Pu si Puisi

Foto: Imatakubesar
Angka 8  di bulan Oktober menggerakku kembali pada Pu si Puisi.   Pu si Puisi, seperti jembatan yang menguraikan rasa yang sulit untuk diuraikan.  Bisa jadi puisi yang ku buat ini bukan puisi kawakan, hanya dorongan rindu yang kembali mengerakan hati.   Bisa jadi puisi yang kubuat ini, bukan puisi, hanya hanya kata yang mempermainkan jari-jariku.  Barangkali terlalu absud jika dikatakan puisi, karena kadang hanya sebatas mengeluarkan hati yang tersembunyi.


Dey yang mengeluarkan foto puisi instagram ini di wall facebook dengan hashtag #30harimenulispuisi dan #day1,lalu #day2, saya masih tahan untuk tidak tergoda, #day3, #day4, #day5, masih juga tahan dan meraba-raba, #day6 , #day7, #day8, ah, sialan!  Aku tergoda untuk melakukannya dan tanggal 8, semua rangkaian kata-kata semangat itu kembali ke ladangnya.  Hanya dalam 2 hari, tanggal 8 dan 9, membuat puisi (atau apakah ini puisi?) sebanyak 9 puisi, membuat instagram, memotrat-motret lagi, upload dengan memakai handphone Cholis, mencari-cari Wi Fi, Uplod!.  Dan Pu si Puisi pun berkeliaran di instagram imatakubesar.  Pu si Puisi sudah terlalu lama dieram oleh Emaknya.  Kini kalian boleh bebas berenang di lautan rindu dan biarkan Tuhan memberimu banyak energi dan kehidupan kita.

Rupanya yang punya ide dan kegilaan ini seorang perempuan sore.  Dia berhasil membuatku kembali.  Saya tidak mengenalnya, tapi dari bau-baunya kelihatan orang yang aktif di komunitas, ada ciri khas yang kental dengan keragaman dan bentuk karya orang Bandung.  Telusur ditelusur di twitternya, yah, tenyata orang Tobucil juga: ada foto Tanto,Tobucil, karya craft, ada mention ke Tarlen.  Aku seperti kembali ke rumah yang sudah lama ditinggalkan, tempat bahagiaku, tempat ringan kakiku, dunia luasku.  Dunia ini begitu dekat selama jiwa kita bebas, mirip-mirip kata teh Fenfen (Septina Ferniati) pas kita berdialog di facebook: " Kita "ketemu" kok, selama jiwa kita sama-sama suka berkelana bebas mah pasti ketemu." Pendapat yang asik dan meluaskan.  

Puisi Ima
Pu si Puisi kembali menggali tanahnya, menyemai biji-bijinya, diberinya pupuk dan beragam doa-doa dan harapan.  Pu si Puisi kembali berakar, dan siap bertemu lagi dengan angin, air, udara, tanah, tawon-tawon-tawon. Tumbuh… tumbuhlah dan berilah santapan sehat dan lezat untuk semua orang yang mencintaimu.  

Foto dan Puisi Ima

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv