Ada kejadian lucu, waktu saya dan Cholis pergi ke sebuah toilet umum di RSCM hari Senin ini. Saat itu antrian masih belum ada, tapi di dalam sudah ada orang. Tak lama dari kami mengantri, datang dua orang ibu setengah baya. Lalu, ibu itu mulai bertanya:

Ibu 1: “Ngantri juga, Mba?” (Mba? mungkin secara penampilan saya memakai jeans dan kemeja kasual yang tampak kece dan cantik, #gapenting)

Ibu 2: “Ini toilet di mana lagi, ya, kok cuma satu sih!”

Saya: “Oh, di dalem ada, deket mushola. Disana banyak, tapi agak jauh, sih.”

Ibu 2: “Iyah, saya baru sih ke sini. Jadi kalo saya cari-cari ke sana, nanti lama lagi.”

Saya: (Cuma mengangguk)

Ibu 1: “Sudah dari tadi ngantrinya?”

Saya: “Hmmm… lumayan, Bu.”

Cholis: “Mau Ima atau ayah dulu? Ayah pengen PUP.” (Bisik ayah)

Saya: “Ayah aja dulu, Ima masih bisa nahan.”

Suara air dari dalam toilet terdengar bersemangat, tampak heboh, seperti orang mandi.

Ibu 1: “Ini sih kayanya mandi! (Intonasi keluar terdengar ketus). Waduh, orang lagi pada ngantri gini malah mandi.” (Mulai merasa yakin sendiri)

Ibu 2: “Iya, nih. Engga tau disini udah kebelet. Padahal cuma pengen pipis.”

Ibu 1: “Masa mandi di toilet umum!” (Mulai nuduh)

Bagi saya, 2 tahun ini sebuah keadaan yang drama sekali, seolah tangan-tangan malaikat bergerombol menolong kami keluar dari satu per satu kesulitan dengan cara penuh kejutan. Pas butuh pas ada, melalui jalan yang tak diduga-duga. Masalah utama memang tetap ada, tapi cara Allah menghibur dan membuat saya tetap sabar, yakin, tenang itu sangat unik.

Ketika salah satu keluarga kita sakit, yang difikirkan adalah masalah uang. Karena akan berhubungan dengan makanan sehat, bayar dokter, obatnya, bahkan jika harus ada tes lab hingga rawat inap. Tabungan yang tadinya buat kebutuhan ini itu, sering tertunda karena dikeluarkan untuk biaya kesehatan. Mending kalau ada tabungan, ini tidak sama sekali punya tabungan. Anehnya, ketika kita merasa berat untuk biaya berobat maka rezeki itu semakin tumpul, tapi ketika hati kita membebaskan dan menganggap rezeki yang saat itu ada, memang sudah dipersiapkan untuk pengobatan itu. Selalu saja ada pengganti dari arah yang tak terduga, asal yakin bahwa rezeki yang kita gunakan untuk pengobatan sebuah bentuk ibadah dan selalu diganti dengan cara yang ajaib.

Saya ingin sedikit cerita dulu tentang suami saya yang terkena TBC otak.  Karena TBC ini berkaitan erat dengan daya tahan tubuh manusianya.  2,5 tahun lalu suami saya kuliah lagi, baru menjalani 1 semester kuliah, dia sakit.  Ada benda asing yang tumbuh kena syaraf di otaknya yang membuat dia rentan kejang, rupanya hasil MRI kepala menyatakan ada high grade glioma (tumor/kanker).  Tapi operasi baru dilakukan setelah 1 tahun 3 bulan dari deteksi awal, ya, tidak mudah mengambil keputusan ini, perlu keberanian, keyakinan suami  dan keluarga, mengingat resiko paska operasi yang terlalu berat.  Setelah melewati operasi, benda asing ini dibawa ke lab dan ternyata, hasil patologi menyatakan bahwa benda asing yang ganggu otak suami itu adalah TBC otak.  

Tahun 2004 saya kenal blogger, blogdrive dan multiply dari teman-teman.  Mereka yang senang menulis bahkan jual produk bikinan sendiri diposting ke dalam blog masing-masing.  Semua punya gaya ungkap dengan keunikan sendiri.  Saat itu, kebanyakan tulisan yang muncul tentang analisa sosial, pemikiran pribadi terhadap kasus-kasus minor.  Adapun yang senang menulis tentang kegiatan sehari-hari dan memancing respons dan gerakan-gerakan kecil tapi gelombangnya sangat besar.  Banyak efek baik melalui menulis, salah satunya bisa menemukan diri sendiri.  Proses "kegelisahan" yang muncul bisa dipetakan dalam proses menulis, satu persatu dan terkumpul dalam satu kesatuan pemikiran yang melahirkan buah karya kreatif yang merespons manusia untuk terus berfikir dan berkarya.  Bisa jadi tahun-tahun itu, paska reformasi, setiap orang mempunyai kebebasan berekspresi namun cenderung "gagap" dengan keadaan sosial yang gelombangnya berubah. 

Ketika saya tahu ada fasilitas blog, dimana kamu bisa menulis macam-macam disana, saya bahagia.  Karena saya merasa mendapat kebebasan menuangkan apapun, mau bermanfaat atau tidak bermanfaat, inspiratif atau tidak inspiratif, tapi ketika ada keberanian berfikir, berbagi pengalaman dan menuliskannya, saat itu hidup rasanya lebih berharga.  Karena tidak semua orang (seperti saya) punya kesempatan bisa berbagi di media cetak. Meskipun pembaca blog saya tidak banyak, ketika ada salah satu teman mengapresiasi dengan memberi komen di blog dan ada yang beri komentar ke inbox kalau dia adalah silence reader blog saya, itu rasanya berbunga-bunga, seneng banget. Bahkan kalau ada yang salah, tidak jarang memberi tahu ke inbox dengan cara yang sopan.  Ini berharga sekali buat saya.  Semakin tersadar, bahwa tulisan kita ada yang baca dan semakin semangat untuk selalu mengolah tulisan lebih baik.
   
Zaman 2000-an, mulai bermunculan gerakan yang mendorong orang-orang untuk gemar menulis bagi semua profesi, banyak pelatihan di sana sini meskipun animonya tidak sebanyak sekarang, tapi energinya sangat besar.  Orang-orang mulai berani menuangkan pikiran, tidak hanya seniman maupun penulis handal.  Siapapun mempunyai kesempatan yang sama, menulis, membuat buku, zines.  Semakin disadari, melalui tulisan memberi magnet tersendiri dalam menciptakan gerakan, citra, kekuatan sebuah bentuk.  Dengan adanya media blog dan media sosial, semua orang bisa menuangkan visinya.  Saat itu media sosial tidak sedahsyat sekarang.  Gerakan maupun acara seni, undangan dikirim via email.  Kini, komunikasi, gerakan jaringan dan berita menyebar secepat virus flu. 

Kekuatan ini tidak hanya dimanfaatkan buat orang-orang yang hobi menulis.  Ada yang mulai berani jual beli barang secara online, dari jual buku, sepatu, tas, baju muslim.  Dari bikinan sendiri atau mengambil barang dan dia jual kembali.  Ada yang berhasil tak jarang juga yang berhenti karena kalah saing.  Kredibilitas jual beli online semakin dipertaruhkan untuk membangun kepercayaan konsumen.  Manajemen jual beli online banyak diperbaiki, pengambilan kualitas foto juga makin keren, identitas produk dijelaskan dengan detil, seperti Online Revolution Zalora yang membuat konsumen semakin merasa asik dan nyaman melakukan transaksi jual beli barang online.

Tulisan, dengan bahasa yang tepat, bisa menularkan dan membentuk sudut pandang pembacanya dalam menghadapi persoalan.  Dengan cara yang ajaib memunculkan pribadi-pribadi yang seragam: lebih baik atau malah sebaliknya.  Bisa merevolusi diri dalam menghadapi masalahnya dan berpengaruh dalam mengambil keputusan untuk pencapaian hidupnya.  

Bandung, 9 Nopember 2015
@imatakubesar