Film Beauty and The Beast adalah sebuah dongeng anak-anak yang menghibur, menciptakan imajinasi juga mengandung nasehat. Alur cerita yang klise, sederhana dan indah. Beauty and The Beast diadaptasi dari film animasi klasik yang diproduksi oleh Walt Disney. Lalu tahun 2016 diangkat lagi ke layar lebar dan tokoh-tokohnya dibawakan oleh manusia dengan setting Eropa. Beberapa kali film Beauty and The Beast versi animasi ini mendapat nominasi academy award.
Bulan Maret beberapa minggu lalu, teman-teman Batagor (Bandung Lautan Blogger) diundang XL menikmati keindahan karya film ini. Seperti sajian makan malam yang lengkap dan lezat.
Cerita Beauty and The Beast
Cerita dimulai dari seorang pangeran yang senang berpesta dan berkumpul dengan orang-orang pilihannya. Orang-orang kaya, perempuan cantik dan laki-laki tampan. Dia hanya melihat seseorang dari kedudukan, kekayaan dan penampilan saja. Hingga suatu hari, ada seorang perempuan kumal yang minta pertolongannya untuk berteduh. Pangeran menolaknya dan menyuruhnya pergi. Ternyata perempuan kumal itu berubah wujud menjadi perempuan cantik. Dia seorang penyihir yang cantik. Penyihir itu kemudian mengutuk pangeran menjadi sosok buruk rupa, pangeran marah tapi dia tidak dapat berbuat apapun. Kutukannya akan luluh jika ada perempuan yang mencintainya sebelum kelopak bunga mawarnya habis berjatuhan. Jika tidak menemukan yang mencintainya sebelum kelopak bunganya habis, maka ia akan menjadi buruk rupa selamanya.
Setelah kedatangan penyihir itu, istana menjadi tempat yang ditinggalkan dan dilupakan. Musim dingin sepanjang hari mewakili keadaan istana dan halamannya. Istana itu menjadi sangat menakutkan dan murung. Dia menjadi pribadi yang penuh amarah juga kesepian. Sangat berbeda saat ia berwujud tampan, punya kekuasaan dan kaya raya. Siapapun akan selalu baik dan ingin berada dalam lingkaran kehidupannya. Tapi begitu dia berubah wujud, satu persatu orang-orang meninggalkan bahkan melupakannya. Satu persatu kelopak bunga mawar berjatuhan, berpacu dengan waktu pangeran buruk rupa semakin keras, depresi dan pemarah. Beast yang terpuruk karena ulah sendiri, terperosok pada sesal, kenyataan fisiknya yang menakutkan. Hidupnya tanpa harapan, karena sosoknya yang menakutkan dan aneh akan sulit meraih perempuan manapun untuk mencintainya. Satu persatu meninggalkan dan melupakan keberadaannya, bahkan seolah tak pernah ada. Hingga suatu hari, seorang pedagang tersesat dan ditahan di istana. Pedagang itu adalah ayah si cantik Belle.
Belle merupakan gadis desa yang cantik dan baik hati. Namun dia seorang gadis yang berbeda tipe dengan gadis-gadis lain di desa kecilnya. Menurut penduduk desanya, dia termasuk gadis cantik tapi tampak aneh dan membosankan. Tak ada teman kecuali beberapa orang yang suka berinteraksi dengannya, seperti tukang roti, anak kecil dan pengelola perpustakaan. Belle suka membaca, di desa itu hanya dia yang suka baca buku. Dia sering datang ke perpustakaan kecil di desanya meski koleksi bukunya sedikit. Sehingga Belle sering mengulang-ulang buku bacaannya. Itu yang membuat Belle tampak aneh dan berbeda dengan gadis-gadis di desanya. Sejak kecil, dia tidak mengenal ibunya karena meninggal saat dia masih bayi. Ayahnya seorang seniman, sangat menyayanginya dan mengajarkan cinta dan keberanian. Belle merasa bosan tinggal di desa kecilnya, impiannya ingin menjelajah keluar desanya dan mendapatkan kehidupan berbeda.
Proses diri Belle ternyata dipersiapkan untuk kehidupan yang tak disangkanya. Bella menyelamatkan ayahnya yang dikurung oleh pangeran buruk rupa. Melalui petunjuk kuda kesayangan Ayahnya, ia menembus hutan rimba yang dipenuhi salju. Di tengah hutan, ada istana yang terpencil dan gelap. Belle masuk ke dalam istana, menemukan Ayah dalam kurungan lalu menukar dirinya dengan Ayah untuk dikurung dalam tahanan. Ayahnya lalu kembali ke desa untuk mencari bala bantuan.
Pertemuan Belle dan The Beast diawali dengan keadaan yang tidak diinginkan. Situasi itu justru membuat keduanya saling mengenal, meski awalnya saling membenci. Keadaan berubah begitu Belle kabur dari istana, namun di tengah jalan dihadang oleh sekumpulan serigala. The Beast menolong Belle dari serangan serigala, mereka selamat tapi The Beast terluka parah. Belle mengurungkan niatnya kabur dari istana dan kembali ke istana untuk merawat lukaThe Beast.
The Beast terluka, Belle mengobatinya dan sering menuturkan cerita-cerita. Ternyata The Beast mengetahui cerita-cerita itu. Belle senang karena baru kali itu menemukan orang yang tahu buku-buku yang ia baca. Kejutan yang lain, The Beast mempunyai satu ruang besar tersusun buku-buku yang banyak. Belle antusias dan nyaris seperti mimpi. Belle jadi balik senang tinggal di istana itu, karena bisa menikmati semua buku-buku dan menemukan teman yang nyaman, teman yang bisa diajak berbagai cerita tentang jenis buku bacaan. Buat Belle, The Beast sosok yang menarik dan penuh kejutan. Mereka menjadi dua orang teman yang saling menyenangkan.
The Beast yang pemarah dan menakutkan, berubah menjadi sosok yang baik dan hangat. Disinilah proses perubahan pangeran yang memiliki hati yang keras dan buruk rupa, menjadi lembut dan hangat. Sosok Belle membuka sudut pandangannya dan mengasah hatinya yang keras jadi lembut. The Beast mulai merasakan cinta yang besar terhadap Belle karena ketulusan dan kebaikan Belle. Belle senang bersama The Beast, meskipun tubuhnya tampak menyeramkan.
Hari-hari keduanya menjadi menyenangkan, berbagi bacaan, makan bersama, keliling taman dan pergi ke sebuah tempat yang tak pernah dikunjungi oleh Belle.
Dan jalan cerita seterusnya, kamu bisa nonton langsung filmnya di bioskop, ya.
Tentang Film
Sejak awal, pertunjukan film ini seperti menonton panggung opera. Saya sangat menikmatinya. Lagu-lagu klasik, dialog-dialog yang cerdas, suasana aktifitas khas pedesaan Eropa, rutinitas desa di pagi hari, tukang roti, tempat pencucian baju bersama, bar pedesaan tempat berkumpul, sekolah laki-laki, suasana pasar, rumah-rumah dan sebuah adegan di perbukitan yang mengingatkan pada adegan di film The Sound Of Music.
Menikmati Walt Disney, selalu menikmati jalan cerita dan adegan-adegan yang sempurna. Bahkan membuat saya tetap bertahan di kursi penonton hingga layar benar-benar selesai. Dan kometar saya selalu,”Kok, bisa ya orang-orang sana bikin film kaya gini. Animasinya bagus, jalan ceritanya sih standar tapi eksekusinya ko bisa bagus kaya gitu, ya. Mau deh bisa jadi script writer yang bagus, huhuhuuu... sebal.”
Saya sangat menikmati semua tayangan visual, musik, irama, ketukan tiap scene, dinamis, kemudian tenang, kemudian menggebu, kemudian menyentuh perasaan yang paling luka dan cinta. Suasana-suasana yang menarik dan menggali ruang-ruang imajinasi. Beberapa suasana film dibangun dengan musik khas Walt Disney yang rampak dan dramatis.
Tiap tokoh, mewakili kecerdasan Belle, keterpurukan dan ketampanan pangeran, kebijaksanaan sang Ayah Belle, dan kelicikan di balik wajah tampan Garson. Semua karakter dalam film itu tumbuh, hidup dan kuat. Seperti sayur sup yang banyak vitaminya dengan rasa yang lengkap. Segar juga penuh warna. Tapi masing-masing memberi energi yang saling melengkapi.
Pesta di ruang dansa sangat megah, khas pesta dansa budaya Eropa yang glamour. Lalu gambaran suasana pedesaan yang mewakili keadaan sosial di masa itu. Baju seragam anak-anak sekolah, baju anak gadis, ibu-ibu, pedagang roti, tukang kuda, laki-laki dewasa dan seterusnya. Sangat menarik. Artistik bangunan, kostum, make up seperti mewakili jamannya. Saya seperti dibawa ke masa lalu.
Keluar dari Bioskop, saya dapat...
mengerti, bahwa cinta itu melalui proses yang mahal. Harus melewati pencarian dan pengenalan diri. Dari sisi pangeran, ia harus melewati berbagai proses yang berliku untuk bisa merasakan cinta dan kebaikan seseorang. Dengan perangai pangeran yang punya perangai buruk, mata dan mata hatinya terbutakan dalam melihat seseorang sehingga dia tidak bisa menilai kebaikan seseorang melalui mata hatinya. Melalui penyihir, hidupnya jadi terpuruk, dia harus melewati hidup dengan wajah dan tubuh menakutkan. Hidupnya jadi sepi karena orang-orang meninggalkannya. Saat pangeran melewati hari-hari yang suram, menjadi sosok The Beast, pertemuan dengan Belle yang baik dan tulus membuka mata hatinya. Ia jadi mengerti arti penting sebuah kebaikan dan ketulusan.
Sementara dari sisi Belle, saya mengerti bahwa kita harus jadi diri sendiri dan memelihara “mimpi”. Impiannya ini akan membawa pada kehidupan yang diinginkannya. Sekalipun dia harus melewati kehidupan yang membosankan di desanya yang kecil dan menyepelekannya. Impian ini memang tidak begitu saja didapatkannya, harus melewati berbagai proses yang tidak sederhana. Karena dia punya pribadi yang tangguh, justru dirinya bisa mempengaruhi seseorang yang tepat dan keluar dari keterpurukan.
Film Beauty and Beast, film yang sangat bagus. Jalan cerita yang imajinatif dan memberikan nilai kebijaksanaan yang tinggi.
“Ketulusan seseorang akan tampak, bagaimanapun rupa kita.”
Secara tidak langsung, jalan cerita film ini mengajak untuk bisa berbuat baik pada siapapun tanpa melihat seseorang dari fisiknya. Karena, bisa jadi dibalik tubuhnya yang buruk rupa bahkan terlihat aneh, ada sekantung mutiara di hatinya. Ketulusan dan cinta.
Buat sebagian orang, cinta itu mahal. Berdasarkan dialog The Beast, dalam satu adegannya dia mengatakan,
“Mengapa untuk mendapatkan cinta bagiku terasa mahal.”
Dia harus buruk rupa dulu dan ditinggalkan orang-orang. Tidak semua manusia melewati proses kehidupan yang membuat hatinya terasah, merasakan dan menemukan sebenar-benarnya arti cinta. Tanpa melihat rupa, harta dan kedudukan.
Melalui proses Belle dan Pangeran yang akhirnya mereka bisa bertemu dengan situasi yang tidak baik. Bahwa kita harus berani dalam menjalani segala proses. Karena melalui proses itu, kita akan mengikuti setiap alur cerita dan memetik satu persatu makna di baliknya. Satu persatu terkumpul dan mengasah mata hati dalam memandang diri dan lingkungan tempat kita hidup. Kita akan didekatkan pada ruang-ruang juga lingkungan yang memaksa kita untuk mengambil satu persatu keputusan. Dan keputusan itu dilahirkan berdasarkan keadaan hati kita, hati yang baik akan memutuskan hal yang baik begitupun sebaliknya. Dan setiap keputusan, akan bermuara pada satu persatu pertemuan dan kehidupan yang bermakna.
Bulan Maret beberapa minggu lalu, teman-teman Batagor (Bandung Lautan Blogger) diundang XL menikmati keindahan karya film ini. Seperti sajian makan malam yang lengkap dan lezat.
Cerita dimulai dari seorang pangeran yang senang berpesta dan berkumpul dengan orang-orang pilihannya. Orang-orang kaya, perempuan cantik dan laki-laki tampan. Dia hanya melihat seseorang dari kedudukan, kekayaan dan penampilan saja. Hingga suatu hari, ada seorang perempuan kumal yang minta pertolongannya untuk berteduh. Pangeran menolaknya dan menyuruhnya pergi. Ternyata perempuan kumal itu berubah wujud menjadi perempuan cantik. Dia seorang penyihir yang cantik. Penyihir itu kemudian mengutuk pangeran menjadi sosok buruk rupa, pangeran marah tapi dia tidak dapat berbuat apapun. Kutukannya akan luluh jika ada perempuan yang mencintainya sebelum kelopak bunga mawarnya habis berjatuhan. Jika tidak menemukan yang mencintainya sebelum kelopak bunganya habis, maka ia akan menjadi buruk rupa selamanya.
Setelah kedatangan penyihir itu, istana menjadi tempat yang ditinggalkan dan dilupakan. Musim dingin sepanjang hari mewakili keadaan istana dan halamannya. Istana itu menjadi sangat menakutkan dan murung. Dia menjadi pribadi yang penuh amarah juga kesepian. Sangat berbeda saat ia berwujud tampan, punya kekuasaan dan kaya raya. Siapapun akan selalu baik dan ingin berada dalam lingkaran kehidupannya. Tapi begitu dia berubah wujud, satu persatu orang-orang meninggalkan bahkan melupakannya. Satu persatu kelopak bunga mawar berjatuhan, berpacu dengan waktu pangeran buruk rupa semakin keras, depresi dan pemarah. Beast yang terpuruk karena ulah sendiri, terperosok pada sesal, kenyataan fisiknya yang menakutkan. Hidupnya tanpa harapan, karena sosoknya yang menakutkan dan aneh akan sulit meraih perempuan manapun untuk mencintainya. Satu persatu meninggalkan dan melupakan keberadaannya, bahkan seolah tak pernah ada. Hingga suatu hari, seorang pedagang tersesat dan ditahan di istana. Pedagang itu adalah ayah si cantik Belle.
Belle merupakan gadis desa yang cantik dan baik hati. Namun dia seorang gadis yang berbeda tipe dengan gadis-gadis lain di desa kecilnya. Menurut penduduk desanya, dia termasuk gadis cantik tapi tampak aneh dan membosankan. Tak ada teman kecuali beberapa orang yang suka berinteraksi dengannya, seperti tukang roti, anak kecil dan pengelola perpustakaan. Belle suka membaca, di desa itu hanya dia yang suka baca buku. Dia sering datang ke perpustakaan kecil di desanya meski koleksi bukunya sedikit. Sehingga Belle sering mengulang-ulang buku bacaannya. Itu yang membuat Belle tampak aneh dan berbeda dengan gadis-gadis di desanya. Sejak kecil, dia tidak mengenal ibunya karena meninggal saat dia masih bayi. Ayahnya seorang seniman, sangat menyayanginya dan mengajarkan cinta dan keberanian. Belle merasa bosan tinggal di desa kecilnya, impiannya ingin menjelajah keluar desanya dan mendapatkan kehidupan berbeda.
Proses diri Belle ternyata dipersiapkan untuk kehidupan yang tak disangkanya. Bella menyelamatkan ayahnya yang dikurung oleh pangeran buruk rupa. Melalui petunjuk kuda kesayangan Ayahnya, ia menembus hutan rimba yang dipenuhi salju. Di tengah hutan, ada istana yang terpencil dan gelap. Belle masuk ke dalam istana, menemukan Ayah dalam kurungan lalu menukar dirinya dengan Ayah untuk dikurung dalam tahanan. Ayahnya lalu kembali ke desa untuk mencari bala bantuan.
Pertemuan Belle dan The Beast diawali dengan keadaan yang tidak diinginkan. Situasi itu justru membuat keduanya saling mengenal, meski awalnya saling membenci. Keadaan berubah begitu Belle kabur dari istana, namun di tengah jalan dihadang oleh sekumpulan serigala. The Beast menolong Belle dari serangan serigala, mereka selamat tapi The Beast terluka parah. Belle mengurungkan niatnya kabur dari istana dan kembali ke istana untuk merawat lukaThe Beast.
The Beast terluka, Belle mengobatinya dan sering menuturkan cerita-cerita. Ternyata The Beast mengetahui cerita-cerita itu. Belle senang karena baru kali itu menemukan orang yang tahu buku-buku yang ia baca. Kejutan yang lain, The Beast mempunyai satu ruang besar tersusun buku-buku yang banyak. Belle antusias dan nyaris seperti mimpi. Belle jadi balik senang tinggal di istana itu, karena bisa menikmati semua buku-buku dan menemukan teman yang nyaman, teman yang bisa diajak berbagai cerita tentang jenis buku bacaan. Buat Belle, The Beast sosok yang menarik dan penuh kejutan. Mereka menjadi dua orang teman yang saling menyenangkan.
The Beast yang pemarah dan menakutkan, berubah menjadi sosok yang baik dan hangat. Disinilah proses perubahan pangeran yang memiliki hati yang keras dan buruk rupa, menjadi lembut dan hangat. Sosok Belle membuka sudut pandangannya dan mengasah hatinya yang keras jadi lembut. The Beast mulai merasakan cinta yang besar terhadap Belle karena ketulusan dan kebaikan Belle. Belle senang bersama The Beast, meskipun tubuhnya tampak menyeramkan.
Hari-hari keduanya menjadi menyenangkan, berbagi bacaan, makan bersama, keliling taman dan pergi ke sebuah tempat yang tak pernah dikunjungi oleh Belle.
Dan jalan cerita seterusnya, kamu bisa nonton langsung filmnya di bioskop, ya.
Tentang Film
Sejak awal, pertunjukan film ini seperti menonton panggung opera. Saya sangat menikmatinya. Lagu-lagu klasik, dialog-dialog yang cerdas, suasana aktifitas khas pedesaan Eropa, rutinitas desa di pagi hari, tukang roti, tempat pencucian baju bersama, bar pedesaan tempat berkumpul, sekolah laki-laki, suasana pasar, rumah-rumah dan sebuah adegan di perbukitan yang mengingatkan pada adegan di film The Sound Of Music.
Menikmati Walt Disney, selalu menikmati jalan cerita dan adegan-adegan yang sempurna. Bahkan membuat saya tetap bertahan di kursi penonton hingga layar benar-benar selesai. Dan kometar saya selalu,”Kok, bisa ya orang-orang sana bikin film kaya gini. Animasinya bagus, jalan ceritanya sih standar tapi eksekusinya ko bisa bagus kaya gitu, ya. Mau deh bisa jadi script writer yang bagus, huhuhuuu... sebal.”
Saya sangat menikmati semua tayangan visual, musik, irama, ketukan tiap scene, dinamis, kemudian tenang, kemudian menggebu, kemudian menyentuh perasaan yang paling luka dan cinta. Suasana-suasana yang menarik dan menggali ruang-ruang imajinasi. Beberapa suasana film dibangun dengan musik khas Walt Disney yang rampak dan dramatis.
Tiap tokoh, mewakili kecerdasan Belle, keterpurukan dan ketampanan pangeran, kebijaksanaan sang Ayah Belle, dan kelicikan di balik wajah tampan Garson. Semua karakter dalam film itu tumbuh, hidup dan kuat. Seperti sayur sup yang banyak vitaminya dengan rasa yang lengkap. Segar juga penuh warna. Tapi masing-masing memberi energi yang saling melengkapi.
Pesta di ruang dansa sangat megah, khas pesta dansa budaya Eropa yang glamour. Lalu gambaran suasana pedesaan yang mewakili keadaan sosial di masa itu. Baju seragam anak-anak sekolah, baju anak gadis, ibu-ibu, pedagang roti, tukang kuda, laki-laki dewasa dan seterusnya. Sangat menarik. Artistik bangunan, kostum, make up seperti mewakili jamannya. Saya seperti dibawa ke masa lalu.
Keluar dari Bioskop, saya dapat...
mengerti, bahwa cinta itu melalui proses yang mahal. Harus melewati pencarian dan pengenalan diri. Dari sisi pangeran, ia harus melewati berbagai proses yang berliku untuk bisa merasakan cinta dan kebaikan seseorang. Dengan perangai pangeran yang punya perangai buruk, mata dan mata hatinya terbutakan dalam melihat seseorang sehingga dia tidak bisa menilai kebaikan seseorang melalui mata hatinya. Melalui penyihir, hidupnya jadi terpuruk, dia harus melewati hidup dengan wajah dan tubuh menakutkan. Hidupnya jadi sepi karena orang-orang meninggalkannya. Saat pangeran melewati hari-hari yang suram, menjadi sosok The Beast, pertemuan dengan Belle yang baik dan tulus membuka mata hatinya. Ia jadi mengerti arti penting sebuah kebaikan dan ketulusan.
Sementara dari sisi Belle, saya mengerti bahwa kita harus jadi diri sendiri dan memelihara “mimpi”. Impiannya ini akan membawa pada kehidupan yang diinginkannya. Sekalipun dia harus melewati kehidupan yang membosankan di desanya yang kecil dan menyepelekannya. Impian ini memang tidak begitu saja didapatkannya, harus melewati berbagai proses yang tidak sederhana. Karena dia punya pribadi yang tangguh, justru dirinya bisa mempengaruhi seseorang yang tepat dan keluar dari keterpurukan.
Film Beauty and Beast, film yang sangat bagus. Jalan cerita yang imajinatif dan memberikan nilai kebijaksanaan yang tinggi.
“Ketulusan seseorang akan tampak, bagaimanapun rupa kita.”
Secara tidak langsung, jalan cerita film ini mengajak untuk bisa berbuat baik pada siapapun tanpa melihat seseorang dari fisiknya. Karena, bisa jadi dibalik tubuhnya yang buruk rupa bahkan terlihat aneh, ada sekantung mutiara di hatinya. Ketulusan dan cinta.
Buat sebagian orang, cinta itu mahal. Berdasarkan dialog The Beast, dalam satu adegannya dia mengatakan,
“Mengapa untuk mendapatkan cinta bagiku terasa mahal.”
Dia harus buruk rupa dulu dan ditinggalkan orang-orang. Tidak semua manusia melewati proses kehidupan yang membuat hatinya terasah, merasakan dan menemukan sebenar-benarnya arti cinta. Tanpa melihat rupa, harta dan kedudukan.
Melalui proses Belle dan Pangeran yang akhirnya mereka bisa bertemu dengan situasi yang tidak baik. Bahwa kita harus berani dalam menjalani segala proses. Karena melalui proses itu, kita akan mengikuti setiap alur cerita dan memetik satu persatu makna di baliknya. Satu persatu terkumpul dan mengasah mata hati dalam memandang diri dan lingkungan tempat kita hidup. Kita akan didekatkan pada ruang-ruang juga lingkungan yang memaksa kita untuk mengambil satu persatu keputusan. Dan keputusan itu dilahirkan berdasarkan keadaan hati kita, hati yang baik akan memutuskan hal yang baik begitupun sebaliknya. Dan setiap keputusan, akan bermuara pada satu persatu pertemuan dan kehidupan yang bermakna.
Suka dengan dialognya The Beast:
"Kenapa cinta bagiku sangat mahal."