Momen Kebaikan
Seperti langkah yang dilakukan oleh Hokben Jl. Surya Sumantri Bandung, mereka mengadakan buka puasa bersama dengan Panti Asuhan Yanti Cemara. IIni merupakan salah satu program CSR mereka yang fokus pada 2 pilar utama yaitu, Hokben Cinta pendidikan dan Hokben Berbagi dengan Sesama.
Acara hangat dan menyenangkan ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 lalu. Puluhan anak yatim yang mungil dan lucu hadir bersama dalam tema penuh cinta: Share to Love, Love to Share.
Suasana haru mewarnai wajah-wajah mungil dan lucu, mereka duduk rapi di kursi yang disediakan pihak Hokben. Balon-balon menghiasi sudut ruangan dan pita panjang mewarnai setiap sudut ruang di lantai 2. Mereka begitu tenang dan menikmati kebersamaan. Kadang tertawa, tepuk tangan, berteriak dengan arahan MC yang menyenangkan yaitu Kang Jono dan Teh Fitria.
Rupanya, suasana ini tidak hanya berlangsung di Hokben Surya Sumantri Bandung saja. Di hari yang sama, seluruh gerai Hokben Jawa-Bali serentak melakukan hal yang sama dalam rangka merayakan hari ulang tahun Hokben yang ke-33 tahun. Ulang tahun di bulan penuh berkah ini, mereka mengundang 3300 anak yatim dan kaum duafa untuk buka bersama di Hokben. Tak hanya buka puasa, tapi para undangan ini dihibur oleh pihak Hokben dengan berbagai games yang menyenangkan. Berikut rangkuman suasana ulang tahun di Hokben Surya Sumantri.
Hokben Berbagi Cinta
Di ulang tahun ke-33, Resto Hokben mengundang 3300 anak yatim dan kaum duafa untuk buka bersama di tempatnya. Salah satunya di gerai Hokben Surya Sumantri ini. Hari yang spesial, spanduk ucapan ‘selamat datang’ terpasang di muka restoran.
Nuansa spanduk warna hijau menempel di sudut ruang Hokben. Balon-balon dihias sedemikian rupa membuat ruang menjadi terlihat semarak. Puluhan goodie bag disusun rapi untuk dibagikan ke semua anak. Setumpuk buku Hokben, kotak-kotak makanan berbalut desain warna kuning disusun untuk buka bersama, tajil sudah disiapkan di masing-masing meja kursi. Persiapan yang menggetarkan hati, sudah terbayang beragam celoteh anak-anak akan mengisi ruangan.
Sore itu sekitar jam 16.00 wib, mobil rombongan dari panti berdatangan mengangkut puluhan anak-anak asuh. Satu persatu anak-anak keluar dari pintu mobil, ada wajah sumringah yang tertahan dari raut mereka. Kerinduan akan makan enak di sebuah restoran memberi ruang gembira tersendiri. Sebelum menuju lantai 2 tempat buka bersama, rombongan anak-anak itu foto bersama dulu. Ada riang di gestur tubuhnya.
Setelah selesai foto bersama, mereka jalan berbaris menuju lantai 2, duduk rapi. Postur yang kecil duduk di paling depan, sementara yang sudah besar duduk di belakang. Tak ada keriuhan khas anak-anak, mereka begitu tertib, tenang dan mudah diatur.
Acara dibuka dengan riang oleh Kang Jono dan Teh Fitria, mereka pintar sekali membangun suasana. Ada tepuk Hokben segala dan keceriaan lainnya, jadinya anak-anak lebih semangat kala menunggu waktu berbuka. Setelah anak-anak terlihat bersemangat, acara dilanjut dengan tilawah dan doa diwakili oleh penghuni panti yang cantik-cantik.
Sore itu jadi terasa lebih syahdu dan membuat mata jadi hangat. Suara merdu dari adik cantik membuat kita semua semakin merasa bersyukur di tengah kesulitan selalu ada kemudahan dan kebahagiaan yang menghibur. Seperti hari itu, momen buka puasa itu membuka pintu kebagiaan bagi penyelenggara dan yang hadir.
Kebahagiaan dan rasa haru itu terlihat dari sambutan panitia hokben, Pak Herry. Beliau menjelaskan bahwa buka bersama dengan anak-anak panti ini sebagai bentuk rasa syukur atas usaha kuliner Jepang. Selain itu, diharapkan di ulang tahun ke-33 ini, Resto Hokben menjadi lebih berkah dan selalu mengalami kemajuan.
Sambutan dilanjut oleh Bapak Bayan selaku pengurus Panti Asuhan Yanti Cemara, lebih mengungjapkan rasa terima kasih atas perhatian pihak Resto Hokben telah berbagi kebahagiaannya dengan anak-anak asuhannya.
Sambil menunggu waktu adzan tiba, kedua MC membuat game seru-seruan dengan memanggil 6 orang anak-anak untuk mendapatkan hadiah. Gamenya seru deh, sederhana tapi mampu membuat orang-orang jadi gemas. Anak-anak itu diminta untuk menghitung angka secara bergantian 1-10, kalau salah maka keluar dari barisan. Setelah dapat 3 orang pemenang, semua yang keluar barisan rupanya dipanggil kembali untuk dapat hadiah. Jadi semua peserta yang kedepan merasa senang mendapat hadiah dari Hokben.
Selesai permainan, Ustadz Bayan dari panti mengisi ceramah 7 menit sebagai bentuk kontemplasi keutamaan bulan Ramadan. Semua mendengarkan dengan tenang dan ada beberapa anak yang terlihat lemas di raut mukanya. Taklama kemudian adzan magribpun muai berkumandang, Ustdz Bayan langsung memimpin doa lalu diikuti oleh para peserta buka bersama. Anak-anak terlihat lahap dan senang.
Sebelum makan berat berupa paket Ramadan yang akan dinikmati oleh peserta buka bersama, mereka semua shalat magrib bersama. Suasana tampak khusyu. Karena keterbatasan ruang, jadi shalat berjamaah yang laki-laki dulu, baru peserta perempuan. Semua kursi dilipat dan disusun di dinding ruang.
Beres shalat, semua peserta berkumpul kembali dan duduk di atas lantai. Kemudian dibagi nasi kotak khas Hokben. Isinya beragam, berupa nasi lengkap dengan chicken teriyaki dan 2 pcs egg chicken roll. Mereka makan begitu lahap namun tenang. Wajahnya terlihat sumringah. Indah sekali melihat anak-anak yatim melahap makanan Hokben. Nikmatnya bertambah tambah karena ada ruang hati yang terisi antara penyelengara dan semua undangan.
Selesai makan buka puasa, anak-anak itu dipanggil satu persatu untuk mendapatkan goodie bag dan segelas rumput laut yang dingin. Mereka berkumpul di ruang yang berbeda untuk foto-foto bersama lagi.
Perjalanan Hokben
Usia 33 tahun bukanlah muda lagi untuk sebuah kehidupan. Perjalanan matang dalam menjalani seluk beluk dunia usaha. Begitupun yang dialami dunia kuliner Hokben di usianya ke-33 tahun, cintanya terhadap bisnis kuliner patut diperhitungkan. Seringkali, hal ini karena cintalah yang menghantarkan kita pada berbagai perbuatan.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang paling spesial diantara bulan-bulan yang lain. Pada bulan ini, segala kebaikan yang kita lakukan akan mendapatkan pahala yang berlipat lipat. Sehingga kesempatan ini menjadi momentum bagi umat muslim untuk mengasah diri dan melapangkan segala perbuatan baik pada sesama manusia dan mendekatkan diri dengan yang Maha Pencipta.
Seperti langkah yang dilakukan oleh Hokben Jl. Surya Sumantri Bandung, mereka mengadakan buka puasa bersama dengan Panti Asuhan Yanti Cemara. IIni merupakan salah satu program CSR mereka yang fokus pada 2 pilar utama yaitu, Hokben Cinta pendidikan dan Hokben Berbagi dengan Sesama.
Acara hangat dan menyenangkan ini berlangsung pada hari Selasa tanggal 22 Mei 2018 lalu. Puluhan anak yatim yang mungil dan lucu hadir bersama dalam tema penuh cinta: Share to Love, Love to Share.
Suasana haru mewarnai wajah-wajah mungil dan lucu, mereka duduk rapi di kursi yang disediakan pihak Hokben. Balon-balon menghiasi sudut ruangan dan pita panjang mewarnai setiap sudut ruang di lantai 2. Mereka begitu tenang dan menikmati kebersamaan. Kadang tertawa, tepuk tangan, berteriak dengan arahan MC yang menyenangkan yaitu Kang Jono dan Teh Fitria.
Rupanya, suasana ini tidak hanya berlangsung di Hokben Surya Sumantri Bandung saja. Di hari yang sama, seluruh gerai Hokben Jawa-Bali serentak melakukan hal yang sama dalam rangka merayakan hari ulang tahun Hokben yang ke-33 tahun. Ulang tahun di bulan penuh berkah ini, mereka mengundang 3300 anak yatim dan kaum duafa untuk buka bersama di Hokben. Tak hanya buka puasa, tapi para undangan ini dihibur oleh pihak Hokben dengan berbagai games yang menyenangkan. Berikut rangkuman suasana ulang tahun di Hokben Surya Sumantri.
Hokben Berbagi Cinta
Di ulang tahun ke-33, Resto Hokben mengundang 3300 anak yatim dan kaum duafa untuk buka bersama di tempatnya. Salah satunya di gerai Hokben Surya Sumantri ini. Hari yang spesial, spanduk ucapan ‘selamat datang’ terpasang di muka restoran.
Nuansa spanduk warna hijau menempel di sudut ruang Hokben. Balon-balon dihias sedemikian rupa membuat ruang menjadi terlihat semarak. Puluhan goodie bag disusun rapi untuk dibagikan ke semua anak. Setumpuk buku Hokben, kotak-kotak makanan berbalut desain warna kuning disusun untuk buka bersama, tajil sudah disiapkan di masing-masing meja kursi. Persiapan yang menggetarkan hati, sudah terbayang beragam celoteh anak-anak akan mengisi ruangan.
Sore itu sekitar jam 16.00 wib, mobil rombongan dari panti berdatangan mengangkut puluhan anak-anak asuh. Satu persatu anak-anak keluar dari pintu mobil, ada wajah sumringah yang tertahan dari raut mereka. Kerinduan akan makan enak di sebuah restoran memberi ruang gembira tersendiri. Sebelum menuju lantai 2 tempat buka bersama, rombongan anak-anak itu foto bersama dulu. Ada riang di gestur tubuhnya.
Setelah selesai foto bersama, mereka jalan berbaris menuju lantai 2, duduk rapi. Postur yang kecil duduk di paling depan, sementara yang sudah besar duduk di belakang. Tak ada keriuhan khas anak-anak, mereka begitu tertib, tenang dan mudah diatur.
Acara dibuka dengan riang oleh Kang Jono dan Teh Fitria, mereka pintar sekali membangun suasana. Ada tepuk Hokben segala dan keceriaan lainnya, jadinya anak-anak lebih semangat kala menunggu waktu berbuka. Setelah anak-anak terlihat bersemangat, acara dilanjut dengan tilawah dan doa diwakili oleh penghuni panti yang cantik-cantik.
Sore itu jadi terasa lebih syahdu dan membuat mata jadi hangat. Suara merdu dari adik cantik membuat kita semua semakin merasa bersyukur di tengah kesulitan selalu ada kemudahan dan kebahagiaan yang menghibur. Seperti hari itu, momen buka puasa itu membuka pintu kebagiaan bagi penyelenggara dan yang hadir.
Kebahagiaan dan rasa haru itu terlihat dari sambutan panitia hokben, Pak Herry. Beliau menjelaskan bahwa buka bersama dengan anak-anak panti ini sebagai bentuk rasa syukur atas usaha kuliner Jepang. Selain itu, diharapkan di ulang tahun ke-33 ini, Resto Hokben menjadi lebih berkah dan selalu mengalami kemajuan.
Sambutan dilanjut oleh Bapak Bayan selaku pengurus Panti Asuhan Yanti Cemara, lebih mengungjapkan rasa terima kasih atas perhatian pihak Resto Hokben telah berbagi kebahagiaannya dengan anak-anak asuhannya.
Sambil menunggu waktu adzan tiba, kedua MC membuat game seru-seruan dengan memanggil 6 orang anak-anak untuk mendapatkan hadiah. Gamenya seru deh, sederhana tapi mampu membuat orang-orang jadi gemas. Anak-anak itu diminta untuk menghitung angka secara bergantian 1-10, kalau salah maka keluar dari barisan. Setelah dapat 3 orang pemenang, semua yang keluar barisan rupanya dipanggil kembali untuk dapat hadiah. Jadi semua peserta yang kedepan merasa senang mendapat hadiah dari Hokben.
Selesai permainan, Ustadz Bayan dari panti mengisi ceramah 7 menit sebagai bentuk kontemplasi keutamaan bulan Ramadan. Semua mendengarkan dengan tenang dan ada beberapa anak yang terlihat lemas di raut mukanya. Taklama kemudian adzan magribpun muai berkumandang, Ustdz Bayan langsung memimpin doa lalu diikuti oleh para peserta buka bersama. Anak-anak terlihat lahap dan senang.
Sebelum makan berat berupa paket Ramadan yang akan dinikmati oleh peserta buka bersama, mereka semua shalat magrib bersama. Suasana tampak khusyu. Karena keterbatasan ruang, jadi shalat berjamaah yang laki-laki dulu, baru peserta perempuan. Semua kursi dilipat dan disusun di dinding ruang.
Beres shalat, semua peserta berkumpul kembali dan duduk di atas lantai. Kemudian dibagi nasi kotak khas Hokben. Isinya beragam, berupa nasi lengkap dengan chicken teriyaki dan 2 pcs egg chicken roll. Mereka makan begitu lahap namun tenang. Wajahnya terlihat sumringah. Indah sekali melihat anak-anak yatim melahap makanan Hokben. Nikmatnya bertambah tambah karena ada ruang hati yang terisi antara penyelengara dan semua undangan.
Selesai makan buka puasa, anak-anak itu dipanggil satu persatu untuk mendapatkan goodie bag dan segelas rumput laut yang dingin. Mereka berkumpul di ruang yang berbeda untuk foto-foto bersama lagi.
Perjalanan Hokben
Usia 33 tahun bukanlah muda lagi untuk sebuah kehidupan. Perjalanan matang dalam menjalani seluk beluk dunia usaha. Begitupun yang dialami dunia kuliner Hokben di usianya ke-33 tahun, cintanya terhadap bisnis kuliner patut diperhitungkan. Seringkali, hal ini karena cintalah yang menghantarkan kita pada berbagai perbuatan.