Jam 10 pagi perut mulai lapar lagi, saya pergi ke ruang tengah dan memeriksa lemari satu persatu.  Aha! Ada sachet Up Hot Dark Chocolate.  Sepertinya bakal enak nih menyeduh dan sruput-sruput minuman cokelat di cuaca agak mendung dan perut mulai meriang.  Katanya minum cokelat hangat seperti ini paling pas di waktu pagi, pas kehilangan ide, sedih dan ingin rileks.  Saya memang lagi laper dan mood pagi ini agak-agak jelek.  Up! Bergegas membawa gelas kramik, segera menyeduhnya dengan air panas sekitar 150 ml.  Mungkin agak lebih sedikit juga airnya, karena saya suka dengan rasa cokelat yang lebih pekat.  Hmmm… harum cokelatnya terasa jelas, beda dan dalam.  Campuran air dan bubuk kakao di kocek, bubuknya perlahan larut, weits!  Terlihat sensasi kakao yang kental dan lekat.  Aduh, makin tidak sabar segera meneguknya. 

Foto: Imatakubesar

Untuk melengkapi minuman cokelat panas ini saya ambil sepotong kue pancong, rasanya yang manis dan klasik siap menemani sisa pagi saya.  Perpaduan yang pas, khas cokelat pahit dengan manis samar-samar dilengkapi dengan kue pancong manis dan padat.  Ah, sayapun kembali ke depan laptop sambil sesekali menyeruput minuman cokelat ini.  Barangkali karena efek Flavanol pada dark chocolate, tiba-tiba ingatan saya melayang pada mama mertua yang senang menanam pohon, salah satunya menanam biji cokelat atau cocoa di kebunnya.  5 tahun lalu waktu saya melahirkan Alif anakku yang pertama, Mama bilang sama suami mau menanam biji pohon cokelat sebagai tanda kelahiran Alif.  Bahagia rasanya, seperti penyatuan manusia dan alam, ada tanda keterikatan satu dengan lainnya. 

Menanam jenis pohon ini memang cocok di kampung halaman suami di Desa Kadupandak Banjar Pandeglang, karena merupakan daratan tinggi dan masih banyak lahan yang luas jadi cocok untuk ditanam pohon-pohon seperti itu.  Dari pohon kelapa, pohon karet, sukun, duren, padi, jagung, jambu air, dan banyak lagi.  Biasanya Mama sering menengok kebun cokelat ini sambil silaturahmi dengan tetangga, sepulang dari kebun, beliau bawa beberapa butir buah cokelat lalu dibelah, biji-bijinya dicuci dan dijemur.  Setelah kering, biji-biji cokelat tersebut dijual ke penampungan di pasar, sebuah proses yang arif dan panjang.  Beruntungnya berada di negera tropis, apapun bisa ditanam. Bisa jadi kondisi alam stabil seperti ini, berdasarkan data UN Food & Agriculture Organization (FAO) 2012, membuat Indonesia sebagai penghasil kakao ke-2 di dunia setelah Pantai Gading (negara di Afrika) dengan produksi per tahun mencapai 936 ton.

Saking indah dan sejuknya, sesekali saya suka menyempatkan diri untuk bersepeda keliling desa.  Melewati hamparan sawah, perumahan penduduk dan pepohonan yang super rindang.  Kehidupan disana masih terjaga, meskipun sesekali suka terdengar suara mesin gergaji  pohon untuk memotong pohon dan dijual.  Kejadian ini suka membuat sedih, mungkin mereka melakukan ini karena butuh uang dan pohon jadi satu-satunya yang menjadi mata pencaharian mereka. 

Padahal, kalau mau menangkap potensi kebutuhan masyarakat pada makanan, sebagai orang Desa bisa bersahabat dan memanfaatkan alamnya untuk dijadikan bahan baku industri.  Salah satunya buah kakao yang bisa diproduksi sebagai bahan baku olahan cokelat seperti cokelat bubuk, cokelat permen, cokelat bar dan lemak cokelat untuk industri.  Selain dapat menjaga keutuhan alam, desa akan lebih maju dan kreatif.  Belum ditambah dengan sokongan pendidikan sekarang yang semakin maju dan luas, tentu penduduk bisa menghasilkan buah cokelat yang berkualitas dan banyak.  Ah, imajinasi saya melanglangbuana kemana-mana, tentang desa dan pergerakannya yang terlihat perlahan.  Karena, kebanyakan penduduk desa lebih memilih pergi ke kota untuk mengais rezeki.  Jangan-jangan polifenol kandungan yang terdapat dalam cokelat ini ikut andil menghasilkan ide baru yang kreatif.  Hmmm…

Sambil menyantap sepotong kue pancong dengan cita rasa kue klasik dipadukan minuman cokelat hangat pahit.  Minuman cokelat menyebar ke setiap sudut lidah, membuat tubuh terasa lebih hangat dan bersemangat semakin terasa suasana pedesaan para petani cokelat.  Pergerakan para penduduk dengan alat-alat taninya, embun yang masih membasahi pepohonan dan rumput, matahari hangat dan bersih, imajinasiku terbawa untuk berfikir siapa yang menyangka dari tangan-tangan dingin pecinta tanaman seperti mama membuat siapapun bisa menikmati Hot Dark Chocolate pagi ini. 

Foto:  Imatakubesar

Bahkan, minuman instan sachet yang praktis ini biasanya selalu dibawa sebagai minum yang bisa diseduh dimana saja.  Asal ada air panas, minuman cokelat ini siap tersaji untuk melengkapi suasana hati lebih Up dan bersemangat.  Bisanya, para pekerja, pecinta alam, para traveler selain membawa camilan dan makanan berat, minuman sachet instan selalu diselipkan untuk melengkapi suasana-suasanya tertentu dan menambah energi untuk badan.  Bagi traveler, selain mambawa botol minuman mineral biasanya wajib membawa termos kecil sekitar ukuran 800 ml, karena bisa dibutuhkan untuk menyeduh minuman-minuman panas.  Nyam!  Jadi mau traveling bersama suami ke Bromo, Sukabumi, NTB, Balikpapan, Padang, someday, yah, someday

Kadang-kadang, saat saya makan dan minum, saya selalu membayangkan proses pembuatanya.  Betapa sebuah proses alam dan manusia ini sungguh luar biasa jenius.  Minuman ini bisa menularkan sebuah energi positif dalam tubuh manusia dengan beragam proses yang tidak sederhana.  Ada kebijakan air hujan, cuaca panas, angin, binatang-binatang kecil yang menopang pohon ini tumbuh subur dan menciptakan karya yang indah:  Up Hot Dark Chocolate.  Hey!  Bisa jadi, minuman yang saya teguk ini ternyata bijinya berasal dari tangan dingin mama, pecinta tanaman, dengan mulut dan hatinya tak henti berdzikir menghidupkan alam dan manusia. 

@imatakubesar
27 Nopember 2014




Tanggal 10 Nopember 2014 bertepan hari pahlwan, Mba Ani Berta mengajak 10 blogger untuk menulis online 10 hari.  Tema besarnya "10 Hari dari Blogger Untuk Hari Pahlawan".  Sayangnya 3 orang blogger mengundurkan diri karena beberapa hal, jadi yang jalan 7 blogger.  Ini mereka yang menerima tawaran nge-blog merayakakan hari pahlawan:  Indri Noor, Riski Fitriasari, Desi Namora, Ima Emaknya Alif (saya sendiri), Ia Alginat, Shinta Ries dan penyelenggaranya Mba Ani.  Oke, pasti bakal seru benakku saat pas ide ini mencuat.  Ternyata ketika dijalani memang seru dan banyak situasi tidak difikirkan jadi muncul dan menambah wawasan, sedap!

Ingat mencuci, jadi ingat cerita masa kecil, pengalaman pertama mencuci dengan seorang teman di pemandian mata air.  Dulu, di Ledeng ada beberapa pemandian mata air, namanya Ci Iim.  Saya dan teman main katakanlah namanya Hani (bukan nama sebenarnya), seringkali mandi di Ci Iim sambil bawa alat mandi, sabun cuci, dan pakaian bersih.   Sambil mandi kita mencuci baju yang kita pakai saat itu dan pulangnya pakai baju bersih yang dibawa dari rumah.  Sebetulnya di rumah sudah ada kamar mandi sendiri, tapi mandi dan mencuci di Ci Iim bagian proses petualangan masa kecil yang menyenangkan.  Tadinya saya tidak bisa mencuci baju sendiri, teman saya ini mengajarkan cara mencuci karena Bibinya (adik ibunya) memberi jasa mencuci buat tetangga-tetangganya dan Hani sering dimanfaatkan untuk membatunya.

Sampai sekarang Hani memberi jasa cuci baju dan setrika, bahkan jika ada tetangga yang baru melahirkan dia memberi jasa mencuci, setrika dan memasak.  Hasil cuciannya bersih dan masakannya super enak.  Kami tetap berteman sampai sekarang. 

Saya selalu merasa beruntung pernah gabung di organisasi teater kampus tempat kuliah dulu.  Disana saya belajar banyak hal, bertemu banyak orang dengan beragam karakter, beradaptasi dan mempelajari cara berkomunikasi di organisasi. Belajar pilah pilih dan menerapkan beberapa karakter yang efektif untuk membangun hubungan baik dengan siapapun.  Pergerakan di wilayah kuliah bisa jadi berbeda karena ada tuntutan untuk berfikir kedepan tapi disaat bersamaan kamu berhadapan dengan teman-teman yang baru lulus SMA dan seringkali membawa sisa karakter kelabilan (Eits!).  Ya, masa-masa fondasi diri dibangun.




Seorang kurir datang memberikan satu kotak yang dibungkus kertas warna coklat dari kakak yang sedang studi di Jerman.  Bahagia rasanya, karena sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu muka, melalui beberapa isi paket berisi baju hangat, cokelat dan surat sebagai tanda rindu.  Proses pengiriman ini cukup lama, hampir 1 bulan paketnya sampai di rumah.  Saat itu saya sempat bertanya-tanya, kenapa harus menempuh jarak yang sedemikian lama untuk sampai ke tujuan, padahal armada pengiriman sudah canggih dan banyak.  Rupanya proses kirim mengirim paket antar negara ini harus melewati sistem yang panjang salah satunya melalui pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai.  Saya sempat berfikir, apaan sih Bea dan Cukai ini? 

Mengenal Bea dan Cukai lebih dekat.  Foto: Imatakubesar


"Pay It Forward" adalah salah satu film yang menginspirasi hidup saya, ini film yang menceritakan projek seorang anak yaitu ia akan menolong seseorang tanpa harus berbalas budi, tapi orang yang ditolongnya mempunyai “hutang” untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan.  Begitu seterusnya, sampai tidak disadari bahwa projek ini berhasil membentuk lingkaran kehidupan dari berbagi hati untuk menolong orang.

Saya percaya, pada dasarnya manusia selalu ingin berbagi, apapun.  Dari berbagi tawa hingga berbagi makanan, berbagi kesenangan dan berbagi keindahan.  Berbagi sesuatu meskipun sedikit bisa jadi akan menumbuhkan perbaikan yang sangat banyak.  Karena saya percaya isi bumi dan lautan ini sangat teramat kaya, seperti menggali tanah yang tidak ada akhirnya.  Kemanapun kita melangkah pasti ada ilmu baru yang saya maupun orang lain tidak tahu.  Karena ilmu Allah itu sangat melimpah, maka bagikan ilmu meskipun hanya setetes, ia akan tumbuh seperti sebatang pohon yang melahirkan puluhan buah-buahan. 


Teruslah belajar

Ketika hati bicara, disitulah kemampuanmu.  Ikutilah kemana hati melangkah karena disitu melahirkan kesungguhan, ketika hati menunjukmu untuk mempelajari sesuatu, maka jalani dan lengkapi dengan mempraktekan ilmu itu. 

Belajar tidak selalu di dalam kelas.  Tapi jika ada kesempatan untuk ikut kelas, wokshop, maka ikutilah, karena disana selalu ada ilmu dan wawasan yang selalu baru.  Baca buku, bertanya pada siapapun, tonton film dan ambil maknanya, datanglah ke galeri-galeri seni dan nikmati beragam simbolnya, ikutilah berbagai diskusi buku, dikusi pameran karya seni dan sebagainya.  Melalui mereka kita bisa semakin kaya pengetahuan, terbuka, keahlian dan semakin tersadar bahwa dunia ini maha luas.  Selama ada kemauan untuk belajar dan mencari, maka akan muncul beragam jalan yang membukakan kehidupan baru.  Begitu seterusnya.  Dimanapun kamu berada, cari kesempatan untuk terus mencari dan menyerap ilmu sebanyak-banyaknya, belajar pada situasi, lingkungan, alam, budaya yang berbeda dan tanamlah benih-benih itu menjadi sebuah kehidupan yang terus berkembang dan berbuah.  Bukankah kita diajarkan untuk terus belajar hingga akhir usia? 

Berbagi

Kalau dulu saat kita belum mempunyai suami dan anak-anak, banyak sekali langkah yang bisa kita lakukan.  Dari mengajar teater hingga membuat  pertunjukan teater, karena dengan sebuah pertunjukan kita bisa memberikan pesan kehidupan melalui jalan cerita dan simbol-simbol pertunjukan itu sendiri.  Tapi kini, ketika fokus pada keluarga, ada satu titik sebagai ibu seolah merasa tidak berarti dalam berbagai hal, ilmu pun pengalaman yang pernah kita dapat seolah tidak berguna.  Padahal kalau berani mengakui sebetulnya hidup kita kini sangatlah berarti karena ilmu kita telahdibagikan pada anak-anak dan bahkan keluarga besar.  Karena kita, ibu, adalah sebuah sekolah pertama bagi anak-anak kita, dan keluarga adalah lembaga besarnya.  Pengetahuan berkarya dimasa lalu adalah bekal yang bisa kita kembangkan untuk melahirkan generasi masa depan.

Sebetulnya, kita bisa berbagi dalam segala hal, dari hal (dianggap) kecil dan dimanfaatkan oleh sedikit orang hingga seantero bumi bisa menikmatinya.  Pengetahuan dari cara melangkah kecil hingga bisa berlari bebas.  Semua didapatkan dari mencari, mendapatkan dan berbagi.  Dari harapan dan tanda-tanda menuju harapan.

Saya tidak pernah berfikir bagaimana membagikan kemampuan yang saya miliki.  Tapi ajaibnya, ketika kemampuan kita bertambah, maka kehidupan itu yang memintamu untuk membagikan kemampuanmu.  Hati akan tergerak otomatis sesuai cara ternyaman, apakah dengan mendatangi yayasan, mengumpulkan anak-anak, dengan menulis di blog, membangun ide dan sebagainya.  Meningkatkan kemampuan itu sama seperti menabung uang receh, lama kelaman menjadi sekumpulan uang yang sangat banyak dan bisa kita gunakan untuk sesuatu yang bermanfaat.  Begitu juga dengan hidup, kita bisa mengumpulkan dan memetik banyak manfaat, ilmu datang dari mana saja dan diterapkan sedikit demi sedikit pada kehidupan kita sehari-hari.

Jadi ingat kata-kata kakak saya,”Pohon tidak tumbuh tergesa-gesa.”  Begitupun manusia, ia tidak tumbuh tergesa-gesa, ia akan mengikuti berbagai proses untuk melahirkan karya yang bermanfaat.

@imatakubesar
Ima. Serpong. 21 Nopember 2014
#Pahlawan tulisan ke-8






Sehat adalah hati dan pikiranmu

Saya sebagai orang awam, mendengar virus HIV Aids dan kecanduan Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah suatu penyakit yang mengerikan.  Sama halnya mendengar penyakit-penyakit kritis lain seperti kanker, lupus, dan banyak lagi.  Saya takut, ngeri dan kalau sudah baca-baca atau mendengar tentang penyakit itu rasanya ingin mengembalikan pola hidup sehat.  Berada dalam kondisi seperti ini, pasti dibutuhkan lingkungan yang baik hadir ditengah kesulitannya.  Suami yang kini tengah sakit pernah bilang, ketika seseorang didiagnosa penyakit yang “mengerikan”, hal yang paling dibutuhkan adalah dorongan lingkungan yang menumbuhkan semangat.  Dia merasakan sendiri,  lingkungan yang selalu memberi dukungan akan memberi rasa aman buatnya.  Dari sana, tumbuh perasaan semangat untuk sembuh, mau menjalani setiap proses pengobatan dan semangat hidup lagi. 

Foto:  Sumber disini


Lampu jalanan menggantung pada bulan
Cahayanya mengantuk di tengah kabut
Kau lipat malam menjadi siang
Ketika jendela-jendela kota ditutup rapat
Televisi-televisi dipadamkan

Wahai pekerja malam dan subuh
Kau melangkah menembus malam
Dzikir ditiap nafas
Kalahkan asma dan sesakmu
Keringkan genangan air
Lapangkan jejalan sempit
Tumbuh menjadi kekuatan bumi

Untuk ribuan senyum dan perahu yang kokoh
Untukku dan anak-anakku

Bapak,
Tanpa kata kau bergerak
Tanpa ribuan nasihat
Kau beri tanda, banyak tanda
Tentang hidup dan kesungguhan

Doaku, setiap hujan dan terik
Kau tentramlah di ruang tidurmu
Tentram
Nyaman
Tenang
Kini

@imatakubesar
19 Nopember 2014
#pahlawan7
Rumah adalah tempat kita tumbuh.  Makanan, selain unsur terpenting untuk pertumbuhan dan kesehatan, makanan ini sebagai alat pemersatu keluarga.  Setiap keluarga dan suku bangsa, pasti mempunyai makanan khas,akrab di lidah, menyatu dengan tubuh dan menetap di hati.  Seringkali, ini menjadi salah satu alasan kemanapun kaki melangkah, membawa ingatan kita kembali dan menumbuhkan kerinduan.  Makanan selalu menjadi alat untuk menuntaskan rindu.  Ketika kita jauh dari rumah, makanan selalu menjadi alasan dan obat yang bisa menghibur kehilangan dan rasa rindu. 



Kita.  Saya dan kamu, saya dan kalian, saya dan lingkungan adalah satu.  Semua terkoneksi dan saling mempengaruhi satu kehidupan dengan kehidupan yang lain.  Kita seperti sebuah permainan efek domino, satu yang dijatuhkan maka satu persatu akan meruntuhkan domino yang lain.  Disadari atau tidak disadari, semua manusia dan lingkungan, bumi dan langit, secara keseluruhan memberi efek domino dan mengusung kehidupan itu sendiri.  Satu pergerakan dari manusia maka akan melahirkan ribuan pergerakan kehidupan, satu benturan akan melahirkan benturan yang lain dan saling memberi efek, satu kepedulian memberi ribuan kepedulian yang lain, melahirkan perubahan dan kebaikan.  Jadi jangan pernah menganggap tindakan kecil kita tidak akan berarti, karena apapun yang kamu lakukan ia akan tumbuh.



Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menunjukan kepedulian.  Dalam Islam kita mengenal bahwa ada hak orang lain dalam harta kita, ada hak orang lain dalam ilmu kita, bahkan membagi senyumpun bagian dari sikap peduli.  Ketika kita menularkan ilmu, memberikan sebagian harta kita untuk orang lain, maka kita telah menyebarkan benih kehidupan.  Aksi kecil bisa melahirkan reaksi yang besar, karena manusia itu tidak dapat hidup sendirian tapi tumbuh berpegangan dan saling melengkapi satu dengan yang lain.  Jangan pernah menganggap kecil sebuah aksimu, bisa jadi aksi kecilmu itu bisa merubah dunia.

Sama halnya yang terjadi di dunia online, pergerakan di dunia online bisa disamakan dengan pergerakan fisik bahkan lebih dahsyat. Pergerakan online seperti jaringan listrik yang dapat menyalakan dan mematikan lampu.  Ketika saklar ditekan maka listrik akan menyalurkan reaksinya.  Kamu yang aktif di dunia online, pernah melihat sebuah pergerakan bawah tanah yang difasilitasi oleh Change.org.  Sebuah aksi yang menarik dengan percepatan penyebaran informasi dan pengumpulan suara.  Dalam wadah ini, setiap orang bisa bersuara untuk mengabarkan kondisi lingkungan, sosial, politik dan beragam kasus-kasus yang diperlakukan minor oleh pihak yang lain. Ketika petisi dibuat lalu disebarkan di jejaring sosial dan e-mail untuk mengusung suara dari berbagai kalangan, suara ini bisa dijadikan bentuk ‘gugatan’ terhadap persoalan yang sulit diproses oleh pemerintah.  Dengan begitu, pemerintah menjadi lebih banyak informasi yang diberikan oleh masyarakat tentang keadaan sosial dan lingkungan.  Dan kebanyakan, dengan pengumpulan tanda tangan petisi online ini, berhasil menuntaskan permasalahan-permasalahan yang sulit diproses. 

Aksi sosial yang digulirkan di dunia online sangatlah banyak, dan tindakan bisa dilakukan oleh siapapaun dan untuk siapapun.  Dari mengumpulkan buku untuk perpustakaan di daerah, pengumpulan dana untuk seorang anak yang sedang sakit, informasi pasien yang membutuhkan donor darah tertentu di kota tertentu, aksi pungut sampah, aksi sekolah untuk anak yatim dan banyak aksi-aksi lain yang mengasah masyarakat semakin peduli dan peka terhadap lingkungannya.   

Seringkali kita baru tergerak untuk melakukan aksi setelah ada media atau seseorang yang membuat sebuah aksi.  Padahal kita bisa melakukan aksi tanpa perlu mengumpulkan massa, lakukan apa yang bisa kamu lakukan. Misal datangi anak-anak jalanan dan beri mereka buku-buku cerita, ada kebahagiaan yang berbeda dari raut wajah mereka yang bisa memberi kita kebahagiaan yang luar biasa.  Lalu ketika kamu punya sedikit rezeki, sisihkan, datangi rumah yatim dan berikan sebagian rezekimu untuk mereka.  Atau kamu bisa datang ke yayasan anak dan lakukan sesuatu seperti mendongeng, membuat gambar bersama, membuat origami.  Hal kecil tapi jangan salah, dengan aksi-aksi kecil itu bisa membuat seseorang bahagia.  Dengan bahagia bisa memupuk semangat, dengan semangat menumbuhkan langkah dan tekad, dengan langkah dan tekad menjadikan seseorang mampu memberikan manfaat lain untuk orang lain.  Kehidupan akan tumbuh dimana-mana.

Banyak lahan untuk berbuat kebaikan, jangan pernah menunda untuk berbuat kebaikan, tunjukan aksimu.

#pahlawan5

Ima. Serpong. 16/11/2014

Perempuan sering dihadapkan pada dilema ketika berhadapan dengan kesibukan sehari-hari dengan kewajiban sosial.  Katakanlah perempuan ini berhadapkan pada pekerjaannya di rumah tangga dan menciptakan karya.  Kenapa dilematis, karena sereingkali pekerjaan rumah tangga tidak ada waktu dan tidak selesai-selesai, ada saja yang harus dikerjakan.  Buat orang seperti saya, seorang ibu yang bekerja di rumah, tidak terikat jam kerja, seringkali kehilangan hari karena waktu lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.  Katakanlah, menyiapkan makan, beres-beres rumah, mengasuh anak, dan lain-lain  yang menyita banyak tenaga, hati dan pikiran.  Sehingga seringkali perempuan mengabaikan “kebutuhan” dirinya, karena ada orientasi fungsi perempuan dalam rumah tangga.  Padahal, kalau bisa mengatur waktu dengan baik, kita masih bisa berkarya atau melakukan kegiatan sosial dengan pas tanpa melepaskan tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga.  Sehingga kebutuhan keluarga dan diri dapat terpenuhi.  Tidak mudah memang, perlu menumbuhkan cinta untuk melakukan kewajiban untuk keluarga dan diri sendiri agar hidup lebih berarti.

Suatu hari suamiku pernah bilang bahwa hidup kita harus bermanfaat apapun bentuknya.  Karena sekecil apapun tindakan kita akan memberi banyak manfaat bagi orang lain.  Jangan berfikir darimana kita akan menghasilkan rezekinya, karena ia akan datang sendiri saat kamu melakukan dengan kesungguhan.  Teruslah mengasah diri dan fokus.  Sementara saya selalu percaya, ketika menjalani hidup dengan cinta, maka akan memberi efek manfaat bagi siapapun.  Dalam cinta terdapat banyak kekuatan yang membuatmu bertumbuh dan melakukan segala sesuatu dengan tulus dan kesungguhan.  Kedua pendapat suami dan saya digabungkan melahirkan sebuah kekuatan hidup: selalu bersemangat dan berfikir positif.

Seringkali saat kita mau melakukan suatu langkah, kadangkala terhambat oleh tidak percaya diri, merasa diri tidak berguna dan langkah kita biasa saja dan tidak memberi banyak kontribusi bagi diri sendiri ataupun orang lain.  Sayangnya pemikiran ini hal yang dapat menghambat seseorang untuk menjadi orang yang bermanfaat.  Tapi ketika kita berani untuk melakukan beberapa langkah dan tindakan, kita akan tersadar bahwa sekecil apapun kemampuan yang kita miliki akan memberi celah bagi kehidupan orang lain.

Ketika kamu mencintai apa yang kamu lakukan, disana ada kekuatan untuk terus menggali ilmu dan semakin banyak pula yang tidak kamu ketahui.  Suamiku bilang, sedikit apapun ilmu yang kamu dapat, maka terapkan dan sebarkan, karena ilmu itu sangat luas dan banyak.  Begitulah, akhirnya aku mencoba melakukan itu.  Ketika dapat sesuatu maka sebarkan dan mengolah terus satu persatu dan melakukan langkah kecil-kecil dan terus menerus.

Suatu hari saya sedang merajut dan beberapa santri melihat lalu tertarik ingin mempelajarinya.  Saat itu saya merasa heran dan tidak percaya diri, apakah saya bisa melatih mereka.  Sayapun mau dengan modal ilmu merajut yang pas pasan, rupanya para santri perempuan ini sangat bahagia bisa mempelajarinya dan kebahagiaan itu yang membuat kita merasa hidup dan berguna. 

Saya percaya dengan cinta kehidupan kita akan berkembang, karena didalamnya ada keberanian untuk terus bergerak dan melakukan banyak langkah.  Didalam langkah kamu akan dipertemukan dengan banyak pesan yang membuat hidupmu semakin luas.   Didalam bergerak itu akan melahirkan sebuah perubahan dan alam akan ikut bergerak bersamamu.  Hidup ini seperti perhitungan matematika, tapi ada perhitungan yang diluar nalar kita yaitu kebahagiaan.  Saat kamu merasa bahagia, ia akan memberi manfaat untuk diri sendiri lalu akan memberi banyak manfaat untuk lingkungan dan alam akan memberimu lebih banyak lagi manfaat.

#pahlawan3
Ima. Serpong. 13/11/2014



Sebuah monolog Inggit

Mengenal lebih dekat ketokohan Inggit Garnasih melalui pertunjukan monolog Happy Salma membuatku takjub dan mencerahkan.  Akting Happy Salma sangat memukau, menyentuh dan membawa imajinasiku ke kehidupan masa perjuangan.  Tahun 2011 aku menonton monolog itu di STSI Bandung, dari sana, aku baru tahu cerita lengkap perjalanan (perjuangan) Inggit yang luar biasa hingga “melahirkan” Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.  Tulisan tentang pertunjukan ada disini.  Ya, seperti sebuah buku yang pas ditulis oleh Ramadhan KH berjudul “Kuantar Ke Gerbang”, sebuah novel sejarah perjalan hidup Inggit Garnasih semasa menjadi istri Bung Karno muda sang proklamator kita.


Buatku, pahlawan adalah orang yang suka menolong dan melakukan sesuatu untuk perbaikan dan kepentingan orang banyak.  Dengan tindakannya ini bisa menghasilkan hal yang positif dan memberi banyak kemajuan dan manfaat bagi peradaban.  Dalam Wikipedia, asal kata pahlawan dalam bahasa sanskerta adalah phala yang artinya buah, jadi phala-wan yaitu orang yang menghasilkan buah yang berkualitas bagi bangsa, negara dan agama, karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani.  Dari pengertian pribadi dan Wikipedia rasa-rasanya ada kemiripan, tapi pahlawan buatku dia adalah orang yang bermanfaat bagi orang banyak, apapun profesinya, karena semua profesi pasti bermanfaat.
Foto: Cholis
“Sakit itu anugerah.”  Begitu kata dokter menganut pengetahuan medis dan herbal di Ciledug.  Dapat pelajaran ketuhanan yang hebat saat bertemu dengan seorang dokter yang satu ini.  Beliau percaya bahwa Allah memberikan penyakit adalah sebuah bentuk kenikmatan yang berbeda dalam menunjukan keindahannya.   Karena seringkali ketika sakit, kita akan lebih merasakan kenikmatan shalat, berdoa, dan dzikir, sakit menjadi berkah bukan musibah.  Berkunjung ke dokter seperti mendapat konsultasi siraman rohani.  Ini sebagian refleksi saat kunjungan pertama ke sebuah pengobatan herbal seorang dokter yang pernah mengalami kanker usus.

Menurutnya, selain terus berusaha berobat kita harus merasa yakin bahwa kita dapat sembuh.  Allah-lah yang mempunyai kekutan untuk menyembuhkan.  Karena baginya, setiap penyakit itu pasti ada obatnya dan tubuh manusia sebetulnya dapat menyembuhkan dirinya sendiri. 

Foto:  Ima

“Apa yang paling mungkin kamu kerjakan sekarang, maka lakukanlah.”

Bisikku suatu hari.  Quote ini muncul saat situasi yang serba sempit, tidak paruguh, harus cari uang tapi situasi tidak memungkinkan.  Kalau harus bekerja di luar rumah, siapa yang mengurus suami dan anak.  Sehingga saya sendiri memutuskan untuk lebih berkomitmen dengan waktu dan kemampuan yang saya miliki: menulis dan merajut.  Dua kemampuan ini selain bisa dikerjakan di rumah, bisa menjaga suami, anak dan sekaligus tetap berusaha bertebaran, melakukan sesuatu di muka bumi.  Semoga berkah, bermanfaat dan menghasilkan.  Perlahan tapi pasti, komitmen dengan waktu, situasi, mengasah dan menggali terus.  Tak ada yang dimulai dari nol, semua langkah yang pernah dilalui tak ada yang sia-sia, yang ada meneruskan dan ditata kembali.  Bebaskan pikiran dan hati, karena waktu tidak terasa, ia bergerak terus.

Foto: Ima

Kamu dan Air

“Earth doesn’t belong to Man, Man belong to the Earth.”  Quote yang terpampang di sebuah poster dengan gambar beberapa orang Indian menunggang kuda dengan latar gunung karang.  Ini salah satu poster kesukaan saya yang terpajang di kamar waktu remaja.  Kamu membutuhkan keramahan alam, jika kita ramah pada alam, alampun akan memberi banyak untuk kesejahteraan manusianya.  Semua unsur alam ini, diantaranya, air, tanah, udara bersih, api, pepohonan dan banyak lagi, keseluruhan menopang kehidupan manusia di bumi.  Salah satunya air, merupakan unsur yang paling penting.  Coba deh rinci satu persatu, segala gerak kita tidak lepas dari satu unsur ini, dari bangun tidur hingga kita tidur lagi, kita tidak lepas dari air.  Dari kebutuhan bersuci, mandi, mencuci bahan makanan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, minum, menyiram tanaman, dan banyak lagi.  Dengan ada air, kita bersih, tanaman tumbuh dan berbuah,  ikan-ikan berkembang banyak, petani, nelayan, semua, membutuhkan air untuk menunjang kelangsungan hidup.




Di ulang tahun ke-10, Kementrian Pekerjaan Umum-Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Republik Indonesia, mengadakan sebuah kampanye di acara ulang tahunnya yang ke-10.  Informasi ini diperoleh dari website SDAPU (Sejahtera dengan Air-Pekerjaan Umum) dengan mengusung tema “Sejahtera Dengan Air”(SDA).  Klik sana sini menu yang ada di web SDAPU, rupanya air dilindungi oleh “UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air”.  Isi lengkap undang-undang itu ada disini: http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_7_04.htm.  Banyak lho poin-poin penting, kewajiban dan program tertulis dalam undang-undang ini dalam upaya melindungi air.  Menarik untuk ikut terlibat dengan menelurkan tulisan di blog, karena manusia perlu selalu diingatkan dengan berbagai cara.  Apalagi kondisi alam saat ini semakin kritis karena banyaknya kepentingan industri yang kurang memperhitungkan feedback-nya pada alam dan banyak pula masyarakat kurang bijak menggunakan dan memelihara air.  Ini pelajaran berarti juga buat saya yang sering kali kurang mensyukuri adanya air.


Link disini: 10thsdapu

Romantisme Tradisi pada Air

Saya mau sedikit cerita, katanya, dulu di kampung kami, Ledeng-Bandung, setiap bulan sering ada Bring Brung, sebuah upacara yang menggunakan 7 mata air.  Saya tidak mengalaminya, tapi kakak pernah cerita kalau setiap bulan purnama, semua anak-anak digiring ke setiap 7 mata air untuk disiram, sambil diiringi musik bring brung.  Bring brung sebuah seni buhun (leluhur) dilaksanakan untuk merayakan panen atau perayaan kelahiran dan lain-lain agar mendapat berkah dari pencipta alam.  Dipikir-pikir, betapa orang tua kita dulu memberi nilai sakral pada mata air sehingga menciptakan upacara khusus menghormati air.  Begitupun dibeberapa budaya dan kepercayaan daerah lain, air selalu menjadi unsur yang dihormati. Di agama Islam kita dapat menemukan 40 ayat pengetahuan tentang air begitupun di agama hindu yang mempunyai kepercayaan adanya dewi air.  Disini kita bisa melihat, betapa air merupakan unsur penting dalam kehidupan.

Saya melihat ada kesamaan “kampanye” air, kalau dulu dalam bentuk budaya musik dan spiritual, sekarang budaya menulis dan bentuk seni tulis, video, potografi dan SEO.  Semua bentuk seni ini dekat dengan budaya kekinian yang bisa mempengaruhi masyarakat untuk diajak berefleksi, berfikir dan bersikap, bahwa: “Air merupakan unsur penting dalam setiap kehidupan dan kita wajib menjaganya.”

Di Bandung, terdapat banyak mata air, hal ini ditandai dengan nama jalan di Bandung diawali dengan “Ci” nama lengkapnya “Cai” yang artinya air.  Seperti Cikapundung, Ciater, Cihampelas, Cileunyi, Cicaheum, Cibadak, Ciparay, Ciumbuleuit, Cicadas dan banyak lagi.  Seolah mau memberi tanda, bahwa Kota Bandung melimpah dan kaya oleh air.  Bandung seperti surga, air mengalir dari mana-mana membuat masyarakatnya sejahtera, sehingga kita akan bertani, bercocok tanam, apapun tidak merasa khawatir kekurangan air.

Dulu memang, di Ledeng terdapat beberapa mata air yang sering kami gunakan untuk mandi dan bermain.  Tempat pemandian ini sangat kaya manfaat, tentu saja untuk menjaga kesehatan seperti, mandi, membersihkan makanan, membersihkan pakaian, kebutuhan-kebutuhan konsumsi yang membuat tubuh dan mental masyarakat sehat karena kebutuhan intinya terpenuhi: air.  Namun sayang sekali, tidak semua orang sadar kepentingan publik ini.  Beberapa masyarakat menggunakan lahan ini untuk dijadikan rumah sehingga tempat pemandian inipun tutup dan hilang fungsinya.  Sekarang tinggal 2 pemandian mata air, kebanyakan yang lain dibangun rumah, jadi pemandian umum mata air itu menjadi surut dan menghilang.  Padahal, manfaatnya sangat banyak untuk kebutuhan orang banyak, rumah tangga dan usaha-usaha kecil.

Foto: Cholis


Realitas

Foto: Cholis
Herannya, semakin lama kondisi air sekarang, seperti air sungai, danau, selokan, laut di beberapa daerah di Indonesia kondisinya sangat tercemar dan memprihatinkan.  Coba ketik kata kunci di mesin pencarian google: “kondisi sungai di Indonesia”, maka sebagian besar bakal muncul foto-foto sungai dengan kondisi yang sangat mengenaskan.  Mestinya air  mengalir itu bisa dipakai buat minum, membersihkan makanan, bersuci dan kepentingan-kepentingan kebersihan lainnya.  Lama kelamaan nyaris sulit ditemukan sungai, selokan, danau dengan kondisi sehat, tidak di kota maupun di pedesaan karena banyak air yang tercemar dan tidak layak pakai.  Banyak air sungai keruh bahkan berwarna karena banyaknya pembuangan rumah tangga, pabrik, kotoran hewan-hewan bahkan sampah dibuang ke sungai.  Kesadaran memperlakukan lingkungan kondisi air mengalir agar tetap bersih sepertinya kurang diterapkan, bisa jadi ini sebuah kebiasaan yang turun menurun dan sulit diubah.


Tidak hanya kesadaran masyarakat menjaga kebersihan, daerah resapan air seringkali digunakan untuk membuat perumahan.  Sehingga tidak jarang daerah yang mestinya melimpah dengan air bersih, nyaris kekeringan ketika datangnya musim kemarau.  Ah, ya, saya ingat, seorang teman pernah cerita, bahwa tata ruang Bandung itu mempunyai sistem kota yang paling apik.  Karena dulu waktu jaman penjajahan Belanda, pemerintah Belanda mempunyai perencanaan kota hingga membuat sistem penampungan dan penyaluran air untuk warganya.  Hingga ada gorong-gorong pembuangan air kotor agar sungai tetap bersih.  Ada kesadaran penataan jangka panjang dan tentu membuat manusia merasa aman dan nyaman hidup di kota/desanya.


Yuk, Membangun Kebiasaan Baik
Kondisi alam seolah sudah terlanjur banyak tercemar, tapi bukan berarti tidak ada solusi.  Banyak kelompok orang yang mempunyai perhatian lebih terhadap air.  Seperti Kementrian PU Dirjen SDA yang terus mengedukasi masyarakat tentang menjaga air, melakukan perubahan, perbaikan sistem dan pelayanan publik.

Perbaikan dan perubahan sudut pandang kita dalam memperlakukan air, tidak hanya pemerintah tapi semua unsur masyarakat mesti menyadari dan tahu bagaimana bersikap bijaksana pada alam, khususnya air.  Seringkali sikap-sikap  lahir dari oleh orang-orang yang hidup di daerah yang melimpah sumber mata airnya.  Sementara, di daerah yang sulit air, mereka sangat hati-hati dalam menggunakan air.  Buat kita, yang hidup di daerah yang mudah air, ada baiknya kita memperlakukan air dengan bijaksana.  Banyak kebiasaan sederhana yang sebetulnya memberi efek luas dan jangka panjang.  Misalnya:

1. Perbaiki segera jika keran air maupun penampungan air bocor.  Kalau belum diperbaiki, tampunglah airnya, karena air bocor itu kalau ditampung, lama-lama bisa cukup buat mandi dan minum beberapa kepala.  Bayangkan kalau air terbuang percuma dan tercampur dengan air kotor.

2. Ketika cuci tangan dan alat masak, matikan keran saat memberi sabun.

3. Tanam beberapa pohon, karena pohon bisa menghasilkan air di dalam tanah. 

4. Membuang air kotor industri rumah tidak ke sungai, tapi ke gorong-gorong/saluran yang khusus untuk membuang air kotor.  Sehingga sungai, ataupun selokan tetap bersih dan bisa membuat ikan-ikan tetap bisa berkembang biak.

5. Tidak membuang sampah ke saluran air.

6. Membuat sistem air untuk satu desa.

7. Membuat sistem pembuangan air kotor untuk satu desa dan bergabung dengan desa yang lain, sehingga kebersihan air tetap terjaga.

8. Dan banyak lagi upaya untuk merawat air.

Kamu dan Air adalah Satu

Foto: Ima
Manusia dan air adalah satu kesatuan, tanpa air manusia tidak akan bisa bertahan  hidup.  Hal sederhana, manusia tidak bisa bertahan hidup 4-5 hari tanpa mengkonsumsi air.  Jadi bukan hal yang perlu dikompromikan lagi bahwa kita bisa sejahtera dan aman dengan adanya air.  Disetiap orang perlu ditanamkan sistem berlaku bijaksana dalam memperlakukan dan melindungi air.  Sumber-sumber air yang harus dilindungi itu bermacam-macam, dari  laut, air sungai, danau, mata air bahkan selokan.  Sistem air ini perlu adanya kesadaran untuk menjaga keutuhan alam yang lain, seperti menjaga kelestarian tetumbuhan, hewan dan menjaga kebersihan. Karena semua ekosistem ini saling memberi pengaruh satu dengan yang lain. Dengan menjaga air, sama dengan menjaga diri sendiri dan kelangsungan hidup selanjutnya.


Ima. Serpong. 1/11/2014

Sumber:
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/uu_7_04.html
http://bagusramdan.blogspot.com/2013/01/bring-brung.html
https://www.facebook.com/SalakanagaraFansPage/posts/559114840800661
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_tempat_berawalan_Ci-