Foto: Nemu punya Dey

Foto diatas diambil depan Tugu Kota Jogjakarta, H-1 event blogger, malam hari sekitar jam 22.00 wib setelah ketemuan dengan Pak Dhe sambil makan nasi kucing.  Ini adalah pengalaman yang baru buat saya, sampai "nekat" berangkat ke Jogja untuk sebuah event Blogger.  Yaitu, Blogger Nusantara di akhir bulan November-Desember 2013.  Entah energi dari mana, padahal belum bisa meninggalkan anakku yang masih 11 bulan, masih menyusui dan belum bisa jalan.  Rempong?  Biasa aja, menyenangkan dan seru.  Agak berat gendong sana sini, tapi menyenangkan.  Banyak energi positif yang ditularkan dari kehidupan "nyata" dari para blogger ini.  Nyaris yang saya temui kebanyakan rendah hati dan banyak memberi pengalaman yang sangat berarti.  Menulis menjadi sebuah wilayah yang bisa menghubungkan satu dengan yang lain dan tentu memberi pengetahuan yang sangat banyak.  

Padahal, tadinya saya tidak berfikir menulis di Blog bisa menciptakan sebuah kehidupan penuh warna.  Ya, niat awal saya menulis di Blog hanya ingin berlatih menulis agar lebih baik, lebih enak dibaca, melatih percaya diri, dan karena senang menulis apa pun, itu saja.  Lalu malah lebih banyak ikut pelatihan menulis agar lebih enak dibaca dan berisi.  Sekali upload di blog (seolah-olah keren gimana gitu, haha), banyak yang memberi masukan dari teman-teman justru bukan dari Blogger, tapi dari teman-teman dekat, tentang tata letak, foto dan tulisannya tentu.  Asik, lah.  Entahlah, dulu rasanya masih was was kalau harus berkomunikasi intens dengan blogger yang tidak kenal dan agak aneh (senang) kalau ada yang komen.  Nah, setelah ada jaringan facebook semua profil lebih terbuka, segala grup di fb juga lebih menciptakan suasana positif, jadi lebih tenang untuk membuka komunikasi dan langkah. 

Sekarang saya semakin percaya untuk menjalani hobimu sedikit sedikit tapi terus dilakukan.  Selain itu, lebih mencoba membuka diri dan melakukan beberapa langkah yang berani.  Insya Allah dunia ini semakin luas dan memberi banyak peluang untuk banyak hal yang membuatmu semakin "hidup".

Selamat hari blogger, teruslah menulis dan berbahagialah.

Ima. Serpong. 27/10/2014


Foto:  Maaf, lupa foto ini diambil oleh blogger siapa, maaf ya.



Hasil berburu ilmu di Jakarta, beberapa jam workshop #qfunblogging bareng 3 narasumber yang keren, karena masing-masing membicarakan hal-hal yang berbeda dan saling berkaitan erat.  Salah satunya oleh Ani Berta yang mengungkapkan manfaat sosial media, beliau meminta kami mendeskripsikan kembali gambar dibawah ini.  Ya, ini tafsiran saya:


Sumber foto: Ani Berta
Sosial Media.  Sejak ada internet, jejaring sosial menjadi alat penting dalam kehidupan.  Dari sekedar membangun hubungan baik antar teman dan keluarga hingga menumbuhkan perteman baru menjadi sebuah ladang bisnis, membangun hobi bersama, pencitraan dan banyak lagi.  Meskipun awal dibuat jejaring sosial untuk membangun komunikasi antar teman dan keluarga, ternyata tumbuh  menjadi alat yang bisa membangun kebaikan, bom waktu, bahkan provokasi.  Ah, ya, barangkali kita ingat sosial media yang pernah kita ikuti dari jaman forum diskusi di yahoogroups hingga gmail groups.  Tidak hanya diskusi, tapi beragam event kesenian, pameran hingga promosi produk dan launcing buku maupun musik ikut tampil di komunitas-komunitas grup ini.  Dari sana, tetumbuh beragam hal indi meledak dan dikenal dikalangan para pengguna jejaring sosial.

Foto: Ima
Sore selepas hujan, bau tanah kering disemai hujan yang cukup deras.  Sayapun tergoda untuk menikmati salah satu produk Sariayu yang diperoleh dari isi goodie bag acara Fun Blogging, yaitu  “Mujisat Kencang Payudara atau Breast Firming Oil”.  Aha!  Ini produk yang sudah lama saya butuhkan.  Ada 2 produk lain yang melengkapi perawatan wajahnya, masker dan pembersih wajah 2 in 1.  Sebetulnya pembersih seperti ini cocok buat saya yang sering malas merawat diri, sekali usap, beres.  Tapi sayang, dapatnya untuk kulit normal-kering, sementara jenis kulit saya berminyak jadi tidak dicoba.


Sekarang namanya Flea Market Ledeng bukan Pasar Kutu lagi.  Kata Ulu, keponakan saya, di Jogja Sudah ada acara yang sama, namanya Pasar Kutu.   Jadi nama acaranya diubah jadi Flea Market Ledeng, soalnya gak enak.  Eh, ga kerasa udah menginjak tahun ke-2, perasaan baru kemaren kita bikin acara yang ngelibatin banyak saudara dan seru.  Pasar Kutu ini eh Flea Market ini, kita buka lapak jualan barang-barang yang udah ga kepake tapi masih layak pake.  Iya, kadang-kadang kita beli terus bosen atau udah lama punya tapi udah ga kepake lagi.  Nah, acaranya bentar lagi, hari Kamis-Minggu, 16-19 Oktober 2014, bukanya dari jam 10.00-18.00 wib. Buat kamu yang tinggal atau sedang ada di Bandung bisa dong mampir-mampir ke gang kami yang sempit.  Mudah-mudahan nanti pas nyampe ke tempat, kamu bakal dikejutkan dengan pepohonan yang masih rindang dan asri. Lapang yang cukup luas dikit, jadi bisa bawa anak-anak buat main di lapangan dan motrat motret atau bermelow ria.  Biasanya di lapang ini orang tahunya CCL, suka ada acara pertunjukan seni: teater, musik, puisi dan latihan komunitas teater.  Seru lah.  Mudah-mudahan pas dateng kesini pas lagi ada latihan, jadi bisa tambah seru, yah, lihat yang latihan. 

Foto: Imatakubesar
Angka 8  di bulan Oktober menggerakku kembali pada Pu si Puisi.   Pu si Puisi, seperti jembatan yang menguraikan rasa yang sulit untuk diuraikan.  Bisa jadi puisi yang ku buat ini bukan puisi kawakan, hanya dorongan rindu yang kembali mengerakan hati.   Bisa jadi puisi yang kubuat ini, bukan puisi, hanya hanya kata yang mempermainkan jari-jariku.  Barangkali terlalu absud jika dikatakan puisi, karena kadang hanya sebatas mengeluarkan hati yang tersembunyi.

Sore itu, saat saya, Cholis dan saudara kami sedang duduk-duduk di serambi, tiba-tiba sebuah sepeda motor masuk ke palataran rumah.  Kami kedatangan seorang teman yang lama sekali tidak ketemu.  Ya, selama ini ajang silaturahmi hanya di maksimalkan melalui jejaring sosial saja.  Sejak bulan Maret tahun ini kami nyaris tidak pernah membuka laptop untuk melakukan kegiatan apapun.  Ini karena menurut dokter, penyebab penyakit tumor yang ada di kepala kiri Cholis karena radikal bebas, selain faktor makanan yang dijual bebas ada faktor lain yang membuat kami kaget yaitu radiasi laptop dan handphone.  Meskipun penyakit tumor ini belum bisa diketahui penyebab pastinya. 

Gambar: Cholis
Selamat hari Kamis pagi.  Sudah 27 kali suamiku melakukan akupunktur di Meridien Depok,   alhamdulillah kondisi fisik dan psikisnya semakin membaik.  Semua ini berkat dukungan keluarga dan teman yang tidak ada habisnya.  Bahkan hari ini dia memutuskan untuk ikut “inkoktober”, sebuah tantangan di bulan untuk upload 1 hari 1 karya gambar pakai tinta.  Ini sebuah kemajuan yang sangat bagus untuk kondisi ayah selama ini.

Foto: Imatakubesar
Tadinya saya gelisah memikirkan aktifitas yang tepat tapi membuat hatinya senang.  Bagaimana membuat dia menghasilkan karya dalam kondisi sakit, karena saya fikir dengan tetap berkarya/melakukan sesuatu yang rutin meskipun kecil, dapat membuat seseorang lebih bermotivasi hidup.  Akhirnya saya coba merunut apa yang saya suka dan bisa dia lakukan juga, saya coba buat sendiri kartu pos.  Terus coba beli kertas tebal sekitr 120 gsm seperti kertas concord, lalu dipotong-potong menjadi ukuran kartu pos yang satu  sisi digambar sendiri.  Di awal-awal satu gambar ukuran kartu pos rupanya membuat dia mengantuk dan lapar, sebenernya bikin saya khawatir juga, tapi Lahaola, aja.  Beberapa gambar berhasil dia buat.  Tapi hanya berhasil bikin dia mau gambar-gambar kartu pos hanya 2 hari.  Saya binggung lagi, tapi dia mulai ngulik beberapa kunci instrument lagu, ini membuat saya bersemangat.  Rencananya, kalau odah oke, mau saya rekam dan upload di youtube.  Tapi yang penting, aktifitas-aktifitas itu bisa bikin dia bahagia.

Sampai suatu hari, di facebook saya melihat tanda teman-teman STUBA gelisah ingin berkarya bersama lagi.  Setelah kuliah kebanyakan dari kami memutuskan untuk pulang kampung dan bekerja, jadi sejak ada facebook beberapa tahun belakang ini, komunikasi yang terputus terhubung lagi.  Ya, dulu memang proses berkarya sangat menyenangkan.  Meskipun ada saja bentrok dan masa-masa emosional, tapi situasi itu justru menjadi kenangan yang manis.  Sekali pernah terjun di dunia pertunjukan dia akan ketagihan, ingin main lagi, ingin bikin pertunjukan lagi tapi hidup harus diputuskan, diteruskan atau melakukan hal yang lain.  Itulah kami. 

Lalu ide bergulir begitu saja ketika ada foto aksi kang Injuk yang sedang jeprut tahun 1999, ini memancing banyak komen terutama dari anggota STUBA saat itu.  Kebetulan juga, kakak saya akan membuat acara jeprut di bulan Oktober.  Merasa pas, coba lemparkan di kolom komen foto upload-an kang Injuk untuk melakukan #jeprutonline, alasannya sederhana karena jarak dan aktifitas masing-masing diantara kami sudah begitu jauh dan hal yang paling mungkin untuk menjadlin silaturahmi ini adalah online.  Yey, tenyata disambut dengan gembira ria oleh Latifah Syarif alias Ipeh jeprut.  Dia yang memulai jeprut online dengan mengupload dialog tunggalnya hasil rekaman waktu dia jadi penyiar.  Kamipun banyak yang mengapresiasi dan ini membangun kedekatan lagi dengan sebuah karya.  Saya sendiri mulai semakin terpancing sampai akhirnya menggulirkan ide untuk berkarya bersama lagi.  Caranya?

Foto: Imatakubesar
Mungkin ini (agak) jeprut, saya menyiapkan buku gambar ukuran A3, buku gambar ini dikirim ke satu sahabat lalu dia berkarya disana, apakah mau gambar, tulisan, nirmana, nempelin CD musik, mau menghiasi cover bukunya atau apa saja.  Setelah menumpahkan karyanya, buku ini dikirim ke alamat yang mereka mau sesuai list.  Kemudian saya invite di inbox beberapa teman yang dulu pernah berkarya bareng. Rupanya mereka mau terlibat juga, berikut jiper, berikut lieur. Beberapa yang ikut isi buku keliling ini adalah: Lathifah Syarief, Suwardi Rosadi, Nunny Supriyani, Doddy Hidayat, Haikal Agung, Yudi Bulls, Rini Rianasari, Suharni Naseri, Saya dan Ahmad Nurcholis.  Tadinya, kalau mereka tidak mau, mau saya lemparkan ke grup STUBA.  Kalau langsung di lemparkan ke grup khawatir kebanyakan, jadi mungkin next project.  Setidaknya dengan begini, kepala kami tetap diasah, hati kami tetap terbangun, membangun kreatifitas lagi, saling membangun inspirasi dan membangun kedekatan. 

Kedekatan komunikasi dengan online kadang energinya agak berbeda dan kedekatan terasa lebih imajiner.  Tapi ketika ada komunikasi secara fisik dengan datangnya sebuah buku lewat perantara seperti JNE ataupun kantor pos, aktifitas-aktifitas manual ini yang menciptakan proses kedekatan yang berbeda, seolah ada komunikasi yang lebih nyata.  Buku ini akan menjadi jiwa kami yang disatukan, karena tumpahan karya dalam buku akan menjadi tumpahan masing-masing jiwa.  Tentu sepertinya karya ini akan beragam dengan sudut pandang dan kreatifitas masing-masing.  Saya jadi tidak sabar menunggu ending buku ini akan menjadi seperti apa.  Barangkali ini salah satu cara agar kami bisa berkarya bersama lagi, ditengah kesibukan dan jarak kami yang sudah berbeda.


Nah, nah, rupanya hari ini ada kabar bahwa anak Suwardi Rosadi (Ading) terinspirasi menggambar tangan seperti gambarnya Cholis.  Bahagia luar biasa, Alhamdulillah. Begitupun dengan Cholis, dari beberapa coretan gambar yang ditumpahkan Cholis (suamiku) di buku ini, membuat dia ingin menggambar lagi.  Akhirnya kami beli skech book lagi dan beberapa drawing pen.  Dan Cholis pun makin asik menggambar lagi.  Dia mencari view tangan lalu memotret berbagai bentuk, lalu dia gambar ulang dengan cara garis yang berbeda.  Energi dari hasil gambar yang munculpun jadi berbeda dan memberi tanda yang menarik.  Bahkan membuat dia mau ikut #inkoktober, sebuah ajakan menggambar 1 day 1 post selama 30 hari.  Teruslah berkarya teman-temanku...