Selamat Datang Diriku Sendiri


Selamat datang diriku sendiri, ya, selamat datang kembali di panggung pertunjukan teater.  Buat saya ini kejutan sekali.  Karena, rasanya seperti mimpi mendapat kepercayaan menjadi pemain dalam garapan teater.  Bisa jadi proses ini jadi semacam semesta mendukung.  Semula dari "kesadaran" yang dibangunkan oleh sahabat-sahabat saya tentang pertunjukan yang pernah kami garap, banyak tidak ada dokumentasi dan euforia masa lalu lainnya. 


Sebelumnya, bulan Oktober semacam momen mengingatkan saya pada kejadian saat kami tinggal di rumah Teh Embay karena masalah kesehatan suami.  Tidak hanya masalah fisik, namun situasi rumah kami yang mempengaruhi kondisi psikis.  Tentang bulan Oktober tahun 2014, Holis menemukan kegiatan inktober yang menstimulasi semangat berkarya lagi di tengah tubuh yang sedang layu. 


Tahun ini, 2021, artinya 7 tahun lalu, aktivitas mengikuti Inktober dilakukan lagi.  Lebih menyenangkan karena situasi yang lebih baik dibanding 7 tahun lalu.  7 tahun lalu memikirkan Holis segera sembuh dan kembali beraktivitas, sementara tahun ini bagaimana aktivitas ini bisa berjalan lancar.  Holis dengan kegiatan mengajar gambar dan mengelola kegiatan kumpulan pelukis.  Sementara saya  bergulat di dunia blogger yang up and down, mengarsipkan kegiatan dalam tulisan dan ikut berproses menggarap teater yang disutradarai Kang Irwan Guntari.  Kemanapun kami melangkah, berkesenian selalu kembali.


Kejutan?  Banget.  Buat saya kehormatan bisa diajak lagi oleh Kang Irwan lagi untuk main dalam garapan teater lagi.  Artinya, beliau masih percaya pada kemampuan seni peran yang bertahun lalu saya jalani.  Bertahun lalu pun, saya pernah terlibat dalam garapan Mogok Asmara (saduran naskah Lysistrata karya Moliere).  Disana saya berperan sebagai Lysistrata atau dialih nama lokal menjadi Lisma.


Garapan kali ini mengangkat tokoh perempuan Sunda yang berjasa dibidang pendidikan, yaitu Dewi Sartika.  Naskah pertunjukan kisah perjalanan Dewi Sartika ini dibuat oleh Rosyid E Abby, seorang wartawan dan pengelola rubrik budaya di harian Pikiran Rakyat.  Naskah yang menarik ini membuat saya mau terlibat, lebih dari itu teman main saya melibatkan aktor tangguh di Bandung diantaranya Irwan Jamal, Teh Winny Soemantri, Dedi Warsana, Heksa Ramdhono dan Atalarik Syah.  Kami berenam mendapat kehormatan main teater bersama aktris kawakan yaitu Teh Paramitha Rusadi.



Situasi pandemic masih naik turun, meski begitu, buat saya sendiri, rasanya baru garapan kali ini saya lebih lepas dan tenang dalam menjalaninya.  Mungkin karena Holis-suami saya- mendukung dan memberi kepercayaan penuh saya terlibat dalam proses garapan teater.  Sementara dulu saya kesulitan mendapat izin Amih sehingga harus sembunyi-sembunyi untuk melakukan latihan hingga pertunjukan.  Ya, dulu Holis teman karib termasuk cuku psering berkarya bareng dalam menggarap berbagai pertunjukan.  Dia tahu bagaimana saat saya di atas panggung, proses “kerja” dan komitmen saat menggarap pertunjukan. 


Proses panjang dan penuh kehati-hatian dalam menjalani latihan menjadi bumbu ditengah pandemi.  Namun saya belajar banyak dari sutradara, semua aktor, tim produksi seperti Teh Ade, Vanya dan Oko mengenai tingkat respek dan proses interaksi satu sama lain.  Sehingga saya merasa chemistry berada dalam tim Dewi Sartika ini lebih enak.


Tulisan ini saya buat sebagai catatan sederhana yang mengingatkan bahwa saya pernah melalui tahap beberapa kali pertemuan latihan lalu berhenti karena ada pembatasan interaksi (PPKM) oleh pemerintah, lalu setiap pemain mendapat makanan sehat, vitamin, masker hingga pada fase syuting karena izin pentas di gedung pertunjukan masih belum dibuka.


Pernah kami latihan di gedung pertunjukan, pintu masuk gedung dijaga oleh polisi, seluruh tim yang masuk pertunjukan harus isi data dan tes suhu badan.  Begitupun ketika syuting, setiap pemain harus melalui tahap swab dan mengisi data.  Akhirnya proses syuting berjalan cukup lancar, selama dua hari kami tidak bisa kemana-mana kecuali di gedung dan tempat peristirahatan. 


Dalam Dewi Sartika ini saya lebih banyak interaksi dengan Dewi Sartika yang dimainkan oleh Paramitha Rusadi.  Berdekatan dan berinteraksi dengan Teh Mitha ini seperti mengalir begitu saja, mungkin karena Teh Mitha begitu familiar di layar kaca dan beliau pun rendah hati dan menyenangkan.  Jadi saya sendiri tidak merasa insecure dan nyaman jadi diri sendiri.  Saya menjadi tokoh apa?  Tunggu tanggal mainnya, ya. 

 

 

 

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv