Waktu pandemic, saya lebih banyak melakukan kegiatan di rumah dan bergerak seputar teras rumah. Sekalinya keluar rumah pun sekalian melakukan kegiatan penting lainnya. Perhatian saat itu hanya mengolah makanan sendiri, menjaga kebersihan rumah, lantai, wc, mencuci pakaian yang habis dipakai dari luar rumah. Begitu berulang.

Saking perhatian sama kebersihan rumah, saya lupa ngasih perhatian sama kebersihan kulit wajah. Bahkan sekalinya ingat membersihkan kulit wajah hanya menggunakan facial wash (sabun wajah) lanjut dibubuhin pelembab wajah. Karena biasanya efek sabun muka ini sering membuat kulit berasa ditarik dan kencang. Kurangnya perhatian merawat wajah mungkin karena ada anggapan kalau di rumah aja tidak perlu merawat wajah secara maksimal. Ternyata pikiran saya itu sok tahu.

Ternyata meskipun di rumah saja, proses facecare tetap harus dilakukan, lho. Selama “di rumah saja” saya abai sama kesehatan wajah, efeknya kulit wajah jadi kusam dan mulai muncul bruntus (titik-titik kecil).

 

Facecare, apaan sih? Apa tidak cukup pakai sabun muka saja lalu dibubuhkan bedak tabur saja biar tampak segar. Owh! ternyata tidak, untuk perawatan luar kulit wajah yang sehat dan segar kuncinya dengan melakukan facecare.

Sebelum berbagi secuil pengalaman saya melakukan facecare, saya pengen berbagi sedikit tentang pentingnya merawat kulit wajah. Penting, ya? Rasanya semua sepakat bahwa merawat kulit wajah itu perlu, tapi saya sendiri sering abai karena saya lebih seneng beres-beres rumah dibanding merawat diri. Aneh memang, padahal tingkat stress dan beban kerjaan di rumah juga sama tingginya, tapi cuek merawat diri.



Akhirnya dengan mengelola pikiran dan menyadari pentingnya merawat wajah, ternyata saya mulai enjoy merawat diri secara santai dan tulus. Tidak mudah buat saya yang cuek dan merasa cukup memakai sabun dan cream/lotion lalu menambah kebiasaan merawat diri dengan menggunakan rangkaian perawatan kulit wajah yang “serius”. Apalagi buat saya yang “nasib” kulitnya sensitif dan gampang “protes” kalau rangkaian perawatannya tidak cocok.



Mengenal Kulit Wajah Sendiri

Hal yang harus disadari betul bahwa wajah merupakan identitas seseorang, tampilan utama yang terlihat secara kasat mata. Melalui wajah ini, kita bisa mengenal satu sama lain. Ada nama disana, ada ekspresi, ada pembawaan yang membuat kita bisa mengenal satu sama lain. Saya sering mengingat seseorang hanya melihat pipinya, matanya, hidungnya, dari cara bicaranya. Karena aku punya ingatan tidak sebaik teman-teman. Jadi copying strategi saya mengingat seseorang maupun sesuatu dengan memperhatikan poin-poin uniknya.

 

Mau menerima atau menolak, bahwa setiap orang memiliki jenis kulit, proporsi tubuh dan karakter wajah yang berbeda-beda. Ada kulit yang berwarna kuning, putih, hitam, sawo matang. Melalui perbedaan warna tersebut, kita bisa mengenal asal negara dan suku bangsa seseorang. Bahkan banyak juga yang memiliki karakter warna wajah unik karena lahir dari orang tua campuran.

Tak hanya itu, melalui garis wajah dan pancaran mata seseorang, secara kasat mata kita dapat memperkirakan situasi kesehatan seseorang atau bahkan bisa menimbulkan persepsi tertentu bagi yang melihatnya. Keren, kan? Situasi ini, seringkali dilupakan bahkan sering diantara kita menanggapi dengan “aneh” perbedaan itu.

Hampir setiap orang berharap keberadaan dirinya dapat memberi kesan menarik ketika melihat wajah kita. Sehingga tak sedikit orang-orang melakukan langkah perawatan untuk mendapatkan wajah yang didambakannya. Seringkali wajah yang menarik mendapat apresiasi dari lingkungan sosialnya. Bisa jadi alasan inilah yang membuat orang-orang lebih peduli memperhatikan penampilan diri untuk membuatnya lebih percaya diri agar bisa diterima lingkungannya.

Tindakan ini tidak salah bahkan bisa jadi dibenarkan, karena merawat kulit wajah dan badan penting. Merawat diri merupakan bentuk syukur atas kondisi fisik yang ada. Efek menjadi menarik itu adalah bonus disamping alasan utama untuk mendapatkan kesehatan kulit.


Kalau difikir-fikir, kulit kita, apapun warnanya, merupakan organ tubuh yang memiliki peran luar biasa.  Berikut fungsi kulit:*

1. Pelindung bagi sistem pertahanan atau pelindung tubuh dari kuman, cuaca, pencemaran, sinar matahari terutama ultraviolet, dan melindungi organ dari cedera.

2. Menjaga keseimbangan antara air dan garam dalam tubuh.

3. Menjaga suhu tubuh

4. Indra perasa.

5. Mencegah kehilangan air pada tubuh.

6. Menyimpan energi dari lemak pada lapisan subkutaneus.

7. Tempat dihasilkannya vitamin D.

Itulah sebab kita mesti memberi perhatian pada kesehatan kulit wajah karena kulit menjadi tampilan utama. Perhatian pada kesehatan kulit wajah ini tidak hanya diharapkan oleh perempuan saja, laki-laki pun ingin menampakan fisik yang menarik. Perawatan kulit wajah tidak melihat gendernya, sudah seharusnya dilakukan secara rutin agar mendapatkan hasil maksimal.



Cara Merawat Kulit Wajah

Untuk mendapatkan wajah segar terawat, kita harus memberi perhatian secara menyeluruh. Menurut Zainah Moktar dari buku Rahasia Awet Muda (Rahasia Kesehatan Holistik), untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat dan segar harus dirawat dari dalam dan dari luar. Mengelola kesehatan “hati” dari stres, menjaga nutrisi makanan juga minuman, dan perawatan nutrisi dari luar. Karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi kulit wajah, diantaranya radikal bebas, banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi dan tentu saja stress.


Sahabat saya selalu mengingatkan, sebaiknya kita mulai “mendengar” kondisi tubuh sendiri, karena kondisi kulit dan tubuh setiap orang berbeda-beda. Oleh karenanya, apa saja sih yang perlu diperhatikan untuk merawat fisik dari dalam dan luar, yaitu:

· Kita perlu persiapan pikiran yang mantap dan konsisten.

· Mempunyai daya tahan terhadap stres; memiliki kemampuan mengatasi dan melihat stres secara tepat.

· Mengonsumsi air mineral dan memperhatikan pola makan.

· Olah raga rutin atau rutin beraktivitas, untuk mengontrol DNA dan menyeimbangkan hormon.

· Konsumsi vitamin.

· Perawatan kulit.

Seringkali kita melihat wajah seseorang yang tampak enak dilihat, segar dan menarik padahal wajahnya biasa saja. Wajah yang biasa namun terawat akan terpancar keindahannya. Sama seperti rumah yang memiliki model biasa, namun terawat kebersihannya akan membuat tamu dan penghuni rumah merasa nyaman dan istimewa.

Untuk perawatan kulit, sebaiknya kita menggunakan rangkaian face care yang sesuai dengan keadaan kulit kita. Saya sendiri biasanya hanya menggunakan sabun muka dan pelembab muka. Ternyata tidak hanya menggunakan sabun muka tapi sebaiknya dilanjut dengan tonic, serum, day cream dan night cream. Langkah ini dilakukan untuk memberi nutrisi menyeluruh untuk memelihara kesehatan kulit wajah.

 

Selama pandemi saya kurang perhatian dengan kondisi kulit wajah, karena jarang keluar rumah. Awalnya saya fikir tidak perlu merawat sampai menggunakan rangkaian fececare karena di rumah saja, tidak terpapar matahari, radikal bebas tapi ternyata anggapan saya ini salah. Karena ternyata lama-lama disadari kondisi kulit wajah kualitasnya jadi menurun. Meskipun banyak di rumah saja, facecare tetap harus dilakukan untuk menjaga nutrisi kulit dan mengangkat kulit mati. Kalau muka kita terlihat kusam, itu ternyata kulit mati yang mesti diangkat caranya kulit diberi cream day dan cream night bahkan lebih maksimal lagi sebelumnya menggunakan serum.

Sekarang ini kulit wajah saya tidak berjerawat, jerawat hanya muncul sesekali saja tidak sesubur saat remaja. Mengingat kondisi kulit wajah yang kusam dan tidak segar, akhirnya saya coba lagi konsisten facecare dengan menggunakan Rangkaian facecare series dari Scarlett.


 
Rangkaian facecare series dari Scarlett ini ada 2 jenis, produk facecare acne (untuk kulit berjerawat dan beruntusan) dan facecare brightly (untuk mencerahkan). Melihat kondisi kulit saya yang kusam dan kurang cerah, jadi saya memilih produk Facecare Scarlett Brightly. Rangkaian produk Cream Scarlett ini ada 5 jenis, diantaranya:

1. Brightly Facial Wash

2. Brightly Essence Toner

3. Brightly Ever Serum

4. Brightly Ever After Cream Day

5. Brightly Ever After Cream Night

Saya pilih Scarlett karena bebas Mercuri dan Hydroquinon, teregistrasi oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Selain itu, dari beberapa pengalaman teman-teman yang menggunakan rangkaian facecare Scarlett ini cocok dan membuat kulit wajah jadi lebih lembut.

Mengunakan Facecare Brightly Scarlett ini cukup mudah,

Pertama bersihkan wajah dengan seksama menggunakan facial wash. Keringkan wajah dengan handuk yang bersih.

Kedua tuangkan secukupnya Brightening Essence Toner ke tangan, dapat digunakan dengan atau tanpa kapas. Usapkan secara merata sampai meresap sepenuhnya ke wajah.

Ketiga teteskan 2-3 serum, usap dan pijat secara perlahan samapai merata pada kulit wajah. Diamkan beberapa saat agar serum meresap ke kulit wajah.

Keempat pakai Scarlett Brightly Ever After Cream Day pada wajah yang bersih dan kering, atau setelah pemakaian serum. Pijat lembut sampai merata. Cream Day ini digunakan waktu aktivitas pagi, sementara Cream Night digunakan pada waktu malam. Urutan penggunaan nutrisi kulit sama saja, facial wash, toner, serum lalu pakai cream untuk hasil yang maksimal.


Ternyata begitu saya coba beberapa hari, manfaat yang ditawarkan oleh produk ini mulai terasa. Kulit lebih lembut dan mulai enak dilihat. Tinggal rutinnya saja, karena begitu saya coba serum, terasa wangi dan tekstur cair serum ini seperti vitamin yang siap menutrisi kulit dan siap menjaga kulit dari radikal bebas.

Jadi, menjaga kulit dan mengurangi penuaan dini ini bisa kita upayakan dengan rutin melakukannya. Karena perubahan kearah baik itu butuh proses dan hasilnya pun akan terasa jangka panjang. Selamat mencoba.

*Untuk peran kulit, lihat misalnya Connor, S. 2003. The Book of Skin. New York: Cornell University Press. Hal. 176



Pandemi virus corona mengubah segala pola dan gaya hidup.  Sambil menunggu para ahli medis dan pemerintah mengatasi virus corona, akhirnya setiap aktivitas yang membuat kita berkumpul dan menimbulkan kerumunan jadi terhenti.  Tidak terkecuali aktivitas belajar mengajar di sekolah tingkat SD, SMP, SMA, perkuliahan.  Meski begitu setiap lembaga pendidikan selalu mencari cara agar proses pendidikan tetap berjalan termasuk solusi bimbel online, agar anak-anak tetap mendapatkan pengajaran yang sesuai.  


Fenomena Belajar Online

Awalnya kita semua berharap situasi hanya sebentar dapat segera teratasi, karena memang tidak mudah beradaptasi “bertemu” secara online.  Ternyata jangka waktu pandemi terjadi begitu lama, sehingga proses belajar mengajar online yang tadinya membingungkan justru menjadi habit di tengah masyarakat kita. 

Meski begitu, habit baru ini bukan berarti tanpa diawali oleh persoalan.  Akibat dari pembelajaran jarak jauh, muncul berbagai masalah lain, seperti keterbatasan komunikasi saat beberapa pelajaran harus dilakukan secara tatap muka, keterbatasan guru menjelaskan hingga anak-anak yang sulit konsentrasi ketika mendapat pelajaran secara online dan ada persoalan lain yaitu orang tua yang harus membimbing belajar langsung anak-anaknya di tengah situasi yang serba terbatas.  Tidak semua pengajar dan orang tua mampu melakukan bimbingan belajar online melalui medium baru ini.   



Kesulitan atau kebingungan dalam menemani belajar, banyak dialami guru dan orang tua sekarang.  Tentu kita sering mendengar kalau orang tua mengalami kebingungan mengajarkan kembali pelajaran yang disampaikan guru.  Di beberapa sekolah, guru-guru hanya memberi instruksi untuk membaca teori pada halaman tertentu dan siswa diberi tugas untuk mengerjakan latihan soal.  Selebihnya yang mengulik, proses ajar mengajar sepenuhnya jadi tanggung jawab orang tuanya.  

Seperti yang kita tahu, kemampuan orang tua berbeda-beda dalam mengajarkan kembali pelajaran.  Beberapa orang tua mengaku kesulitan menjelaskan meskipun dia memahami materinya.  Hanya saja sering mengalami kesulitan cara menyampaikan yang tepat kepada anaknya agar anak mudah memahami pelajaran tersebut.  

Seringkali komunikasi orang tua saat mengajarkan anak mata pelajaran tidak mudah diterima oleh anaknya.   Ditambah berbagai persoalan disebabkan pandemic, ternyata banyak mempengaruhi mental parenting keluarga baik positif maupun negatif.  Beda ketika guru ahli yang menerangkan, anak-anak akan lebih mudah menerima dan mengerti. 

Faktor keterbatasan orang tua dalam membimbing anaknya sekolah serba online sering jadi persoalan.  Fenomena di tengah masyarakat sekarang ini menggulung seperti bola salju.  Situasi pandemic ini sudah cukup menekan, mulai dari masalah ekonomi, orang tua yang dipecat, usaha gulung tikar, cemas khawatir tertular virus.  Kepala terasa begitu penuh.  Ketika orang tua mendapat tanggung jawab penuh mengajarkan mata pelajaran, tidak hanya anaknya yang tertekan, orang tua pun mengalami mental yang sama.  Sehingga bisa jadi alasan ini yang membuat berbagai kejadian yang tidak mesti ditanggung anak-anak, seperti mendapat kekerasan kata-kata bahkan kekerasan fisik.  

Tak hanya itu, ada saja jalan pintas dilakukan orang tua ditengah kebingungannya, seperti mengerjakan tugas anaknya, tapi ada juga orang tua yang menyerah lalu tidak mengirimkan tugas sama sekali.  Oleh karena itu, ada bagusnya  orang tua memanfaatkan fasilitas bimbingan belajar online terbaik. Karena dengan adanya bimbingan belajar online, siswa akan banyak terbantu lebih memahami pelajaran dari para ahli professional.


Era Bimbingan Belajar Secara Online

Rupanya, ditengah kesulitan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat masyarakat makin kreatif bahkan lebih terbuka dan cair dalam penggunaan aplikasi belajar secara online, seperti Google Classroom dan Zoom.  Siswa-siswa mulai bisa mendapatkan fasilitas bimbingan belajar online dari bimbel online terbaik meski beda kota.  




Akhir tahun 2021 akhirnya Dinas Pendidikan mulai mencoba melakukan sekolah tatap muka secara bertahap, dengan waktu yang terbatas dan protokol kesehatan ketat.  Meski sudah tatap muka, banyak pelajaran yang disampaikan dengan waktu yang terbatas, jadi tetap saja pendalaman materi dilakukan di rumah.  Terlebih tahun 2022 siswa-siswa sekolah SD, SMP dan SMA dihadapkan pada banyak ujian kenaikan kelas.  

Anak-anak perlu dibantu memahami materi sekolah dengan mendapatkan bimbingan belajar online.  Seperti yang dilakukan oleh Sinotif Indonesia , mereka memberi solusi pada situasi sekarang ini dengan membantu siswa memahami materi tuntutan di sekolahnya.  Caranya metode belajar disesuaikan dengan kondisi siswa serta target belajar/hasil yang ingin dicapai siswa.  

Seperti yang kita tahu, jenis sekolah ada beberapa jenis diantaranya sekolah nasional dan internasional.  Sinotif Indonesia mempersiapkan tenaga ahli untuk membantu siswa-siswa dari kedua jenis ini.  Mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA atau usia 6-19 tahun dengan kurikulum kurikulum yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan siswa.    

Masyarakat semakin merasa bahwa media online menjadi medium yang menarik untuk dimanfaatkan berbagai aktivitas.  Para siswa sekarang akhirnya banyak mencari bimbingan belajar online agar mendapatkan tambahan waktu belajar dan pembelajaran dari para ahli tanpa perlu keluar rumah.  Ya, konsep bimbingan belajar online yang diselenggarakan Sinotif Indonesia ini unik, karena membuat para siswa belajar online terasa seperti tatap muka.  


Jadi maksudnya, meskipun dilakukan secara online, kamu bisa merasakan konsep belajar secara live dan interaktif, tatap muka 2 arah, dimana guru dan siswa aktif dalam belajar mengajar.  Pengajaran Sinotif Learning Method ini disukai oleh siswa karena rasa dan kualitas pengajaran yang sama dengan belajar offline.




Tidak semua pengajar mempunyai kemampuan mengajar online.  Karena upaya mengajar online dan tatap muka berbeda.  Pengajar Sinotif mempunyai keunggulan mengajarkan pelajaran secara online, mempunyai kepiawaian mengajar secara asik sehingga tetap terasa tatap muka.  Sehingga upaya tersebut mampu membuat siswa semangat dan tetap berminat untuk menguasai pelajaran.  

Bimbel online live interaktif ini punya beberapa kelebihan, diantaranya:

  1. Metode yang digunakan sistematis dan fokus pada kebutuhan siswa, tuntutan sekolahnya dan target belajar yang ingin dicapai.

  2. Cocok untuk anak milenial.

  3. Orang tua hemat waktu, tidak perlu mengantar di tengah kemacetan.

  4. Siswa hemat waktu, bisa les yang lain atau melakukan tugas yang lain.

  5. Efektif fokus pada pembelajaran.

Karena terbatasnya waktu pembelajaran tatap muka di sekolah, persoalan pemahaman materi yang terbatas oleh waktu pun dirasakan oleh orang tua dan siswa.  Banyak orang tua merasa bahwa anak-anaknya tetap membutuhkan bantuan bimbingan belajar online terbaik, apalagi berkaitan dengan pelajaran eksakta yang harus dipelajari siswa di sekolahnya, diantaranya matematika, fisika dan kimia.  

Selama ini orang tua kesulitan mendampingi anak-anaknya mempelajari 3 mata pelajaran ini.  Makin tinggi tingkat sekolah tentu saja tingkat kerumitan pelajarannya makin bertambah.  Dalam mempelajari eksakta ini perlu bimbingan orang-orang ahli dan berpengalaman.  Oleh karena itu, ada beberapa pilihan paket belajar online yang ditawarkan oleh Sinotif Indonesia, diantaranya:

  • Paket Privat, siswa hanya 1 orang

  • Paket Semi Privat, siswanya hanya terdiri dari 2-5 orang saja

  • Paket Klasikal, siswa terdiri dari 6-15 siwa

Untuk paket Privat dan Semi Privat siswa dapat materi sesuai kebutuhan, ada tes kemampuan setiap bab, siswa bisa memilih jadwal.  Berbeda dengan Paket Klasikal, materi ditentukan oleh guru, tes penguasaan tiap bab dan siswa mengikuti jadwal yang ada.

Oleh karena itu, masalah-masalah pembelajaran sering muncul, mulai dari pemahaman materi, PR hingga persiapan ulangan harian.  Les Online cocok untuk belajar anak-anak milenial, sehingga bisa lebih siap untuk:

  • Membantu memahami materi untuk berbagai kebutuhan ulangan harian (class or monthly test), ulangan tengah semester (mid semester assessment), ulangan umum kenaikan kelas (final examination or assessment).

  • International school exams preparation: O level, IGCSE, A level, As level, IB diploma SL/HL.

  • Persiapan tes masuk sekolah dan universitas, dalam negeri maupun luar negeri.

  • College, foundation or University Preparation.

  • Semua les mengajar online mengajar dan membantu siswa sesuai apa yang dibutuhkan.

Jadi, situasi pandemi ini mengajarkan habit baru, kita seolah diajarkan untuk tetap kreatif, menciptakan kebiasaan baru dan membuka peluang lain.  Awalnya membuat beberapa kegiatan langsung terbatas, namun menciptakan metode belajar online yang menyenangkan, efektif waktu dan lebih nyaman untuk konsultasi tak terbatas oleh jarak. Secara langsung, kita pun akhirnya tetap dapat mengupayakan fasilitas terbaik sehingga kemampuan anak-anak tetap terasah sesuai kapasitas dan menjadi manusia unggul.   


 


Senang sekali sekarang ini situasi pandemi berangsur pulih.  Aktivitas perdagangan, keagamaan, sekolah, traveling, bioskop, pameran seni rupa, transportasi umum hingga aktivitas lain perlahan bangkit.  Setiap orang bebenah dan kembali bersinar setelah sekian lama hibernasi karena keadaan. 

Pada masa hibernasi seperti ini, setiap orang seperti diberi waktu untuk memperbaiki dan memelihara dengan cara sendiri.  Dalam keadaan sempit kita diajak terus berfikir kreatif, memahami diri dan merawat dirinya.  Salah satunya dengan merawat semangat dalam keadaan tidak menentu dan tidak pasti.  Semangat untuk terus merawat diri, baik merawat tubuh maupun merawat mental.  

Merawat tubuh kita bisa melakukan dengan olah raga, asupan makan sehat, minum air bening, lingkungan bersih dan rajin menggunakan 3 serangkai Scarlett yaitu rangkaian Body Care Scarlett yang bisa memenuhi kebutuhan itu, diantaranya body scrub, brightening shower scrub dan fragrance brightening body lotion.  



Sementara itu, banyak cara untuk merawat mental, dengan melakukan berbagai aktivitas yang kamu suka seperti membaca buku, merapikan ibadah, membuat karya, menanam pohon, berdaya untuk orang lain, berdiskusi dengan orang-orang yang tepat, kembali melakukan hobi yang kamu tinggalkan dan banyak lagi.

Selama ini saya banyak melakukan aktivitas di rumah, meski begitu pola kegiatan sehari-hari tetap dijalankan seperti waktu seorang pekerja.  Siang memaksimalkan waktu bekerja, malam dimaksimalkan untuk istirahat.  Ada waktunya untuk diri sendiri, orang lain dan Tuhan.  Karena dulu saya pernah bekerja di tempat orang lain dengan jam kantor, jadi saya membawa rutinitas itu keseharian di rumah.  

Kami mengelola rumah tidak hanya tempat istirahat, tapi kami membuat satu ruang untuk tempat bekerja.  Sebuah ruang tamu kami sulap menjadi sebuah studio gambar, tempat menulis, tempat menyimpan koleksi buku juga belajar anak-anak.  Meski sering banyak “bolongnya”, kami terus berusaha disiplin menjalankan satu per satu what to do list.  To do list dibuat detil, karena saya pelupa berat.  Kalau tidak ada list harian, wah! bisa bubar jalan.  

Aktivitas  harian tetap dijalankan biasa mulai dari bangun subuh, shalat, mandi pagi menggunakan Brightening Shower Scrub Scarlett, menyiapkan makan pagi, beres-beres rumah, lanjut antar jemput anak sekolah, menemani anak-anak belajar dan mengerjakan beberapa pekerjaan prioritas lainnya.

Bekerja jadi seorang freelance, kunci semangat itu dari mandi pagi, badan segar, rumah bersih dan sarapan.  Bahkan saya sering lebih nyaman menggunakan pakaian yang pantas tapi rileks agar membawa diri tetap disiplin dan membuat aktivitas harian bisa berjalan dengan baik.  Karena namanya bekerja freelance kesulitanya adalah mengelola diri sendiri, banyak menunda dan banyak permisifnya.  Jadi betul-betul harus buat time schedule sendiri, menciptakan hari-hari sesuai kemampuan dan patuh pada jadwal harian yang kita buat sendiri.    

Jadi setiap hari saya selalu mandi pagi agar badan segar, wangi dan menggunakan pakaian bersih.  Memulai hari dengan mandi, sarapan dan bebersih rumah dapat mengelola mood kita jadi enak dan siap untuk melakukan jadwal harian seperti orang-orang pekerja pada umumnya.  Kalau tidak patuh, maka semua akan berantakan.  

Dengan bertambah usia, tanggung jawab pun bertambah.  Semakin disadari saya harus mengelola waktu dengan efektif mungkin.  Karena tanggung jawab saya tidak pada diri sendiri saja, tentu tanggung jawab memelihara keluarga dan lingkungan terdekat.  


Dengan bertambahnya tanggung jawab, perlu disadari ada 3 unsur penting yang harus dipelihara, yaitu pikiran, hati dan tubuh.  Mengelola tiga unsur ini, kita akan merasakan rasa syukur pada setiap detil hidup diri pada hari ini, kemarin dan masa depan.  Setiap orang punya cara masing-masing untuk menyeimbangkan dirinya.  

Selama ini saya cukup merawat tubuh dengan sabun mandi dan menggunakan body lotion setelahnya.  Sekarang jadi lebih peduli untuk menambah perawatan dengan body scrub scarlett karena kondisi kulit kita pada usia 40 berbeda dari 20 tahun lalu.  Diakibatkan tingkat stress, beban yang bertambah dan metabolisme tubuh yang melambat.  

Awalnya mencium wanginya saja hati lebih enak, apalagi kalau digunakan.  Jadi saya pakai Body Scrub Scarlett sebanyak 2x seminggu, untuk membantu melancarkan peredaran aliran darah, mengangkat sel-sel kulit yang mati, menjaga kelembapan tubuh dan membuat tubuh lebih rileks untuk mengurangi tingkat stess pada diri.  

Hal ini bisa memberi efek baik, karena Shower Scrub Scarlett mengandung Glutathione, Vitamin E dan Collagen yang memberi banyak manfaat.  Sehingga tidak heran kandungan di dalam shower scrub ini membuat kulit lembab, warna kulit menjadi merata, memperlambat penuaan dan mencerahkan kulit tubuh karena sel-sel kulit mati terangkat, sehingga kulit jadi halus setelah eksfoliasi.   

Untuk Shower Scrub dan Body Lotion Scarlett saya pilih wangi Jolly, sementara Body Scrub Scarlett saya pilih wangi Coffee.  Saya penikmat kopi, setiap pagi dan sore saya seduh kopi agar semangat dan vibes-nya positif dalam mengerjakan apapun.  Jadi saya gunakan Body Scrub Coffee juga agar bisa dapat kenyamanan secara menyeluruh.  

Balik lagi, mengambil keputusan menjadi seorang freelance adalah keputusan yang harus diambil karena situasi.  Tanggung jawab utama saya adalah memelihara pertumbuhan anak-anak.  Agar hati dan pikiran diri tetap terpelihara, saya mengambil keputusan untuk mendalami bidang menulis.  Menulis buat saya sebuah bidang yang menarik, selain bisa terus belajar dari orang lain, kita bisa mengeluarkan opini terhadap situasi yang ada.  Ya, tentu akan dihadapkan pada pro kontra sikap pembaca.  

Meski tersendat-sendat, saya jalani secara perlahan, sambil terus meraba mental, kemampuan diri dan mendengarkan kesehatan tubuh sambil terus memupuk diri agar terus berkarya sesuai jalur yang kita kuasai. 

Buku Aksara-Aksara di Nusantara 
seri ensiklopedia. (Foto: Evi Sri Rezeki)

Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) lewat program Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (MIMDAN
) mengadakan acara menarik, mereka bincang-bincang tentang aksara-aksara di Nusantara. Perbincangan yang membawa ingatan kita kembali pada pelajaran sejarah masa sekolah. Saat itu rasanya ilmu pengetahuan di masa lalu menjadi kuno dan tidak relevan lagi dengan kebutuhan komunikasi tulisan zaman sekarang. Banyak ditemukan tulisan-tulisan zaman dulu menggunakan jenis sistem logosilabaris adalah aksara yang berupa simbol, seperti tulisan Mesir dan Cina. Lalu media penulisannya banyak ditemukan di gua, batu dan kulit.


Pengenalan ini menyadarkan kita bahwa penggunaan aksara dari zaman ke zaman melalui proses panjang peradaban ilmu pengetahuan bersamaan dengan situasi sosial, budaya dan perpolitikan. Dengan mengetahui sejarah, kita akan lebih menghargai bahwa apa yang terjadi hari ini melalui berbagai fase.

Malam Sabtu kemarin, saya ikut menyimak obrolan bergizi seputar aksara-aksara di Nusantara. Perbicangan ringan namun membuka jendela zaman ini ditayangkan secara live oleh akun IG @merajut_indonesia dan akun IG @writingtradition.id. Kang Ridwan Maulana sebagai narasumber dari Writing Tradition, telah meneliti aksara Nusantara selama 2 tahun ini. Awalnya Kang Ridwan melakukan ini untuk kepentingan pribadi, namun beriringan dengan itu, penelitian itu justru melahirkan buku dan website yang manfaatnya jauh lebih luas.

Evi Sri Rezeki dan Ridwan Maulana 
di Bincang Aksara-Aksara di Nusantara.


Ridwan menerangkan, ada cabang ilmu pengetahuan untuk mempelajari aksara, khususnya sistem tulisan pada masa lampau untuk penelitian sejarah, diantaranya:

1. Paleografi

2. Epigrafi

3. Filologi

Penelitian ini patut diapresiasi, karena membantu mendokumentasikan artefak budaya Nusantara yang bisa saja punah. Dengan tersebarnya pengetahuan mengenai aksara Nusantara, lambat laun masyarakat menyadari bahkan bisa menggunakan kembali warisan aksara dari leluhurnya.

Buku dan website dapat dikonsumsi oleh publik, dapat menjadi referensi yang bisa membuka pandangan kita berkaitan antara aksara dengan situasi bermasyarakat di Nusantara saat itu. Di era digital sekarang, aksara-aksara di Nusantara dapat diakses melalui aksaradinusantara.id.

 
Web file aksara di Nusantara. 2021


Di dalam situs ini, mereka menyediakan berbagai 12 font aksara-aksara di Nusantara yang bisa kita download. Diantaranya aksara Bali, Batak, Iban, Incung, Jangan-Jangan, Jawa, Kawi, Lampung, Lontara, Lota, Malesung, Mbojo, Minangkabau, Pallawa, Pagon/Jawi, Rejang, Sunda.

Sehingga kita dapat menggunakan aksara yang telah disediakan di perangkat digital untuk meluaskan manfaat. Seperti untuk menulis maupun diolah menjadi karya-karya dengan menggunakan aksara yang telah disediakan di perangkat digital. Seperti yang dilakukan oleh desainer grafis yang mengolah aksara-aksara tersebut jadi desain kaos.

Keseriusan Ridwan Maulana dalam mencari bentuk-bentuk aksara Nusantara membuahkan hasil. Buku seri ensiklopedia ini tentu dapat mencerahkan pandangan banyak komunitas masyarakat. Selama ini kita sering mendengar nilai-nilai budaya, sosial dan cerita daerah didapatkan secara lisan atau dari mulut ke mulut. Selama ini budaya menuliskan kembali situasi maupun kisah-kisah sulit didapatkan karena penggunaan aksara yang terbatas dikalangan atau kasta masyarakat tertentu.

Lalu kenapa aksara-aksara di Nusantara bukan aksara-aksara di Indonesia? Nah, Bahasa-bahasa di Nusantara ini termasuk ke dalam rumpun besar bahasa Austronesia yang cangkupannya membentang dari pulau Formosa (Taiwan) di utara, Madagaskar di barat, Selandia Baru di selatan, dan pulau Paskah di timur. Cangkupannya melingkupi wilayah-wilayah kepulauan termasuk Nusantara (kecuali Papua, hanya sebagian kecil sisi utaranya), Filipina, Semenanjung Malaya, dan kepulauan Pasifik.

Istilah Nusantara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kepulauan Indonesia, sedangkan dalam Kamus Dewan bahasa Melayu Malaysia, Nusantara berarti kepulauan Melayu. Sementara itu secara harfiah, istilah Nusantara ini dalam bahasa dan konteks asalnya, bahasa Kawi, adalah kepulauan lainnya (Zoetmulder dan Ronson, 1982, dalam Evers, 2016).

Jika dilihat dari situasi saat ini, maka Nusantara mencangkup semua wilayah Indonesia modern, Malaysia, Singapura, Brunei dan sedikit Filipina selatan.

Dalam kaitannya dengan buku yang disusun oleh Ridwan Maulana, aksara-aksara di Nusantara bermakna aksara-aksara yang berkembang, pernah atau sedang digunakan di kawasan Nusantara, yang wilayahnya adalah seluruh Indonesia ditambah dengan negeri-negeri Melayu diseputarannya.

Lalu, menyambung dengan bahasa, bahasa ini direpresentasikan melalui bentuk lisan, isyarat, dan tulisan. Maka terdapat dua istiah yang hadir merupakan representasi bahasa melalui tulisan, diantaranya aksara dan sistem tulisan.

Aksara adalah unit yang terkecil yang menjadi alat yang diatur melalui ortografi dan sistem tulisan. Menurut Cook et al. (2009), aksara atau script adalah implementasi bentuk fisik dari suatu sistem tulisan, misalnya sistem tulisan bahasa Melayu menggunakan aksara Latin dan aksara Jawi.

Sementara itu, sistem tulisan berkenaan dengan bagaimana cara masyarakat menerapkan pengetahuan kebahasaan kedalam bentuk simbol-simbol tulisan yang paralel secara fonologi dan fonetik dengan pengetahuan bahasa berbentuk lisan. Sistem tulisan adalah istilah untuk bagaimana simbol-simbol tulisan terhubung dengan bahasa dan mewakili unit-unit bahasa secara sistematis (Coulmas, 1999, dalam Cook et., 2009). Istilah ini juga berarti sebuah sistem dan aturan spesifik untuk menuliskan bahasa.



Evolusi aksara setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal, percampuran budaya hingga peperangan. Seperti di Nusantara, setiap daerah mempunyai aksara sendiri. Berdasarkan sumber buku Aksara-Aksara Nusantara terdapat 32 aksara yang terdata, berikut ini: Aksara Bali, Batak, Bilang-bilang, Bima (kuno dan baru), Balaangmongondow, Buda, Dunging, Gagarit, Gangga Malayu, Gayo, Gorontalo, Hangeul (cia-cia), Incoung, Jangan-jangan, Jawa, Jawi (Pegon dan Serang), Kanayatn, Kanung, Kawi, Lampung, Latin, Lontara, Lota Ende, Malesung, Minangkabau, Palembang, Pallawa, Pra-nagari (Siddhamatrka), Sunda (Baku, Bubun), Rikasara Cirebon, Satera Jontal, Surat Ulu.

Aksara-aksara yang berkembang di Nusantara ini turunan Pallawa. Tradisi tulis berakar dari India (termasuk aksara Pallawa) memiliki cabang besar dengan nenek moyang aksara Brahmi. Maka, aksara-aksara tradisional Nusantara merupakan aksara rumpun Brahmik bersama aksara-aksara bersistem abugida lainnya dikawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara. Aksara ini masuk ke Asia Tenggara seiring penyebaran agama Hindu-Buddha. Kemudian aksara ini menjadi induk cikal bakal tradisi literasi Asia Tenggara (Nusantara pada khususnya).

Aksara yang berakar dari Brahmi disebut juga aksara Brahmik/Indik (indie-India). Namun tidak semua tulisan di Nusantara berakar dari India, sehingga dibagi beberapa kategori, diantaranya:

1. Aksara Indik

Aksara keturunan Pallawa/Brahmi bersistem abugida, memiliki kkemiripan struktur atau struktur yang dapat diperbandingkan.

2. Aksara non-indik

Aksara yang tidak memiliki akar turunan aksara Pallawa/Brahmi ataupun ciri-cirinya.



Dari dua kategori ini dibagi menjadi 4 golongan:

1. Aksara asing: aksara yang diadopsi dari kebudayaan lain.

2. Aksara tradisisional: aksara yang berkembang dari tradisi Nusantara yang penggunaannya diwariskan.

3. Aksara buatan: aksara yang secara jelas diketahui penciptanya dan sejarahnya, dan diakui sebagai aksara tradisional (tidak termasuk aksara yang digunakan secara individual)

4. Aksara lainnya: tidak/belum diketahui asal usulnya secara jelas akasara yang diklaim sebagai aksara tradisional namun masih dalam perdebatan asal usul dan minim bukti temuan historis.

Oleh karena itu, dalam buku Aksara-Aksara di Nusantara ini menerangkan bahwa aksara di Nusantara mengalami perkembangan, pernah atau sedang digunakan di kawasan Nusantara. Wilayahnya adalah seluruh Indonesia ditambah negeri-negeri Melayu lainnya.
Saya dan kedua kakak saya, Teh Atik dan Teh Ida
berfoto di pintu masuk los-los basahan Pasar Baru Bandung (Oktober 2021)


Dulu tiap subuh saya ke sini (Pasar Baru Bandung) bantu Bapak dan Amih jual ayam. Dari masih sekolah dasar saat bangunan Pasar Baru masih peninggalan bangunan Belanda, lalu zaman kuliah pun ikut bantu Bapak saat pasar dipindahkan sementara ke jalan pasar baru belakang, terus mengalami kemerosostan jualan di bangunan baru. Allahumafirlahu warhamhu waafihi wa’fuanhu… Bapak, nuhun

Bapak saya pedagang ayam di Pasar Baru. Saya selalu suka kalau diajak Amih ke Pasar. Pergi ikut Amih selepas shalat subuh, lalu naik mobil bak dijemput Mang Giman. Mang Giman jemput Amih setelah mengirim ayam-ayam ke warung-warung nasi pelanggan Bapak. Sementara, Bapak berangkat dari rumah jam 22.00 WIB menuju gudang di Gang Abdur Rahim (Pasir Kaliki), dulu Bapak nyewa tempat ini dari Gudang PJKAI. Sekarang lokasi ini sudah jadi pintu masuk Paskal Square.

Sejak kecil, saya lebih suka diajak Amih ke pasar dari pada pergi ke sekolah. Pernah suatu subuh saya nangis karena Amih pergi diam-diam, lalu saya digendong kakak menyusul Amih. Saya pun pergi ikut Amih ke pasar.

Saya suka pasar, suka lihat lampu berwarna orange, suara mesin kelapa, orang-orang yang hilir mudik, tumpukan ayam, lihat Bapak yang bersemangat menyortir ayam. Bapak berbalut kaos swan, celana pangsi, dan kopyah rajut warna putih. “Pak, Haji!” Begitu panggilan pelanggan Bapak.

“Ima, entong motongan hayam! Maneh mah budak sakola, nyepeng spidol weh jeung bon!” (Ima, jangan memotong ayam, kamu anak sekolahan, pegang spido dan bon saja) Terus dia ketawa. Bapak tidak mau anak-anaknya meneruskan usaha bapaknya, dia pengen kami jadi anak sekolahan, jadi anak yang kerja kantoran. Berbaju rapi, wangi, sekolah di ITB.

Ya, begitu seterusnya, begitu saya beranjak dewasa pun, saat saya ingin dapat tambahan uang kuliah, jadi saya pergi ke pasar bantu Bapak. Tapi tetap saja, Bapak tidak pernah mengizinkan saya potong ayam, dia hanya mengizinkan menyortir ayam, memasukan ayam yang sudah dipotong ke dalam kresek, menyiram dan membersihkan los ayam, begitu seterusnya setiap hari.

Bapak dan Amih pasangan yang disiplin untuk urusan shalat, puasa dan bekerja. Hampir tidak pernah terlambat, selalu tepat waktu. Amih dan Bapak tidak pernah berlebihan memberi, itu yang saya rasakan. Baju sehari-hari sering dipakai tukeran, tidak pernah kami diajak makan ke restoran mewah di akhir pekan, atau diajak jalan-jalan ke tempat wisata. Dari SMP-SMA sekolah di daerah Panatayuda pulang pergi sendiri naik angkot dari Ledeng ke Panatayuda memakan waktu 30 menit menuju sekolah. Begitupun saat kuliah dan bekerja hingga sering pulang larut malam naik angkutan kota sendirian.

Saat kuliah, muka saya penuh jerawat, karena memang tidak punya skin care. Untuk minta ke Amih segan, karena kebutuhan Amih banyak memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Ya, kami 16 bersaudara. Saat saya lahir sudah punya keponakan dan ada keponakan yang seumuran. Tak hanya itu, beberapa kakak sedang membangun keluarga kecilnya, ada kakak yang remaja, bahkan sedang kuliah. Jadi kebutuhan Amih banyak juga. Kalau saya butuh sepatu atau skin care, saat itu tidak terlalu diperlukan/dipentingkan jadi tidak langsung dibelikan karena Amih baru saja bayar SPP, bayar semesteran, pajak, pungutan ini itu, bahkan kebutuhan lain yang lebih besar.

Kembali tentang Bapak dan Amih, mereka pasangan solid. Bapak yang tidak pernah absen berdagang, bisa jadi hanya libur saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha saja. Selebihnya tetap buka. Bapak tidak mau tahu uang itu digunakan untuk apa saja. Semua yang urus Amih. Kebetulan saja, Amih pinter membagi pendapatan untuk berbagai kebutuhan yang super duper banyak.

Pernah Bapak bilang begini sama Amih,”Mih, mun meunang menta, Bapak mah mendingan maot tiheula, soalna Bapak mah teu bisa ngurus budak.” (Mih, kalau boleh meminta, Bapak lebih baik meninggal lebih dulu karena tidak bisa mengurus anak) Begitu yang sering saya dengar kalau mereka sedang berbincang. Ya, Bapak bekerja ke gudang jam 22.00 WIB untuk melakukan proses penyembelihan ayam. Dia khawatir ayamnya tidak halal karena proses penyembelihan ini menjadi tangggung jawabnya. Lalu mulai membuka los di Pasar Baru untuk langganan harian.

Bapak saya, Mochammad Mas'ad.
Foto diambil saat ibadah haji tahun 1982.

Buat Bapak, bekerja adalah ibadah, mungkin itu sebabnya Bapak bertumbuh menjadi pekerja yang konsisten, disiplin dan punya militansi tinggi. Beliau hanya tahu bekerja, selebihnya Amih yang mengurus. Jangan tanya Bapak tentang ayah parenting, saya tidak pernah tahu cerita detil atau pembelajaran etika dan sebagainya dari Bapak. Saya tidak pernah mendapat pelajaran itu, tapi saya belajar dari kegiatannya sehari-hari dari bangun tidur hingga tidur lagi.

Selain itu saya diajarkan oleh Amih dan kakak-kakak bagaimana merawat Bapak. Mulai gosok WC, menyiapkan makan, menyiapkan air panas, mengantar Bapak ke depan rumah, menyiapkan kebutuhan buat ke pasar, melap meja dan menyapu bekas makannya. Meskipun begitu, tetap saja saya tidak mendapatkan apresiasi, biasa saja. Sehingga saya tumbuh menjadi manusia yang biasa tidak mendapat apresasi dan aneh sendiri ketika mendapat apresiasi.

Bertahun kemudian, saya diminta Amih untuk berhenti kerja di Tobucil (toko buku berbasis komunitas yang saat itu di Imam Bonjol). Amih terlalu khawatir saya bekerja di Tobucill dan tetap berproses teater yang membuat saya sering pulang larut malam. Jadi Amih menyuruh saya keluar dari Tobucil dan berhenti main teater, saya boleh tetap bekerja dan main teater asal mau menikah. Kalau tidak mau menikah dengan yang dijodohkan, saya harus berhenti dari segala kegiatan lalu jual ayam. Saya ambil opsi kedua, yaitu, jual ayam di Sersan Surip.

Terus terang saja, awalnya saya kesulitan. Karena Bapak tidak pernah mengajarkan dan mengizinkan saya memotong ayam. Dia hanya membolehkan saya pegang spidol, bon dan memasukan ayam yang sudah dipotong ke dalam plastik. Berbekal kekuatan visual dan bertahun tahun melihat para pekerja Bapak yang memotong Ayam, saya nekat! Ternyata, saya bisa memotong ayam, dibelah dua, dibagi empat, dibagi delapan, dibagi sepuluh, hingga dibagi 12. Saya belajar banyak dari konsekwensi saya memilih jual ayam daripada harus dijodohkan.


Saya tidak tahu, apakah Bapak setuju atau tidak. Tapi dia pernah melihat saya sesaat di seberang jalan, lalu segera pergi lagi. Kami memang tidak pernah ngobrol. Bapak tipe pendiam, kesulitan berbahasa. Sejak kecil saya selalu ingin dekat dengan Bapak. Selalu berangan-angan bisa dekat dengan Bapak seperti dr.Huxtable yang ada di serial keluarga Huxtable di RCTI, tokoh bapak yang suka becanda, dekat dengan anak-anaknya, fleksible.

Upaya saya ingin dekat dengan bapak dengan membacakan Koran tiap pagi, bawakan makan, minum, air panas, membersihkan bekas makannya, menyiapkan isi kaneron untuk bekal ke pasar (kaos, baju koko, sarung, pangsi, bon dan spidol), setiap hari. Tapi tidak pernah terjadi dialog, apakabar? Bagaimana sekolah? Apa kamu bahagia? Tidak. Kadang kami duduk satu meja, lalu makan jeruk bersama-sama dalam diam. Pernah suatu hari Bapak bilang begini,”Geus atuh imah teh tong disapuan wae, ke ge kotor deui.” (Sudah dong, jangan menyapu saja, nanti juga kotor lagi) Saya cuma tersenyum sambil meneruskan beres-beres.

Buat Bapak, bekerja adalah ibadah. Ibadah disini ibarat menangkap matahari sebagai salah satu energi hidup bumi. Ya, Bapak tidak sempurna seperti bapak-bapak yang lain. Tapi proses hidupnya sepenuhnya diberikan untuk mendatkan energi hidup, kebahagiaan hidup anak-anaknya agar mendapatkan pendidikan yang layak, tempat tinggal, mengenal Tuhannya-Allah dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Beliau mampu menumbuhkan anak-anaknya dalam setiap tarikan nafas doanya, dalam diamnya, bertahan dalam pekerjaannya, menyatu bersama segala luka batinnya.

Nuhun Bapak, selamat hari Bapak, semoga energi bekerja dan ibadahnya terus mengalir menjadi amal yang tidak pernah putus.  Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu...


Selamat datang diriku sendiri, ya, selamat datang kembali di panggung pertunjukan teater.  Buat saya ini kejutan sekali.  Karena, rasanya seperti mimpi mendapat kepercayaan menjadi pemain dalam garapan teater.  Bisa jadi proses ini jadi semacam semesta mendukung.  Semula dari "kesadaran" yang dibangunkan oleh sahabat-sahabat saya tentang pertunjukan yang pernah kami garap, banyak tidak ada dokumentasi dan euforia masa lalu lainnya. 


Sebelumnya, bulan Oktober semacam momen mengingatkan saya pada kejadian saat kami tinggal di rumah Teh Embay karena masalah kesehatan suami.  Tidak hanya masalah fisik, namun situasi rumah kami yang mempengaruhi kondisi psikis.  Tentang bulan Oktober tahun 2014, Holis menemukan kegiatan inktober yang menstimulasi semangat berkarya lagi di tengah tubuh yang sedang layu. 


Tahun ini, 2021, artinya 7 tahun lalu, aktivitas mengikuti Inktober dilakukan lagi.  Lebih menyenangkan karena situasi yang lebih baik dibanding 7 tahun lalu.  7 tahun lalu memikirkan Holis segera sembuh dan kembali beraktivitas, sementara tahun ini bagaimana aktivitas ini bisa berjalan lancar.  Holis dengan kegiatan mengajar gambar dan mengelola kegiatan kumpulan pelukis.  Sementara saya  bergulat di dunia blogger yang up and down, mengarsipkan kegiatan dalam tulisan dan ikut berproses menggarap teater yang disutradarai Kang Irwan Guntari.  Kemanapun kami melangkah, berkesenian selalu kembali.


Kejutan?  Banget.  Buat saya kehormatan bisa diajak lagi oleh Kang Irwan lagi untuk main dalam garapan teater lagi.  Artinya, beliau masih percaya pada kemampuan seni peran yang bertahun lalu saya jalani.  Bertahun lalu pun, saya pernah terlibat dalam garapan Mogok Asmara (saduran naskah Lysistrata karya Moliere).  Disana saya berperan sebagai Lysistrata atau dialih nama lokal menjadi Lisma.


Garapan kali ini mengangkat tokoh perempuan Sunda yang berjasa dibidang pendidikan, yaitu Dewi Sartika.  Naskah pertunjukan kisah perjalanan Dewi Sartika ini dibuat oleh Rosyid E Abby, seorang wartawan dan pengelola rubrik budaya di harian Pikiran Rakyat.  Naskah yang menarik ini membuat saya mau terlibat, lebih dari itu teman main saya melibatkan aktor tangguh di Bandung diantaranya Irwan Jamal, Teh Winny Soemantri, Dedi Warsana, Heksa Ramdhono dan Atalarik Syah.  Kami berenam mendapat kehormatan main teater bersama aktris kawakan yaitu Teh Paramitha Rusadi.



Situasi pandemic masih naik turun, meski begitu, buat saya sendiri, rasanya baru garapan kali ini saya lebih lepas dan tenang dalam menjalaninya.  Mungkin karena Holis-suami saya- mendukung dan memberi kepercayaan penuh saya terlibat dalam proses garapan teater.  Sementara dulu saya kesulitan mendapat izin Amih sehingga harus sembunyi-sembunyi untuk melakukan latihan hingga pertunjukan.  Ya, dulu Holis teman karib termasuk cuku psering berkarya bareng dalam menggarap berbagai pertunjukan.  Dia tahu bagaimana saat saya di atas panggung, proses “kerja” dan komitmen saat menggarap pertunjukan. 


Proses panjang dan penuh kehati-hatian dalam menjalani latihan menjadi bumbu ditengah pandemi.  Namun saya belajar banyak dari sutradara, semua aktor, tim produksi seperti Teh Ade, Vanya dan Oko mengenai tingkat respek dan proses interaksi satu sama lain.  Sehingga saya merasa chemistry berada dalam tim Dewi Sartika ini lebih enak.


Tulisan ini saya buat sebagai catatan sederhana yang mengingatkan bahwa saya pernah melalui tahap beberapa kali pertemuan latihan lalu berhenti karena ada pembatasan interaksi (PPKM) oleh pemerintah, lalu setiap pemain mendapat makanan sehat, vitamin, masker hingga pada fase syuting karena izin pentas di gedung pertunjukan masih belum dibuka.


Pernah kami latihan di gedung pertunjukan, pintu masuk gedung dijaga oleh polisi, seluruh tim yang masuk pertunjukan harus isi data dan tes suhu badan.  Begitupun ketika syuting, setiap pemain harus melalui tahap swab dan mengisi data.  Akhirnya proses syuting berjalan cukup lancar, selama dua hari kami tidak bisa kemana-mana kecuali di gedung dan tempat peristirahatan. 


Dalam Dewi Sartika ini saya lebih banyak interaksi dengan Dewi Sartika yang dimainkan oleh Paramitha Rusadi.  Berdekatan dan berinteraksi dengan Teh Mitha ini seperti mengalir begitu saja, mungkin karena Teh Mitha begitu familiar di layar kaca dan beliau pun rendah hati dan menyenangkan.  Jadi saya sendiri tidak merasa insecure dan nyaman jadi diri sendiri.  Saya menjadi tokoh apa?  Tunggu tanggal mainnya, ya. 

 

 

 


Satu rumah dengan Amih (panggilan untuk Ibu) dengan usia sepuh (87 tahun), tidak hanya berusaha memahami karakter emosinya tapi harus menyiapkan berbagai kebutuhan kesehatan P3K. Seperti vitamin D3 1000 untuk memelihara daya tahan tubuhnya, obat paracetamol jika terkena panas/pusing/flu, juga ctm bila mulai gatal-gatal, penghangat badan dan salep.

Situasi hampir dua tahun membuat setiap orang harus saling memproteksi berbagai kemungkinan penularan virus. Tak hanya vitamin D3 1000, diatas rak disiapkan 1 pax masker dan handsanitizer. Meski sudah disiapkan tetap saja harus terus diingatkan untuk menggunakan masker jika ada saudara maupun tetangga datang menjenguk. 

Meski tidak mudah, tetap saja harus terus disiapkan saat waktunya mengonsumsi vitamin dan memakai masker. Mengingat situasi pandemi beberapa bulan kebelakang belum juga membaik, mau tidak mau kita harus terus berusaha terbaik mengubah gaya hidup sesuai anjuran para ahli kesehatan.

Pandemi yang menyerang bagian pernafasan ini menyadarkan hampir semua orang, bahwa memelihara imun menjadi kunci menangkal penularan. Biasanya menu makan yang mengandung vitamin sering terabaikan karena merasa cukup “jajan” makanan enak yang semakin beragam. Kenyang di dalam perut, namun kebanyakan nutrisi dalam makanan tidak memenuhi kebutuhan tubuh. Sehingga tak jarang pasien yang mendapat cap gizi buruk yang menyebabkan imum tidak bagus padahal proporsi tubuh proporsional.

Sebetulnya alam ini memenuhi kebutuhan vitamin manusia secara gratis. Zat paling akrab yaitu paparan sinar matahari. Sinar matahari ini dapat bereaksi bersama hormon tubuh penghasil kolesterol yang menghasilkan vitamin D3 yang bermanfaat untuk tubuh. Sama halnya dengan nutrisi makanan yang kurang terperhatikan, sinar matahari pun seringkali dianggap sekadar penanda siang hari.

Namun pandemi kali ini, menyadarkan kita secara penuh bahwa sinar matahari menjadi sumber kekuatan penting dan memperbaiki partikel dalam tubuh. Tidak hanya menghangatkan bumi dan membuat tanaman menjadi subur, sinar matahari memberi peran kehidupan pada setiap unsur tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.



Kalau dipelajari ternyata manfaat vitamin D3 bagi manusia ini banyak sekali, diantaranya:

1. Menjaga kesehatan otot dan tulang

2. Membantu tubuh melawan infeksi pernafasan akut dan pneumonia

3. Meningkatkan kesehatan mental, mengatur suasana hati dan manangkal depresi

4. Menjaga kesehatan jantung

5. Membantu menurunkan berat badan

Poin-poin tersebut memberi gambaran dan membuka mata kita bahwa vitamin D3 memelihara kesehatan tubuh dan mental manusia secara holistik. Unsur yang ada dalam tubuh saling memberi reaksi menyalurkan vitamin yang membuat daya tahan tubuh manusia lebih baik dan kuat.

Lalu selain sinar matahari, ada juga jenis makanan yang mengandung vitamin D yang bisa memelihara tubuh dari dalam, diataranya:

1. Ikan laut: salmon, tuna, dan tongkol.

2. Ikan haring

3. Minyak hati ikan kod

4. Susu dan olahannya, seperti: keju, yoghurt.

5. Kuning telur

Semakin hari kondisi tanah, udara dan air mengalami pencemaran lingkungan dari asap, sampah yang tidak terurai, limbah pabrik dan limbah rumah tangga yang bercampur dengan air sungai dan laut. Untuk mengurangi resiko konsumsi makanan yang tercemar, sebaiknya diimbangi dengan mengonsumsi suplemen vitamin. Pilihan vitamin juga banyak tersedia di toko online vitamin. Jadi kita bisa memilih vitamin sesuai keluhan tubuh/jiwa dan usia kita.


Store resmi Siliwangi Bolu Kukus.



Silih Asah, Asih, Asuh, begitu tagline yang terpampang pada dinding utama menyambut pengunjung yang masuk ke dalam store Siliwangi Bolu Kukus (SBK). Bolu kukus yang dikenal dengan menghadirkan berbagai rasa lokal ini melakukan launching store resmi ke-8 di Padasuka Cimahi pada tanggal 17 Juli 2021, kemudian re-opening tanggal 10-11 Agustus 2021. Pada hari yang sama, SBK melakukan launching store resmi ke-9 berlokasi di Jalan Raya Bogor-Cimandala Kabupaten Bogor.









Untuk penikmat Siliwangi Bolu Kukus bisa mendapat kesempatan PROMO BELI 2 dapat 3 di store resmi Cimahi dan Raya Bogor. Agar tidak terjadi penumpukan pengunjung, mereka membagi waktu kedatangan 50 pengunjung dari jam 09.00-13.00 WIB lalu dilanjut sore harinya dari pukul 15.00-19.00 WIB untuk 50 pengunjung store.

Pembatasan pengunjung ini dilakukan untuk mengurangi resiko penularan c-19. Selain itu, lokasi store resmi memberlakukan protokol kesehatan dengan menyediakan cek suhu tubuh, handsanitizer dan wajib menggunakan masker.

Upaya ini patut diapresiasi dengan baik, karena langkahnya bagus untuk menjaga terjadinya kemungkinan penularan baik pengunjung maupun pegawai. Pegawai tetap merasa aman dan optimal melayani pengunjung dengan baik. Begitupun pengunjung dapat memilih bolu dan panganan lainnya untuk dikonsumsi sendiri maupun berkirim pada orang-orang yang disayanginya.










Ditengah pandemic seperti ini, segala keterbatasan rupanya menjadi semangat dan memberi ruang kreativitas sendiri bagi SBK. Bayangkan saat ini banyak usaha yang mengibarkan bendera putih, namun SBK tetap bertahan bahkan menghadirkan store resmi di dua lokasi. Sehingga saat ini, produk SBK sudah bisa didapatkan di beberapa lokasi, diantaranya Jambi, Bengkulu, Padang, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Palembang dan Lampung.

Bolu kukus selalu mengingatkan saya pada makanan favorit Amih. Beliau hobi membuat bolu kukus, kalau sedang membuat bolu kukus beliau suka bercerita masa mudanya yang sering mendapat pesanan dari kawan kerabatnya. Usaha itu berhenti karena ikut berdagang ayam bersama Bapak. Namun setiap hari spesial seperti hari raya, beliau kerap menyempatkan membuat bolu kukus.

Sekarang ini Amih sudah semakin sepuh, jadi kalau ingin menikmati bolu kukus selalu terlintas Siliwangi Bolu Kukus. Bolu yang mengingatkan saya pada kehangatan rumah, selain itu bolu kukus buatan Siliwangi ini memberi keunikan tersendiri karena menghadirkan berbagai variasi rasa. Meskipun bolu merupakan makanan peninggalan Belanda, melalui kreatifitas peracik Siliwangi Bolu Kukus kita dapat memilih berbagai rasa lokal khas tanah Pasundan dalam setiap tekstur empuk dan tebal potongan bolu kukusnya.

Selain itu, variasi rasa yang disediakan dan packaging SBK yang rapi dan apik, SBK bisa jadi pilihan berkirim makanan buat kawan dan saudara sebagai bentuk menuntaskan rindu. Tentu kerinduan ini langsung dulu. Betapa berharganya nilai sebuah pertemuan atau interaksi secara langsung.

Sebagai referensi, Siliwangi Bolu Kukus terdapat 16 pilihan rasa. Lalu terus berinovasi hingga sekarang terdapat 20 variasi yang dapat memanjakan kenikmatan rasa. Bahkan saat opening store di Cimahi dan Raya Bogor, menghadirkan Siliwangi Bolu Kukus rasa durian montong. Tentu buat penikmat durian menjadi kejutan yang menarik dan menstimulasi ruang bahagia. Seperti bolu yang sebelumnya, rasa yang dihadirkan begitu menyatu dan lengkap pada setiap kunyahannya. Saya rasa, bolu dengan rasa durian montong akan menjadi salah satu best seller juga.

Makanan khas Pasundan mempunyai cita rasa yang unik. Sehingga membuat orang-orang ketagihan untuk kembali dan mendapatkan kenangannya dengan cara menikmati makanan lokal. Melalui Siliwangi Bolu Kukus, kita dapat menyajikan kembali kenangan itu dalam bentuk bolu dengan berbagai rasa yang diracik secara pas.

Saat ini Siliwangi Bolu Kukus mempunyai pilihan rasa untuk memelihara khazanah makanan lokal. Diantaranya peuyeum Bandung, red velvet, pisang kapok, pandan wangi, martabak, kopi Bogor, Kacang Ijo, Talas Bogor, Kurma Ajwa, Talas Aren, Madu Odeng, Alpukat Mentega, Brownies Cokelat, Stroberi Ciwidey, Ketan Kelapa, Talas Oren, Mangga, Susu, Ubi, Jeruk hingga yang terbaru yaitu durian montong membawa kegembiraan dan kehangatan tersendiri.




Rasa lokal yang diolah dalam bentuk bolu sebuah keberanian yang ditawarkan bagi masyarakan luas. Namun ternyata dengan berbagai variasi rasa yang dihadirkan oleh SBK memunculkan banyak pelanggan yang memiliki “adventure” rasa, mereka yang berani mencoba berbagai panganan inovatif dalam bentuk dan rasa. Tak hanya itu, kita menjadi bagian yang bisa memelihara rasa dan panganan hasil bumi di tanah Pasundan.

Sejak pandemi, prokes (protokol kesehatan) menjadi proses yang wajib dilakukan.  Selama ini kita selalu abai dan kurang memperhatikan kebersihan tangan dan kebersihan lainnya.  Lihat saja lingkungan masyarakat kita yang masih seenaknya membuang sampah, kurang memperhatikan pola hidup sehat, makan sembarangan lalu merasa pola hidup selama ini dianggap baik-baik saja.

Sampai akhirnya kita "ditegur" dengan cara yang sangat ekstrim: pandemi covid 19 yang penularannya sangat mudah.  Ternyata untuk mencegahnya dengan cara menjaga prokes yang selama ini sering dikampanyekan, yaitu: cuci tangan pakai sabun.  Oh, well!  

Cuci tangan pakai sabun udah mesti deh tidak ada tawar-tawar lagi kalau kamu tidak mau tertular oleh mahluk super duper kecil yang lincah ini.  Mahluk kecil yang memporak porandakan sistem hidup sosial manusia.  Sistem hidup paling dasar: bertemu, berbicang, berpelukan, berpegangan, bersalaman, bersentuhan, berkumpul.  

Tentu proses sosial ini tidak hanya menghentikan aktifitas silaturahmi secara tatap muka tapi berbagai aktifitas yang berkaitan dengan kesehatan, kegiatan keagamaan, kegiatan pendidikan, kegiatan kesehatan, kegiatan perdagangan dan banyak lagi.

Meski begitu, saya tetap baik-baik saja lalu membangun perasaan dengan menjaga prokes adalah aktifitas baik dan barsahabat.  Semua ini mudah kok, seperti:

1.  Keluar rumah dengan memakai masker, membawa sabun cair, dan hand sanitizer.
2.  Begitu sampai di rumah, menggantung masker di tempatnya sesuai nama pemiliknya.
3.  Membeli masker kain dan masker medis.
4. Membuat gantungan khusus masker yang sudah dipakai agar tidak disimpan dimana saja.
5. Membuat tempat cuci tangan dari galon dan menyediakan sabun tangan.
6. Menyediakan sabun tangan di tempat cuci piring.
7. Segera melepas dan mencuci baju bekas pakai dari luar.  Bila tempat yang didatangi beresiko tinggi penularan.  Seperti: rumah sakit, pasar dan tempat latihan.
8. Setiap hari mengepel lantai rumah menggunakan cairan yang mengandung disinfektan.
9. Setiap barang yang dibeli, bungkusnya segera dipisahkan ke dalam tempat sampah.
10. Mencuci tangan dengan sabun setiap habis memegang barang yang beresiko tinggi penularan.  
11. Tamu dipersiapkan kursi di teras rumah.
12. Buat tamu yang tetap masuk rumah, disiapkan hand sanitizer dan masker sekali pakai.  Karena ada saja tamu yang tidak percaya virus covid lalu biasa saja peluk dan salam sama Amih.  
13. Menemani (baca: menjaga) Amih (89 tahun) ketika ada tamu yang langsung masuk dan bersikap seenaknya.  Biasanya saya rapikan masker Amih lalu berusaha bersikap biasa.  Ketika tamu pulang, segera tangannya saya beri hand sanitizer.
14. Anak-anak tetap bermain dan belajar di rumah/halaman rumah.
15. Jika harus keluar dan jajan, harus pakai masker walaupun teman-temannya abai prokes.  
16. Bungkus jajan harus dicuci terlebih dahulu atau segera dipindahkan isinya ke tempat yang lain lalu bungkusnya dibuang ke tempat sampah.
17. Tangan dan kaki sesampai di rumah harus dicuci pakai sabun.
18. Menjemur jaket atau baju yang kiranya tidak terlalu berinterakasi dengan lokasi yang beresiko.
19. Memperhitungan frekuensi keluar rumah dengan prinsip "kalau harus keluar mesti sekalian sambil melakukan yang penting" dan kalau tidak penting, cari solusi lain.
19. Segitu saja lalu jalani dengan baik-baik saja.


Sebetulnya prokes ini mengubah pola hidup baik yang bisa memelihara kesehatan kita.  Kalau virus ini dapat teratasi, saya fikir pola hidup ini bagus juga terus dijalani, terutama masalah cuci tangan dan kaki, mencuci barang-barang dari luar, menjemur jaket.  Ini sebagai bentuk keramahan pada diri sendiri.  

Lalu, apakah kita bisa betul-betul berhenti, rebahan, duduk-duduk santai selama di rumah saja?  Tentu tidak, setidaknya kita tetap harus menunggu tukang sayur lewat dan pergi ke ATM untuk melakukan bayar listrik dan beli roti untuk teman ngopi.  

Demi menikmati hidup ditengah pandemi, ya saya nikmati saja.  Meski sudah biasa di rumah saja, tentu beradaptasi menjadi merasa biasa berproses juga.  Ya, berproses mengendalikan rasa takut, rasa khawatir, rasa lebih hati-hati dalam melakukan aktifitas yang mengharuskan keluar rumah dan menyentuh beberapa barang yang berada di ruang publik, seperti di mini market, supermarket, apotek, ATM, duduk dan bayar ongkos angkot, mendapatkan paket dari ekpedisi.  

Saya pribadi betul-betul mengolah situasi ini menjadi "baik-baik saja" dengan beradaptasi dari situasi yang "tidak baik-baik saja".  Artinya prokes ini sebagai fase yang bersahabat dan sebagai bentuk berdamai dengan keadaan.  

Jadi berbagai situasi di rumah dinikmati saja, menyaring berbagai informasi dengan melakukan apa yang paling saya bisa.  Membuka mata lebar-lebar, mengingat-ingat kembali apa yang bisa dilakukan, sentuh lagi hati apa yang ingin dipelajari, diolah, tapi selama ini dilupakan atau bahkan ditumpuk oleh rasa malas.