Sore itu, saat saya,
Cholis dan saudara kami sedang duduk-duduk di serambi, tiba-tiba sebuah sepeda
motor masuk ke palataran rumah. Kami
kedatangan seorang teman yang lama sekali tidak ketemu. Ya, selama ini ajang silaturahmi hanya di maksimalkan
melalui jejaring sosial saja. Sejak bulan
Maret tahun ini kami nyaris tidak pernah membuka laptop untuk melakukan kegiatan
apapun. Ini karena menurut dokter,
penyebab penyakit tumor yang ada di kepala kiri Cholis karena radikal bebas,
selain faktor makanan yang dijual bebas ada faktor lain yang membuat kami kaget
yaitu radiasi laptop dan handphone. Meskipun
penyakit tumor ini belum bisa diketahui penyebab pastinya.
Gambar: Cholis |
Kami sadari, kapasitas
pekerjaan maupun waktu luang kami lebih banyak dihabiskan di depan laptop dan
handphone. Ditambah gaya hidup ngopi, merokok, begadang dan tentunya jajan
menambah poin yang mendukung penyebab penyakit ini muncul. Cholis memang pekerjaannya membuat web, cd
interaktif dan multimedia lainnya. Dengan
adanya jejaring sosial facebook, twitter, dan media menulis di blog, membuat
kami memanfaatkan teknologi selain kepentingan senang-senang tentu pekerjaan
yang menyenangkan. Seringkali, hal ini
yang membuat kami terpaksa begadang karena siang hari banyak dihabiskan
mengurus pekerjaan kampus dan saya sendiri dihabiskan mengurus pekerjaan
rumah. Nah, satu kegiatan yang membuat
kami bahagia ini terputus dan membalik menyerang kehidupan kami. Sayapun, meskipun tidak terjangkit penyakit
yang sama, tapi saya ikut terpengaruh apalagi saya melihat sendiri reaksi
kejang Cholis yang membuatku trauma.
Karena setidaknya apa yang kami makan, minum, pola tidur pun nyaris sama
kecuali merokok, meskipun akhirnya saya berada dalam posisi perokok pasif.
Kami langsung bisa
menebak salah satu sosok yang memegang kemudi motornya itu,”Gusur!”, Teriak
kami. Hatiku melonjak gembira begitupun
Cholis, tiba-tiba tanganku dingin dan muringkak
(bahasa sunda). Gusur teman Cholis di
DKV UNIKOM tahun 2002, sebetulnya nama aslinya Denta, tapi panggilan akrab
Cholis ke Denta ya Gusur ini. Dia datang
dengan istrinya bernama Uum, ajaibnya Uum ini rumahnya dekat dengan Cholis di
Kadupandak (Pandeglang). Mereka datang
dalam rangka pulang kampung di hari raya dan kesempatan ini membuat mereka
sekalian ingin menjenguk Cholis. Sore
itu, hari pertama idul fitri, kondisi Cholis tidak begitu baik, saya khawatir
terjadi sesuatu karena hatinya terlalu bahagia.
Gusur kesulitan
menghubungi kami, karena handphone memang sudah lama tidak aktif . Cuma handphone saya yang aktif. Tapi dia rupanya tetap nekat datang ke rumah
Kadupandak berdasarkan informasi dari teman kami di facebook. Karena telepon sulit dihubungi, dia sampai
mengira-ngira kondisi yang terburuk terjadi pada Cholis. Dia senang sekali ketika ketemu Cholis dan
saling berbagi cerita. Tak banyak basa
basi, Gusur langsung mengajak Cholis untuk melakukan akupunktur di Meridien Depok,
kebetulan yang membuka praktek akupunktur itu ibunya sendiri, Ibu Entin. Cholis pernah datang ke rumahnya Gusur, Gusur
dan keluarganya pun pernah datang ke rumahnya Cholis. Kelihatan, buat Gusur, Cholis teman yang special
sehingga dia memaksa Cholis untuk datang dan berobat akupunktur di Depok.
Ajakan ini mengagetkan
kami, sekitar seminggu sebelum Idul Fitri, Cholis ngedrop lagi. Maaghnya kambuh dan jika maagh kambuh hal ini
bisa membuat kondisi fisik dan psikisnya ikut turun. Mudah mengantuk, mudah lemah, kedinginan,
mual, keringat dinginpun keluar. Gejala-gejala yang memancing untuk kejangpun
seperti muncul lagi. Gerak tubuhnya
menjadi mudah lelah dan pelan. Dua hari
menjelang Idul Fitri kami menemukan pengobatan akupunktur di daerah Saketi
(Pandeglang). Keputusan ini dibuat kami ingat pembicaan kami dengan Pa Ivan
tentang pengalaman dr.Tauhid , dia bilang:
“Narasumber yang ngisi
acara di pasar semut itu punya sakit sama kaya lo, ada benjolan di
kepalanya. Dia tadinya mau operasi di
Jerman, lalu karena nunggu waktu operasi dia jalan-jalan dulu ke Cina. Disana dia coba pengobatan akupunktur, eh,
sembuh. Jadi operasinya gak jadi.” Suatu
sore, obrolan singkat antara Cholis dan Pa Ivan di pelataran masjid Salman setelah
keluar hasil tes MRI kedua.
Sebetulnya perkembangan
fisik dan psikis Cholis makin membaik setelah konsumsi obat herbal dari Jeng Ana. Paska kejang, nyaris fungsi-fungsi tubuh dan
mental Cholis menurun semua, suara yang hilang, fisik yang lemah, mental yang mudah
goyah jika dipicu telalu senang atau terlalu sedih. Perlahan fungsi fisik dan mental Cholis membaik
dalam hitungan per-minggu. Suara yang tadinya
hanya bisik bisik lama kelamaan mulai keluar dan semakin bulat, jalan kaki yang
tadinya dipapah dan semakin menguat. Percis
seperti melihat bayi yang baru lahir, seperti pohon yang hampir kering lalu
disiram dan dipupuk lagi, lalu tumbuh satu persatu dedaunan, bunga dan batang
pohonnya semakin menguat.
Foto: Dirawat bulan Februari-Maret. Apapunkondisinya,Cholis selalutersenyumdan optimis. (Foto: Nunny) |
Foto: Suatu pagi di Kadupandak (foto: Ima) |
Kamipun menemukan
akupunktur 2 hari menjelang idul fitri, tempatnya di Saketi (Pandeglang). Setelah akupunktur dan konsumsi obat cina
selama 2 hari, di hari raya itu, Gusur datang memberi berita tentang ajakan
pengobatan dengan akupunktur di tempat praktek ibunya. Ini pertolongan Allah yang luar biasa, ini
seperti jawaban doa-doa kami di bulan Ramadhan,
”Angkatlah penyakit
suami hamba yang tidak menyisakan penyakit yang lain dan berilah petunjuk pengobatan
yang tepat dan mudah.”
Subhanallah, saya
melihat kesungguhan hati Gusur dan istrinya ingin membawa Cholis untuk diobati,
bahkan dia menawarkan agar Cholis tinggal sementara di rumahnya sampai
sembuh. Lalu kami menanyakan biaya
pengobatan, hal ini lumrah buat kami agar ada persiapan. Rupanya Gusur dan istrinya bilang bahwa kami
tidak perlu berfikir tentang biaya yang penting Cholis sehat dulu. Subhanallah, Allahuakbar.
Seminggu setelah Idul
Fitri, tepatnya tanggal 4 Agustus 2014, kamipun pindah lagi ke Serpong
Estate-Tangerang Selatan di rumah Teh Embay (kakaknya Cholis) dan Wa Alwis
(suaminya teh Embay). Rupanya sebelum
kami cerita tentang kadatangan Gusur dan niat baiknya, Teh Embay dan Wa Alwis sudah
ada pembicaraan diantara mereka untuk membawa Cholis kembali ke Serpong sampai
sembuh. Subhanallah… pertolongan Allah berhamburan, datang dari mana-mana.
Jadi, disinilah kami,
dari bulan Agustus sampai sekarang tinggal sementara di Serpong lagi. Belajar banyak hal dari apa yang dilihat,
dirasa. Semua elemen bumi memberi banyak
tanda kehidupan dan pembelajaran.
Subhanallah, Cholis semakin membaik.
2 minggu pertama, Cholis harus di akupunktur setiap hari hingga 12 kali pertemuan,
selanjutnya 1 minggu 3 kali, sampai sekarang menjalani akupunktur seminggu 2
kali.
Foto: Cholis |
Sangat berbeda akupunktur
di Saketi dan di Meridien. Kalau di Saketi
jarumnya hanya 4 buah di kepala dengan diberi kekuatan listrik lalu diberi obat
cina dan dikonsumsi untuk 15 hari jangan putus, kemudian diterapi jarum lagi
dan dilanjut obat cina 15 hari kemudian jadi total pengobatan hanya 30
hari. Sementara, terapi jarum di Meridien
di tusuk jarum dari kepala hingga kaki, tubuh bagian depan dan belakang (bolak
balik) bisa sampai 100 jarum.
Masing-masing memakan waktu 20 menit-an, sehingga total waktu pengobatan
bisa sampai 50 menit-an. Pengobatan
melalui akupunktur memang memakan waktu lama, harus rutin dan sabar, karena
proses perbaikannya semua unsur.
Foto:Ima |
Banyak hal yang
berubah, dari fisik yang semakin terlihat sehat dan mental pun jauh lebih baik
dari setelah Idul Fitri. Menurut Cholis,
dia merasa tubuh dan mentalnya jauh lebih baik, bahkan dia berani untuk
mengurangi sendiri obat-batan yang dimakannya: Phenithoyn, Ferneuro dan Luminal. Bahkan Luminal sudah sama sekali tidak
dimakannya, karena obat ini sebetulnya obat penenang agar Cholis tidak mudah
terpancing emosinya.
Faktor psikis yang
mengganggu ini ada hubungannya dengan tumor (high grade glioma) yang menempel
pada syaraf gyrus frontaris. Banyak
mempengaruhi kondisi mental, karena ada perusakan oleh tumornya, sehingga membuat
jaringan syaraf, mental dan tubuhnya pun terganggu. Dengan akupunktur, seluruh fungsi tubuhnya diperbaiki: limpa, lambung dan hati, lalu dengan begitu tubuhnya mempunyai kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri. Pada dasarnya, menurut bu Entin,
semua penyakit itu berasal dari perut.
Jadi, pada prinsipnya akupunktur ini memperbaiki bagian perut dulu, maka
secara otomatis seluruh tubuhnya akan memperbaiki sendiri.
Selain akupunktur, sejak
bulan Maret kami coba terapkan pola makan food combining. Pola makan ini dikenalkan oleh Imazahra waktu
dia menengok suami ke rumah di Ledeng (Bandung). Dia datang dengan suaminya membawa sebuah
oleh-oleh titipan adik yang sedang belajar di Tunis. Pola makan ini akhrnya saya terapkan ketika
Cholis keluar dari rumah sakit. Ketika
keluar dari rumah sakit kami tinggal sementara di Serpong dan saat itu belum
ada fasilitas WiFi di rumahnya Teh Embay, jadi saya minta antar buat berburu
buku Erikar Lebang dan Andang Gunawan. Satu demi satu halaman kami baca dan teh Embay, sebagai kakak, teman diskusi yang enak dan banyak membangun energi positif. Perlahan-lahan kami terapkan pola makan ini untuk Cholis, saya pun jadi ikutan FC. Bisa
jadi, berkat kerjasama pola makan berikut dibantu herbal Jeng Ana banyak
mendorong kearah perbaikan syaraf yang terputus saat tubuhnya kejang. Begitupun sekarang, dilanjut dengan akupunktur
membuat tubuh dan psikis Cholis makin membaik.
Menurut perkiraan Bu Entin, akhir bulan Desember atau awal Januari sudah
boleh aktifitas seprti biasa lagi. Tapi sementara
ini memang masih belum boleh terlalu banyak berhubungan dengan elektonik, seperti
laptop, handphone, yang mengeluarkan radiasi. Lalu, belom boleh berfikir
terlalu berat, sehingga sebisa mungkin dikondisikan tetap memberi suasana
gembira, menyenangkan dan tenang.
Salah satu menu FC |
Salah satu menu FC |
Lari bukan solusinya,
karena apa yang ingin kita cari dan apa yang ingin kita dapatkan ada di depan
mata. Penyakit itu sudah ada, Allah sudah menggariskannya, kita hanya menjalani: Allah seperti memberi banyak luka,
tapi justru hal ini membuat kita berani untuk konsisten dan berani mengambil keputusan
hidup dan dilatih sabar melewatinya. Allah pasti punya rencana terbaik untuk kehidupan kita, kenapa kita harus melewati ini dan menjalaninya lalu menunggu skenario selanjutnya dari keputusan yang telah kita ambil. Proses ini, luka ini membalik, tidak hanya memperbaiki
tubuh tapi memperbaiki segala unsur hati yang berlubang, banyak kotorannya dan jangan-jangan
terlalu banyak energi negatif yang terlalu diumbar. Saya merasa, tidak hanya Cholis
sebagai orang yang sakit, tapi sayapun sebagai istrinya seperti diambil dari
lubang danau yang riuh.
Tuh kan, Ima seorang istri yang tegar.
BalasHapusSelalu semangat ya geulis ...
Jadi inget waktu teh Dey nengok dan memberi banyak motivasi dan masih bingung. Hari ini kadang masih bertanya-tanya, kami ternyata bisa melewatinya. Subhanallah...
HapusTetap semangat mak,...saya pribadi mengalami proses melelahkan itu, sebagai pasien. Jangan kehilangan harapan sama Allah, DIA sebaik2 pemberi pertolongan :)
BalasHapusInsyaAllah,Mak.. doa dan dukungan keluarga dan teman-teman sungguh luar biasa, bikin kami teruuuuuuus full yakin sama Allah
HapusWkwkwk... kerokan...
BalasHapusHihi... iyah, itu pas hari pertama akupunktur, punggungnya pake semacam gelas kaca kecil (alat mirip buat bekam) terus alat itu digerak-gerakan.
Hapus