Hari ini, berulang seperti tahun yang lalu ada degup kencang yang tidak biasa. Perputaran bintang, planet, mengikuti perputaran setiap sujud, ruku, takbir.Degup takbir, lambang kekuasaan Allah yang tidak terkira, mengumandang pada tiap desir bintang hingga setiap sel makhluk yang ada di muka bumi ini. Memecahkan segala keangkuhan, kesombongan dari ilmu, harta yang dimiliki oleh manusia. Dibalik berkuasanya manusia, ada kekuasaan melebihi dari yang kita miliki.
Saya belum pernah mendapatkan kenikmatan yang pernah saya rasakan,uang yang pernah saya terima, ilmu, bermain teater, bernyanyi membeli baju kenikmatan yang tak sebanding dengan ibadah di baitullah dan Ibadah Haji. Saya menemukan cara pandang yang berbeda. Begitu banyak orang-orang dari segala penjuru dengan beragam warna kulit bahasa. Dari yang paling kaya dan tidak kaya. Dari yang paling pintar hingga gagap ilmu. Tapi semua menggunakan bungkus yang sama, berpakaian putih, hanya tanda bendera atau pernak-pernik lain yang menandakan dia kelompok sana atau dari negeri sini. Ketika adzan berkumandang semua melakukan sholat dengan takbir, doa-doa, ruku,sujud ,salam yang sama berikut jumlah sholatnya sama.
Kami begitu beragam namun ketika beribadah semua elemen tidak ada yang berbeda. Padahal jarak, budaya, bahasa, kondisi sosial berbeda namun disatukan dalam satu ibadah yang sama, sama sekali tidak berbeda.
Tak ada jenjang sosial yang tampak, semua hanya satu nada baik dari pakaian maupun bendera ibadah yang kami tuju, Allah.
Saya belum pernah mendapatkan kenikmatan yang pernah saya rasakan,uang yang pernah saya terima, ilmu, bermain teater, bernyanyi membeli baju kenikmatan yang tak sebanding dengan ibadah di baitullah dan Ibadah Haji. Saya menemukan cara pandang yang berbeda. Begitu banyak orang-orang dari segala penjuru dengan beragam warna kulit bahasa. Dari yang paling kaya dan tidak kaya. Dari yang paling pintar hingga gagap ilmu. Tapi semua menggunakan bungkus yang sama, berpakaian putih, hanya tanda bendera atau pernak-pernik lain yang menandakan dia kelompok sana atau dari negeri sini. Ketika adzan berkumandang semua melakukan sholat dengan takbir, doa-doa, ruku,sujud ,salam yang sama berikut jumlah sholatnya sama.
Kami begitu beragam namun ketika beribadah semua elemen tidak ada yang berbeda. Padahal jarak, budaya, bahasa, kondisi sosial berbeda namun disatukan dalam satu ibadah yang sama, sama sekali tidak berbeda.
Tak ada jenjang sosial yang tampak, semua hanya satu nada baik dari pakaian maupun bendera ibadah yang kami tuju, Allah.