Survey lokasi berkemah di Gunung Putri Lembang |
Menuju Lembang
Saya dan teman-teman berencana mau berkemah di alam. Karena rata-rata kami sudah berkeluarga, pengennya ngajak keluarga juga. Seru, kan. Kami cari lokasi yang dekat dan ramah anak. Maunya cari lokasi yang tidak terlalu jauh dari Bandung kota, jadi bayangan kami langsung ke Lembang. Untuk sampai ke Lembang cukup ditempuh 15 menit dari terminal Ledeng, apalagi kalau pakai mobil sendiri. Hasil survey di internet, memang ada beberapa titik tempat berkemah tapi kebanyakan glamping. Beberapa tempat kemping yang kami temukan di internet diantaranya: Pine Forest Camp, Ciwangun Indah Camp, Taman Hutan Jayagiri, Taman Wisata Alam Gunung Putri Lembang.
Untuk memastikan lokasi di Lembang, teman kami-Iskandar- memutuskan langsung datang ke Bandung dari Cibinong. Saya dan suami ikut survey juga, soalnya bisa sekalian jalan-jalan. Kebetulan teman saya ini bawa mobil sendiri dan anaknya yang seumuran Aden. Aden juga terlihat girang waktu saya cerita kalau Om Iskandar mau ke Bandung dan menginap di rumah sambil ajak Lafie-anaknya.
Suasana di Gunung Putri Lembang |
Menuju Gunung Putri
Anak-anak semangat waktu kami bilang mau ajak mereka survey ke Lembang, yang agak ragu-ragu itu Bayan. Dia senang jalan-jalan tapi engga senang ketika harus naik mobil. Dia anaknya engga kuat naik mobil soalnya mudah mabuk. Jadi begitu naik mobil, dia berusaha tidur dipangkuan.Kami berangkat jam 08.00 wib dari Ledeng untuk menghindari macet yang biasa terjadi di hari Minggu. Tapi kali ini keadaan berbeda, meskipun hari Minggu suasana jalanan ke arah Lembang (Jl. Setiabudhi) lancar sekali.
Tujuan pertama yang dicari yaitu Jayagiri. Begitu sampai di daerah Lembang atas (mendekati Cikole), rupanya aplikasi google map di handphone saya entah bagaimana error. Begitu sampai di Lembang kota, aplikasi google map ganti pakai handphone Ayah. Rupanya titik yang dituju (Jayagiri) sudah kelewat, jadi kami balik lagi. Titik di google map menunjukan belok kanan, jalan menanjak, lebar jalan kecil, agak rusak dan melewati belokan tajam. Begitu sampai ternyata bukan perkemahan Jayagiri, tapi Gunung Putri.
Rupanya kalau tidak nyasar, untuk sampai ke Gunung Putri ini tidak terlalu jauh. Dari arah Lembang itu ada Masjid Raya, tak jauh dari masjid ada pertigaan ke Maribaya (lurus), ke arah kanan ada pasar Lembang, kalau ke kiri menuju Cikole. Saya tinggal belok kiri, tak jauh dari pertigaan ada plang kecil bertuliskan Gunung Putri. Dari sana kita menyusur jalan sampai mentok, disitulah lokasi Gunung Putri atau lokasi wisata Geger Bintang Matahari Gunung Putri.
Begitu sampai akan kita dapati posko kecil dan tempat parkir kendaraan. Di sebelah kiri berjajar kios-kios yang menyediakan kebutuhan makanan maupun kebutuhan kemping. Masuk ke lokasi untuk kemping per orang harus bayar Rp. 17.500, karena kami hanya survey jadi dikenai biaya Rp 10.000 saja.
Rupanya tempat berkemah di Gunung Putri cukup unik, kita disuguhi lokasi yang miring namun ada bagian-bagian datar untuk bikin tenda. Tidak ada tanah yang lapang luas, cenderung berudak. Jalanan terus naik nyaris 40 derajat. Untuk sampai ke atas mengikuti tangga maupun jalan setapak, namun tangganya masih berupa tanah.
Jalan menanjak di perkemahan Gunung Putri. |
Pengunjung yang berkemah maupun treking disuguhi pemandangan yang menarik, kita seperti berada di negeri di atas awan. Suguhan disekitar gunung pepohonan pinus yang menyusun rapi, gunung-gunung berderet menghiasi kota disekitaran, sore hari akan ditentramkan dengan matahari tenggelam. Pagi itu, kehidupan tampak bening diketinggian.
Suasana perkemahan. |
Baru beberapa meter ke atas saja, pemandangan kota Lembang sudah kelihatan. Kebayang kalau kami melihatnya saat malam, pasti seperti kunang-kunang. Indah. Saat itu pun, pagi-pagi, pemandangan kota terlihat jernih dan indah. Batas ujung pandangan berjajar beragam gunung.
Tentang Cikole dan Jayagiri
Selesai survey Gunung Putri, kami lanjut atau tepatnya kembali lagi ke Cikole. Dari Gunung Putri ke Ciikole cukup ditempuh sekitar 10 menit saja dari Gunung Putri. Begitu turun gunung dan sampai di jalan utama, kami ambil ke arah utara untuk tiba ke Cikole. Disana ada titik perkemahan yang dikelola dengan inovatif. Nama lokasinya yaitu Cikole Jayagiri Resort.Perkemahan glamping di Cikole Jayagiri Resort. |
Tempat Camping disana ada 2 pilihan fasilitas kemping. Pilihan pertama kita bisa sewa hanya tempatnya saja, dengan begitu kita bisa bawa tenda sendiri tapi tidak boleh bawa makanan dari luar. Semua makanan disediakan dengan beberapa pilihat paket. Pilihan kedua, kita tinggal bawa badan. Disana sudah sediakan tenda lengkap dengan isinya berupa kasur dan kebutuhan kemping lainnya.
Perkemahan glamping di Cikole Jayagiri Resort. |
Lokasinya asik, pepohonan pinus rimbun kiri kanan, jalan setapak sudah dirapikan dengan pavin block, ada lampu-lampu lampion menghiasi suasana perkemahanan. Di depan perkemahan disediakan kursi santai dan tempat membuat api unggun. Romantis, deh. Kalau dari sisi lokasi dan fasilitas, saya rasa sangat asik dan menarik. Cocok buat keluarga yang ingin menikmati alam terbuka tapi ramah anak-anak. Apalagi buat kita-kita yang bukan profesional sebagai penjelajah alam.
Tak jauh dari Cikole Jayagiri Resort ada tempat untuk berkemah juga, tapi lokasi tenda terlalu dekat dengan jalan besar. Hanya dibatasi oleh tumbuhan pagar dan pepohonan. Suasana alam agak terganggu dengan mesin mobil yang lewat dari jalan raya. Memang sih pemandangan jalan raya-nya tidak kelihatan, tapi suaranya tetap ada dan membuat kita terjaga. Saya fikir masih kurang nyaman buat berkemah bareng-bareng. Sebetulnya tempat itu sudah dikelola dengan menarik, ada tempat bermain anak-anak, warung-warung dan tempat duduk-duduk. Sayangnya tempat untuk menikmati alam masih kurang pas meskipun masih banyak pepohonan.
Toilet di perkemahan Cikole. |
Rupanya, untuk berkemah di lokasi ini harus menempuh sekitar 2 jam jalan kaki. Mobil tidak boleh masuk, harus parkir di depan. Sebenarnya lokasi itu menarik buat orang-orang yang sudah biasa/profesional yang berkemah. Jadi kalau sampai bawa anak-anak kayanya kurang cocok. Tempat kemping yang kami survey semuanya menarik, tapi ada beberapa berbagai pertimbangan, tempatnya cocok tapi anggaran kurang sesuai, ada yang anggarannya pas tapi lokasinya kurang cocok buat anak-anak. Jadi memutuskan untuk survey kembali, selain tujuan utama kami mempererat hubungan pertemanan dan mengenalkan suasana alam ke anak-anak juga mempertimbangan kenyamanan dan keamanan anak-anak.