Mencari souvenir untuk peserta seminar, kegiatan promosi maupun hadiah yang berkesan dan bagus perlu diperhatikan. Karena souvenir yang diberikan sama dengan memantaskan pembuat acara dan penerimanya. Baik dari menentukan jenis produk, desain, hasil sablon/cetakan dan packagingnya.



 
Ada beberapa hal yang diperhatikan saat menentukan produk souvenir yang tepat, diantaranya:
1. Jenis acara/kegiatan
2. Jenis bidang industri pekerjaan, seperti: kesehatan, kecantikan, financial, pendidikan, hiburan, kuliner, travel, dll.
3. Segmen usia: anak, remaja, dewasa
4. Gaya hidup



 

Dengan memperhatikan hal di atas, kita bisa menentukan jenis produk yang memorable & useful bagi penerimanya.

Kalau ingin mendapatkan hasil merchandise yang sesuai, sebaiknya cari yang sudah berpengalaman dan mengerti proses produksinya. Mendapatkan jasa desain souvenir yang berpengalaman, akan memudahkan kita dalam membantu menampung ide hingga dapat mengolah ide tersebut diolah jadi jenis produk, desain yang sesuai dan kesan yang diharapkan.

Seperti jasa desain yang dilakukan oleh Troole, yang sudah membuat berbagai souvenir selama 10 tahun. Troole dirintis sejak tahun 2014 dengan brand Seminar Kit Bandung. Usaha yang mengolah dan mengeksekusi ide klien untuk menghadirkan produk souvenir sebagai media promosi yang tepat sesuai dengan brand perusahaan/event kliennya.

 


Saya sendiri selalu senang mendapatkan souvenir yang didapatkan dari berbagai acara launching berbagai produk/film dan seminar-seminar. Souvenir yang bermanfaat, seperti mug, flash disk, buku benda-benda merchandise yang sering digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, nyata manfaatnya. Buku catatan juga saya gunakan untuk menulis berbagai kegiatan harian, merancang ide-ide bahkan menggambar.

Upaya yang dilakukan oleh Troole, mereka selalu memberi solusi pembuatan merchandise, souvenir kantor dan corporate gifts dengan jenis merchandise yang memiliki fungsi dan bermanfaat.

Hanum Sujana sebagai pemilik Troole memaparkan bahwa dia ingin menghadirkan merchandise yang bukan sekadar memberi kenang-kenangan atau asal ada. Sehingga orang yang diberi merchandise selain merasa bahagia, berkesan, sehingga dapat membangun relasi yang baik.

Saya sendiri termasuk senang mendapat souvenir, apalagi kalau souvenirnya tumbler juga buku. Karena saya penyuka kopi sehingga kalau keluar rumah mesti bawa tumbler maupun termos kecil menemani perjalanan. Kalau jajan kopi di luar jadi gak perlu pakai gelas sekali pakai, tapi bisa isi ulang menggunakan tumbler.


Souvenir dibutuhkan untuk memberi kesan dan membangun kelekatan antara perusahaan dengan klien, konsumen bahkan pegawainya. Bagaimana tidak, souvenir yang diberikan ini bisa mengikat hati penerimanya. Sehingga sangat perlu mencari jasa souvenir yang bagus dan berpengalaman yang mengolah produknya jadi menarik.

Buat saya pribadi yang cukup sering mendapat berbagai merchandise dengan label perusahaan maupun acara, saya jadi sering lihat tulisan desain yang tertera dalam merchandise tersebut. Tidak disadari, desain yang menempel di souvenir jadi terbaca terus, efeknya jadi terkesan dan teringat terus karena digunakan sehari-hari.

Ada beberapa kategori souvenir event dan profesional yang disediakan Troole, diantaranya:
1. Souvenir meeting (seminar kit, meeting kit, training kit)
2. Souvenir promosi (branding kit, merchandise corporate, paket Souvenir kantor)
3. Souvenir hadiah (gift set, hampers)

 



Dalam beberapa acara seminar di hotel, peserta seminar, pembicara dan panitia acara biasanya suka dapat fasilitas seminar kit seperti note book, pulpen maupun pensil.

Beda halnya kalau acara launching produk, film, acara ulang tahun perusahaan, maupun pameran produk biasanya para undangan maupun karyawan suka mendapat beberapa souvenir promosi seperti tas, payung, topi, boneka, flashdisk, jaket, tumbler, buku, pulpen, stiker. Biasanya souvenir itu ada dilengkapi dengan desain event yang diselenggarakan maupun nama perusahaannya.



Souvenir bisa memberi kesan dan kelekatan tersendiri pada karyawan, peserta acara maupun klien perusahaan saat mendapat souvenir. Saking pentingnya, seringkali perusahaan yang menyediakan souvenir dengan hati-hati dan mencari tempat pembuatan produk souvenir yang bagus agar memberi kesan positif pada perusahaan maupun event penyelenggara acara.

Dengan datang ke jasa desain yang tepat seperti Troole menjadi solusi yang praktis untuk memenuhi semua kebutuhan souvenir setiap moment semua profesi di Indonesia.

troole.id
Jl. Sritunggal No. 8
Kelurahan Cigereleng Kecamatan Regol
Bandung 40253







Pameran grafis komik Beng Rahardian
di Filosofi Kopi Braga Juli 2024. Foto: Kang Holis.

Di beranda instagram muncul postingan Beng Rahardian komikus Mencari Kopi Aceh sedang ada di Filosofi Kopi Braga. Braga? Pikirku. Oh, di Braga ada Filosofi Kopi, ya? Sudah lama juga saya tidak melihat postingan dari komikus ini. Rupanya Beng Rahardian tengah hadir dalam acara Pameran komik dan fotografi yang berlangsung di Filosofi Kopi. Dalam acara itu seperti tengah bincang-bincang kopi dan ada sesi sketsa bareng. Seru sekali.

Karena ingin lihat langsung, jadi saya ajak suami, Kang Holis, untuk ngopi bareng sekaligus mengapresiasi karyanya di Filosofi Kopi Braga yang terus berlangsung hingga tanggal 11 Agustus 2024. Berhubung sekarang saya si manusia pagi, jadi kami ngopi pagi menjelang siang. Berangkat dari rumah (daerah Setiabudhi) jam 09.00 WIB. Saya selalu suka keluar rumah jam segitu, karena mataharinya lagi hangat-hangatnya, suhu dingin, angin yang masih terasa lembut dan semua terlihat bening.



Tidak seperti hari Jumat-Minggu ditambah waktunya lewat dari jam sibuk, perjalanan dari Setiabudhi ke Braga lancar. Di daerah Braga juga sepi, tenang tidak hiruk pikuk berdempetan seperti hari Jumat-Minggu. Suasana Bandung rindang-hening-bening yang rindukan selalu saya dapatkan pada jam 09.00-11.00 WIB pada hari-hari sekolah dan jam kantor.

Hanya memakan waktu sekitar 15 menit, kami tiba di Filosofi Kopi. Rupanya lokasinya satu bangunan dengan Simpul Space tepat seberang gedung Sarinah. Sekadar info, karena lokasi Braga ini kalau dari Jalan Naripan yang belok kiri satu arah ke kiri, kalau yang belok kanan dari arah Naripan juga satu arah ke kanan. Kalau salah belok, memutar jalannya lumayan juga harus balik lagi ke Jalan Lengkong. Kalau kamu lewat jalan Asia Afrika, bisa berhenti di Museum Asia Afrika, atau di Gedung Kimia Farma, terus jalan kaki menuju Jalan Braga. Hanya lewat 3 bangunan, ketemu lokasi Café Filosofi Kopi. Sejajar dengan Gedung Majestic.

Logo Filosofi Kopi yang ikonik pisan mengantung di dekat pintu masuk, akrab di mata karena sudah diperkenalkan dari versi novel, film, serial di youtube. Akhirya sampai juga kami dapat menikmati si energi kopi khas Filosofi Kopi di café-nya langsung.


 
Kami berdua masuk ke ruang yang luas dengan langit-langit yang tinggi. Bangunan peninggalan Belanda dipadu dengan pembenahan bagian langit-langit dengan rangka besi yang berkesan makin luas dan kokoh. Meja seduh kopi ada di tengah. Disekeliling meja seduh kita bisa memilih kursi untuk duduk-duduk. Bisa di dekat jendela, samping dinding yang dipenuhi lukisan atau di belakang ada wilayah tempat ngumpul, bahkan halaman belakang.

Selesai pesan kopi, saya dan Kang Holis jalan ke belakang menuju display pameran. Di partisi tengah, kami mendapatkan tempelan infografis yang menggambarkan perjalanan Beng Rahardian sebagai Filosofi Kopi menuju Flores. Mereka diantaranya: Kang Seduh, Kang Foto, Akamsi.



Perjalanan yang “kaya”, karena dari grafis dan cerita yang dipaparkan Beng Rahardian, buat saya si pembaca jadi ikut terbawa melihat berbagai keindahan alam, mengenal budayanya, kepercayaanya, juga bagaimana masyarakat adat Flores menjaga hutannya. Melihat dari foto-foto yang ikut dipamerkan dan gambar si pencerita, membuat saya ikut masuk pada proses perjalanan dan imajinasi suasana Flores yang masih terjaga kondisi alam dan bangunan rumahnya.

Melalui gambar-gambar dan foto-foto tersebut, terlihat kelekatan masyarakat Flores dengan adat yang turun menurun, para perempuan yang menenun, suasana malam yang hening tanpa lampu dan sinyal telepon, kedekatan alam dan manusia yang hadir begitu nyata. Di tengah harmonis alam dan masyarakatnya terdapat pohon kopi yang kini kita nikmati di gelas kita di berbagai belahan bumi.

Melalui Pameran Kopi Nusantara di Filosofi Kopi, kita jadi ikut diajak untuk membaca kembali asal kopi yang kita seduh dan sejarah panjang yang menghadirkan kopi Flores.



Buat saya yang memiliki buku Mencari Kopi Aceh yang saya dapatkan pada tahun 2016,memberi kejutan dengan hadirnya kisah perjalanan Mencari Kopi Flores dalam bentuk grafis. Saya yang sehari-hari tinggal di sudut kota dengan percapuran budaya dan gaya hidup urban, seperti diingatkan kembali bahwa apa yang kita makan-minum tidak lepas dari kebajikan alam.  

Pun mata tersentuh pada gambar sepasang kekasih yang digambarkan Soekarno dan Inggit Garnasih di masa pembuangan ke pulau Ende.  Seolah-olah melalui pameran grafis dan fotografi tentang perjalanan Mencari Kopi Flores ini, kita disadarkan untuk bertanya pada diri sendiri: Apa arti Indonesia bagimu?


Apa arti Indonesia bagimu? -Inggit Garnasih


Dari pameran ini saya hanya menemukan tumpukan buku Mencari Kopi Aceh, tapi tidak menemukan buku Mencari Kopi Flores. Jadi tidak sabar menunggu kabar pameran grafis ini dibukukan agar membacanya lebih asik dan tentu jadi referensi sejarah kopi mengenalkan Flores dan sejarah Indonesia pada pembaca.