Ternyata sudah 16 tahun kami menikah, kadang sampai sekarang saya masih belum menyangka kalau kami bisa menikah.  Karena kami tadinya berteman, teman proses dalam teater kampus.  Kadang saya jadi aktor dia jadi pimpinan produksi, saya jadi pimpinan produksi dia jadi asisten sutradara, saya jadi aktor dia jadi pemusik, saya jadi aktor dia jadi sutradara, saya jadi aktor dia bagian artistik, saya bagian make up dia sutradara, begitu seterusnya.  Situasi seperti ini yang membuat kami terus terhubung. 


Hingga 8 tahun kami berteman, dia menyatakan sikap dengan mengajak menikah.  Kejutan.  Tentu saja karena hubungan kami tidak lebih dari teman, ya, teman baik.  Jangankan teman-teman kami, kami pun sampai sekarang sering tidak percaya kalau kami pasangan suami istri.   


Dalam hubungan suami istri, kami sangat luwes.  Seperti mimpi saya, saya ingin memiliki hubungan yang setara.  Salah satu alasan saya menerima Holis, ketika dia mengatakan bahwa dia membutuhkan partner hidup.  PARTNER.  Setiap hurufnya sengaja saya tebalin dan besar semua.  Kata ini yang saya cari dari lelaki yang berniat meminang saya menjadi istrinya.


Mungkin karena kepercayaan diri Holis cukup tinggi dan dia percaya pada saya, banyak situasi yang membuat saya justru lebih leluasa paska menikah.  Saya lebih mudah dapat izin bekerja, ikut kelas-kelas pelatihan/workshop, bertemu dengan teman-teman, tetap berkarya, bahkan melakukan kegiatan yang bisa mengasah hal-hal baru tanpa merasa bersalah karena dipercaya.


Banyak terjadi, perempuan yang sudah menikah biasanya memiliki ruang yang terbatas untuk berkreasi setelah menikah.  Kondisi saya setelah menikah justru sebaliknya.  Sebelum menikah, saya sulit punya sikap, sulit memberi pendapat dan sulit mendapat izin.  Justru setelah menikah banyak kesempatan, mendapat kepercayaan, apapun bisa disampaikan dengan cara-cara yang baik tentu saja dan bebas bersikap dengan nyaman.  


Mungkin karena Holis percaya, saya pun jadi lebih percaya diri dalam melakukan banyak hal. Tepatnya, Holis memiliki peran banyak menumbuhkan rasa percaya diri dan mengapresiasi pada apapun yang saya lakukan.  Dia selalu menganggap apapun yang saya lakukan itu keren dan bagus.  Tidak mudah buat saya mendapat apresiasi seperti ini yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri seperti ini.  Karena selama ini saya kurang mendapat apresiasi dan dukungan dari lingkungan terdekat.


Banyak situasi terjadi yang harus dihadapi dalam proses rumah tangga. Mulai dari masalah keuangan, masalah keluarga besar, masalah anak, masalah kesehatan dan pekerjaan yang disikapi berdua.  Semua dimulai dari keterbukaan dalam berkomunikasi lalu langkah ini membentuk sikap berdua.


Masalah terberat pun pernah dilewati, kadang suka merasa ngeri sendiri kalau ingat situasi ke belakang.  Dari tidak mengerti hingga belajar banyak dari masalah itu sendiri.  Tidak mudah menjalaninya. Tapi efeknya sekarang lebih banyak bersyukur atas apapun.  Tidak tergesa dalam bersikap, mengambil keputusan dan menyadari penuh bahwa jiwa/ruh ini ada pemiliknya, bahwa ketika kita berserah penuh, maka Pemilik Hidup akan memberi jalan terbaikNya untuk kita.


Terima kasih 16 tahun, saya belajar banyak hal tentang penerimaan dan memaafkan.

 


Hampir setiap pagi saya antar anak ke sekolah dengan jalan kaki.  Meskipun bisa naik angkutan umum dan ojek online, saya lebih memilih jalan kaki untuk melatih otot dan melancarkan peredaran darah.  Memang sekolahnya tidak terlalu jauh, tapi suasana pagi cukup untuk mendapatkan sinar matahari pagi, bisa melatih tubuh tetap aktif, selain itu mata juga mendapat stimulasi suasana pagi. 


Satu sisi tubuh lebih segar karena mendapat udara dan sinar matahari pagi.  Namun polusi pagi dari kendaraan bermotor cukup banyak juga karena masyarakat banyak beraktifitas di waktu tersebut.  Sehingga pada waktu yang bersamaan, tubuh mendapat keduanya: udara dari pohon, vitamin D dari matahari dan polusi. 


Karena cukup rutin dilakukan, ternyata bagian kulit tubuh yang tidak tertutup baju terlihat lebih gelap dari bagian tubuh yang lain.  Awalnya  biasa saja, lama-lama semakin kentara. Reaksi tubuh sekarang terhadap radikal bebas maupun efek sinar matahari ternyata cukup cepat, ya.  Apalagi buat kulit saya yang cenderung sensitif. 


Bisa jadi karena regenerasi kulit saya tidak sebaik saat usia muda, sehingga kulit pun mudah menjadi kering maupun berubah warna.  Kalau dibiarkan bisa membuat kulit iritasi.  Yah, bisa jadi reaksi ini dipengaruhi oleh fungsi tubuh yang mulai melemah karena usia, sehingga mudah rusak ketika terpapar radikal bebas. 


Untuk mengantisipasi efek dari radikal bebas dan meregenerasi kulit, sebaiknya kita memberi perhatian lebih.   Cukup menyisihkan sedikit waktu  untuk menjalankan beberapa tahap body care, kita bisa banget melakukan hal ini di rumah disela kesibukan kita.  Saya rasa cukup lakukan beberapa tahap perawatan Body Care secara rutin.  Perawatan ini penting agar kulit tubuh tetap terjaga, cerah, segar.  Kalau kulit tubuh kita terawat, bisa membuat kita semangat menjalani sehari-hari.


Body care atau merawat diri itu sebetulnya cukup mudah dan praktis.  Apalagi buat kita yang aktif terpapar sinar matahari, sebaiknya rawat diri dengan menggunakan rangkaian Body Care seperti produk kecantikan yang dikeluarkan oleh Scarlett. 


Buat Ibu seperti saya yang banyak sekali aktifitas yang dilakukan, merawat rumah, merawat anak dan merawat suami.  Seringkali banyak alasan waktu yang terbatas dan merasa tanggung saat harus merawat diri.  Padahal kita bisa lho menyisihkan waktu sebentar untuk merawat diri.  Minimal, lakukan segera setelah mandi.


Berikut tahapan yang bisa dilakukan para Ibu yang punya sedikit waktu untuk melakukan body care, diantaranya:

  • Selain mandi pagi dan sore, sebaiknya segera aplikasikan Scarlett Body Serum.  Scarlett Body Serum ini kini menjadi pilihan penting buat para Ibu yang makin bertambah usia yang kerap medapat paparan radikal bebas.  Baik dari polusi udara, tekanan masalah dan tingkat stress yang disebabkan banyak tanggung jawab diembannya. 
  • Kemudian, karena Scarlett Body Serum lembut dan mudah meresap, sehingga kita bisa segera mengaplikasikan Fragrance Body Cream ke seuruh tubuh untuk menjaga kelembapan kulit.

Cukup mengggunakan serum dan body lotion Scarlett setelah kita mandi, bisa mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya:

  • Bisa membuat 3x lebih mencerahkan kulit karena mengandung Glutathione yang berfungsi meregenerasi setelah menangkal radikal bebas (anti oxidant).
  • Lalu dapat meratakan warna kulit dan menyamarkan hyperpigmentasi karena mengandung Niacinamide dan Glycolid Acid.

3.       Sehingga secara alami, kulit akan terawat keremajaan dan kekencangan kulit.

Scarlett Body Serum ini banyak membantu merawat regenerasi kulit.  Apalagi buat kita yang semakin hari semakin bertambah usia.  Fungsi tubuh juga secara alami semakin menurun.  Oleh karena itu tidak apa-apa kok menaruh perhatian lebih pada kecantikan kulit, kesehatan tubuh, pola makan, memperbaiki gaya hidup sebagai bentuk rasa syukur kita.    

 
Scarlett Fragrance Body Cream Lotion
Foto: Ima

Persiapan jalan kaki hari Minggu ini simple saja.  Karena cuaca belakangan ini cukup terik, jadi saya oleskan Scarlett Fragrance Body Cream Lotion ke seluruh tubuh terutama bagian badan yang tidak tertutup baju untuk menjaga kelembapan kulilt.  Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, kulit saya cukup sensitif terutama kalau terpapar cuaca panas.  Lalu biar enak jalannya, saya pakai celana trekking quick dry biar terasa ringan, kaos putih, kerudung yang menyerap keringat, topi, tas simple isi dompet, sebotol air minum, sabun tangan dan Scarlett Fragrance Body Cream.


Beberapa hari sebelumnya saya diajak keponakan jalan kaki menyusur pedestrian Kota Bandung.  Iyap, saya punya keponakan yang usianya sepantaran, lebih cocok jadi sepupu sebenarnya. Tapi buat saya seru-seru aja, mereka udah seperti sahabat.  Mereka membuat grup Hiking Boxwa.  Hampir tiap Minggu pagi mereka melakukan jalan kaki menyusur perbukitan maupun kota.  Setelah sekian niat mau ikutan, baru minggu lalu saya dan Bayan (9 th) ikut keseruan sehat tersebut.


Oke, Alis juga cerita rencana jalan kaki kami.  Titik temu di rumah saya di Ledeng, lalu lanjut menyusur Cipaku, Ciumbuleuit, Gandok, Siilwangi, Jalan Juanda, belok ke Jalan Teuku Umar, tembus ke Dipati Ukur lalu taraaaa… kita akan ngemil-ngemil tahu goreng di Gasibu.  Karena, setiap hari Minggu di Gasibu ada pasar kaget yang jualannya beragam.  Mulai dari tanaman, baju-baju, makanan, mainan anak, sudah deh tumpah di sana.  Begitulah rencana jalan kaki kami.


Sesuai rencana, pukul 07.00 WIB, keponakan sudah siap.  Ada Mina, Medin, Rani, Alis, Tasdik, Neng Disti, Ezha dan Ingga (2 th).  Mereka berkumpul di teras rumah dengan setelah baju lari, saya dan Bayan sudah siap hanya tinggal menghabiskan sisa kopi dan sepotong roti.  Sengaja hanya bawa sebotol air mineral saja tidak bawa camilan dari rumah, rencananya ingin beli camilan di tengah perjalanan.  Karena jalurnya ke perkotaan.  Jadi dalam benak saya, bakal asik nih menikmati beberapa jajanan di warung-warung dan pinggir jalan lainnya.


Syukurlah suasana pagi itu cerah, matahari terasa hangat dan memainkan setiap celah daun dan ilalang.  Sesekali matahari tampak seperti mengintip di balik atap rumah megah yang menjulang tinggi.  Sementara kami jalan menyusur jalan setapak kiri kanan dinding seperti lorong.  Setapak demi setapak kami melangkah dengan kecepatan pelan namun terus sehingga tak terasa lelah.  Hanya sesekali duduk sebentar agar degup jantung tetap stabil. 


Setelah merasa cukup istirahat, kami lanjut berjalan kaki berbaris karena harus menyusur jalan utama di daerah Ciumbuleuit dengan kondisi jalan pejalan kaki yang tidak begitu baik.  Kita harus lebih awas dalam melangkah.  Karena sering ditemukan jalan yang berlubang, terhalang pohon, banyak bebatuan, tertutup tiang listrik juga tiang spanduk reklame dan situasi lainnya. 


Panas matahari mulai bertambah tinggi.  Namun cuaca terasa adem karena banyak pepohonan kiri kanan di sekitar jalan Siliwangi.  Kami seperti berjalan di lorong pepohonan.  Bayan dan Ingga juga menikmati perjalanan jalan kaki sambil berpegangan tangan.  Sesekali Ingga digendong lalu minta turun lagi karena ingin jalan kaki.  Bayan menemukan kursi dan beberapa sudut yang membuat dia ingin difoto. 

 

Tak terasa perjalanan sampai juga di Simpang Dago.  Biasanya di lokasi ini ada car free day setiap hari Minggu.  Meskipun tidak ada car free day,  jalanan Juanda di ramaikan oleh pejalan kaki dan pesepeda.  Ada kumpulan pesepeda BMX juga beberapa yang lain berseliweran dengan berbagai model.  Asik sekali!  Rasanya sejak pandemic, ini pertama kali saya jalan kaki lagi di sekitar Juanda. 


Jalur di Juanda berakhir di belokan jalan Teuku Umar.  Imajinasi saya terbawa ke masa-masa kerja di daerah itu.  Cukup sering jalan kaki di sekitar Teuku Umar, Imam Bonjol daan sekitar pemukina tersebut karena banyak lokasi tempat makan yang enak dan bersih.  Namun kami tidak berhenti di sana untuk makan, karena kami akan ke Gasibu untuk makan tahu. 


Hore! Sampai di Gasibu.  Begitu keluar dari Jalan Teuku Umar yang rimbun dan tentram, kami berhadapan dengan suasana kota yang berbeda.  Karena banyak sekali pepohonan yang ditebang.  Waktunya menikmati tahu kering dengan cocolan sambal dan kecap. Yum!  Kami masuk lewat gerbang Monju (Monumen Juang).  Di dalam monumen ini terdapat museum yang dikelola untuk memberi informasi mengenai sejarah Jawa Barat.  Mulai dari pakaian daerah, para pahlawan yang berjasa, hingga kampung adat yang masih dipelihara oleh masyarakatnya. 


Paparan terik matahari terasa beda, mungkin karena itu, kulit saya agak sedikit kering, ditambah kurang minum.  Karena kulit terasa agak kering, saya keluarkan sedikit Scarlett Fragrance Body Cream lalu segera mengoleskan ke tangan.  Cara ini untuk mengatasi kulit saya yang sensitif. 


Oh ya, botolnya cukup besar, karena menampung 300 ml Fragrance Body Cream.  Tapi satu sisi membawa botolnya tidak khawatir cream-nya keluar sendiri, karena kepala pump bisa di kunci ke arah kanan.  Kalau diperhatikan, di atas kepala pump ada tanda panah dengan tulisan stop dan open.  Kita cukup menggerakan ke kiri atau ke kanan untuk membuka dan menutup jalur keluar pump.  Sehingga kalau tidak sengaja pumpnya tertekan, Scarlett Cream tidak akan keluar karena dikunci. 


Saya merasa nyaman kemana-mana membawa Scarlett Fragrance Body Cream, kalau tas saya isinya banyak, biasanya memindahkan isi Scarlett Fragrance Body Cream secukupnya ke wadah kecil agar tetap bisa digunakan saat dibutuhkan.  Selain menjaga kelembapan, juga membuat tubuh tetap wangi.  Bisa jadi begitu karena mengandung berbagai bahan yang bisa menjaga kondisi kuilt kita dari berbagai kemungkinan.   


Hiruk pikuk terasa, kiri kanan penjual berdempetan dengan menyisakan jalan untuk 2 orang saja untuk lewat dan bertransaksi.  Banyak sekali barang yang dijajakan menarik hati.  Karena kami jalan bareng, jadi saya tidak terlalu minat untuk beli ini itu yang harus menghabiskan waktu memilih dan menawar barang.  Jadi saya hanya bisa menikmati suasana dan ingin segera duduk dan makan tahun. 


Tak terasa kami tiba di lokasi, ternyata jarak tempuh yang kami lakukan sampai 10 km.  Kami berangkat jam 07.00 WIB tiba pukul 09.00 WIB.  Perjalanan cukup jauh dan keren buat Bayan juga saya yang sudah lama tidak melakukan jalan kaki sejauh itu.   Ayo, next hiking ikutan lagi, yaaa. 

Jam dua satu empat puluh lima, di ruang makan Amih tidur sambil batuk-batuk.   Kepalanya tidur di bantal yang ditata sedemikian rupa di lengan sofa merah.  Dari kemarin malam hingga sekarang, Amih lebih banyak tidur.  Polanya sama, bangun lalu pergi ke toilet, solat, makan, tidur lagi di sofa.  Begitu berulang, seharian banyak dihabiskan untuk tidur. 



Hampir setiap hari saya kendalikan rasa khawatir karena kondisi fisik Amih naik turun cukup drastis.  Sesekali terlihat segar, beres-beres kamar, pergi cuci tangan ke dapur, lalu bisa tidur seharian.  Di ruang tengah, juga dapur terasa sunyi.  Tidak ada yang bisa saya lakukan selain membantu segala kebutuhan fisiknya yang semakin melemah. 


Berbeda keadaannya ketika kakak-kakak saya (anak-anaknya) datang mengunjunginya, garis wajahnya terihat lepas dan ringan.  Kalau rumah sepi, matanya terlihat redup.  Meskipun ada saya dan anak-anak saya di rumah itu.  Bukan hanya kami yang dia “butuhkan”, dia selalu ingin menunggu kedatangan kakak-kakak saya.  Dulu saya selalu merasa Amih selalu  merindukan, membanggakan kakak-kakak, saya hanya sekadar diperlukan memelihara rumah dan Amih.


Saya si pemimpi yang dari kecil ingin keluar dari rumah, keliling Indonesia dan dunia, punya banyak harapan selalu berhenti dan kembali ke rumah.  Amih selalu menjadi alasan atas apapun.  Pun ketika Holis mengajak menikah,  permintaan Amih pada Holis agar kami tinggal serumah dengan Amih.  Begitu menikah, sekuat apapun kami berencana pergi, pindah rumah, selalu ada alasan lebih kuat untuk tetap tinggal.


Seumur hidup saya hidup serumah dengan Amih.  Saya si petualang, si banyak mimpi, si senang alam,  tetapi Amih tidak memberi peluang itu.  Sampai SMA saya mengikuti larangan Amih, begitu masuk kuliah, proses berorganisasi dan berbagai kesempatan pekerjaan saya ambil dengan resiko mendapat kemarahan Amih setiap pulang ke rumah.


Sampai beberapa bulan lalu, saya masih berani mencoba ikut magang di salah satu sekolah alternatif di usia lebih dari 40 tahun.  Konsep pembelajaran yang menarik dan menstimulasi kreatifitas saya.  Saya pikir, terpenting Holis dukung, karena izin sepenuhnya ada pada suami.  Tapi setelah mengikuti magang ternyata saya gagal, saya tidak diterima di sekolah itu disampaikan oleh pimpinan sekolah dengan 4 alasan. 


Beberapa hari lalu saya tahu dari Teteh, katanya, Amih berdoa agar saya tidak diterima di sekolah tersebut.  Dugaan saya selama ini benar.  Kalau setiap saya minta izin untuk sebuah pekerjaan, apakah itu liputan atau kesempatan lain, selalu ada saja sesuatu yang menyebabkan saya tidak lolos. 

Melalui berbagai fase ini saya mencoba mengerti, kenapa saya tidak pernah berhasil mendapatkan pekerjaan yang dilakukan di luar rumah dengan jam kerja yang tetap.  Bahkan untuk membuat usaha dengan jam kerja dari pagi hingga malam pun selalu patah di tengah jalan.  Tidak hanya patah, retak, remuk.  Sehingga saya si petualang dan si tidak bisa diam ini, kerap menciptakan pekerjaan yang bisa dikerjakan di rumah. 

Mulai dari membuat kegiatan harian, mengolah diri mulai dari merawat rumah, mengasah diri di bidang literasi yang kegiatannya bisa dilakukan di rumah.  Begitu masuk pandemic,  kegiatan lain bertambah, selain menulis lepas di web blog, sekarang saya punya hobi baru yaitu menggambar.  Saya seperti menemukan “cinta” masa kecil dan remaja. 


Intinya, terus bergerak menjalani apapun yang paling mungkin dan paling bisa dilakukan.  Lalu kemudian nanti akan membawa karya-karya itu kemana dan akan menjadi apa, disyukuri dan dinikmati saja.

Dulu bentuk gambar yang sering saya bikin seperti vignette juga doodle, sekarang ini ada istilah lain yaitu zentangleart.  Semua proses tangan, hati, alat gambar mengalir dan menjadi  sesuatu.  Untuk proses kali ini, saya biarkan saja mengalir pada setiap kesempatan yang serba terbatas.  Sebagai bentuk rasa syukur pada apa yang saya bisa untuk memberi isi pada sesuatu yang paling bisa.




Dulu, dulu dugaan tentang bidang yang saya jalani yang dilakukan di luar rumah tidak direstui Amih ini hanya dugaan, tapi ternyata itu benar adanya.  Apakah harapan Amih agar aku tetap beraktifitas di rumah cara Allah menyelamatkan atau sebaliknya?  Saya sendiri tidak tahu.  Allah yang paling tahu.  Karena proses penerimaan ini bertahap sampai akhirnya saya mengerti caraNya sehingga bisa menerima penuh, terutama ketika Amih dalam situasi butuh perhatian lebih dan perawatan penuh.  


Aku si pemimpi dan si petualang ini meskipun tidak banyak harapan mendapat "restu" Amih,  tetap memelihara yang paling bisa dan paling mungkin dilakukan.  Karena hidup perlu disyukuri. 








Tidak dapat dipungkiri, bahwa setiap manusia akan terus bergerak sampai waktu ditentukanNya. Waktu dan usia akan terus bergerak membawa kita pada berbagai kisah. Setiap kisah menjadi fase bagaimana diri beradaptasi dan mengelola dalam menghadapi berbagai situasi. Hal ini dapat mempengaruhi kondisi tubuhnya, garis muka dan pembawaan diri.

Melewati usia 40 tahun membuat saya menyadari bahwa melewati usia tersebut merupakan fase yang paling istimewa sehingga tertulis dalam kitab suci. Fase matang karena melewati perjalanan hidup paling “istimewa”. Pada usia ini, biasanya manusia mengalami kejadian yang paling berat kemudian akan terus berproses dengan berbagai hal yang disikapi dengan ringan hati.

Perasaan ringan hati dilalui secara bertahap, mulai menolak hingga menerima berbagai situasi. Sampai suatu titik membuat diri merasa ajeg pada pilihan dan keyakinan, bahwa berbagai tempaan dan berbagai perubahan sebagai bentuk syukur.

Rasa syukur ini kerap membuka kejadian dan berbagai pertemuan yang membuat hidup bertambah menarik. Kita tidak bisa menghentikan waktu, yang perlu kita kelola yaitu bagaimana kita mengelola waktu dengan menghargai keberadaan diri dan kehidupan. Bentuk syukur itu berproses, bahkan bisa jadi tadinya belum disadari bahwa bersungguh-sungguh dalam proses menjadi bagian dari rasa syukur itu.

Rasa syukur itu ternyata perlu disadari penuh. Proses penyadaran ini seringkali unik dan tidak disangka-sangka. Saat saya membuka folder foto, saya temukan beberapa foto saya saat masih remaja SMA, kuliah juga foto saat punya anak pertama. Ingatan mental saat itu terbangun kembali, saat itu saya tidak pernah merasa cantik karena kulit muka yang tidak bagus. Tapi begitu saya lihat saat ini, pada usia berlipat-lipat, saya seperti melihat sosok perempuan yang harusnya saat itu merasa cantik. Karena ternyata wajah saya cukup menarik juga.

Akhirnya saya coba lebih menyukuri apa yang sudah menerap/kejadian tubuh dan wajah saya sekarang ini. Caranya, saya coba untuk lebih memelihara dan menghargai tubuh yang sudah diciptakanNya. Mau membuka diri untuk mencari tahu cara merawat agar kulit saya yang sudah sering terpapar radikal bebas akan lebih bahagia menjalani hidupnya.

Memelihara diri dalam usia seperti sekarang ini terus dipelajari, karena saya bertekad mau lebih berbuat baik dan mensyukuri apa yang ada dan apa yang saya miliki sekarang ini.




Pertemuan dengan Scarlet Serum

Dulu saya asing dengan serum kulit muka. Saat ini saya menyadari, merawat kulit muka itu penting. Banyak contohnya yang berhasil merawat diri dengan baik dan disiplin bisa membuahkan hasil.

Pertama, harus disadari dulu bahwa apa yang tersimpan di dalam hati akan berpengaruh pada garis muka dan sorot mata. Semua syaraf di hati akan tarik menarik dengan segala unsur syaraf kerut wajah, sorot mata, garis bibir lalu berbagai hormon emosi akan menyampaikan pada berbagai sudut tubuh. Hal ini yang menyebabkan garis-garis halus lebih banyak.

Kedua, kenali kebutuhan tubuh dan wajahmu. Kalau kulit kita berjerawat, berarti wajah perlu perawatan rangkaian face care. Kalau seperti saya membutuhkan serum yang membuat kulit wajah jadi cerah dan menyamarkan garis-garis halus di wajah.

Ketiga, olah raga yang sesuai dengan usia saya sekarang yaitu yoga, jalan kaki dan senam ringan.

Ketiga, mengolah hati dengan beribadah dan baca buku.

Keempat, lakukan hobi, terus berlatih lalu belajar dari orang memiliki keahlian yang bagus.






Saat ini saya menyadari pentingya rutin melakukan face care terutama setelah melakukan perjalanan jauh. Namun rutinnya setiap pagi sesudah mandi pagi. Ah, tidak apa-apa baru menyadari dan diusahanan untuk terus merawat kulit wajah.

Informasi Face Care Scarlett muncul di berbagai beranda media sosial. Saya tertarik untuk mencoba sampai akhirnya terus menggunakan sampai saat ini. Terutama sabun muka, toner, serum dan cream malam. Saya memutuskan menggunakan rangkaian face care dari Scarlett karena cocok dan terasa ringan di kulit muka. Kalau tidak cocok, kulit wajah saya reaksinya cepat, seperti tiba-tiba muncul jerawat, gatal-gatal, kulit kering.

Saat ini serum Scarlett sudah habis, terasa sekali kalau pakai serum kulit wajah jadi terasa lebih lembut dan tidak gatal-gatal karena sering tertutup masker. Rupanya Scarlett mengeluarkan serum baru, yaitu Glowtening Serum Scarlett. Berdasarkan info dari berbagai media, kalau serum ini memberi banyak manfaat, diantaranya:
  • Membantu mencerahkan kulit wajah.
  • Membantu kulit wajah jadi glowing.
  • Membantu memudarkan bekas-bekas jerawat.
  • Menyamarkan garis-garis halus dan flek hitam pada wajah.
  • Menenangkan dan memperbaiki skin barier.

Sebelum memutuskan menggunakan face care Scarlett, saya coba perhatikan secara teliti mulai dari izin dari pemerintah dan memperhatikan bahan-bahan yang terkandung dalam produk tersebut.

Contohnya seperti ini, saya tertarik untuk membeli Glowtening Serum Scarlett karena serum ini baru dikeluarkan oleh Scarlett. Alasan saya membeli dan menggunakan produk tersebut diantaranya:
  • Teruji bebas Mercuri dan Hydroquinone.
  • Registered by BPOM
  • Saya membutuhkan serum agar kulit wajah lebih sehat, terawat dan bersih.

Jadi, tidak ada kata terlambat untuk terus merawat diri. Ini langkah-langkah sederhana tapi rutin yang bisa dilakukan untuk terus merawat perubahan tubuh tetap sehat dalam usia yang terus bertambah.


***Mencari info keaslian produk melalui link: 
https://verify.scarlettwhitening.com/

***Agar lebih aman mendapatkan produk asli, lebih baik order melalui:
https://linktr.ee/scarlett_whitening



Foto: Besti Rahulasmoro

Aku kirim proses sunyi yang berisi gemuruh diantara gemuruh yang memenuhi tiap sudut ruang. Sebuah buku yang dipenuhi berbagai gambar sebagai proses refleksi penemuan dan berdamai dengan diri. Saat proses melakukannya tanpa tujuan atau tak ada pencapaian yang sifatnya membesarkan diri, tapi merasa bahagia saja sudah merasa cukup. Lalu biarkan saja dia menemukan jalannya.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya menerima jalan semesta. Sebagai bentuk menghormati diriku sendiri pada setiap proses yang kerap mencari dan memecahkan setiap kesunyian.

Sunyi itu pelan-pelan dipahami sebagai caraNya berkomunikasi dengan diri. Hingga si jiwa menemukan dunia yang menjadi akrab. Dunia laku, kata-kata, nada hingga garis. Setiap kata dibalik kertas, layar, suara menjadi energi yang terus mengalir dan mengisi di setiap sudutnya.

Suatu musim aku dipertemukan kembali dengan si garis yang pernah aku simpan lama. Seperti bertemu sahabat lama, tanganku terus bergerak menggaris membentuk lekuk, titik, lingkaran, segitiga pelan-pelan meredakan setiap luka. Selesai menggaris membuat setiap ingatan luka yang berlapis-lapis pulih begitu saja. Bahwa tubuh dan jiwa ini selalu merasa cukup dan menemukan tempatnya. Semua diri memiliki fungsi masing-masing.

Setiap musim bergerak dan terus berganti, proses sunyi bergerak menangkap setiap tanda. Kadang berjeda, kadang tidak mengenal waktu, setiap garis dan kata menemukan tempatnya sendiri. Lalu perlahan bertumbuh, berbunga lalu berbuah.

Sesaat di balik jendela bayang matahari bermain-main mengajak kita keluar untuk berhenti bergerak. Mengikuti hawa panas dan menjadi bayang. Seolah proses yang dijalani seperti menulis di atas air, lenyap mengikuti alir. Namun seseorang berbisik dibalik setiap ranting, teruslah bergerak, karena Pemilik Semesta tidak pernah tidur.

Lalu aku pun memilih terus bergerak, karena setiap kejadian apapun ternyata baik. Saat dipatahkan, dilukai, dialiri air, menjadi tempat hinggap ternyata dapat menjadi bagian dari proses memelihara dan menumbuhkan. Pemilik Waktu tahu setiap detil bagian dari proses pemeliharaan. Meskipun terkadang berat, nanti akan faham bahwa semua proses merupakan bagian fase bertumbuh. Bahwa setiap kejadian akan menjadi baik dan menambah setiap lapis dirimu.

Semoga gemuruh itu bertemu dengan siapapun yang mengapresiasinya.

Kalau mendengar kata Yordan, imajinasi kita dibawa ke dataran Arab dengan berbagai budaya yang menarik dan peninggalan bangunan bersejarah.  Sebuah negara yang dikelilingi Arab, Irak, Palestina dan berdekatan dengan Mesir.  Terbayang bagaimana situasi, suasana dan budaya yang tumbuh di sana.  Begitupun dengan sea salt, saat ini zat ini sedang jadi perbincangan karena memiliki kandungan yang menarik untuk merawat kesehatan dan kecantikan tubuh. 

Sementara itu, di Yordan juga ada wilayah Yordanian Sea Salt terkenal sebagai laut mati.  Sea salt yang mengelilinginya ini ternyata  mengasilkan kandungan yang banyak dimanfaatkan orang-orang untuk produk kesehatan dan kecantikan.  Tak hanya dimanfaatkan oleh negara-negara tertentu, kini di Indonesia bisa menggunakan manfaat kandungan sea salt dalam bentuk shampoo dan conditioner yang dikeluarkan oleh Scarlett.   

Saya tertarik untuk mencobanya, terlebih begitu baca-baca no animal testing.  Saya dan suami sering mengalami kondisi rambut cepat lepek, kalau stress rambut rontok, agak berkeringat kulit kepala muncul ketombe.  Kondisi kulit kepala yang tidak nyaman ini cukup mengganggu, sangat terasa ketika dibawah matahari langsung atau seharian di luar.  Kondisi rambut jadi tidak nyaman.

Agar praktis, saya coba pesan lewat Shopee.  Sebetulnya selain Shopee ada beberapa pilihan link cara memesan produk Scarlet secara online di sini.  Hanya beberapa hari, paket shampoo dan conditioner Yordanian Sea Salt Scarlett dikirim lewat ekpedisi.  Awalnya saya agak khawatir dengan kondisi pengiriman barang yang sifatnya cair.  Tapi ternyata produk ini dikemas rapi.  Biasanya kalau produk cair akan sulit dikirim karena khawatir terjadi kebocoran.  Namun pihak Scarlett mengirim produk dengan rapi.


Begitu paket sampai di rumah, shampoo dan conditioner dikemas lagi oleh kotak dus, dibungkus oleh bobble wrap.  Tak hanya itu, botol shampoo dan botol conditioner disegel plastik dengan tekstur plastik yang keras.  Kemasan segel plastik saya buka dengan bantuan cutter, plastik yang membantu bagian penutup botolnya.  Kalau nanti mau pesan online Yordanian Sea Salt online lagi, rasa khawatir kebocoran bisa dihiraukan.

Sudah beberapa minggu ini, saya lebih banyak menghabiskan waktu di luar.  Alhasil begitu sampai di rumah, sisa bau asap knalpot, rambut berminyak, kulit kepala gatal dan lepek bercampur jadi satu.  Cuaca juga terasa lebih panas dari biasanya.  Lengkaplah sudah kondisi kulit kepala yang cukup mengganggu.  Saya coba mencium aroma shampoo dan conditioner tersebut, ternyata aromanya membuat saya terasa di dalam ruangan yang bersih, wangi, dikelilingi tanaman hijau terawat.

Aku rasa, mandi dan keramas jadi waktunya me time.  Sejak sore itu saya pergunakan shampoo dan conditioner Yordanian Sea Salt untuk membasuh rambut.  Rasanya semua wangi mempengaruhi suasana hatiku.  Rupanya ini dia wangi khas magnolia yang berkelas,  Seperti mendapat perawatan rambut yang maksimal.  Dalam proses menggunakan shampoo ini rasanya ingin berlama-lama.  Bisa jadi wangi magnolia menentramkan hati dan memberi energi yang menyenangkan hati.

Setelah rutin menggunakan shampoo dan conditioner Sea Salt, kami mendapatkan kondisi rambut yang segar dan berkilau.  Rambut yang biasanya rontok saat shampoo digosok ke kulit kepala.  Kulit kepala terasa lebih bersih.  Ketika rambut kering, wangi kondisi rambut jadi terasa bervolume. 

Ternyata kondisi rambut yang saya rasakan ini sesuai dengan manfaat yang diberikan oleh Yordanian Sea Salt.  Dintaranya:

1.       Membuat rambut lebih berkilau.

2.       Menyehatkan folikel rambut dan kulit kepala.

3.       Mencegah rambut rontok dan bercabang.

4.       Menguatkan akar rambut

5.       Memberikan volume pada rambut.

6.       Membersihkan kulit kepala.

7.       Mengontrol kadar minyak pada kulit kepala.

Kondisi rambut yang makin lama makin terasa bervolume dan berkilau, kandungan Sea Salt ini yang ternyata punya peran penting.  Diantaranya:

1.       Menyerap minyak berlebih pada kulit kepala.

2.       Membantu mengatasi penumpukan kotoran yang melekat di kulit kepala/

3.       Membatu membuka kutikel rambut sehingga perawatan selanjutnya akan menyerap dengan baik.

Kini aktivitas sehari-hari lebih terasa nyaman dan tak perlu khawatir rambut rontok dan berminyak karena harus ditutup kerudung berlama-lama.  Karena nyaman, saya menjadi percaya diri dan bisa bebas melakukan berbagai kegiatan kreatif baik di dalam ruang maupun di luar ruang.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 








Sabtu sore ini menjadi ruang hening yang berharga. Ditemani segelas kopi Vietnam drip dan sepotong bolu marmer. Di halaman rumah anak-anak muda berlatih teater, di bawah rimbun pepohonan, langit sendu sedikit gerimis. Lagu Yesterday nya The Beatles jadi tidak terlalu menyayat hati lagi, ya, hari kemarin tidak lagi dirindukan. Saat ini, hari ini memberi ketentraman tersendiri disebabkan hiruk pikuk hari-hari lalu penuh gelombang. Rasa tentram yang dilalui proses “mahal”.

Saat ini saya rindu Holis. Padahal baru beberapa jam lalu dia pergi ke Galeri Pusat Kebudayaan YPK untuk menghadiri pembukaan pameran Marakayangan Drawing. Saya tidak ikut karena Amih tidak ada yang menemani. Biasanya kalau saya harus pergi, kakak saya-Teh Ida-akan menemani Amih di rumah. Tapi hari ini Teh Ida cukup sibuk karena ada 2 orang yang pesan nasi tumpeng, saya fikir dia pasti lelah. Jadi saya memutuskan tidak ikut Holis untuk menemani Amih dan anak-anak.

Lagi pula seminggu kemarin, tiap hari keluar rumah mengikuti proses magang di Rumah Belajar Semi Palar. Bahkan Jumat sore kami kedatangan pasangan #duoraji Kak Wawa dan Kak Satto dari Tangerang bersilaturahmi ke rumah lalu mereka mengajak kami makan malam di luar. Sebetulnya selain makan, lebih banyak menghabiskan waktu dengan diskusi, ngobrol sampai lupa nyeruput segelas kopi.

Obrolan bergulir banyak sekali, terutama proses mereka mengelola komunitas Blogger Crony. Bagaimana kaitan proses hidup yang terjadi sebetulnya dipersiapkan untuk pilihan hidup dia hari ini atau bahkan lebih banyak hidup yang memilihnya.

“Sebetulnya apa yang kita lakukan saat saya jadi jurnalis, EO dan sebagainya menjadi bekal apa yang saya lakukan dalam mengelola komunitas ini. Banyak sekali manfaatnya. Saya selalu percaya, apapun yang kita kerjakan hari ini sudah dipersiapkan di masa lalu.” Ungkap teman.

Saya juga cerita banyak tentang dapat kesempatan magang di Rumah Belajar Semi Palar. Hal yang menakjuban justru karena kesempatan itu hadir di usia saya saat ini. Di tengah persyaratan umum di tengah penerimaan pegawai, usia sering menjadi batasan.

Itulah sebabnya bertahan menikmati menulis dan menggambar sebagai proses memelihara diri. Kedua aktifitas ini tidak mengenal batasan usia, saya menikmatinya. Situasi yang kerap patah tumbuh ini saya serahkan pada semesta, saya fikir selama kita masih dikasih kesempatan hidup ya artinya terus belajar dan mengasah diri berapapun usia kita.

Kejutan lain, proses itu ternyata membuat saya dapat kesempatan ikut pameran Bandung Artist's Book. Saya ikut open call pameran ini karena konsepnya menarik, media yang dipamerkan berupa buku yang berisi berbagai coretan, doodle, permainan kata-kata dan konsep berkarya dari seniman itu sendiri. Kebetulan konsep pameran yang ditawarkan ini sesuai dengan aktifitas yang saya “buat” selama ini. Projek bahagia untuk diri sendiri. Buku ini saya beri judul Jurnal Healing Ima: See. Hear. Feel. Isinya proses latihan menggambar zenart/zentangle atau sekilas orang-orang menyebutnya doodle.

Lagi-lagi, buat saya ini pameran pertama di usia saat ini dan proses panjang menemukan diri di tengah gegap gempita dunia seni rupa. Sangat mungkin akan muncul berbagai persepsi dan berbagai pendapat karena saya bukan seniman spesifik. Saya hanya menjalankan kesempatan untuk memelihara tubuh dan jiwa dengan memilih menulis dan menggambar. Buat saya, proses ini bagian dari penemuan diri dan memberi kesempatan untuk mencintai diri sendiri.

Saya tidak tahu akan tidak mudah atau mungkin akan sangat mudah menghadapinya. Saya yang sekarang rasanya lebih baik-baik saja merespons apapun itu tanpa merasa terbebani. Karena sadar bahwa proses menulis dan proses menggambar ini membuat saya bahagia.

Hal ini disadari ketika banyak hal terjadi hingga satu titik bersetuju untuk berhenti berharap orang lain memberi kebahagiaan, memberi penghargaan dan menaruh perhatian. Diri sendirilah yang membuka kesepatan itu. Merasa cukup dan terus berlaku tanpa menaruh banyak harap. Berapapun besar kesempatan yang ada, kalau kamu tidak percaya pada kemampuan diri dan Pemilik Diri, kita hanya tubuh yang stagnan dan jiwa yang lelah.

Ketentraman yang diberikan segelas kopi Sunda Hejo sore ini, menjadi gambaran panjang proses hidup. Rasa pahit yang dihadirkan kopi membuat segar dan bersemangat. Begitupun hidup, seringkali proses pahit yang dijalani dimasa lalu menjadi energi dan bekal untuk menghadapi hidup saat ini.



Mengenal Diri dari Inner Child

“Tidak mungkin kita bisa menjalin hubungan hangat dengan orang lain, kalau kita belum bisa menjalin hubungan hangat dengan diri sendiri.” - Diah Mahmudah , S. Psi

Saya lahir dari keluarga besar dalam artian jumlah. Banyak pengalaman positif maupun negatif yang didapat dari proses hidup. Saat tumbuh remaja, rasanya makin hari situasi bertambah rumit. 

Kakak saya 15 orang, bahkan ada yang sudah menikah lalu memiliki anak saat saya belum lahir. Saya anak bungsu yang berteman dengan keponakan juga beberapa kakak yang masih sekolah. Sementara kakak-kakak saya yang udah berkeluarga terkuras perhatiannya dengan proses membangun keluarga kecilnya.

Saya kecil ingin banyak tahu dan aktif. Selain mendapat pengalaman batin yang menyenangkan tentu saja mendapat pengalaman buruk pula. Baik dalam lingkungan keluarga maupun luar lingkaran keluarga yang berpengaruh pada iklim suasana pertumbuhan diri. Saya kecil hingga tumbuh dewasa, kerap melihat, mendengar, merasa berbagai masalah. Sehingga saya bisa cepat merasakan suasana kemarahan, permusuhan maupun pengabaian. Mungkin karena itu saya sering mengalihkan pikiran dan perasaan dengan membaca dan duduk di atas atap.

Selain itu, seperti halnya keluarga besar lain dengan ilmu pengasuhan orang tua yang turun menurun. Kami sering mengalami pengasuhan dengan cara dibandingkan, dinilai secara fisik, hingga perlakuan perhatian, sampai kurang apresiasi. 

Sehingga muncul perasaan-perasaan iri, cemburu, menahan amarah, muncul pergesekan dan persaingan satu sama lain yang membentuk masing-masing memiliki sikap, karakter dan kepribadian berbeda-beda. Ada yang mengelolanya menjadi kekuatan namun ada yang menjadi lemah. Meskipun setelah dewasa baru bisa memahami dan menerima, bahwa cara itu “dianggap” salah satu cara orang tua untuk memotivasi.

Proses pengalaman saling dukung, suka bercanda, pergesekan, saling bersaing antar saudara, menjadi referensi mental dalam membentuk pola pikir dan tentu saja mengasah pergulatan diri. Hal ini mempengaruhi pengalaman kehidupan bertumbuh saya. Baik yang diintervensi dari orang tua, kakak-kakak, kakak-kakak ipar hingga keponakan. Semua kejadian dari masa kecil, seperti slide film yang terus menerus mempengaruhi dalam proses naik turun dalam mengelola diri.

Seringkali, saya dihadapkan pada situasi untuk mengambil keputusan. Ternyata, meskipun sudah memaafkan bahkan melupakan, ternyata di alam bawah sadar, seringkali luka dan suka di masa lalu mempengaruhi sudut pandang dan tingkat keberanian/ketakutan dalam melihat masalah.

Bisa jadi ketika masalah muncul, seperti membongkar luka batin maupun rindu kehangatan di masa lalu. Beberapa situasi saat ini memunculkan berbagai emosi, ada yang tepat namun ada yang salah dalam menempatkan emosi. Rupanya semua itu dipengaruhi oleh inner child atau ada masa lalu yang belum pulih.



Memulihkan Inner child




Inner child adalah sekumpulan peristiwa masa kecil yang baik atau buruk yang membentuk kepribadian seseorang. Kompleksitas mental yang mempengaruhi kepribadian itu dipaparkan secara lepas dalam acara Bincang ISB pada hari Sabtu kemarin, 19 Maret 2022.

Saya dan teman-teman ISB (Indonesia Social Blogpreneur) mendapatkan pengetahuan tentang jiwa dan proses batin perilaku manusia yang dipengaruhi oleh inner child. Dengan narasumber pasangan psikolog, Diah Mahmudah , S. Psi dan Dandi Birdy, S. Psi (Psikoterapi dan founder biro psikologi Dandiah) yang dipandu langsung oleh Ani Berta (Blogger dan founder komunitas ISB).

Selama ini prioritas kita mengelola hidup saat ini untuk mendapatkan masa depan yang baik. Namun dalam perjalannya, seringkali sikap, sifat dan prilaku kita dipengaruhi oleh emosi masa lalu.  Ingatan itu, baik rasa maupun pikiran, terus menggelantung dalam ingatan kita. Meskipun saat ini sudah berperan sebagai orang tua, konselor dan profesi lainnya, ternyata akan kesulitan jika kita masih belum membasuh, mengobati dan belum menyelesaikan luka masa lalu.

Emosi yang belum diperbaiki ini akan berpengaruh pada kualitas mindfullnes diri. Seringkali tubuh ada disini, namun pikiran membelah kemana-mana. Situasi semakin rumit dan kacau ketika tubuh ada di sini namun pikiran terbelah ke masa lalu, memikirkan masalah yang terjadi pada saat ini, lalu bercabang pada masa depan.

Mindfullness ini berpengaruh pada cara berinteraksi dan sudut pandang dalam menghadapi hidup. Banyak faktor yang mempengaruhi kualitas mindfulness kita, salah satunya yaitu inner child.

Pada dsarnya, anak perlu tahu dan mengalami berbagai macam rasa/emosi. Baik senang, bahagia, sedih, marah, dan perasaan lainnya sebagai referensi emosi yang berpengaruh pada interaksi dalam hidup. Jika perasaan ini diperoleh lalu dapat mengelolanya, maka kita bisa memiliki kendali yang bagus dalam mengendarai kehidupan. Tentu saja mengelola emosi ini bagian penting dari proses belajar berinteraksi dengan lingkungan.

Mengenal inner child tidak melulu tentang diri yang terluka, bukan hanya sisi gelap saja. Kita dapat memaknai fase ini dengan benar, sungguh-sungguh sehingga kepribadian kita utuh dan penuh dalam menyambut tujuan di masa depan. Berikut kalimat yang pas dari Gus Baha:

“Manusia diberi masalah agar menjadi pintar.”

Inner child ini adalah masalah yang perpengaruh pada pergolakan pikir dan batin manusia yang membentuk karakter. Namun jika kita mampu mengelola inner child dari sisi positif, akan menjadi kekuatan tersendiri dengan melakukan:

Forgiveness (memaafkan)

Empowering

Keberdayaan

Gratefull (bersyukur)




Tujuan mengenal inner child agar kita bisa terus berjalan ke depan.  Tapi ketika pergerakan itu masih ada ganjalan di hati tentu akan menjadi sulit. Karena ketika inner child itu belum dikelola dengan baik, akan membuat tubuh kita tidak sesuai dengan usianya. Meskipun usia kita 40 tahun, namun usia mental kita bisa jadi masih 10 tahun. Yang terjadi, kita kesulitan dalam menghadapi tantangan.

Jika kita tidak dapat mengelola mental sesuai usia tubuh, hal ini akan berpengaruh buruk dalam melakukan hubungan sosial, baik dalam pekerjaan, interaksi dengan pasangan, hingga proses pengasuhan. Ketika usia mental kita masih anak-anak, akan menghadirkan:

1. Egosentris (berpusat pada diri). Sifat ini kerap menuntut orang lain untuk berprilaku baik kepadanya. Seperti:

- Kamu yang kasih, nanti aku kasih

- Kamu yang berubah, nanti aku berubah

- Kalau kamu berbuat baik, aku juga akan berbuat baik padamu



2. Bad angger management

Anak-anak akan mudah terluka batinnya jika diasuh oleh orang tua yang punya kualitas angger management buruk. Oleh karenanya, kenali emosi marah kita lalu kendalikan sesuai proporsinya.

Masalah akan terus hadir sesuai usia dan kemampuan diri, baik dalam bentuk suka maupun luka. Intervensinya dari lingkungan terdekat kita, yaitu orang tua, saudara, teman-teman dan lingkungan sekitar. Menjalani semua proses interaksi itu akan mempengaruhi mental dan sikap kita. 

Situasi yang menyebabkan suka maupun luka akan menjadi kekuatan atau melemahkan tergantung bagaimana sudut pandang kita melihat masalah itu.  Setiap kejadian pasti ada maknanya dengan cara dicari ilmunya agar kita dapat memahami setiap kejadian.

Karena, kita tidak bisa menuntut mengembalikan masa kecil sesuai harapan.  Juga kita tidak bisa terus menerus menyalahkan salah pengasuhan, salah orang tua dan orang lain. Tapi kita bisa memulai dari menerima situasi dan memperbaiki yang ada di dalam diri dengan mengubah sikap dan paradigma berfikir kita. Sikap itu domainnya ada 3:

1. Mengelola mindset dalam melihat masalah

2. Feeling: konten positif atau konten destruktif

3. Acting: Laku. Mindset dan feeling tidak akan terjadi jika masih negative thinking dan negative feeling

Menyelesaikan luka inner child itu bukan untuk mengubah takdir, bukan untuk menyalahkan orang tua. Tapi untuk mengubah reaksi dan sudut pandang kita pada takdir. Karena tetap yang bertanggung jawab memulihkan berbagai hal yang melukai mental kita adalah diri kita sendiri

Saya percaya, setiap orang sebetulnya ingin hidup tenang.  Lelah dengan mengingat sesuatu yang buruk, lelah dengan penyesalan, lelah dengan rasa-rasa negatif dan ingin lepas dari pikiran-pikiran buruk.  

Ternyata kuncinya ada di diri kita, mengubah persepsi dan mengelola hati secara positif.  Mengubah persepsi luka batin masa lalu direspons dengan positif.  Mau menerima berbagai respons negatif dimaknai positif.  Rupanya tidak hanya batin lebih tenang, tubuh pun terasa lebih sehat.

 




Di tengah keadaan pandemic yang cukup menekan, sebetulnya ada momen yang paling saya rindukan jika wabah sudah benar-benar hilang. Saya merasa suasana di tengah pandemic seperti dibawa kembali pada masa kecil dan remaja. Terutama masalah cuaca dan rendah polusi.

Setiap pagi cahaya matahari tajam menembus kabut, dedaunan hijau segar, hujan putik sari berjatuhan begitu angin menempa lembut. Setiap pagi tongeret memainkan suaranya menyelinap diantara peophonan. Kali ini tupai berlari tidak seekor tapi dua hingga tiga ekor tupai tampak melompat. Bahkan ada tiga tokek menetap di tiga sudut rumah bersahutan, pagi, sore dan malam.

Dua tahun sudah pandemic terlewati dengan cerita sedih dari setiap beranda. Berita kematian di toa masjid seperti pengumuman barang hilang di tempat wisata. Begitupun sirine ambulance, bolak balik hilir mudik semakin menyadarkan ada sesuatu yang tidak aman. Meskipun kematian semakin banyak sering, bukan berarti jadi biasa, kematian tetap saja menyisakan luka dan kesedihan.

Situasi awal tahun 2022 lebih baik bahkan mulai biasa dengan keadaan. Jalanan kembali penuh, tempat-tempat wisata alam menjadi tujuan menghela nafas dari situasi yang serba terbatas.

Meski di halaman rumah saya rimbun dan ramai binatang yang bersarang di sana, jalanan utama kembali riuh dan padat. Sekarang situasi yang serba terbatas itu pelan-pelan melonggarkan ikatannya. Awalnya saya sedikit menggerutu asap knalpot dan jalanan kembali penuh. Tapi, ya, situasi pandemic yang memaksa kita harus menjauhkan diri dari keramaian betul-betul membuat berbagai sisi tertekan. Terutama masalah mental dan pendapatan.

Melakukan perjalanan keluar rumah, menikmati jalan, lihat pepohonan, bertemu kawan, bekerja temu muka dan menikmati makanan di luar bisa melepas berlapis-lapis kepenatan. Ya, tentu sebagai mahluk sosial, pertemuan dan perjalanan memberi energi tersendiri.

Melalui pandemic, saya jadi banyak waktu “belajar” sama Gus Baha, Hanan Attaki, Nadirsyah Hosen, dan … suami saya. Mereka selalu mengajarkan, bahwa setiap kejadian itu cara Allah mengajarkan kita sesuatu. Bahkan yang kita anggap buruk, menekan bahkan musibah, bisa jadi sesuatu yang bakal kita syukuri dikemudian hari. Memang, beberapa masalah membutuhkan waktu buat kita belajar bertahan bahkan jadi “pintar” untuk menjadi merasa cukup dan menerima penuh berbagai keadaan. Karena, seringkali cara Allah menyelamatkan kita itu sulit dimengerti tapi suatu hari pasti membuat kita mengerti dan menerima.

Selamat datang 2022 semoga tahun ini kita bisa menjalankan hidup dalam keadaan lebih baik dalam berbagai sisi. Belajar apa kamu selama pandemic?-Imatakubesar