Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan



Beberapa hari lalu, aku dapat buku yang baru saja dilahirkan oleh Kang Dudi Rustandi berjudul Digital Public Relations. Buku terbitan Simbiosa Rekatama Media pada bulan April 2024 ini memaparkan era fungsi digital informasi yang mempengaruhi gaya hidup komunikasi saat ini. Isinya mengurai dunia digital yang berkaitan membangun reputasi, digital pubic relation (PR) dari era 0.1 hingga 0.5, konsep dasar PR, elemen penting dalam digital PR, strategi hingga digital branding.

Melalui buku ini memetakan fungsi digital dan cara membangun komunikasi digital yang tepat. Sehingga kita semakin memahami kebutuhan dan perkembangan ekonomi, digital PR memberi kekuatan karakter antar individu maupun kelompok di tengah berbagai segmen masyarakat.

Komunikasi di ranah digital saat ini, bisa menghadirkan karakter tertentu. Kedekatan digital PR dapat terbangun dengan baik antar individu, individu dengan publik, publik dengan individu. Saat ini situasi keterhubungan komunikasi digital cenderung lebih cepat dan dekat, yang dapat meringkas ruang dan waktu.

Kalau kita melihat perkembangan ke belakang, media komunikasi dan informasi dibagi berdasarkan metode pengirimannya dan disusun dalam tipe-tipe perusahaan yang berbeda. Penerbit untuk koran, majalah dan buku. Studio untuk rekaman dan gambar hidup. Stasiun untuk radio dan televisi. Kini, dengan adanya internet menyampaikan berbagai media cetak, siaran, film, musik yang dapat dikelola, digunakan bahkan kita dapat mengapresiasinya tanpa batas.

Buku ini mencatat sejarah berbagai teknologi yang mempengaruhi cara berkomunikasi dengan publik yang dapat mempengaruhi reputasi perusahaan maupun individu. Bagaimana setiap generasi ternyata terpengaruh dan berdaptasi dengan cepat dengan pelbagai perkebangan teknologi. Ada yang mampu mempelajari dan mempelajari cara-cara mengelola jaringan dengan kekuatan internet. Namun, tak sedikit yang tetap merasa nyaman mencari informasi dalam sistem media cetak.


 

Seperti yang tertera dalam buku tersebut, pada tahun 1970-an, kita mendapatkan media komunikasi dan informasi berdasarkan sistem penyampaiannya. Kalau media yang berbentuk kertas yang dicetak, saat itu namanya bulletin, koran, majalah, tabloid, buku. Kemudian media yang menggunakan antena, membawa siaran melalui sinyal yaitu radio dan televisi. Lalu musik dan film, membutuhkan kaset, disket, piringan hitam agar kita bisa mengapresiasinya.

Buat generasi Y dan millenial, teori perkembangan teknologi komunikasi tumbuh bersama usianya. Membaca buku PR Digital ini seperti membaca sejarah diri yang beradaptasi secara otodidak, trial and error dalam mempelajari kebaruan berkomunikasi dan membangun diri dalam berbagai platform dan dunia cyber lainnya. Informasi yang hanya dari televisi, radio, koran, lalu terus berubah wujud berkomunikasi menggunakan media sosial berupa aplikasi whatsapp, telegram sampai website yang menampung berbagai informasi dan hiburan.

Saya sendiri termasuk yang tertarik mengeskplore dan mencoba berbagai perkembangan alat komunikasi dan informasi. Mulai dari satu saluran televisi sifatnya central yang mulai menyala hanya dari jam 17.00-23.00 WIB, mencari informasi ke perpustakaan atau berburu majalah bagus ke pasar buku bekas di Cikapundung, hingga kini bisa mendapatkan informasi dari manapun, dari siapapun. Karena semua orang bisa mengolah cerita, berita, tulisan di micro blog dan media sosial. Dari situasi yang banyak upaya hingga begitu mudah mendapatkan berbagai pelajaran dari berbagai platform. Sifatnya meringkas waktu dan tempat.

Buat generasi Y dan millenial, mengalami berbagai evolusi informasi dan komunikasi di tengah masyarakat dunia. Terlebih ketika akhir tahun 2019, masyarakat dunia melewati pandemi corona yang membuat kita berkomunikasi tanpa tatap muka. Mulai dari menjaga hubungan keluarga, pekerjaan, perputaran ekonomi hingga pendidikan semua sistem komunikasi diantisipasi secara online. Semua orang beradaptasi tetap di rumah tapi tetap bisa berkomuniasi dan mengolah diri.

Penulis buku ini dikenal sebagai dosen Prodi Ilmu Komunikasi Telkom, memaparkan dengan lugas dunia digital. Karena selain mempelajari, beliau juga mempraktekan sebagai pengelola persola blog dan tergabung dalam berbagai komunitas blog. Terlihat jelas dalam bukunya, setiap bab menerjemahkan berbagai fungsi digital yang dikelola dengan tepat oleh PR sehingga dapat diterima oleh public yang tepat.

“Kini blogging menjadi salah satu aktivias dan bagian tidak terpisahkan dari pekerjaan Public Relation (PR). PR sadar akan pentingnya eksistensi dan reputasi perusahaan melalui kata kunci positif pada media digital. Oleh karena itu, salah satu yang menjadi mitra kolaborasinya adalah blogger.” (Digital Public Relation, hal. 157)

Begitupun ketika saya bisa mewujudkan kesukaan menulis di media blog. Saat itu tahun 2002, saya baru mempelajari dan menggunakan media sosial sekaligus blog yang bernama Friendster. Beberapa teman yang usianya di atas saya, masih merasa rigid dengan new media komunikasi ini. Merasa canggung dan geli bisa membangun jaringan dengan cara online. Situasi teknologi yang menghadirkan euphoria ilmu pengetahuan yang berdampak pada kehidupan bermasyarakat.

Sesuai usia lahirnya blog saya ini, saya kelola dan isi dalam rangka latihan menulis pada tahun 2002. Ditulis sendiri, diapresiasi sendiri, pembacanya juga kalangn teman-teman dan saudara. Saya jadi asik sendiri dengan dunia menulis yang aku impikan sejak kecil. Blog menjadi titik cerah buat saya yang tidak punya dasar pendidikan di dunia menulis.

Kembali pada tahun 2001, paska keruntuhan pemeritahan Soeharto pada tahun 1998 muncul semacam situasi euphoria kebebasan berpendapat, bersikap, keberanian menjual berbagai buku yang sempat dilarang oleh pemerintah saat itu. Bahkan tak sedikit orang-orang berani menelurkan buku-buku terbitan sendiri dan menghidupkan ruang-ruang kreasi yang sifatnya memfasilitasi kebutuhan komunal. Kalau dulu, kalau ada perkumpulan yang sifatnya komunal, kerap menimbulkan kecurigaan akan menciptakan gerakan yang bisa membahayakan negara.

Masuk tahun 2019 dimana orang-orang diajak untuk melek teknologi karena faktor pandemi corona. Semua generasi termasuk babyboomers mau tidak mau mempelajari teknik berbagi informasi mulai dari aplikasi whatsapp, telegram hingga berbagai aplikasi yang berkaitan dengan file pekerjaan.

Buat generasi Z yang tumbuh di era serba digital, serba cyber, menganggap bahwa teknologi komunikasi internet menjadi makanan sehari-hari. Proses pembacaan dan komunikasi mereka pun punya ciri khas sendiri. Generasi yang sudah dipenuhi banyak informasi dan mengenal banyak kehidupan sosial hampir semua kalangan. Menembus batas ruang, yang terbiasa mengenal sosial budaya antar daerah bahkan negara.

Bagi pengelola digital PR, fenomena percepatan revolusi industri ini menjadi tantangan tersendiri. Pada Bab 5 tentang memahami media digital, kita diajak mengenal lebih jauh tentang karakter audience berinteraksi, bagaimana kita bisa terhubung satu dengan lain. Situasi yang harus diakrabi agar kita bisa berstrategi dan mengelola diital PR dengan tepat agar dapat diterima oleh audiens.

Revolusi ini menghadirkan percepatan gaya hidup akibat digital. Belanja di pasar menggunakan note tablet, pertanian menggunakan smartfarming, pengelolaan keuangan menggunakan akuntansiku, berkomunikasi lewat whatsapp, rapat menggunakan zoom, kursus melalui Udemy, investasi menggunakan crypto, mengais rezeki lewat youtube, membuat konten menggunakan AI (artificial intelligence). (Hal. 76)

Buku ini menarik dipelajari oleh pengelola digital, baik perusahaan maupun individu. Biasanya kita mempelajari berbagai perkembangan digital di berbagai akun youtube, micro blog/website, bahkan reels IG. Tapi jika kita mau mempelajari secara komprehensif, buku yang disusun Kang Dudi Rustandi menjadi media panduan agar kita bisa lebih memahami new media yang jadi bagian revolusi komunikasi saat ini.



“Ciri sabumi cara sadesa.”

Peribahasa Sunda ini sebuah pengajaran etika yang memiliki makna bahwa setiap lingkungan memiliki adat dan ciri khas berbeda-beda. Dengan begitu peribahasa ini memberi bekal untuk manusia agar bisa beradaptasi dengan cara memahami, menyadari, menerima cara berkomunikasi dan bersikap di sebuah lingkungan.

Setiap lingkungan pasti memiliki ritme hidup dan aturan etika yang harus dihormati. Peribahasa Sunda ini memberi pelajaran untuk terampil dan lugas dalam berbahasa/bersikap saat harus berinteraksi dengan berbagai aturan maupun etika yang berbeda. Saat kita masuk ke dalam lingkungan baru, mau tidak mau kita harus bisa beradaptasi dengan keadaan sosial di tempat tersebut.

Begitu pun dalam ayat Quran Al Hujurat ayat 13, yang artinya:

“Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal…”

Maksud ayat ini memaparkan tentang manusia itu pada dasarnya diciptakan berbeda-beda. Agar manusia bisa mempelajari nilai hidup setiap suku bangsa. Dengan begitu antar individu yang berbeda bisa saling menghormati dan bekerjasama untuk berbuat baik dan memelihara kehidupan.

Dari sumber ini, pada dasarnya manusia diciptakan beragam, mulai dari suku bangsa, agama, budaya, adat istiadat. Meskipun berbeda, pada dasarnya tipe kepribadian manusia itu sama, ada yang tipe plematis, melankolis, sanguinis, koleris. (Sumber di sini)

Keberagaman ini mengajarkan manusia untuk berfikir agar bisa membuat kesepakatan sosial baik tata krama, etika, kebijakan yang saling menjaga hak dan kewajiban tiap individu dalam berinteraksi dalam komunitas masyarakat.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari berbagai elemen bermasyarakat. Baik lingkungan keluarga, tetangga, teman sekolah, teman kerja, komunitas hobi, klien, pelanggan bahkan jaringan pertemanan antar negara. Jangankan perbedaan karakter antar suku, individu yang dilahirkan dari satu Ibu pun memiliki karakter yang berbeda-beda. Karakter yang berbeda ini akan memunculkan perbedaan pandangan dalam menyikapi persoalannya.




Meski perbedaan ini disadari, dalam kenyataan sosial tidak semua orang sanggup beradaptasi, memahami dan menerima tipe kepribadian emosi khas setiap individu. Situasi ini bisa menjadi faktor yang menyebabkan perselisihan. Baik beda pendapat, saling menyalahkan, merasa paling benar, terjadi salah faham, ego dan emosi masing-masing individu yang menghambat kesepakatan dan saling memahami satu sama lain dalam mencapai tujuan yang sama.

Dalam beberapa kejadian di sebuah organisasi maupun tempat kita bekerja, sangat mungkin terjadi perselisihan. Baik antara atasan-bawahan, antar rekan kerja yang seringkali tidak sejalan lagi. Penyebab konflik bisa banyak faktor, seperti perbedaan komunikasi, tujuan dan sikap. (Manajemen Konflik dan Stres oleh Ekawana-menurut Gibson-2021. Sumber di sini)

Oleh karenanya, kita perlu mempelajari teknis berkomunikasi asertif yang tepat agar bisa menghadapi berbagai situasi. Sebuah sikap yang bisa mengatasi perbedaan sudut pandang antar individu maupun kelompok. Karena persoalan mau tidak mau harus dihadapi agar menjaga hak dan kewajiban kelompok.

Secara garis besar, komunikasi asertif adalah suatu bentuk komunikasi yang mencerminkan sikap tegas, jelas, dan terbuka tanpa melanggar hak atau perasaan orang lain (sumber: klik di sini ). Meskipun begitu, seringkali sikap asertif ini pun kadang-kadang sulit diterima oleh sebagian kelompok yang sulit menerima teguran atau merasa diperlakukan tidak adil.

Berdasarkan di atas, sikap asertif ini terbagi dalam beberapa jenis, diantaranya:

1. Asertif Positif
Komunikasi yang melibatkan ekspresi tegas dan jelas, tapi tetap menjaga suasana positif terhadap lawan bicara.

2. Asertif Responsif
Jenis komunikasi yang mendorong seseorang untuk melakukan dialog terbuka dan saling mendengarkan satu sama lain.

3. Asertif Pribadi
Jenis komunikasi yang berfokus pada kebutuhan, hak dan perasaan pribadi seseorang. Individu seperti ini menggunakan komunikasi asertif untuk menyampaikan batasan pribadi dan mengungkapkan keinginannya tanpa jadi agresif.

4. Asertif Bisnis
Merupakan komunikasi yang melibatkan penyampaian pendapat atau kebutuhan dengan professional dan tegas. Komunikasi ini membantu menciptakan lingkungan kerja yang efisien dan produktif.

5. Asertif Sosial
Kemampuan berkomunikasi dalam konteks sosial, seperti dalam pertemanan atau kelompok. Individu yang asertif secara sosial dapat menghormati kebutuhan dan pendapat orang lain sambil tetap setia pada nilai dan prinsip sendiri.

6. Asertif Negosiasi
Kemampuan komunikasi untuk mencapai kesepakatan yang adil dengan saling menghormati kebutuhan dan perspektif masing-masing pihak.


Keterampilan sikap asertif ini bisa terwujud dengan cara mengelola mental kita. Sikap tegas dan berani mengungkapkan masalah bisa terwujud jika dilengkapi dengan rasa percaya diri, berani, empatinya kuat, terampil berkomunikasi dan lingkungannya mendukung. Meski tidak mudah, tapi ketika kita berada di tengah kelompok, artinya kita harus bisa mengendalikan diri sendiri agar bisa bernas melihat persoalan dan mengurainya secara objektif.




"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan." Quran surat Al Ankabut ayat 57

Beberapa minggu lalu, kita dikejutkan dengan meninggalnya artis senior Marissa Haque tanpa sakit dulu atau kejadian yang luar biasa. Memberi pembelajaran untuk siapapun, bahwa kematian merupakan kejadian yang pasti, bisa datang kapan saja. Kita tidak bisa memastikan bahwa seseorang akan mati jika sakit, jika melakukan perjalanan jauh, jika berenang di laut ataupun berbagai situasi lain yang berbahaya.  

Artinya, kita harus siap kapan pun Allah memanggil kita.

Semua manusia sadar dan tahu bahwa setiap mahluk yang bernyawa akan mati. Tanpa kecuali. Bagi setiap muslim, harus meyakini ada saatnya kita akan mati. Untuk waktunya, kita tidak diberi tahu kapan dan bagaimana cara matinya.

Hanya saja kita sering sibuk urusan dunia, terlena hingga lupa bahwa tugas hidup manusia itu sementara. Bahkan banyak situasi yang membuat kita lupa bahwa apapun yang dilakukan akan menjadi lembaran yang akan bermanfaat atau merusak bagi kehidupan. Apakah kita menjadi bisa menjadi manusia yang dapat menjalani tugas memelihara, berbuat baik atau hanya membuat kerusakan di dunia. Pada dasarnya tugas manusia di dunia adalah menjadi pemimpin bagi kehidupan.

Seperti yang tercantum dalam ayat Qur’an berikut:

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin).” Qur’an surat Al Anbiya ayat 107.

Maksud rahmatan lil alamin itu artinya bahwa kaum muslim seharusnya hidup di dunia dapat memberi, manfaat, kedamaian dan kasih sayang pada alam dan manusia tanpa melihat latar belakang.

Kalau direnungkan, dari sejak kita lahir ke bumi ini, manusia dihadapkan dari kenyamanan rahim ibu lalu harus menghadapi tantangan di bumi. Dari bayi kita dihadapkan untuk beradaptasi dan mengenal situasi sekitar. Mengenal cuaca, suara, benda-benda, belajar berjalan, berbicara. Proses tumbuh kembang manusia yang tidak mudah untuk menjadi manusia yang utuh.

Manusia menjalani hidup dengan fase yang bertahap. Begitulah Allah SWT yang maha lembut, sehingga ujian dari Allah SWT seringkali tidak terasa. Ada yang diuji dengan kesulitan dan ada juga yang diuji dengan kemudahan. Pola ini membuat manusia dapat mengasah hati, pikir, perilaku dan sikap kita dalam menghadapi situasi.

Dari ujian ke ujian ini sebagai cara Allah SWT mengajarkan dan mengasah manusia bertambah ilmunya dalam mengenal Allah SWT. Semakin kita mengenal Allah SWT, kita pun akan mengenal diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri, manusia akan lebih sadar penuh, bahwa apapun yang dilakukan sebagai bentuk menjalankan fungsi manusia untuk beribadah. Lahirlah ketaatan dan menjalankan proses hidup dengan ikhlas.

Sehingga dalam menjalani hidup pun tidak sekadar mendapatkan pencapaian duniawi tapi mendapatkan nilai ibadah karena dijalankan dengan taat. Ilmu taat ini yang membuat kita menjalani berbagai hidup dengan tenang.

Setelah Marissa Haque meninggal, banyak postingan tentang beliau yang memberitakan kehidupannya. Kisah tentang hubungan dengan suaminya, mengelola keluarga, sikap dan prinsip hidupnya dalam mencari dan berbagi ilmu. Betap kita semua disuguhi perjalanan penuh cinta dan dicintai oleh keluarga dan murid-muridnya.

Kita mengenal beliau sebagai aktor film, tapi ternyata beliau pembelajar dan pengajar dengan prinsip sebagai media bermanfaat dan jalan ibadah. Semakin disadari bahwa setiap manusia sebagai mahluk pembelajar apapun bidangnya. Allah SWT selalu memberi kesempatan bagi manusia untuk mengelola diri dengan cara-Nya.

Semakin disadari, setiap proses kita menjadi bagian dari mendapatkan ilmu hidup dari Allah SWT. Tidak ada yang sia-sia, semua proses termasuk kesalahan yang dilakukan menjadi bagian yang dipersiapkan buat kita menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.

Setiap orang pasti akan melalui proses yang melelahkan. Ada yang diuji dengan mencari ilmu, sakit, mencari uang, mengurus keluarga. Bila ujian-ujian ini bisa dilewati dengan doa dan sabar, kita akan dipertemukan dengan lautan ilmu Allah SWT. Kita manusia bagian dari mikrokosmos kehidupan makro. Setiap mikro menopang dan saling melengkapi mikro kehidupan yang lain. Itu sebabnya kehidupan ini menjadi seimbang.

Proses ini yang membuat kita diberi jalan menjadi Ibu, guru, penulis, petugas kebersihan, pengelola perpustakaan, dokter, seniman, elemen pemerintah negara, petugas rumah sakit, pedagang bahan pangan dan banyak lagi. Sehingga kesadaran menjalani profesi apapun bisa dijalankan dengan nikmat dan bernilai ibadah.




Lalu bagaimana mempersiapkan diri dalam meghadapi kematian? Seperti yang sudah diuraikan di atas, perlu disadari penuh bahwa dengan mengenal diri kita bisa menjalankan fungsi diri sebagai manusia dengan penuh cinta dan kasih sayang. Menyadari bahwa setiap manusia memiliki potensi dan punya tugas masing-masing.

Belajar pada pertunjukan teater, para guru selalu menekankan bahwa tidak ada peran besar dan peran kecil dalam menjalankan produksi teater. Semua unsur penting, baik sutradara, penata make up, aktor, penata panggung, pengelola tiket, dokumentasi, dll. Begitu beberapa fungsi tidak ada maka pertunjukan tidak akan utuh.

Oleh karena itu, kembali pada fungsi kita sebagai manusia harus dijalani dengan sungguh-sungguh dan diniatkan untuk ibadah. Allah SWT tidak melihat tinggi rendah kedudukan, besar kecil penghasilan, tapi melihat apapun yang kita lakukan dari ketaatannya. 

Sehingga, apapun yang kita jalankan harus dilakukan dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan.   Karena yang kita anggap besar-kecil tindakan yang dilakukan, amal jariahnya akan terus mengalir karena memberi manfaat bagi kehidupan.  Karena rahmat Allah Maha Luas.


Pembahasan Blank spot di sini bukan mengenai wilayah tanpa jaringan, tapi tentang bidang ilmu yang tidak ada peminatnya. Lalu apa yang bisa kita lakukan ketika kita menyadari bahwa potensi, minat dan kemampuan kita berada di dalam kategori blank spot. Sebetulnya situasi ini kesempatan untuk terus asah kemampuan, lama-lama kita akan bertemu dengan orang-orang dengan antusias yang sama dan bidang lain yang membutuhkan kolaborasi untuk saling menguatkan.

Kembali pada tahun 1996-an, salah satu bidang seperti jurnalistik dan seni rupa, kurang banyak peminat. Saat itu orang-orang takut mengambil jurusan tersebut karena ada anggapan masa depannya tidak jelas. Kini, ilmu-ilmu jurnalistik dibutuhkan untuk mengisi berbagai platform, media sosial sebagai upaya menyebaikan informasi. Kemudian, jurusan perfilman maupun desain komunikasi visual pun sama, dulu hanya bagian kecil dari mata kuliah di jurusan teater dan fakultas komunikasi.

Sering kita beropini, bahwa bidang-bidang yang tidak jelas, maka masa depannya juga tidak jelas. Padahal namanya ilmu itu sangat luas, bukan bidangnya yang tidak jelas tapi belum terkelola celah dari potensi ilmu tersebut. Kita sering terjebak bahwa kesuksesan bisa diperoleh secara instan. Padahal apapun kalau dipelajari ada prosesnya, disana akan menemukan celah manfaat. Setiap ilmu yang dipelajari dengan sungguh-sungguh, akan menemukan jalur manfaatnya sendiri.

Bagi sebagian orang, berada dalam bidang blank spot jadi mudah melempem dan terpatahkan oleh opini orang. Situasi ini sering kita temukan dalam berbagai bidang, oleh karenanya kita harus bisa belajar mengelola mindset agar kreatif dan yakin pada pilihan bidang yang kita pelajari.

Dalam menjalani sebuah bidang, ada beberapa fase yang akan terlewati. Yaitu fase antusias, lelah, ragu-ragu, yakin, konsisten. Dalam fase-fase ini, biasanya kita akan dipertemukan dengan berbagai pengetahuan dan bidang lain yang lebih memikat. Apalagi kalau dikaitkan dengan karir, profesi, penghasilan zona nyaman. Di tengah proses biasanya kita akan dihadapkan pada kegelisahan dan berbagai pertanyaan mengenai pilihan hidup yang kita ambil, melanjutkan proses, beralih pada bidang yang berbeda atau berhenti.

Biasanya pandangan kita akan jauh terbuka ketika banyak orang yang berhasil pada bidang yang ditekuninya. Seperti halnya sekarang, kita melihat bidang-bidang ilmu yang menjadi blank spot pada masa 1996-an, justru menjadi bidang yang memikat, berkembang dan dibutuhkan pada tahun 2010-an.

Dulu kesadaran mempelajari bidang-bidang tersebut biasanya harus autodidak atau belajar ke luar negeri. Tapi saat ini banyak para ahli yang menyadari, sehingga beberapa fasilitas pendidikan membuka jurusan yang jadi blank spot.

Bila kita mempelajari situasi di Indonesia selama 28 tahun berjalan ini, seringkali kita terpatahkan oleh ketakutan dan keraguan opini pribadi, opini orang-orang sekitar bahkan pemerintahannya sendiri. Dalam menghadapi situasi tersebut, perlu adanya visi misi dan prinsip yang kuat, keberanian memulai, konsisten, dan terus berkembang di bidang tersebut. Dengan sendirinya pelan-pelan kita akan membuka satu persatu jendela kehidupan.

Bedanya dengan tahun 2010-an ini, manusia dimudahkan dengan berbagai informasi dan teknologi. Kita bisa mengakses dan membuka jaringan untuk mengembangkan bidang blank spot melalui percepatan teknologi. Meski begitu, situasi tahun 90-an maupun sekarang di era kemudahan informasi, selalu saja ada bidang yang kategori bank spot. Ada yang terus bertahan atau ditinggalkan karena alasan-alasan finansial dan alasan logis lainnya.

Munculnya teknologi sambil terus berkiprah di bidang blank spot memiliki tantangan tersendiri. Akan membantu jika si-manusia-nya mau belajar dan memanfaatkan teknologi sebagai media belajar dan mengembangkan diri.

Seperti halnya bidang seni rupa, biasanya hasil karya bisa terjadi transaksi jual beli di galeri. Dengan perkembangan teknologi, kita bisa melihat beberapa seniman yang melek teknologi dapat membuat konten tentang teknik menggambar, ilustrasi dan sebagainya. Tidak hanya itu, saat ini ada beberapa pilihan flatform online untuk menjual karya seni, seperti: Etsy, eBay, artspace, dll. Baik lukisan orisinal, maupun dalam bentuk print. Bahkan bisa membuat privat menggambar online tak kenal jarak.

Oleh karena itu, kalau kita yakin dengan pilihan bidang dan mengenal potensi diri. Apapun bidang ilmu yang kita pelajari akan menemukan ritme dan dunianya. Karena setiap bidang ilmu yang kita pelajari dan tekuni akan menemukan jalurnya sendiri.


Sejak pandemi, prokes (protokol kesehatan) menjadi proses yang wajib dilakukan.  Selama ini kita selalu abai dan kurang memperhatikan kebersihan tangan dan kebersihan lainnya.  Lihat saja lingkungan masyarakat kita yang masih seenaknya membuang sampah, kurang memperhatikan pola hidup sehat, makan sembarangan lalu merasa pola hidup selama ini dianggap baik-baik saja.

Sampai akhirnya kita "ditegur" dengan cara yang sangat ekstrim: pandemi covid 19 yang penularannya sangat mudah.  Ternyata untuk mencegahnya dengan cara menjaga prokes yang selama ini sering dikampanyekan, yaitu: cuci tangan pakai sabun.  Oh, well!  

Cuci tangan pakai sabun udah mesti deh tidak ada tawar-tawar lagi kalau kamu tidak mau tertular oleh mahluk super duper kecil yang lincah ini.  Mahluk kecil yang memporak porandakan sistem hidup sosial manusia.  Sistem hidup paling dasar: bertemu, berbicang, berpelukan, berpegangan, bersalaman, bersentuhan, berkumpul.  

Tentu proses sosial ini tidak hanya menghentikan aktifitas silaturahmi secara tatap muka tapi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan, kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, kegiatan perdagangan dan banyak lagi.

Meski begitu, saya tetap baik-baik saja lalu membangun perasaan dengan menjaga prokes adalah aktifitas baik dan barsahabat.  Semua ini mudah kok, seperti:

1.  Keluar rumah dengan memakai masker, membawa sabun cair, dan hand sanitizer.
2.  Begitu sampai di rumah, menggantung masker di tempatnya sesuai nama pemiliknya.
3.  Membeli masker kain dan masker medis.
4. Membuat gantungan khusus masker yang sudah dipakai agar tidak disimpan dimana saja.
5. Membuat tempat cuci tangan dari galon dan menyediakan sabun tangan.
6. Menyediakan sabun tangan di tempat cuci piring.
7. Segera melepas dan mencuci baju bekas pakai dari luar.  Bila tempat yang didatangi beresiko tinggi penularan.  Seperti: rumah sakit, pasar dan tempat latihan.
8. Setiap hari mengepel lantai rumah menggunakan cairan yang mengandung disinfektan.
9. Setiap barang yang dibeli, bungkusnya segera dipisahkan ke dalam tempat sampah.
10. Mencuci tangan dengan sabun setiap habis memegang barang yang beresiko tinggi penularan.  
11. Tamu dipersiapkan kursi di teras rumah.
12. Buat tamu yang tetap masuk rumah, disiapkan hand sanitizer dan masker sekali pakai.  Karena ada saja tamu yang tidak percaya virus covid lalu biasa saja peluk dan salam sama Amih.  
13. Menemani (baca: menjaga) Amih (89 tahun) ketika ada tamu yang langsung masuk dan bersikap seenaknya.  Biasanya saya rapikan masker Amih lalu berusaha bersikap biasa.  Ketika tamu pulang, segera tangannya saya beri hand sanitizer.
14. Anak-anak tetap bermain dan belajar di rumah/halaman rumah.
15. Jika harus keluar dan jajan, harus pakai masker walaupun teman-temannya abai prokes.  
16. Bungkus jajan harus dicuci terlebih dahulu atau segera dipindahkan isinya ke tempat yang lain lalu bungkusnya dibuang ke tempat sampah.
17. Tangan dan kaki sesampai di rumah harus dicuci pakai sabun.
18. Menjemur jaket atau baju yang kiranya tidak terlalu berinterakasi dengan lokasi yang beresiko.
19. Memperhitungan frekuensi keluar rumah dengan prinsip "kalau harus keluar mesti sekalian sambil melakukan yang penting" dan kalau tidak penting, cari solusi lain.
19. Segitu saja lalu jalani dengan baik-baik saja.


Sebetulnya prokes ini mengubah pola hidup baik yang bisa memelihara kesehatan kita.  Kalau virus ini dapat teratasi, saya fikir pola hidup ini bagus juga terus dijalani, terutama masalah cuci tangan dan kaki, mencuci barang-barang dari luar, menjemur jaket.  Ini sebagai bentuk keramahan pada diri sendiri.  

Lalu, apakah kita bisa betul-betul berhenti, rebahan, duduk-duduk santai selama di rumah saja?  Tentu tidak, setidaknya kita tetap harus menunggu tukang sayur lewat dan pergi ke ATM untuk melakukan bayar listrik dan beli roti untuk teman ngopi.  

Demi menikmati hidup ditengah pandemi, ya saya nikmati saja.  Meski sudah biasa di rumah saja, tentu beradaptasi menjadi merasa biasa berproses juga.  Ya, berproses mengendalikan rasa takut, rasa khawatir, rasa lebih hati-hati dalam melakukan aktifitas yang mengharuskan keluar rumah dan menyentuh beberapa barang yang berada di ruang publik, seperti di mini market, supermarket, apotek, ATM, duduk dan bayar ongkos angkot, mendapatkan paket dari ekpedisi.  

Saya pribadi betul-betul mengolah situasi ini menjadi "baik-baik saja" dengan beradaptasi dari situasi yang "tidak baik-baik saja".  Artinya prokes ini sebagai fase yang bersahabat dan sebagai bentuk berdamai dengan keadaan.  

Jadi berbagai situasi di rumah dinikmati saja, menyaring berbagai informasi dengan melakukan apa yang paling saya bisa.  Membuka mata lebar-lebar, mengingat-ingat kembali apa yang bisa dilakukan, sentuh lagi hati apa yang ingin dipelajari, diolah, tapi selama ini dilupakan atau bahkan ditumpuk oleh rasa malas. 
Self Love. Foto: Ima

Hei, manusia kecil.  Menjadi kecil bukan berarti hidupmu terbatas.  Menjadi kecil bisa melihat berbagai keindahan dan keluasan hidup dari berbagai sisi dan detil. 

Nuhun karena selalu bertahan dan perpegangan melewati berbagai fase.

Nuhun atas apapun yang sudah kamu lakukan selama 43 tahun ini.

Aku memaafkan kamu.  Peluk diri.

Hey, nuhun sudah bertahan menjadi diriku.  Apapun kamu kini, sangat berarti.

Luaslah jiwa.  Luaslah pikiran.  Luaslah langkah.

 

Kalimat di atas merupakan ungkapan self love pada hari ulang tahun saya.  Saya lakukan ini sebagai bentuk apresiasi pada diri sendiri dibanding menyesali situasi.  Apresiasi ini saya buat dengan kesadaran, menerima penuh proses dan keputusan hidup yang membuat proses jatuh bangun-patah tumbuh pembentukan yang tidak disadari.  Karena saya percaya, apapun yang terjadi pada hidup kita merupakan cara Allah berkomunikasi dan cara Allah memberi kita ilmu hidup.

Dulu-dulu saya masih belum bisa menerima dan sering merasa upaya yang dilakukan biasa saja.  Perasaan ini hadir begitu melihat pencapaian teman-teman yang terlihat baik secara status sosial maupun kedudukan dalam bidang pekerjaannya.  Sementara saya yang teguh pada pilihan hidup berkesenian, penulis paruh waktu, dan memilih menjadi ibu penuh waktu merasa pencapainnya biasa saja. 

Saya melewati fase yang cukup panjang untuk mencintai diri sendiri.  Perasaan yang tarik menarik antara yakin dan tidak yakin cukup mengganggu dan menghabiskan banyak waktu.  Seperti, sering merasa tidak baik-baik saja dengan keadaan fisik, pencapaian yang diperoleh, cukup sering membandingkan pencapaian diri dan orang lain, sering merasa kurang dan suka mengeluh.  Ini sungguh perasaan insecure (lebih tepatnya menyebalkan) yang menyebabkan semangat mudah terpatahkan dan hilangnya rasa syukur.  Gelombang naik turun rasa yakin dan percaya dengan pilihan hidup kerap membuat saya mudah goyah.  Tapi satu sisi, saya punya prinsip yang menyebabkan sering mengambil pilihan hidup tidak aman secara financial. 

Berdasarkan prosesnya, berbagai fase hidup selalu hadir, baik-buruk, naik-turun, berat-ringan, besar-kecil, menjadi proses mengolah banyak sisi mental, membuka sudut pandang saya terhadap berbagai keadaan dalam menjalani proses hidup, memaknai sukses dan pencapaian hidup.  Lama-lama saya menyadari bahwa terpenting dalam hidup adalah terus berusaha, berdoa dan merasa “cukup” berapapun kita dapatkan dan kita berikan ternyata dapat mencukupkan nilai diri.  Lalu menyadari bahwa setiap manusia mempunyai fungsi dan tempatnya masing-masing.  Masalah besar, hebat, keren bukan urusan manusia lagi tapi urusan Allah yang menilai. 



Self love adalah kondisi dimana kita menghargai kita sendiri, menghormati proses dengan cara memaknai setiap laku yang dikerjakan dengan tulus dan sungguh-sungguh.  Setiap detil adalah ilmu, setiap langkah adalah berkah, sehingga kita semakin memperhatikan dan menyadari banyak hal yang penting tapi tidak kita sadari.  Menghargai diri sama saja dengan menghormati dan menyukuri Sang Pencipta.  Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk memelihara diri dengan cara mengelola tubuh, jiwa dan spiritual menjadi lebih baik.

 

Pertama: Kenali Diri Sendiri

Kalau saya sedang kehilangan arah atau tidak merasa aman dengan pilihan hidup kita.  Saya biasanya mulai kembali menuliskan satu persatu bidang yang saya suka dan tidak saya suka.  Lalu merunut kembali berbagai pengalaman yang sudah dikerjakan selama ini.  Nanti akan terlihat berapa banyak pengalaman yang kamu kerjakan, baik yang berkesan hingga kamu dapat sesuatu dari kegiatan itu.  Baik berupa nilai materi ataupun nilai hidup.  Proses ini akan membagun ingatan bahagia bahkan mungkin ingatan menyedihkan namun akan muncul rasa syukur.   

Cara ini dilakukan agar diri menghormati dan menghargai setiap proses diri yang pernah dikerjakan.  Karena sering kali kita lupa bahkan menganggap biasa atau terasa sangat bodoh, namun bisa jadi semua proses itu bisa jadi sangat menarik dan bermanfaat dikemudian hari.  Cara ini cukup bagus untuk mengontrol diri dari pengaruh atau pandangan lingkungan yang membuat kamu jatuh dan merasa tidak berguna.   

Selain itu, langkah ini dapat membangun kesadaran bahwa setiap orang punya potensi masing-masing dan memberi manfaat bagi kehidupan dengan cara yang berbeda.  Bayangkan kita bisa menikmati makanan enak dari orang-orang yang pintar masak.  Bisa menikmati cerita dari orang-orang lihai menulis, bisa menggunakan pakaian yang keren dari para ahli fashion dan seterusnya. 



Atensi dan hati bergerak pada bidang yang sesuai kemampuan minat dan kemampuannya.  Kalau kemampuan ini disadari, keahlian ini bila digabungkan akan menjadi sistem yang menghadirkan energi budaya kehidupan yang berenergi.  Jadi tidak ada yang unggul, karena setiap orang punya kontribusi atau keahlian masing-masing menghadirkan sebuah bentuk.

Katakanlah sebuah mobil, dibutuhkan ahli mesin, begitu mesin bisa meluncur, maka dibutuhkan orang desain agar mesin itu bisa digunakan secara pantas dan menarik.  Tak hanya orang desain, kita membutuhkan ahli interior agar pengguna mobil bisa nyaman duduk melakukan perjalanan di dalam mobil.  Agar investor mobil dapat keuntungan dan pekerja dapat untung, maka dibutuhkan ahli keuangan untuk menghitung berbagai cash flow dana.  Begitu seterusnya.  Jadi setiap manusia itu penting. 

 

Kedua: Mengolah Jiwa dan Fisik

Ketika tubuh dalam keadaan sehat, seringkali kita abai.  Makan, minum dan beraktifitas tanpa kendali yang lama-lama tubuh pun lemah.  Kalau tubuh lemah maka aktifitas pun dapat terhenti.  Oleh karena itu, kita perlu memberi perhatian pada tubuh dengan cara olah raga dan memperhatikan pola makan sehat. 

Hormati dan rawat tubuh dengan memberi nutrisi yang baik.  Selain itu kamu bisa coba berkomunikasi dengan tubuhmu sendiri dengan memberi ucapan terima kasih dan permintaan maaf pada setiap organ tubuh kita.  Dengan begitu, kita menyadari bahwa setiap unsur tubuh kita sangat berharga dan penting. 

Tubuh ini ibarat pohon, kalau tanahnya subur akan membuat pohon tumbuh besar, sehat, berkembang dan berbuah.  Begitupun dengan tubuh, beri cinta yang banyak untuk tubuh kita dengan memperhatikan nutrisi dan ungkapan-ungkapan yang baik. 

Cobalah beri ucapan terima kasih  mata, mulut, wajah, tangan, rambut, kaki, perut, jari, lutut, dan organ tubuh lain.  Bagaimanapun bentuknya, warnanya, berhenti terpengaruh oleh standar cantik maupun ganteng.  Setiap hari.  Dengan sendirinya hati akan terasa ringan dan bahagia bahwa tubuh ini sangatlah berharga.  Hidup kamu akan jauh lebih berharga dan lebih keren dari yang kamu sadari.

Jadi berhenti merasa insecure dengan pencapaian orang lain yang tampak mulus dan menganggap hidup kamu tidak seberuntung orang lain.  Karena sebetulnya setiap orang berjuang melawan dirinya dan berjuang memelihara hidup dengan cara dan kemampuannya masing-masing.  Setiap orang bergerak sesuai keahlian, kesukaan dan kapasitas dirinya.  Tidak semua orang sama, baik tingkat kenyamanan, tingkat kebahagiaan dan integritas masing-masing orang berbeda.  Selain itu, proses pencapaian dan kepuasan seseorang itu tidak ada yang instan.  Kita semua bergelut dengan proses-proses panjang belajar dari kekurangan-kesalahan-keberhasilan, terus berlatih, terus mengolah diri dan mengisi semua waktunya untuk berkarya. 

Jadi, kenali diri, kenali mimpi, raba jiwa kita lalu berbuat apa yang paling kita bisa dengan kesungguhan hati lalu biarkan semesta bergerak untukmu.

Foto: Ima


Mengatur keuangan menjelang Lebaran selalu penuh kejutan, bikin hati senang namun juga membuat hati ketar ketir. Apalagi di tengah pandemi seperti sekarang.  Pemasukan dan kondisi keuangan yang serba tidak pasti, sementara kebutuhan dan biaya yang harus dibayar tetap jalan.  

Meski begitu, maunya hari Lebaran ini tetap diperlakukan spesial. Bagaimana kami bisa menggunakan baju yang istimewa, makanan yang lezat, menyediakan segala macam kudapan, minuman khas Lebaran dan rumah yang lebih bersih wangi. Artinya kita harus menyisihkan anggaran lebih untuk merayakan hari raya serta berbagi kebahagiaan bersama saudara dan tetangga.

Lalu bagaimana sih kita mengatur keuangan menjelang Lebaran? Sebetulnya mudah sih mengatur keuangan asal mau disiplin dan sepakat dengan pasangan kita. Karena seringkali ada pembelian diluar rencana padahal bisa jadi jamuan untuk hari raya sudah cukup. Saking senangnya merayakan hari Lebaran, sepertinya ada saja ingin nambah ini dan itu sehingga membeli sesuatu padahal tidak terlalu butuh. Cung yang seperti ini? (sayaaa…)

Nah, buat kita-kita yang tidak bergantung pada gaji dan THR, harus dicatat segala kebutuhan hari raya dan paska hari raya. Karena seringkali yang kita pikirkan adalah beli semua untuk Lebaran, bagi-bagi uang buat anak-anak, dan jalan-jalan/silaturahmi sambil bawa kiriman.  Seminggu kemudian tinggal makan serba tumis, makanan yang dihangatkan berkali-kali, kalau benar-benar habis baru beranjak pada semangkuk mie instan. Sepertinya kejadian seperti ini klise, ya.

Kudapan saat hari raya. Foto: Ima




Lalu apa yang harus dilakukan, sih? Hmmm, saya menulis ini bukan karena jago mengatur keuangan, ya, tapi berbagi pengalaman karena sering kebobolan karena ulah sendiri. Nah, untuk menghindari kekeliruan dalam menyediakan segala untuk menyambut hari raya bisa mencoba cara ini:

Pertama, catat menu makan untuk hari raya.

Catat mulai dari makanan berat, kudapan, teh, kopi, air galon. Setelah dapat menu makan, lanjut merinci biaya bahan baku yang dibutuhkan. Dari sini kita mendapatkan angka. Lalu simpan uang tersebut untuk sajian makanan. Perkirakan harga bahan baku lebih mahal dari hari-hari biasa untuk menghindari kekurangan anggaran.  Terlebih saat pandemi yang tidak menentu ini, atur menu yang tampak spesial namun jatuhnya akan lebih murah.  

Kedua, pertimbangkan lagi, apa perlu beli baju untuk kamu, pasanganmu dan anak-anak? Cek lemari baju, kalau untuk orang dewasa kaya saya dan suami, sepertinya bisa mix max baju lama jadi terlihat baru sudah cukup ya. Tinggal cuci bersih, kasih pewangi. Beres!

Tapi saya sendiri ingin membelikan baju buat anak biarpun hanya sepasang. Ingin membuat mereka terlihat bagus dan pantas saat merayakan hari yang spesial. Kalau hanya mau membeli baju untuk anak-anak, alokasikan berapa dan upayakan sesuai dengan yang kita siapkan.

Ketiga, rinci kebutuhan kebersihan rumah dan kesehatan. Catat mulai dari sabun mandi, sabun cuci tangan, pembersih lantai, sabun cuci, lap pel, lap piring, lap meja, hingga pewangi badan dan pewangi pakaian.

Keempat, hitung hari raya hingga 2-3 bulan berikut, biaya apa saja yang harus dikeluarkan. Cara ini sebagai bayangan agar kita harus melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kelima, anggarkan biaya kebutuhan untuk buka dan sahur disesuaikan dengan dana yang ada.

Pada dasarnya mengatur keuangan menjelang hari raya harus lebih disiplin. Meskipun keuangan rumah tangga, tetap harus menggunakan buku catatan. Nanti akan kelihatan keluar masuk keuangan agar lebih terkontrol pengunaan uang tersebut memang sesuai kebutuhan atau banyak digunakan diluar kebutuhan. Karena kita seringkali membeli jajanan yang harganya kadang terlihat murah. Tapi ternyata setelah dikalkulasi pengeluaran harian kita lebih banyak untuk jajan atau beli kebutuhan yang tidak perlu.

Beli sesuatu yang menyenangkan boleh saja, seperti beli minum botolan dan kripik.  Tapi kalau setiap hari dilakukan, anggaran jajan ini totalnya bisa sama untuk anggaran beli sayuran, teh bahkan setengah kilo gram telur. Dengan dicatat kita bisa memantau apa saja yang pernah kita beli dan merasa cukup. Setidaknya bisa nge-rem keinginan jajan lagi dan merasa cukup dengan makanan yang ada.

Jadi intinya, catat perkiraan setiap kebutuhan harian, kebutuhan untuk hari raya dan hari-hari setelah hari raya. Ketika ada sisa anggaran, uang itu bisa digunakan untuk jajan di luar atau beli camilan di mini market sebagai teman nonton atau ngemil selepas sahalat taraweh.  Semoga sesuai yang dibutuhkan, ya.

Saya baru dengar istilah burnout begitu Komunitas ISB memberi tema untuk one day one post (ODOP) hari ketiga. Ini apa, ya, sejenis makanan, kah? Bukan, bukan. Ternyata begitu cari-cari saya dapat penjelasannya. Burnout syndrome adalah kondisi stress kronis akibat pekerjaan yang ditandai dengan rasa lelah, kesal dengan pekerjaan dan merasakan ketidakpuasan. Kondisi ini bisa dirasakan secara fisik maupun emosional. 


Kalau membaca dari beberapa referensi yang terpercaya, sepertinya saya pernah mengalami hal yang serupa. Dalam kondisi tertentu, otak saya jadi agak sulit mencerna sesuatu yang baru. Pernah saya mencoba ikut kelas asuransi, semua materi seperti mantul entah kemana. Tapi begitu dipelajari lagi kemudian dalam keadaan hati dan pikiran lebih slow, ternyata apa yang disampaikan di kelas itu materi yang sangat mudah. Saat itu, ketika saya pelajari dalam keadaan tertekan, rasanya cepat lelah, cemas, merasa tertekan, ingin muntah dan dada terasa pengap. Menyadari pilihan yang saya ambil ditolak oleh tubuh sendiri akhirnya memutuskan untuk berhenti dan mengerjakan pekerjaan yang saya suka dan kuasai.

Lalu apa sih kaitannya burnout di tengah pandemi? Situasi pandemi banyak memungkinkan memicu burnout. Alasannya, pertama, kita harus beradaptasi bekerja dari rumah, kegiatan yang menimbulkan kerumunan diberhentikan, mengajarkan anak-anak belajar di rumah, dengan berbagai perubahan pola interaksi. Setiap hari begitu, berulang. Manusia terbiasa berinteraksi langsung dengan manusia, biasa bertemu tatap muka, kemungkinan besar akan kesulitan beradaptasi mengatasi perubahan pola hidup. Begitupun orang-orang yang masih harus bekerja keluar, mengalami dilemma antara mengerjakan kewajiban dan cemas dengan kondisi kesehatannya.

Sebetulnya saya tidak merasakan burnout selama pandemi, justru saya merasa lebih menerima mengikuti semua protokol kesehatan ditengah pro kontra dan tarik menarik situasi pandemi. Bukan menikmati ketegangannya, hanya saja semakin merasa baik-baik saja bekerja di rumah saja tanpa perlu perlawanan lagi. Meski beberapa situasi pandemi ini cukup menekan, jadi saya fikir yang perlu kami lakukan yaitu mengerjakan sesuatu yang menggembirakan, yang paling mungkin, yang paling bisa. Nikmati apa yang paling bisa dikerjakan dalam berbagai situasi yang serba terbatas.  Ya, mirip-mirip konsep bermain sambil belajar, bermain sambil bekerja. 

Kami berdua, saya menulis dan Ayah menggambar.  Setiap anak-anak belajar,  kami pun ikut belajar bersama anak-anak, saat kami merawat rumah maka anak-anak pun ikut terlibat juga. Agar suasana rumah bervariasi, kami melakukan berbagai kegiatan yang disepakati bersama.

Semesta seperti membuka jendela hidup bahwa bekerja, bermain, menikmati hal sederhana jadi istimewa dari rumah itu sangat mungkin. Walaupun sering kotar katir kekurangan, tapi ya kan rezeki kita semua sudah dijamin sama Allah. Jadi ya sudah keep it on aja, terus menulis, terus menggambar, terus mempromosikan usaha orang-orang lewat tulisan saya. Percaya The power of aksara dan the power of medsos bisa jadi bagian dari amal jariah yang terus mengalir (amin) dan rezeki mah insyaAllah ada, Allah pasti mengapresiasi semua usaha kita. Jadi gimana nih, tentang burnout? Oke, sebentar.

Katanya stress itu wajar, karena dengan stress membantu otak kita berfikir cepat dan bersegera mengambil langkah/keputusan-keputusan. Namun jika stress terus menerus tanpa jeda, lama-lama sistem syaraf akan terluka. Dalam kondisi kita bekerja pada bidang yang kita cinta pun ada masanya mengalami burnout. Saya fikir wajar, tapi akan menjadi tidak wajar jika situasi burnout berlarut-larut dan tidak segera teratasi.

Jadi saya mau berbagi sedikit pengalaman upaya self healing untuk menyelamatkan dari burnout yang ya mungkin bisa saja cocok sama teman-teman:

1. Beri jeda antara diri sendiri dengan pekerjaan kita.

Beri waktu pada diri untuk bernafas lega dengan cara mengalihkan pikiran pada hal lain. Caranya, olah nafas, lalu kerjakan sesuatu yang membuat kamu rehat sebentar. Katakanlah kamu sudah merasa enek ditengah pekerjaan yang tak kunjung selesai, maka hentikan saja, beri waktu 30 menit untuk betul-betul buat diri sendiri.

Katakanlah ambil kopi arabika kesukaan kamu, lalu seduh kopi, nikmati dengan menyadari penuh rasa kopi, pada proses seduh membayangkan pegunungan pepohonan kopi, lalu duduk tenang menikmati pepohonan di teras rumah. Sambil tutup mata dan nikmati berbagai suara di sekita tanpa perlu melawan atau merespons balik

                                         

2. Kerjakan hobi yang kamu suka.

Hobi setiap orang beda-beda, ada yang nonton film, merawat bunga, membaca buku, membuat kue, menggambar, membuat puisi, olah raga, dll. Lakukan tanpa perlu merasa bersalah, tubuh kamu butuh “nutrisi” agar bisa beraktifitas dengan riang gembira dan penuh energi.

Kalau kamu suka jalan kaki, maka lakukan. Nikmati diri sendiri sambil bawa handphone. Ketika jalan kaki menemukan objek menarik, maka tak perlu segan mengambil fotonya, dengarkan keinginan tubuh dan hati kamu. Ketika merasa sudah cukup puas, pulang dan susun lagi rencana hari itu, lalu kerjakan satu satu pekerjaan. Dengan kesadaran penuh bahwa lama-lama semua pekerjaan itu akan selesai juga.

3. Bersyukur atas tubuh yang sehat

Di tengah pandemic seperti ini apa yang paling kita syukuri? Ya, udara dan tubuh yang mampu mengerjakan sesuatu. Baik itu pekerjaan orang ataupun pekerjaan rumah. Tidak semua orang mendapat kesempatan seperti itu. Hari ini berarti, lalu kerjakan apapun sisa-sisa yang kita bisa kita lakukan.

4. Tulis atau ingat-ingat hal menyenangkan meski sederhana

Seringkali kita merasa lelah dan perasaan cemas lainnya karena berfikir berlebih bahkan berfikir pada sesuatu yang belum tentu akan terjadi. Cobalah untuk mengingat kejadian lucu, asik, sederhana namun sering kita abaikan karena ingatan negative kerap menguasai pikiran. Misalnya anak-anak bisa mandi sendiri dan menyimpan baju kotor di tempatnya, lalu ketika beli sayur mendapat diskon 1000, senang bisa menjemur badan sambil ngobrol dengan Ibu, senang karena berhasil membersihkan kulkas, dan sebagainya. Tanpa disadari ternyata persoalan kita hanya 1 dan situasi yang menyenangkan bisa jadi lebih banyak.

5. Tidur

TIdur? Iya, tidak semua orang bisa tidur dalam keadaan banyak masalah. Maka upayakan tidur sekitar 30 menitan saja. Nyalakan alarm agar tidak terlalu lama. Katanya, tidur adalah obat meredakan stress yang paling mujarab, karena syaraf kita akan dibuat istirahat.

6. Lakukan permainan anak-anak

Gunting, batu, kertas! Bikin permainan anak-anak dengan orang rumah, gunakan waktu secukupnya, biarkan jiwa anak-anak kamu keluar lalu gunakan kesempatan untuk bergembira.

7. Berhenti ingin di apresiasi oleh rekan kerja

Lakukan saja pekerjaan kamu semampu kita, karena tanpa kamu semua itu tidak akan terwujud.

Ketika pikiran kita kembali santai dan sederhana, pekerjaan yang setumpuk dan penuh tekanan itu jadi terasa ringan dan kembali berenergi. Perlu disadari juga, bahwa setiap manusia memiliki fungsi masing-masing. Ketika salah satu berfungsi, maka tujuan bersama akan terwujud dengan baik. 



Bolu Cinta Siliwangi hadir memperkaya kuliner di masyarakat kita.  Ini karena Indonesia memiliki tanah yang subur dan individu yang kreatif.  Sehingga menumbuhkan beragam sumber pangan yang dapat menghadirkan beragam cita rasa.  Cita rasa ini seringkali mencairkan perbedaan hati dan pikiran, meredakan diri lalu muncul inspirasi.


Beberapa bulan ini saya dan Ayah lagi asik sekali nonton drama Korea. Serial yang kami pilih biasanya cerita dengan latar kerajaan era Joseon. Kebetuan kami berdua suka nonton gendre drama dan action film Indonesia, film Amerika, film festival, film dokumenter dan sekarang film-film Korea. Untuk menikmatinya, biasanya suasana suka di-setting sedemikian rupa terutama menyediakan konsumsi seperti pisang goreng, mie rebus, keripik, bolu, atau camilan semacamnya, lalu kopi tentu tidak ketinggalan. Biar nyaman dan asik.

Ditengah seri kesekian drama yang kami tonton, saya dapat kabar dari kawan kalau tanggal 7 Februari 2021 Bolu Siliwangi mengeluarkan bolu dalam bentuk cinta. Saya suka Bolu siliwangi karena rasa lokal olahan modern.  Perpaduan budaya yang menghasilkan bolu yang penuh cita rasa.  

Bolu cinta ini bentuknya menggoda sekali, seperti Bolu Siliwangi berbentuk persegi panjang, harganya terbilang terjangkau.  Bisa dipesan lewat aplikasi Bolu Siliwangi dan free delivery pula. Jadi, biar suasana rumah terasa lebih beragam, asik dan penuh cinta, jadi saya pesan bolu cinta biar suasana rumah terasa beda.

Sesuai harapan, begitu Bolu Cinta Siliwangi tiba di rumah, anak-anak senang sekali melihat bentuk bolu yang unik dan rasanya yang penuh di mulut. Manisnya pas, tebal dan lumer isiannya. Anak-anak semangat, wajahnya sumringah, melahap terus menerus. Sementara suami saya langsung seduh kopi Sunda Hejo tanpa gula, sementara kopi saya tambah cream dan gula. Suasananya pas sekali dinikmati sambil nonton drama korea, kebetuan lagi nonton drama Shine or Go Crazy, karena kami sedang suka sekali dengan gaya akting Jang Hyuk. 




Saat saya menikmati kopi dan Bolu Cinta, saya ingat penjelasan seorang pecinta kopi. Katanya, yang membuat lambung kembung itu bukan kopi tapi kue penyertanya seperti bolu, brownies. Kebetulan saat itu saya melahap Bolu Cinta Siliwangi rasa brownies cokelat sambil menyeruput kopi. Buat lambung saya yang sensitif, ternyata perut saya tetap nyaman menikmati kopi dan bolu cinta secara bersamaan. Rupanya kawan saya bilang, bolu ini tidak mengandung bahan pengawet. Sangat menyenangkan.

Kemudian saya baru ngeh kalau bulan ini adalah bulan cinta, semacam waktu yang tepat untuk merespons orang-orang tersayang. Bolu Siliwangi menghadirkan bolu karakter dengan tema Bolu Cinta. Unik sekali. Bolu berbentuk hati dengan beragam rasa. Karya terbarunya ini menarik, karena bisa jadi ide buat kita untuk saling berkirim rindu dengan mengirim Bolu Cinta kepada orang tersayang. Karena bentuknya mewakili hati, kemasannya menarik, rapi dan harganya pun sesuai berbagai segmen sosial. Tak hanya itu,ukurannya banyak pilihan, ada yang berisi 4, 8 dan 12 bolu cinta. Secara visual menarik dan berkesan eksklusif untuk berkirim makanan. Jadi kita bisa mengirimkan Bolu Cinta disesuaikan dengan kondisi.

Saya fikir berkirim Bolu Cinta saat ini jadi momen yang tepat untuk menambal momen berbagi rasa dengan orang-orang tercinta.  Terlebih ketika kita semua kehilangan kebersamaan saat virus corona melanda berbagai daerah secara cepat bahkan menyeluruh hampir tiap pelosok Negara mengalaminya. Sehingga kesempatan bertemu muka maupun saling mengunjungi menjadi serba dilematis dan was was. Sebagai alternatif, komunikasi dan beradu rindu pun menggunakan media online. Hanya saja komunikasi seringkali belum merasa terpuaskan jika belum makan dan foto bersama. Ketika saya lihat bentuk, kemasan dan rasa dari Bolu Cinta ini,rasanya sangat pas untuk dikirim ke mereka yang kita sayang untuk mewakili rasa rindu. 

Belajar pada ibu mertua (Bunde) yang tinggal di Kadupandak Pandeglang, kami biasanya suka saling berkunjung dengan membawa buah tangan. Tidak hanya pada hari raya dan liburan sekolah, namun menyempatkan beberapa bulan sekali untuk pulang bertemu muka lalu jalan-jalan ke pantai. 

Kali ini hampir setiap bulan Bunde mengirim camilan khas buatannya sendiri, diantaranya keripik pisang, rengginang mentah,dan beberapa pisang tanduk hasil kebun. Tak hanya itu, ada pula camilan anak-anak seperti cokelat, permen, dan balon. Cara ini kerap dilakukan Bunde untuk menyampaikan rindunya pada anak dan cucunya. Bisa jadi sederhana namun rasanya begitu mewah dan menghangatkan hati. 





Menyampaikan rindu bisa dengan berbagai cara, salah satunya saling berkirim seperti yang dilakukan oleh Bunde. Cara ini dapat memelihara cinta. Cinta kerap memberi kekuatan hidup. Bergerak, melangkah beradaptasi pada perbedaan dan perubahan. Cinta yang menyatukan perbedaan dan memberi kekuatan pada individu-individu dalam mengatasi satu persatu persoalan. Salah satu cara yang kerap dilakukan dalam budaya kita yaitu saling berkirim. Upaya ini menjadi salah satu langkah untuk merekatkan perbedaan, meredakan kegelisahan dan menumbuhkan semangat.

Dalam situasi pandemic, mau tidak mau harus terbiasa dengan keterbatasan. Tapi bukan berarti terbatas untuk memberi perhatian. Selalu ada solusi dan mengubah cara untuk menyampaikan perhatian. Karena diterima atau tidak diterima, setidaknya kita harus menyadari penuh untuk tidak keluar wilayah maupun masuk ke dalam wilayah yang sedang tinggi angka yang terkena penyakit menular. 

Upaya yang dilakukan oleh Bolu Cinta Siliwangi patut diapresiasi, mereka tidak hanya melayani pembelian secara langsung dengan waktu yang ditentukan. Tapi  kita pun bisa memanfaatkan pembelian Bolu Cinta secara online melalui aplikasi maupun nomor whatsapp.

Ini bulan cinta, saya fikir sangat menarik menuntaskan rindu dengan berkirim Bolu Cinta dan doa. Bolu berbentuk cinta ini mampu mewakili perasaan dan perhatian meski jarak jauh. Masing-masing beraktivitas berjauhan, lebih dari setahun tidak bertemu muka. Namun kebersamaannya hadir saat melahap kiriman  meski berjauhan namun memiliki perasaan yang sama: cinta. 







Dengan menambah modal printer paling bagus untuk cetak foto yaitu HP Deskjet Series 2336, pasangan muda-Toni dan Tini- menyulap ruang tamunya menjadi studio desain dan printing. Berbekal ilmu desain grafis dan komputer miliknya sejak kuliah, mereka mengeksekusi mimpi dengan membuka usaha digital printing. Memaksimalkan aset yang paling ada yang paling mungkin, menjadi awal untuk terus membangun mimpi.

Mereka menata meja dan kursi yang ada menjadi ruang usaha menjadi tampak hommy meski sederhana untuk layanan print sehari-hari. Layanan utamanya membangun studio desain, seperti membuat media marketing, logo, kartu undangan, layout buku. Fase ini menjadi fragmen ruang hidup keduanya memulai usaha digital printing dengan memanfaatkan printer yang multiguna.

Matahari pagi kala itu terasa lebih bening dan cerah dari biasanya, mereka memulai hari membuat berbagai schedule desain. Hari-hari dijalani dengan menyenangkan diantara situasi lingkungannya yang beragam. Begitu hidup, begitu produktif. Beberapa warung nasi menyemburkan wangi rempah, pemilik warung grosir sibuk melayani pelanggan, penjual panganan hangat memberi semangat, begitupun usaha print dan desainnya ikut merayap menjadi bagian kehidupan.

Satu persatu masyarakat setempat mulai datang untuk print foto dengan berbagai macam ukuran. Macam-macam keinginannya, ada yang minta diedit jadi lebih bersih, putih, hingga diberi corak ini itu. Seperti pagi itu, seorang ibu datang ke studio menyerahkan flashdisc sambil menjelaskan keinginannya foto-foto tersebut disusun sedemikian rupa dan diberi hiasan dalam ukuran 8R. Toni mulai mendesain, Tini menyiapkan kertas dan mengecek kondisi tinta printer HP Deskjet Series 2336.

Selesai menentukan foto, menyusun dan mendesainnya, Ibu menunggu dengan tenang sambil memainkan handphone-nya. Hanya menunggu 18 detik saja dengan kerapatan warna 4800 x 1200 dpi, Ibu itu mendapatkan hasil foto dalam bentuk print di atas kertas glossy. Hasilnya bening dan tajam sesuai file. Untuk sentuhan terakhir, hati-hati Tini memberi laminasi agar warna foto awet. Wajah ibu itu terlihat ceria, pulang membawa beberapa lembar foto anaknya yang hendak ia beri pigura.

Pelanggan datang silih berganti, kali ini para remaja dan beberapa mahasiswa memberikan file untuk di print dalam bentuk book fold dan dijilid seperti biasa. Dengan adanya HP Deskjet Series 2336 Toni terbantu karena proses print cepat, warna tinta yang tegas, sehingga pelanggan tak perlu menunggu lama untuk menunggu hasilnya.

Seiring dengan waktu, beberapa pelanggan lain memesan media marketing untuk pameran seni rupa di galeri. Media marketing ini berupa desain yang diaplikasikan dalam berbagai kepentingan marketing. Seperti logo, print proposal, surat-surat, poster, katalog, walltext dan caption karya. Toni dan Tini biasanya memberi 3 alternatif desain dalam bentuk digital dan mockup agar mudah memilihnya. 





Mockup dibuat dari hasil print HP Deskjet Series 2336 agar warnanya jelas mendekati hasil cetak. Selain itu dibantu dengan menggunakan color index CMYK untuk memformulasi warna agar sesuai mesin cetak besar. Panitia penyelenggara pameran senang mendapatkan media marketing dengan hasil yang maksimal. Kesan yang dihadirkan dalam sebuah visual ikut mewakili pesan pameran.

Kebutuhan orang-orang mendapatkan hasil print yang bagus berpengaruh sekali untuk hasil akhir dan memenuhi permintaan pelanggan. Oleh karenanya, Toni dan Tini memilih printer yang multifungsi, kualitas hasil printnya bagus, proses waktu print yang cepat. Selain itu hasil dilihat sumber penyedia bahan bakunya dalam hal ini tinta mudah didapatkan dan kemudahan konsultasi jika terjadi kerusakan. Sehingga produktivitas orang-orang akan lebih lancar, kreativitas dan pekerjaan mereka akan terpenuhi.

Aplikasi digital printing.


Situasi saat ini interaksi secara langsung masih dibatasi akibat pandemi, namun pertumbuhan teknologi komunikasi semakin canggih dan proses yang cepat. Permintaan print dan desain tetap ada, hanya saja komunikasi melalui media digital harus lebih ditingkatkan. Sehingga pelanggan bisa terus berkomunikasi dengan mengirim pemesanan lewat whatsapp, e-mail bahkan aplikasi. Hasil jadi bisa dikirim lewat kurir maupun penyedia aplikasi pengiriman barang. Jadi kemungkinan untuk terus berinovasi dan melakukan strategi usaha selalu ada jalan.

Memulai dan membangun usaha studio desain dan digital printing bisa sangat mungkin jadi solusi usaha dengan memaksimalkan perangkat digital. Perangkat digital ini mulai dari alat print, fungsi penggunaannya bisa cepat dan maksimal untuk mendapatkan hasil instan. 
Perlu juga mengembangkan layanan melalui aplikasi yang terhubung dengan nomor layanan khusus dan surat digital. Upaya ini bisa meringkas waktu dan memaksimalkan komunikasi dengan pelanggan.

Zaman seperti sekarang dengan berbagai fasilitas teknologi menjadikan tempat bukan lagi halangan. Tapi membangun komunikasi dan visual menjadi ruang dialog untuk mendapatkan solusi pelanggan.  Sehingga yang dibutuhkan adalah kreativitas dan keberanian untuk terus mempelajari perkembangan dan terus berkarya.



Tanggal 13 Juli 2020 lalu launching laptop gaming HP terbaru yaitu seri Omen 15. Seperti yang kita tahu, gamers terbanyak di Asia Tenggara 50% dikuasai oleh masyarakat Indonesia. Karena tingginya kebutuhan para gamers di tengah tingginya di situasi pandemic ini, maka HP mengeluarkan laptop gaming Omen 15 yang dibuka PO melalui BliBli pada 20 Juli-9 Agustus 2020. Laptop Hp Omen 15 akan tersedia pada bulan September 2020. Diharapkan dengan menghadirkan Omen 15, semakin banyak masyarakat yang tanding pemilik akun yang tinggal di beda Negara. 

Pada hari itu, kami mendapat penuturan panjang lebar mengenai Omen 15 melalui zoom meeting. Langkah ini menjadi momen penting sekaligus bersejarah, kegiatan seperti launching biasanya harus ada interaksi secara langsung. Kali ini baik penyelenggara acara maupun para undangan yang hadir secara online. Situasi yang unik sehingga member pengalaman batin sendiri. 




Di acara launching ini, kami diajak untuk lebih pro-aktif mencari dan mengenal fisik laptop terbaru HP di link youtube HPIndonesia. Tak hanya itu, para peserta yang hadir secara online mendapat kesempatan door prize/hadiah bagi penanya tercepat dan melombakan foto terbaik.

Sudah lumrah, setiap orang yang mempunyai tingkat pekerjaan dengan batas waktu kerap menggunakan watu relax dengan main games di laptopnya. Tak hanya itu orang yang menggunakan laptop sebagai alat utama bekerja, alat ini menjadi ruang kesenangan untuk memancing ide-ide dalam mewujudkan karyanya.

Seringkali para gammers pun, tinggal menggunakan laptop tidak hanya dimanfaatkan untuk tanding games. Mereka pun kerap menyimpan data, foto, video serta menyimpan data-data pekerjaan lain. Laptop HP Omen 15 mempunyai performa yang baik tanpa perlu mengkhawatirkan untuk memfaslitasi kebutuhan para photographer, videographer dan desain grafis. Dengan tampilan visual layar untuk memenuhi kebutuhan gamers, akan lebih membatu para pekerja visual memfasilitasi akurasi dan tampilan layar pada suatu objek dan warna yang dikeluarkannya.

Untuk memenuhi kebutuhan Gamers sekaligus pekerja. Laptop Omen 15 untuk gamers ini memiliki kombinasi teknologi termal inovatif, performa mumpuni, inovatif, dan visual luar biasa membuat game terasa nyata, serta meningkatkan pengalaman gaming secara menyeluruh. 





HP memahami kebutuhan para penggunanya, mengingat mereka kerap menggunakan laptop dalam durasi waktu yang cukup lama. Penggunaan laptop yang tinggi membuat kondisi elemen sering cepat panas dan batre yang cepat habis. Perlu dicatat, Omen 15 menggunakan tempest 3 sisi dan aliran udara 5 arah, sehingga laptop HP terbaru ini stabil membuat sistem tetap dingin. Bagi pengguna, HP seri Omen 15 seperti ini tentu memberi keuntungan sendiri karena membantu pekerjaannya lebih optimal.

Zaman sekarang, laptop menjadi satu fasilitas penting di tengah budaya masyarakat serba cepat dan dinamis. Waktu menjadi lebih panjang karena adanya alat bantu yang membuat manusia bergerak dan menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat.

Situasi ini dapat terjadi jika kita menggunakan media yang tepat dengan tingkat teknologi yang mumpuni. Sekarang ini, setiap orang seolah diharapkan mempunyai berbagai keahlian dan kemampuan “borongan”. Seperti orang desain, harus bisa motret, edit sendiri lanjut desain hingga melakukan cetak mencetak. Sementara batas waktu pekerjaan dalam batas waktu cukup singkat sementara berapa situasi kerap menggunakan perangkat yang sama.

Tak hanya itu, tingkat tingginya permintaan membuat seseorang melakukan beberapa aktifitas praktis, seperti bekerja tanpa memikirkan makan dan minum untuk makan siang. Sehingga dia melakukan pesan online tanpa perlu keluar tempat dan tanpa menyisihkan beberapa waktu yang lebih lama untuk membeli makanan dan minuman tersebut. Gambaran sederhana ini, membuat kita mengerti bahwa teknologi mampu membuat manusia menjadi lebih produktif sekaligus mendapat kesenangan tersendiri.

Di era serba terbuka dan berbagai kesempatan yang muncul, membuat berbagai potensi menghadirkan profesi-profesi baru dengan cabang profesi lain. Hal ini dapat terjadi, karena manusia di era digital dan teknologi menjadi dua prangkat prangkat penting untuk mewujudkan sesuatu. Bahkan dengan memanfaatkan media teknologi, kita bisa menghadirkan profesi baru atas inovasi yang dilakukan.

Inovasi biasanya muncul ketika permintaan pasar muncul. Permintaan ini tumbuh berkembang dari percikan ide-ide dari masyarakat sendiri. Apalagi kegiatan yang berasal dari hobi, lebih dinamis karena kerap terjadi ruang dialog dan pertukaran informasi antar pelaku. Persoalan ini bisa menstimulasi developer menangkap dan mencari solusi dari kebutuhan.

Kegiatan yang berawal dari hobi biasanya punya jalur pergerakan unik dan tak terduga. Seperti kejelian HP yang mampu menangkap kebutuhan para gamers yang kerap berkaitan dengan tingkat kecanggihan teknologi. Apalagi mereka melakukan interaksi dengan para gamers dari Negara lain yang berkejaran dengan tingkat teknologi yang lebih maju dan bergerak cepat. Para gamers ini kemudian berkembang tidak hanya sekadar hobi, namun muncul berbagai komunitas yang bergerak ke arah e-sports yang bisa mendunia.

“Gaming telah menjadi sarana hiburan yang menyatukan orang dari berbagai latar belakang berbeda meskipun mereka saling berjauhan.”

Begitu menurut Fiona Lee, Indonesia President Director HP mengungkapkan. E-Sport ini rupanya menghadirkan interaksi yang menarik antar komunitas dengan berbagai latar belakang hingga lintas Negara.
Pandemi mengajarkan kita untuk menyederhanakan hidup, menyederhanakan pikiran, menyederhanakan keinginan, menghargai dan menerima diri.

(matakubesar, 10/06/2020)

Beningnya cuaca langit dan awan di tengah pandemi.
Foto: Ima

Rasanya sulit percaya ketika muncul kabar wabah di Kota Wuhan Cina disebabkan virus corona covid 19. Sulit membayangkan jika kita pun mengalami hal yang serupa, berada di tengah situasi lock down untuk mengatasi resiko penularan covid 19 yang agresif. Pasti banyak hal yang terdampak, selain urusan senang-senang hingga urusan penting-penting. Kekacauan di negeri tirai bambu menimbulkan berbagai persepsi dan analisa dari berbagai sisi, mulai dari perang biologis, perang ekonomi hingga azab dari Tuhan. Lepas dari analisa konspirasi itu semua, sayangnya banyak korban meninggal karena sakit yang disebabkan covid 19.

Suatu pagi selesai shalat dhuha, saya buka buku doa. Saat itu lembaran yang terbuka, doa tentang terhindar dari wabah dan resesi ekonomi. Perasaan yang bercampur aduk muncul, antara ragu dan takut membacakannya karena ada rasa takut, ngeri hingga proses penolakan wabah itu akan sampai di Indonesia. Tapi dengan menguatkan diri, saya pun membacakannya sambil terbata-bata, hingga berhasil melawan rasa takut itu dengan berkali-kali membacakannya. 


Seling beberapa minggu, situasi yang tak diharapkan pun terjadi. Kabar tersiar bahwa covid 19 menelan korban warga Jeman, Itali, Amerika, Korea, Spanyol, Vietnam lalu tiba-tiba mucul pasien covid di Depok. Betul, kota Depok yang berada di Indonesia, hanya menempuh waktu 3 jam dari Bandung. Sejak covid mulai mengenai beberapa orang, aktifitas fisik di sekolah dihentikan mulai 16 Maret 2020. Kegiatan yang menggunakan gedung pemerintah dihentikan/tidak boleh ada, segala aktifitas yang melibatkan keramaian, kerumuman harus dihentikan sementara waktu. 

Jalan Merdeka Bandung di situasi pandemi 
bulan Juni, 10/2020
Foto: Ima

Awalnya memakan korban puluhan pasien, namun karena sifat penularan cocid 19 ini sangat agresif. Lalu mulai banyak yang berteriak di medsos orang-orang yang menganggap enteng keberadaannya dengan berbagai statement. Mulai dari mengangkat ayat Quran, teori konspirasi, menjadi ajang menyalahkan pemerintah bagi yang beda pilihan. Namun ada juga yang bersegera membuat gerakan saling bantu, saling tolong, mengumpulkan dana dengan mengadakan konser musik live di media sosialnya, baca puisi hingga menjual gambar untuk membantu sesama. 

Situasi pameran seni rupa Jabar 2020 yang terhenti karena himbauan 
pandemi covid di GPK Bandung. Foto: Ima

Keadaan ini ternyata terus memanas, muncul 2 kelompok orang yang percaya adanya covid 19 dan orang yang tidak percaya adanya covid 19 ditengah bertumbangan pasien hingga puluhan ribudribu tenaga kesehatan karena covid 19. Sebagian masyarakat Indonesia ini memang unik, ada orang ahli yang bicara tidak dipercaya tapi begitu ada statement yang disebar lewat whatapp group hingga media sosial seperti facebook, twitter dan instagram mudah dipercaya lalu ditelan bulat-bulat. Seolah-olah kebenaran itu harus berpihak pada dirinya.

Sayangnya keadaan ini semakin memburuk. Masuk pada bulan ketiga fase lockdown atau kita mengenal dengan istilah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), sekarang virus itu mulai menyebar dan mengenai ribuan warga Indonesia. Sudah 3 bulan kami menjaga diri dan lingkungan dengan tinggal di rumah saja selama tidak ada kepentingan yang mendesak.

Satu sisi di tengah situasi yang serba terbatas dan tertekan, saya merasa "istimewa" hidup di tengah pandemi covid 19. Karena mengalami perubahan pola hidup drastis, tak boleh berkumpul, tak boleh bersentuhan, kemana-mana harus pakai masker dan tetap di rumah untuk menghindari penularannya. 

Ima dan Holis
Foto: Ima

Cukup rumit dan ribet saat beradaptasi dengan perubahan ini. Tapi, pelan-pelan dijalani, disadari secara penuh, ternyata kami baik-baik saja. Banyak hal yang menarik yang dilakukan dan bermunculan orang-orang baik yang terus bergerak mengatasi situasi ekonomi yang terbatas karena pandemi.

Kini Jalanan sunyi, toko-toko tutup, berbagai kegiatan berhenti dengan berbagai kegelisahan yang terus hadir ke permukaan. Semakin hari, saya menikmatinya.  Hati yang aneh. Sulit, iya. Khawatir, iya. Terdampak? Tentu. Tapi ini saatnya lebih kita mengasah mata, telinga, mulut, rasa, diri, pikiran untuk mengejawantahkan langkah. Menumbuhkan diri ditengah ruang-ruang terbatas. 

Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan New Normal, hari ini, 11 Juni 2020 saya mulai memberanikan diri membeli gorengan di depan rumah.

Pukul 06.15 wib pergi ke depan cari makanan buat makan pagi dan cemal cemil anak-anak karena mau ditinggal kontrol ke dokter. Kemungkinan siang atau sore baru sampai di rumah. Rencananya mau beli bala-bala dan ulen untuk teman sarapan segelas kopi panas. Begitu sampai di depan, pedagangnya tidak menggunakan masker. Gorengan di atas meja (pinggir jalan) terbuka begitu saja, minimal ditutup plastik pun tidak dilakukannya. Setidaknya ditutup untuk menghindari debu dan angin yang berseliweran.

Museum Kota Bandung (Jalan Aceh) di tengah pandemi covid 2020.
Foto: Ima

Dia melayani sambil ngobrol dengan pembeli, herannya lagi pembeli juga ngambil gorengan pakai tangan kosongnya, tanpa pakai masker, membuka pembicaraan pagi dengan ngeluh sana sini tentang aturan masker dan SOP berasosiasi di tengah pandemi sambil sesekali rapihkan rambutnya yang terurai.

Aku membayangkan banyak droplet, cipratan-cipratan tipis dimulutnya bertebaran di atas gorengan itu. Mungkin juga serpihan ketombe dari uraian rambutnya yang ikut berterbangan.

Akhirnya, setelah terpaku beberapa saat dengan situasi yang dramatis itu, saya pun belok ke warung beli mie instan, telur dan energen. Buyar makan gorengan dengan kopi. Saya pun pulang dengan kekhawatiran yang berlapis-lapis.

Jam 08.15 wib, tiba di rumah sakit tempat suami kontrol ke dokter syaraf. Selama masuk pandemi, pintu keluar masuk pasien dan berbagai pengunjung hanya satu. Setiap orang yang masuk wajib cek suhu tubuh dan cuci tangan. Setelah melewati prosedur itu, kami segera menuju ruang rawat jalan.

Setelah cek tekanan darah dan berat badan, suami saya harus isi form yang wajib diisi yang menerangkan bahwa pasien tidak terjangkit covid dengan sejujurnya. Pertanyaan-pertanyaan dalam form itu berisi keluhan mengarah gejala covid, kalau memberikan jawaban bohong akan dipenjara. Menurutku, ini artinya sebagai upaya melindungi banyak orang. 



Penampilan dokter selama 3 bulan ini berbeda, lebih ketat. Kami mengetahui perubahan ini karena sudah 5 tahun suami saya tidak bisa lepas dari obat sehingga harus kontrol setiap bulan. Kali ini dokter menggunakan penutup kepala, masker, kacamata (face shield), baju khusus untuk melapis bajunya (bukan APD). Begitu masuk ke ruang rawat jalan tidak ada kontak fisik antara dokter dan pasien untuk tes syaraf pada kaki, mata dan degup jantung seperti biasa. Kami hanya diberi beberapa pertanyaan, ngobrol tentang kondisi fisik Ayah setiap bulannya dan membicarakan situasi pasien Covid 19 di rumah sakit ini.

Kata dokter, sekarang ini, setiap hari pasien bertambah 5 orang yang terinspeksi covid. Bahkan beberapa lantai digunakan untuk ruang isolasi. Semua pasien yang masuk lewat UGD apapun sakitnya, harus melewati rapid tes. Jika harus rawat inap sekalipun penyakitnya bukan karena covid 19, perlakuan dokter pada pasien sama. Semua dokter menggunakan standar baju yang digunakan dalam menghadapi pasien covid, yaitu masker, baju APD, kacamata dan tidak boleh bocor. 

Manusia adalah makhluk yang adaptif, saya fikir kita bisa melewati dan mengatasi keadaan ini. Kita harus mulai terbiasa ketika harus tes covid 19 dahulu saat kita jatuh sakit meskipun bukan sakit yang diakibatkan virus corona. Perlakuan ini mesti sikapi dengan tenang, sama seperti harus cek suhu tubuh, tekanan darah dan berat badan sebelum identifikasi penyakit.

Perubahan prilaku mesti disadari ketika harus keluar rumah, kita harus dapat memperkirakan situasi yang dihadapi dan diantisipasi segala kemungkinannya. Mulai pakai baju apa, barang-barang apa saja yang harus dibawa untuk menjaga kebersihan diri ditengah situasi pandemi.

Dengar dan ikuti himbauan, anjuran, pola bersosialisasi di tengah pandemi. Ribet, iya, takut berlebihan juga jangan. Kalau tidak bisa bantu orang, minimal jaga standar kesehatan buat diri sendiri (masker, cuci tangan, tidak berkerumun, nyampe rumah ganti baju). Karena apa yang kamu lakukan, berpengaruh banyak pada kesehatan hidup orang lain.

Asli, sakit dan ngurus yang sakit itu rasanya tidak enak, lho!

Semoga keadaan semakin membaik dan pandemi ini segera berakhir. 

Ima.Juni 2020

Foto: Ima