gula, maizena dan tepung terigu memberi zat karbohidrat.

Nah, sementara dalam nasi goreng cumi-cumi, selain rasanya yang gurih dan lezat. Nasi mengandung banyak karbohidrat dan cumi-cumi segar memberi protein bagi tubuh. Minyak goreng memberi mengandung lemak nabati yang baik untuk tubuh. Bumbu-bumbu dasar sperti daun jeruk, bawang putih, jahe, merupakan bumbu obat yang bisa menyegarkan badan.

Saya membayangkan, bisa mencoba makanan khas Minahasa langsung di tempatnya. Kecuali makanan yang berbahan dasar yang memang tidak boleh dimakan, seperti babi dan binatang liar lainnya. Saya mau tahu bumbu asli bagaimana mereka mengolah bahan dasarnya seperti apa. Biasanya, beda sedikit aja tahapan cara pembuatan dan beda satu jenis bahan dasar suka mempengaruhi rasa. Belum lagi ikan dan cumi-cumi segar yang yang diambil tak jauh dari laut. Minahasa daerah iklim tropis, punya garis pantai yang panjang, dikelilingi perbukitan dan pegunungan. Karena subur Minahasa subur oleh pohon kelapa, pohon pala dan berbagai sayuran lainnya. Ini tercermin dari jenis makanan bernama tinutan atau bubur Manado yang mengandung banyak sayuran. Seperti ubi jalar, labu kuning, bayam, kangkung, kacang panjang, daun kemangi, jagung dan bumbu-bumbu seperti bawang merah.

Tinutuan atau Bubur Manado.
Sumber foto: di sini.

Saya kira, makanan khas Minahasa boleh dibilang makanan lengkap gizi. Kondisi geografis

alamnya yang baik, membuat ikan dan tumbuhan tumbuh subur dan berkembang baik.  Masyarakat terpenuhi kebutuhan nutrisi bagi tubuhnya.  Hasil kreatifitas dan memanfaatkan kekayaan alam, membuat hasil olahan makanannya pun kaya rasa dan menciptakan budaya dan pola hidup yang unik dan kaya rasa.     

#JelajahGizi, JelajahGiziMinahasa, #NutrisiUntukBangsa, #SariHusada

Bandung, 6 Nopember 2016

Foto: Ima
Mobil123.com merupakan portal yang menyediakan informasi jual beli mobil baru dan bekas bagi anak muda.  Jumat kemarin, mereka mengadakan talkshow “Memilih Mobil Terbaik untuk Anak Muda” di Athmosphere Coffe and Lounge Bandung. Tempat yang sangat nyaman, berkelas dan elegan, sesuai dengan tema talkshow kali ini. Pembicara yang terlibat di acara talkshow ini membukakan mata kami, bahwa kondisi anak muda masa kini mempunyai style dan mengalami kemajuan dan kemapanan secara finansial. Mereka yang berbagi adalah Dani Rohmat (Sales Supervisor Auto 2000 Cab. Soekarno Hatta Bandung), Indra Prabowo (Managing Editor Mobil123.com) dan Irwan Nurfiandi (Head of Marketing Mobil 123.com). Antusiasme undangan cukup tinggi, pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan menarik, karena portal ini memberi solusi bagi anak muda yang ingin mempunyai mobil impiannya.

Kini performa alat transportasi lebih beragam dan mengikuti karakter anak muda.  Pilihan jenis mobil banyak, seringkali anak muda tidak mengerti harga dan fasilitas mobil seperti apa yang cocok untuk kebutuhan masing-masing.  Bagaimanapun, fasilitas transportasi pribadi, bisa membuat nyaman penggunanya dan tenang  sebagai teman perjalanan. Dengan adanya mobil,aktifitas sehari-hari jadi lebih mudah.  Seperti harus mendatangi suatu tempat yang jauh, pergi bekerja, bersilatuhami, mengangkut barang dagangan, bersosialisasi, mengantar anak-anak sekolah, travelling, dan banyak lagi. 



Foto: Mobil123.com


Tentu saja setiap orang atau anak muda, ingin memperoleh hidup yang lebih baik, salah satunya memiliki kendaraan sendiri. Begitu seseorang punya mobil maupun motor, seolah menjadi syarat bahwa hidup seseorang sudah mapan. Tidak sekedar memfasilitasi kebutuhan, tapi punya nilai prestise sendiri ketika seseorang menggunakan kendaraan sendiri.  Ada anggapan keberhasilan seseorang itu karena sudah punya mobil pribadi. Setidaknya, itu yang terjadi di Indonesia. 

Seringkali, calon pembeli kesulitan mencari info alat transportasi yang pas, tepat dan sesuai harapan. Sebelum membeli, mereka biasanya mencari model mobil, harga yang sesuai budget dan beragam informasi tentang mobil tersebut. Biasanya para pembeli akan langsung mendatangi showroom, pameran-pameran otomotif, untuk meyakinkan keunggulan masing-masing kendaraan dari berbagai sisi.   

Menyadari animo dan gaya hidup masyarakat yang menaruh minat tinggi membeli mobil, mobil123.com tepat dijadikan patokan untuk mendapatkan informasi khusus jenis mobil. Portal ini menyediakan beragam info yang dibutuhkan, diantaranya:

1. Info mobil baru
2. Mobil bekas
3. Motor
4. Pasang iklan
5. Berita Mobil
6. Bantuan


Point-point yang disediakan mobil123 tidak terlalu rumit dan loading foto juga cepat dan identitas produknya juga lengkap.  

Melalui internet, dunia bergerak mudah dan cepat. Bagi pengusaha apapun jenis badan usahanya, dunia digital bisa dimanfaatkan fungsinya untuk meluaskan pangsa pasar. Begitupun dengan pembeli, mereka bisa dengan mudah mencari berbagai informasi di berbagai portal khusus yang menyediakan produk/jasa yang dibutuhkan. 

Keadaan ini menciptakan perubahan gaya hidup sosial masyarakat yang tadinya harus menyisihkan waktu yang banyak observasi, kita tinggal mencari info di depan laptop ataupun handphone.  Tapi jangan salah, kita memang dengan perkembangan teknologi yang cepat sekaligus hidup dengan berbagai generasi.  Generasi yang belum mengenal teknologi, generasi yang baru mengenal teknologi dan mengikuti perubahannya dan generasi yang sudah kenal dengan teknologi.  

Generasi Baby Boomers (1946-1960) dan generasi X (lahir tahun 1960-1980), i sekarang, mereka cenderung lebih pasif.  Sementara generasi lain yang lahir tahun 1990-an, 1981-1995 (generasi Y) dan generasi yang lahir setelah 1995 (generasi Z), cenderung aktif memanfaatkan internet untuk segala aktifitasnya.  

Sehingga portal-portal jual beli seperti mobil123.com, menangkap kebutuhan pangsa pasar generasi muda yang kerap mencari produk kesukaannya melalui cara online. Alat informasi yang digunakan generasi Y dan Z sudah menjadi kebutuhan primer, rata-rata anak-anak muda ini punya laptop, handphone dan smartphone, sebagai media bersosialisasi.

Semua alat komunikasi tersebut masih mudah dipelajari oleh generasi Y dan Z dan perkembangannya selalu dicari. Namun, anak muda ini pun dibagi 2 generasi, anak muda mapan dan anak muda yang sedang berkembang. Antusias anak muda di rentang usianya, menaruh minat pada kebutuhan fashion, kuliner, traveling, alat transpotasi dan mulai membeli/menyicil rumah. Generasi masa keemasan dan produktif seperti itu, selalu muncul keinginan dapat pengakuan dari masyarakat.

Kebutuhan anak muda bertambah, terutama buat mereka yang sudah bekerja maupun wirausaha. Mempunyai kendaraan pribadi menjadi impian semua orang, tanpa terkecuali. Karena alat transportasi ini bisa memfasilitasi produktifitas kerja, semua aktifitas bisa dikondisikan. Anak muda yang ingin punya mobil pribadi bukan berarti mengerti jenis mobil, keungggulan maupun harganya. 

Oleh karena itu, portal mobil 123 memfasilitasi kebutuhan masyarakat. Portal ini tidak menjual mobil, tapi menyediakan media yang menghubungkan penjual (dealer resmi maupun perorangan) dengan calon pembelinya. Web mobil 123 ini juga mudah diakses, fotonya banyak, informasi dan berita-berita tentang mobil juga lengkap.  Bapak Irwan Nuri menekankan, setelah merasa cocok dengan mobil pilihannya, sebaiknya ketemu fisik untuk melihat langsung keadaan mobil, surat-surat dan history penggunaan.  Jadi tetap proses maya dan bersentuhan langsung tetap harus dilakukan.  Apalagi benda jual beli yang  punya nilai tinggi, tetap harus dilakukan secara langsung.  Melalui portal mobil123, kita bisa leluasa mencari info selengkap-lengkapnya.  Setidaknya, proses pencarian dan menuju pembelian, bisa 80% dilakukan dengan menghemat banyak waktu.

Bandung, 30 Oktober 2016
@imatakubesar