Pertumbuhan Usaha Kuliner
“Pa, beli ayam krispi 3.” Saya beli ayam krispi ini di depan mini market. Lalu dia mengambilkan 3 potong ayam ke dalam kemasan kertas, saya menyerahkan uang selembar Rp. 50.000. Dia minta saya menunggu sebentar. Dia mengarah ke alat kecil berwarna biru di pojok gerobaknya. Memasukan angka di atas tombol-tombol putih lalu keluar struk. Saya agak heran dengan proses yang dilakukan oleh pedang kaki lima ini. Ternyata sekarang sudah ada alat seperti mesin kasir tapi bentuknya seperti alat gesek ATM di supermarket.
Saya dibuat kagum, kemajuan pedagang kaki lima sekarang semakin pesat. Dengan adanya alat ini, tentu saja banyak sekali manfaatnya. Jumlah penjualan dan keluar masuk uang akan lebih terpantau. Logikanya fasilitas ini tentu dapat membuat pedagang atau pelaku usaha lebih bisa mengontrol perputaran modal dan keuntungan yang diperolehnya.
Rupanya, tidak hanya pedagang ayam krispi saja yang menggunakan mesin kasir ini. Suatu malam saya berniat beli oleh-oleh untuk anak-anak di rumah. Mereka mau dibawakan martabak asin di sekitar Gegerkalong. Saya menemukan perlakuan yang serupa, begitu saya menyerahkan uang untuk membayar martabak. Pedagang martabak itu menyerahkan struk yang keluar dari mesin kasir mungil berwarna biru.
Setelah saya cari tahu, perangkat ini bernama SPOTS yang keluarkan oleh perusahaan GO-JEK. Saya semakin berdecak kagum dengan kreativitas anak muda yang selalu berkarya dan berinovasi menangkap peluang atas kebutuhan fasilitas usaha kuliner. Apalagi di Bandung, bisnis kuliner menjadi salah satu usaha yang menarik dan menjadi target yang dicari oleh para pelancong.
Usaha yang sedang hits sekarang ini di Bandung yaitu menjual kopi yang menyediakan beragaCm jenis kopi dari penjuru Indonesia. Mulai di setting dalam bentuk gerobak, kios kopi hingga caffee dengan pelayanan maksimal dan tempat yang nyaman. Pembelinya beragam bahkan tak jarang driver GO-JEK ikut antri untuk memesankan minuman untuk konsumennya.
Tak hanya kopi, menjamur pula penjual minuman Thai Tea. Di satu jalan Gegerkalong (Bandung) saja, ada sekitar 5 gerobak hingga bentuk kedai yang menyediakan minuman Thai Tea yang kini jadi pavorit anak-anak hingga dewasa. Dari yang harga Rp 5000 per gelas hingga Rp. 20.000 per gelas. Uniknya, beberapa penjual ini rupanya melek teknologi dan sadar pangsa pasar online sehingga menyediakan layanan penjualan online yaitu Go-Food. Tandanya, ada stiker GO-FOOD menempel di muka lapaknya.
Rasanya setiap orang yang mempunyai smartphone mempunyai aplikasi ojek online yaitu GO-JEK. Di dalamnya tidak hanya memfasilitasi konsumen untuk jemput antar (GO-RIDE, GO-CAR dan GO-Bluebird) tapi yang jadi favorit lainnya fasilitas GO-FOOD. Kita bisa beli makanan enak diluaran sana, pemesan tinggal tunggu di lokasi, kita tinggal bayar makanan dan ongkos driver. Rupanya peluang ini ditangkap kembali oleh GO-JEK untuk mengeluarkan SPOTS.
Tentang SPOTS
Kreativitas anak bangsa semakin keren saja, ada saja inovasi yang dihadirkan ke masyarakat. Kali ini GO-JEK meluncurkan sebuah aplikasi yang memfasilitasi usaha kuliner untuk mengatur manajemen keuangannya. Uniknya lagi, aplikasi ini dapat digunakan mulai dari pelaku usaha kecil seperti penjual nasi goreng, martabak, ayam krispi dengan kios kecil.
Untuk iklim usaha kuliner yang banyak peminat pembelinya, SPOTS membantu merapikan proses keluar masuk keuangan yang seringkali terabaikan. Padahal pencatatan keuangan ini sangat penting tapi memakan waktu lebih, sementara produktivitas semakin tinggi dengan banyaknya permintaan dari pembeli.
Bayangkan saja, di lingkungan rumah saya yang kebanyakan anak-anak kos dibanding penduduk aslinya. Saya melihat sendiri anak-anak kosan ini kerap memesan makanan dengan menggunakan fasilitas GO-FOOD jika waktu sudah malam atau kondisi tidak memungkinkan.
Tak hanya mahasiswa, para pelancong yang menginap di hotel dengan jadwal padat menuju ke beberapa destinasi wisata namun tak sempat beli oleh-oleh. Kerap menggunakan aplikasi ini untuk membeli oleh-oleh bahkan untuk makan siang atau makan malam.
Usaha kuliner di sekitar rumah saya semakin menjamur, apalagi daerah Gegerkalong dan Setiabudhi (Bandung). Disana banyak sekali makanan dan minuman yang disedikan mulai dari makanan ringan hingga makanan berat.
Dengan banyaknya pembeli online, aplikasi SPOTS ini banyak membantu para pelaku UMKM kuliner (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) meningkatkan pelayanan dan sistem kualitas manajemen keuangan agar tidak tercecer. Sehingga dengan pengontrolan keuangan, usaha kulinernya bisa tetap terjaga dan konsisten. SPOTS ini saya fikir menjadi aplikasi wajib yang dimiliki oleh para pelaku usaha kuliner.
SPOTS sebagai aplikasi kasir atau point of sale, sekarang ini banyak digunakan oleh para UMKM seperti yang tadi saya ceritakan di paragraf pertama. Mereka yang menggunakan mesin kasir mungil berwarna biru. Mesin kasir yang praktis ini merupakan sistem yang berfungsi menghitung sekaligus mencatat transaksi penjualan. Saya fikir, mesin kasir yang menggunakan aplikasi SPOTS ini sangat membantu untuk para pengusaha kuliner.
Keunggulannya, para pelaku UMKM tidak hanya bisa menerima beragam tipe pembayaran dan cetak resi secara instan. Tapi dapat terima pemesanan GO-FOOD, menerima pembayaran GO-PAY, hingga laporan harian dari transaksi penjualan.
Aplikasi SPOTS ini menarik sekali digunakan oleh para pelaku UMKM, karena bisa menghemat waktu dan uang dengan otomatisasi banyak tugas penjualan sehari-hari. Harganya cukup terjangkau untuk pelaku usaha kecil, kita bisa menyisihkan uang modal usaha Rp 290.000 untuk biaya aktivasi dan Rp 2.900/hari untuk biaya pemeliharaan. Sehingga siapapun dapat menjalankan usaha.
Inilah yang namanya perkembangan teknologi dan memfasilitasi kreativitas yang didukung oleh berbagai pihak. Baik dari pemerintah, media, masyarakat saling mendukung, saling menangkap ide dan saling support berkarya, berdaya guna bagi negeri. Sehingga perekonomian masyarakat menjadi meningkat dan banyak melakukan percepatan.
“Pa, beli ayam krispi 3.” Saya beli ayam krispi ini di depan mini market. Lalu dia mengambilkan 3 potong ayam ke dalam kemasan kertas, saya menyerahkan uang selembar Rp. 50.000. Dia minta saya menunggu sebentar. Dia mengarah ke alat kecil berwarna biru di pojok gerobaknya. Memasukan angka di atas tombol-tombol putih lalu keluar struk. Saya agak heran dengan proses yang dilakukan oleh pedang kaki lima ini. Ternyata sekarang sudah ada alat seperti mesin kasir tapi bentuknya seperti alat gesek ATM di supermarket.
Saya dibuat kagum, kemajuan pedagang kaki lima sekarang semakin pesat. Dengan adanya alat ini, tentu saja banyak sekali manfaatnya. Jumlah penjualan dan keluar masuk uang akan lebih terpantau. Logikanya fasilitas ini tentu dapat membuat pedagang atau pelaku usaha lebih bisa mengontrol perputaran modal dan keuntungan yang diperolehnya.
Rupanya, tidak hanya pedagang ayam krispi saja yang menggunakan mesin kasir ini. Suatu malam saya berniat beli oleh-oleh untuk anak-anak di rumah. Mereka mau dibawakan martabak asin di sekitar Gegerkalong. Saya menemukan perlakuan yang serupa, begitu saya menyerahkan uang untuk membayar martabak. Pedagang martabak itu menyerahkan struk yang keluar dari mesin kasir mungil berwarna biru.
Setelah saya cari tahu, perangkat ini bernama SPOTS yang keluarkan oleh perusahaan GO-JEK. Saya semakin berdecak kagum dengan kreativitas anak muda yang selalu berkarya dan berinovasi menangkap peluang atas kebutuhan fasilitas usaha kuliner. Apalagi di Bandung, bisnis kuliner menjadi salah satu usaha yang menarik dan menjadi target yang dicari oleh para pelancong.
Tak hanya kopi, menjamur pula penjual minuman Thai Tea. Di satu jalan Gegerkalong (Bandung) saja, ada sekitar 5 gerobak hingga bentuk kedai yang menyediakan minuman Thai Tea yang kini jadi pavorit anak-anak hingga dewasa. Dari yang harga Rp 5000 per gelas hingga Rp. 20.000 per gelas. Uniknya, beberapa penjual ini rupanya melek teknologi dan sadar pangsa pasar online sehingga menyediakan layanan penjualan online yaitu Go-Food. Tandanya, ada stiker GO-FOOD menempel di muka lapaknya.
Rasanya setiap orang yang mempunyai smartphone mempunyai aplikasi ojek online yaitu GO-JEK. Di dalamnya tidak hanya memfasilitasi konsumen untuk jemput antar (GO-RIDE, GO-CAR dan GO-Bluebird) tapi yang jadi favorit lainnya fasilitas GO-FOOD. Kita bisa beli makanan enak diluaran sana, pemesan tinggal tunggu di lokasi, kita tinggal bayar makanan dan ongkos driver. Rupanya peluang ini ditangkap kembali oleh GO-JEK untuk mengeluarkan SPOTS.
Tentang SPOTS
Kreativitas anak bangsa semakin keren saja, ada saja inovasi yang dihadirkan ke masyarakat. Kali ini GO-JEK meluncurkan sebuah aplikasi yang memfasilitasi usaha kuliner untuk mengatur manajemen keuangannya. Uniknya lagi, aplikasi ini dapat digunakan mulai dari pelaku usaha kecil seperti penjual nasi goreng, martabak, ayam krispi dengan kios kecil.
Untuk iklim usaha kuliner yang banyak peminat pembelinya, SPOTS membantu merapikan proses keluar masuk keuangan yang seringkali terabaikan. Padahal pencatatan keuangan ini sangat penting tapi memakan waktu lebih, sementara produktivitas semakin tinggi dengan banyaknya permintaan dari pembeli.
Bayangkan saja, di lingkungan rumah saya yang kebanyakan anak-anak kos dibanding penduduk aslinya. Saya melihat sendiri anak-anak kosan ini kerap memesan makanan dengan menggunakan fasilitas GO-FOOD jika waktu sudah malam atau kondisi tidak memungkinkan.
Tak hanya mahasiswa, para pelancong yang menginap di hotel dengan jadwal padat menuju ke beberapa destinasi wisata namun tak sempat beli oleh-oleh. Kerap menggunakan aplikasi ini untuk membeli oleh-oleh bahkan untuk makan siang atau makan malam.
Usaha kuliner di sekitar rumah saya semakin menjamur, apalagi daerah Gegerkalong dan Setiabudhi (Bandung). Disana banyak sekali makanan dan minuman yang disedikan mulai dari makanan ringan hingga makanan berat.
Dengan banyaknya pembeli online, aplikasi SPOTS ini banyak membantu para pelaku UMKM kuliner (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) meningkatkan pelayanan dan sistem kualitas manajemen keuangan agar tidak tercecer. Sehingga dengan pengontrolan keuangan, usaha kulinernya bisa tetap terjaga dan konsisten. SPOTS ini saya fikir menjadi aplikasi wajib yang dimiliki oleh para pelaku usaha kuliner.
SPOTS sebagai aplikasi kasir atau point of sale, sekarang ini banyak digunakan oleh para UMKM seperti yang tadi saya ceritakan di paragraf pertama. Mereka yang menggunakan mesin kasir mungil berwarna biru. Mesin kasir yang praktis ini merupakan sistem yang berfungsi menghitung sekaligus mencatat transaksi penjualan. Saya fikir, mesin kasir yang menggunakan aplikasi SPOTS ini sangat membantu untuk para pengusaha kuliner.
Keunggulannya, para pelaku UMKM tidak hanya bisa menerima beragam tipe pembayaran dan cetak resi secara instan. Tapi dapat terima pemesanan GO-FOOD, menerima pembayaran GO-PAY, hingga laporan harian dari transaksi penjualan.
Aplikasi SPOTS ini menarik sekali digunakan oleh para pelaku UMKM, karena bisa menghemat waktu dan uang dengan otomatisasi banyak tugas penjualan sehari-hari. Harganya cukup terjangkau untuk pelaku usaha kecil, kita bisa menyisihkan uang modal usaha Rp 290.000 untuk biaya aktivasi dan Rp 2.900/hari untuk biaya pemeliharaan. Sehingga siapapun dapat menjalankan usaha.
Inilah yang namanya perkembangan teknologi dan memfasilitasi kreativitas yang didukung oleh berbagai pihak. Baik dari pemerintah, media, masyarakat saling mendukung, saling menangkap ide dan saling support berkarya, berdaya guna bagi negeri. Sehingga perekonomian masyarakat menjadi meningkat dan banyak melakukan percepatan.