Mau beli laptop? Sekarang waktunya gunakan kesempatan membeli laptop Acer untuk dapatkan hadiahnya. 



Ribuan Hadiah Dari Acer

Tengah tahun 2019 ini, Acer memberi kejutan buat pelanggannya dengan mengadakan ACER DAY 2019. Kalau mengikuti informasi dari hesteg #AcerDay2019 #XtraFun #XtraCool di media sosial, kesempatan baik ini dimulai dari 18 Juli hingga 30 September 2019. Ada 2222 hadiah dan kesempatan menarik yang bisa diambil kalau membeli laptop Acer pada periode ini. Sayang sekali beberapa bulan lalu saya sudah beli laptop merk Acer, kalau tahu ada program ini, akan saya tahan dulu biar dapat kesempatan yang menguntungkan.

Momen ini rupanya bentuk perayaan ulang tahun Acer di Indonesia ke-20 tahun. Acer mengadakan Acer Point Reward yang menyediakan 2222 hadiah. Setiap pembelian Acer jenis apapun akan mendapatkan poin yang bisa ditukarkan dengan kesempatan menang ribuan hadiah dari Acer Day. 




Hadiah utamanya, 2 pelanggan yang beruntung wisata ke Korea, hadiah yang lain ada 20 laptop tipis Swift 3 Acer Day Edition, 200 Predator Gamingheadset, dan 2000 Nitro backpack. Selain hadiah, pelanggan yang membeli Acer jangka waktu tersebut, akan mendapat garansi resmi selama 3 tahun. Untuk mendapatkan program ini, pelanggan yang sudah beli Acer, maka segera lakukan registrasi di website Acer Day di www.acerid/acer-day agar dapat poin reward berhadiah dan menang hadiahnya. Hadiahnya 2222 jenis, jadi siapapun dapat kesempatan menang banyak, nih.

Buat saya, laptop itu sudah jadi alat ‘masak’, perangkat penting untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kantor pekerja freelance maupun orang kreatif lainnya bisa dimana saja. Tak melulu harus ngantor, dia bisa remote dimana saja asal target pekerjaan beres. Malah saya sering mengerjakan pekerjaan di meja makan dengan jendela di buka lebar-lebar. Seperti masyarakat urban lainnya, saya mungkin hanya satu contoh spesies yang kerap menyelipkan laptop ke dalam tas ransel kemanapun saya pergi. Begitu ada waktu kosong, saya gunakan kesempatan itu dengan mengeluarkan leptop lalu mulai atau meneruskan tulisan.




Mungkin teman-teman juga sering melihat orang-orang ‘nongkrong’ di cafe sambil mengerjakan sesuatu di depan laptopnya. Ternyata, saya sempat ngintip dikit, diantara mereka ada yang sedang mengerjakan desain grafis, gambar, menulis, brainstorming bahkan rapat online/jarak jauh. Lifestyle masyarakat urban belakangan ini, kemana-mana menenteng tas isi laptop dan alat-alat tulis lainnya. Dengan begitu, tempat kerja bisa dimana saja, cafe, tempat umum bahkan sambil nunggu anak-anak di halaman sekolah.

Melihat kebutuhan masyarakat yang dinamis, ukuran dan berat laptop seringkali jadi salah satu pertimbangan dalam memilih/membeli laptop. Kondisi ini mampu ditangkap oleh Acer sehingga melakukan inovasi produknya. Tingkat pekerjaan orang-orang kreatif makin tinggi, laptop menjadi alat kerja utama.




Acer Terbaru di Acer Day 2019

Nah, di tahun anniversary ke-20 Acer di Indonesia, ACER DAY 2019 jadi momen mengeluarkan produk laptop terbaru yang bisa merangkum kebutuhan para orang-orang kreatif. Produk laptop terbaru dari Acer 2019 tersebut diantaranya ConceptD series, laptop gaming Nitro 7 dan laptop ultra tipis Swift 7.

Inovasi yang ditawarkan Acer secara fungsi terpenuhi, pantas saja selalu mendapat penghargaan bergengsi. Selama 12 tahun berturut-turut mendapatkan Top Brand Award dan selama 11 tahun berturut-turut mendapatkan Indonesia Customer Service Award (ICSA).

Selama ini, banyak creator mempertimbangkan laptop untuk bekerja memperhatian beberapa poin ini:

1. Tampilan layar sesuai dengan hasil nyata

2. Memori

3. Kecepatan

Jenis laptop Acer terbaru Swift 7 memiliki teknologi dari poin-poin tersebut. Desain laptop ini tipis dan paling ringan di dunia juga mempunyai bezel tipis. Tebal Swift 7 keluaran tahun 2019 ini tebalnya kurang dari 1 cm (9,95 mm), beratnya tidak sampai 1 kg (890 gram) dan screen-to-body ration 92%. Maksud Screen-to-body ration itu, keluasan layar 14” setara dengan 12”. Tak hanya itu, laptop ini bertenaga, lengkap dengan fitur keren, dan mengusung sistem fanless-tidak mudah panas-jadinya tetap enak dipakai. Laptop terbaru ini bisa dibawa kemana-mana, tidak bikin pundak pegal, tidak memenuhi tas karena desainnya tipis dan ringan.



Lalu untuk para creator, Acer mengeluarkan ConceptD Series. Dengan adanya jenis ini, para creator bisa lebih eksplorasi dan produktif sehingga bisa menghasilkan karya-karya segar. Karena jenis Acer ConceptD ini menampilkan prosesor mobile Intel Core generasi terbaru dan dukungan graphic card yang canggih. Dalam berproses yang seringkali memakan waktu lama, suara ConceptD setenang 40dB, tampilan juga menarik sehingga memberi pengalaman yang berbeda.

Begitupun tentang akurasi warna, ConceptD menampilkan akurasi warna yang lebih tinggi dengan 100% Adobe RGB color gamut dan dukungan Delta E<1,5 yang menghasilkan akurasi warna dan ketajaman gambar yang baik.

Tampilan objek visual di layar, warnanya sama dengan hasil cetaknya. Biasanya kita menemukan warna hasil cetak dengan visual di layar lebih gelap atau lebih terang. Seringkali harus profing warna dengan melakukan print dulu, untuk memastikan warna yang diharapkan sesuai dengan yang diinginkan.

Buat orang seni desain grafis, laptop dengan spesifikasi yang tepat menjadi kunci penting untuk menghasilkan karya yang bagus dan sesuai hasil akhirnya. Itu sebabnya Ayah memilihkan laptop Acer, selain untuk menulis juga nyaman digunakan untuk mendesain.

Silakan gunakan kesempatan ini agar kita bisa leluasa mengeksekusi ide dan menghasilkan karya-karya yang indah dengan memanfaatkan laptop yang sesuai kebutuhan.


Galau.  Kayanya itu kata yang tepat menggambarkan kondisi saya saat anak-anak mau mulai sekolah.  Ya, bisa jadi dipengaruhin sama waktu liburan yang menurut saya sih terlalu puanjang.  Mulanya liburan Idul Fitri, terus dilanjut libur sekolah.  Sampe bingung liburan harus diisi apa lagi.  Sekolah lagi artinya ada kegiatan rutin yang terikat oleh waktu dan tanggung jawab.  Antara semangat sekolah lagi, menjalani proses persiapan sekolah dan proses antar jemput.   

Iya sih, waktu liburan kami jadi banyak waktu bareng-bareng.  Masak bareng, berenang, menggambar bareng-bareng, jalan bareng, jalan-jalan ke UPI buat main sepeda.  Nah, UPI ini kampus yang luas banget, ada jalan besar, pepohonan kiri kanan.  Buat penduduk sekitar UPI seperti saya, UPI jadi tempat yang cukup nyenengin buat anak-anak, main sepeda, lari-lari, petikin rumput sambil lihat yang hijau-hijau.  

Kadang seru, kadang jadi pusing sendiri, tapi banyak serunya sih.  Rumah jadi rame terus.  Selain diramein sama kedua anak saya, setiap hari anak-anak kakak juga tetangga berdatangan ke rumah.  

Liburan sekolah kali ini berdekatan dengan liburan hari raya.  Seneng juga jadi  ada "alasan" pergi keluar kota dalam rangka mudik.  Bisa menikmati perjalanan, suasana rest area, menikmati pemandanga jalan tol, langit yang tampak kelihatan lebih luas juga pemandangan alam pedesaaan. 

Dalam sejarah hidup saya, engga ada liburan berhari-hari ke rumah nenek.  Karena nenek saya dari pihak Amih tinggal serumah, lalu nenek dari pihak Bapak saat saya anak-anak sudah wafat.  Jadi kerjaan saya begitu waktu liburan adalah waktunya bermain seharian di kebun, sawah, menjelajah ke hutan.  Sekarang tempat bermain di alam itu udah jadi komplek perumahan penduduk.  

Saat itu, buat saya, jadi pengalaman seru, liburan jadi bisa main seharian, main lumpur di sawah, bekel-bekelan, serodotan di tanah, duduk-duduk di atas atap dan mandi di pancuran mata air.  Lupa makan.  Lupa shalat.  bahkan gak terlalu tertarik nonton film lama-lama di depan televisi.  Pulang sore berikut makan malam lalu pergi lagi buat ngaji di Masjid Nurul Huda.  

Masa kecil saya emang nyenengin.  Bebas banget.  Mungkin itu kelakuan saya rada mirip laki-laki, yang saat itu punya keinginan bisa terbang dari pohon ke pohon dan naik gunung.  Haha!  Alhamdulillah engga kecapai sampai sekarang.   

Nah, sementara zamannya anak-anak saya, kalau liburan seperti yang engga ada ide mau ngapain.  Sawah, mata air, serodotan tanah udah engga ada lagi.  Kiri kanan tembok, jalanan sempit, jalan ke depan dipenuhi mobil, motor dan bis.  Di rumah ada kotak ajaib yang  bernama televisi dengan sajian tontonan yang memesona.  Tak hanya itu, berbagai media visual ada di smartphone yang kerap bikin hati tak tenang karena khawatir mereka terpapar tayangan yang belum pantas diserap oleh paca indranya.

Tapi, satu sisi mereka termasuk beruntung, karena bisa ada tempat liburan ke rumah nenek.  Karena Neneknya atau kami biasa memanggilnya Bunde, tinggal di Pandeglang Banten.  Seengganya setahun dua kali melakukan perjalanan luar kota.  Menikmati perjalanan, explore desa, ketemu kangen sama Bunde, sepupu-sepupunya.  Rumah Bunde letaknya di gunung, padat penduduk tapi masih banyak lahan luas,pepohonan lebat, pesawahanan, jalan setapak, rerumputan liar, sungai-sungai.  Lingkungan perkampungan yang masih terjaga keasriannya.  Jadi anak-anak pun bisa merasakan main di lapang rumput, jalan kaki ke sawah, menikmati pemandangan yang masih asri dan main bareng di pantai.  

Pantai?  Sebenernya dari rumah Bunde ke Pantai itu masih kebilang jauh.  Jarak tempuh dari rumah Bunde ke Pantai Carita aja bisa sampe dua jam.  Tapi, mungkin, buat penduduk setempat-termasuk saudara saya-jarak tempuh 1-2 jam itu biasa saja.  Bayangkan,untuk ke pasar untuk kebutuhan sehari-hari memakan waktu 30-60 menit perjalanan dengan kondisi jalan yang rusak, kecepatan angkot yang lambat dan angkot yang tidak setiap saat ada.  

Lalu kalau ingin cari hiburan, misal sekedar makan pizza, itu harus ke Kota Serang.  Dari Pandeglang ke Serang itu jarak tempuhnya dua jam, sementara saya biasa jalan-jalan di Bandung cukup memakan waktu 15-30 menit untuk sampai ke beberapa tempat.   Butuh kesabaran yang nyata (((nyata))) untuk benar-benar hidup disana.  Buat saya yang bergerak cepat dan ringkes, kondisi ini sempat bikin bingung.  Oke, ini masalah infrastruktur di pedesaan.  Tapi sungguh, hemat jadinya.  

Karena saya sekali-kali kesana, jadi proses perjalanan itu jadi biasa saja karena framenya liburan ya jalan-jalan.  Jarak 1-2 jam jadi proses yang asik.  


Lingkungan rumah Bunde merupakan pesantren modern setingkat SMP dan SMA.  Kalau sore ada anak-anak setingkat TK belajar ngaji.  Jadi di halaman rumah Bunde pun ada mainan seperti serodotan dan besi kotak yang bisa dipakai untuk memanjat.  Buat anak-anak kegiatan bermain seperti itu jadi rutinitas pagi, siang, sore yang menyenangkan.  Kulit anak-anak jadi agak gelap, badan keringatan, makan lahap.  Asik deh.  Meski sesekali pulang untuk main game dan nonton kartun di depan televisi.

Pulang libur Idul Fitri, masih nyambung dengan libur sekolah.  Ini yang bikin saya bingung.  Meski engga ditulis programnya, liburan sehari-hari tetep ada kegiatan yang bikin anak-anak terlatih motorik kasar dan motorik halus.  Karena kalau engga ada kegiatan, perhatian mereka terfokus sama main handphone untuk lihat youtube dan main game.  

Kegiatan liburan di rumah bisa beragam, untuk jadwal rutin seperti mandi, makan, shalat, baca buku tiap hari dilakukan pada jam yang biasa.  Tapi ada kegiatan harian yang jadi program yang diselang seling, diantaranya:

1. Melipat kertas atau membuat origami.  Mulai beli kertas hingga cari tutorial di youtube dan website kami lakuin sama-sama.

2. Membuat makanan.  Seperti bikin bolu, pancake, mie goreng, pop corn, anak-anak dilibatkan mencari bahan, menyiapkan bahan dan alat-alat hingga mengolahnya.  Saya hanya ngasih petunjuk dan sesekali memberi contoh lalu anak-anak yang melakukan semua sendiri.

3.  Diajak melipat selimut dan baju.  Meski masih berantakan, tapi ada pengalaman dan proses belajar merapikan.

4. Berenang bareng saudara.

5. Main sepeda setiap hari dan bawa bekal makanan untuk dimakan bareng-bareng dengan teman-temannya.

6. Setiap hari belajar baca huruf Al Quran setidaknya 15 menit saja.

7. Siram tanaman.

8. Nonton film bareng-bareng.

9. Baca cerita bergantian.

10. Menggambar.

11. Mempraktekan tayangan DIY (Do It Yourself) di Youtube.

Liburan kali ini terasa lebih membuka mata saya terhadap passion anak-anak, kegiatan yang kami lakuin setiap hari secara engga langsung jadi proses observasi.  Aden yang suka banget main game dan lihat youtube ternyata punya passion memasak, lebih cepat hafal bahasa inggris dan senang membuat video.  Dia setiap diajak masak, misal bikin bolu, dia lebih antusias dibanding diajak main lempar bola.  Begitupun Bayan, dia lebih senang lipat origami, menggambar dan panjat tiang.  


Sekarang, jadi PR banget buat saya buat bekerja dan kumpulin uang buat cari tempat kegiatan/komunitas yang bisa mengasah dan menstimulasi anak-anak agar passion dan bakatnya lebih berkembang.  Tak hanya itu, cari metode yang tepat agar rumah menjadi ruang yang nyaman untuk berkegiatan dan mengasah kemampuannya.