Angin sejuk menyapa mukaku
Dinding-dinding kusam sampaikan salut
Jalan sempit, udara yang dingin
Suara adzan magrib lantang di balik toa
Arahkan setiap jengkal langkah
Torehkan setiap suka dan luka
Rumahku, rumahku
Jiwaku
Rinduku
Pelepas lelah dan dahaga
Pelajaran Bahasa Indonesia pelajaran yang menyenangkan buat saya. Karena setiap ada ujian selalu ada menulis cerita dan ini bagian yang menyenangkan.  Dulu mengerjakannya serba ditulis tangan, ide dan kalimat-kalimat keluar cukup deras.  Ketika mempunyai mesin tik, saya justru menjadi gagap, tidak fokus karena pikiran bercabang pada alat kait, tekanan jari yang tinggi juga suara mesin serta gangguan teknis lainnya.  Kadang cenderung mengganggu imajinasi karena kadang suka terhambat oleh persoalan-persoalan pada alat.  Kesimpulannya saat itu, saya lebih senang menulis dengan tangan sehingga karakter tulisan tangan saya berbeda-beda.  Hal ini bisa sangat terpengaruh oleh kondisi suasana hati.  Saat perasaan bebas, maka tulisan saya lebih enak kelihatannya, lugas dan terlihat nyaman.  Namun tidak dengan kondisi hati sebaliknya.  Kadang suatu waktu saya melihat jenis tulisan teman yang menarik.  Saya bisa cepat terpengaruh dan jenis tulisan sayapun berubah menyerupai karakter tulisan teman tersebut.

Sekarang teknologi berupa alat tulis menjadi lebih enak, keren dan terlihat "gagah".  Setelah muncul komputer ditambah dengan kemampuan mengoperasikan alat tersebut, aktifitas tulis menulis hingga kebutuhan untuk menyimpan data base menggunakan komputer.  Banyak kemudahan yang bisa didapat terutama ketika laptop menjadi booming dan seolah menjadi "perkakas" wajib bagi tiap orang.  Enteng, praktis dan mudah dibawa kemana-mana.   Tidak jarang hal ini mempermudah dan membantu tekanan imajinasi.  Jadilah kini kondisi menjadi terbalik, tekanan menulis dengan tangan, pulpen dan kertas menjadi kembali gagap dan kaku. 

Suatu hari saya pernah mencoba menuangkan pikiran ke atas kertas.  Alhasil hanya mampu beberapa baris saja, lalu hasil tulisan diatas kertas tadi di tulis ulang ke laptop program word.  Situasi yang terjadi adalah terjadi susunan kalimat yang berbeda, terasa lebih lugas dan mengalir cepat.

Sampai sekarang saya masih belum mengerti yang menyebabkan situasi tersebut.  Apakah alat yang kita gunakan membuat seseorang terhipnotis dan ikut mendukung hasil tulisan? Kemudahan dan efek visual yang ditampilkan dilayar monitor membuat seseorang mampu terserap dan fokus.  Seperti ada kenyamanan sendiri yang mendorong dan ikut mendongkrak memory.  Bahkan fasilitas jenis huruf yang ikut menarik, memperkuat suasana hati dan menciptakan citra isi tulisan tersebut. 

Kadangkala, saya selalu kangen menulis lagi dengan cara manual.  Pulpen dan kertas dilengkapi dengan gambar dan warna-warna spidol.  Ada kedekatan emosi yang lebih tinggi, rasa memiliki dan terasa lebih hangat.  Ya, ini hanya sekedar opini saja.  Selamat menulis :)
Beberapa waktu lalu, saya gabung dengan grup Rumah KayuFotografi (RKF) di jejaring sosisal facebook.  RKF ini sebagai sarana komunikasi orang-orang yang memiliki hobi motret.  Saya sebetulnya bukan ahli foto tapi memang senang motret.  Suatu hari saat sedang hamil, saat masa morning sick bisa disembuhkan dengan jalan dan keliling taman UPI (universitas pendidikan Indonesia) sambil motret beragam objek mengikuti petunjuk hati.

Minggu ini RKF mengangkat tema tekstur.  Sekarang setiap kaki saya melangkah, mata saya jadi lebih perhatian pada benda-benda.  Semakin diperhatikan, setiap benda memiliki ciri khas dan kekuatan tekstur tersendiri. Tekstur itu seolah bercerita dan memberikan identitas akan benda itu sendiri.  Saat main bersama anakku, saya menemukan sebuah bunga matahari.  Di putik bunga matahari itu terlihat binatang bersayap kecil-keci (maaf tidak tahu namanya) sedang bermain-main diatasnya.  Langsung saya potret.  Ternyata untuk mendapatkan sudut pandang yang menarik agak sulit juga.  Bisa jadi karena sudah lama meninggalkan salah satu kegiatan memotret ini.

Ini Fotonya:

Sebetulnya, saya bukan tipe perempuan feminin yang suka bunga.  Tapi ternyata motret bunga menyenangkan juga.  Selepas mendapat satu foto ini, mata menjadi tajam.  Apapun difoto hingga memotret kulit pecah-pecah di ujung kaki.  Dipikir-pikir kain pun emiliki ragam tekstur.  Dari sana kita bisa tahu kekuatan masing-masing jenis kain dengan kelebihan dan kekurangannya. Begitupun dengan kulit manusia, tingkat banyaknya garis-garis di setiap tubuh dan muka seolah bercerita banyak tentang makna dan rahasia dibalik perjalanan setiap individunya. 

Kok jadi perjalanan yah?  Seperti halya 2 benda ini batu dan daun.  Masing-masing memiliki tekstur dan tingkat volume yang berbeda.  Proses kejadian batu itu melewati waktu yang panjang.  Tekstur gurat-gurat batu baik marmer, batu kali dan lain-lain memiki waktu kejadiannya.  Begitupun dengan daun yang bertekstur lebih halus memberikan petunjuk tentang proses dan tingkat ketahanan.  

Ini hanya catatan kecil dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang bicara tentang tekstur dan hubungannya dengan proses dan khas masing-masing benda. Ternyata, semakin kita memberi perhatian lebih pada sesuatu, semakin hati kita semakin luas, penuh karena menemukan banyak hal yang menarik.

Begitu beberapa orang berpendapat mengenai diskusi di grup facebook maupun statusnya, bahkan diperkuat dengan statement katanya berdebat juga dilarang dalam keyakinan kami.  Saya penasaran apa betul kita tidak boleh berdebat.  Lalu apa diskusi juga dilarang dimana debat termasuk didalamnya?  Lalu bagaimana kita bisa mengolah diri dan berbagi pengetahuan dalam perbedaan?  Saat itu juga saya surfing mencari link yang berkaitan dengan masalah tersebut.  Rupanya banyak juga tulisan yang mengangkat tentang ‘larangan berdebat’, dasar-dasar, sebab akibat hingga etika berdebat. Seperti juga diungkapkan panjang lebar dalam link ini.


Saya tertarik untuk mencari makna debat dan apa hubunganya dengan diskusi, karena dibalik  diskusi selalu menimbulkan debat.  Sepanjang yang saya tahu diskusi itu memang bisa membuat kita bertukar pikiran, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak yakin menjadi teryakinkan.  Kegiatan diskusi, berdebat dan bertukar pendapat itu bisa menjadi menyenangkan atau sebaliknya tergantung bagaimana kita menyikapinya.  Karena kegiatan ini secara tidak langsung sebagai salah satu proses untuk mengenal dan mempelajari ragam budaya, sosial, politik dan perbedaan lainnya untuk mencapai satu titik pemahaman.    

Berdasarkan info umum dari wikipedia, Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut.  Sekarang mari kita lihat deskripsi dari debat, Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.  Ada link yang menjelaskan panjang lebar tentang debat, klik link ini.

Dari beberapa info dan pengalaman, perdebatan dalam diskusi tidak sedikit memang berujung pada pertengkaran, namun tidak sedikit juga berujung pada pemahaman,pencerahan dan membuka wawasan. Pertengkaran sering biasanya berawal dari diri yang paling benar, tidak bisa mengendalikan diri dalam berkomunikasi sehingga sering melibatkan emosi. Jika emosi sudah keluar seringkali pola pikir menjadi gagap dan tidak jernih.   Jika debat yang dilengkapi dengan keingintahuan yang tinggi, mau belajar, dilengkapi bekal ilmu dan kerendahan hati tentu akan membuka ilmu yang berguna.  Namun kebanyakan jika diskusi yang merasa diri paling benar dan ogah membuka diri, ini biasanya yang akan menimbulkan yang namanya debat kusir.  Lalu muncul ego yang melibatkan perasaan dan ingin dihargai, saya kira hal ini yang bisa membuat sudut pandang semakin sempit.

Facebook sebagai jaringan sosial online merupakan fasilitas yang menarik untuk melibatkan siapapun untuk berkomentar.  Sekarang semua kalangan masyarakat semakin berani, mereka berani mengungkapkan sudut pandangnya mengenai kebenaran maupun pembenaran berdasarakan pengetahuannya masing-maisng.  Dulu, wilayah diskusi hanya di ruang-ruang seminar, gallery, atau komunitas tertentu.  Kini ruang-ruang diskusi semakin meluas dalam hal ini banyaknya opini-opini publik yang dilemparkan di wilayah dunia maya memancing interaksi sosial yang lebih cepat, interaktif dan tak berbatas.

Cara mengungkapkan pendapat dan tanggapan sangat dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, agama, sosial, dan pekerjaan.  Di jejaring sosial kita bisa bertemu dengan orang-orang yang sama sekali asing, dengan gaya komunikasi yang berbeda, mental, sudut pandang dan banyak lagi.   Perbedaan inilah yang sering menimbulkan banyak kasus komunikasi di jejaring sosial online sering menimbulkan salah persepsi, hal paling sulit dalam diskusi di ruang tersebut bisa jadi karena tidak melihat secara langsung baik ekspresi, intonasi maupun emosi lawan bicara.  Apalagi jika pokok pembahasan seputar yang berbau ras, seperti aturan agama, gender, kesukuan dan diskusi-diskusi lainnya yang sifatnya prinsipil bisa menimbulkan persepsi yang beragam bahkan bisa dipengaruhi pula oleh kondisi si pembacanya.

Keterbatasan berinteraksi dalam bahasa tulisan bisa berawal dari salah dalam memilih kata maupun cara bertutur.  Namun perdebatan dan kemarahan sering juga ditimbulkan karena masalah teknis seperti koneksi yang macet.  Selain itu karakrer perorangan cukup mempengaruhi gaya berkomunikasi, seperti ada yang selalu bercanda ditanggapi dengan serius, begitupun sebaliknya, ada yang sulit memahami, kalimat-kalimat singkat yang cukup sering menimbulkan persepsi yang ambigu.  Sepertinya cukup penting memilih kata, menyusun kalimat, penggunaan tanda baca, ukuran huruf, karena hal-hal tersebut memberi kesan dan mewakili ekspresi-ekspresi tertentu.  Fasilitas ikon komunikasi juga bisa sangat membantu sebuah ekspresi dalam perbincangan tulisan. Tapi itu pilihan masing-masing, jadi diri sendiri atau jadi orang asing bagi diri sendiri.

Masih mau berdebat (berdiskusi)? Saya kira tidak masalah selama memiliki niat untuk menjadi tahu, kemauan untuk mempelajari, memiliki dasar ilmunya, bertanggung jawab, mau minta maaf jika salah, berusaha mendengar dan memahami lawan bicara.  Bukankah kita hidup diantara keberagaman yang tak terhingga, dari warna kulit, bahasa, agama, aturan hidup dan banyak lagi.  Melalui diskusi sekalipun melalui proses "debat" terlebih dahulu alih-alih akan menimbulkan keakraban.