“It Takes Hands to Build a House,
But Only Hearts Can Build a Home.”
![]() |
Foto: Ima |
Cinta yang dapat membangun kehidupan menjadi lebih berisi
dan berjiwa. Sebaris kalimat ini ditulis
di atas dinding batu di cat putih, kalimat ini langsung mencuri perhatian saya. Suasana ini terbangun saat melihat interior ruang yang berusaha diciptakan di Cawan Kitchen. Di dinding yang lain, foto-foto hitam putih
tersusun menarik dan unik membangun suasana hati dan imajinasi berkarya. Sepertinya, suasana ruang Cafe diciptakan
sedemikian rupa, membuat siapapun yang datang ke tempat ini selain menikmati
makanan juga membangun ruang inspirasi. Perasaan
ini sudah terbangun ketika kaki masuk ke tempat makan ini. Di sebelah kiri langsung terlihat “dapur” pengolahan
makanan dan minuman, ada kesatuan antara pengunjung dan sajian yang akan kita
lahap.
Lokasi Cawan Cafe
Oke, suasana ini saya dapat di daerah Ciumbuleuit yang
dulunya perbukitan dan lembah. Untuk
menikmati Bandung, kamu harus menggunakan alat transportasi umum/angkot
(angkutan kota) kemana-mana. Karena di
Bandung, surganya angkot. Sekedar info, alat
transportasi umum yang melewati lokasi Cawan Kitchen adalah
Ciumbuleuit-Ciroyom. Tapi diatas jam
18.00 WIB, kendaraan umum ini sudah tidak ada, digantikan dengan fasilitas ojeg
yang biasanya mangkal di pertigaan Gandok dekat pos polisi. Jadi buat yang senang jalan kaki, dari
pertigaan Gandok ke Cawan Kitchen sebenarnya tidak terlalu jauh dan banyak
angkot yang lewat, diantaranya: Cicaheum-Ciroyom, Cicaheum-Ledeng,
Cisitu-Tegalega. Dari pertigaan itu,
posisinya sebelah kiri, bangunannya dominasi berwarna putih. Sederhana dan apik.
Meskipun sekarang daerah ini sudah menjadi pemukiman padat
penduduk, apartemen, wilayah kampus, banyak café yang unik, namun cuacanya
masih terasa adem, anginnya dingin dan suasana “ringan” pun masih ada, semoga
tetap terjaga. Menu yang disediakan di Cawan pun mendukung
buat pengunjung yang sekedar teman ngobrol atau bahkan makan berat. Menampung beberapa selera pembeli, dari makanan kebarat-baratan sampai makanan
khas Indonesia. Dari jenis burger,
steik, sandwich, mie, nasi goreng, kentang goreng, martabak toblerone, martabak
asin, ayam bali, rasanya? Hmmm… ini yang
menarik.
Martabak. Kopi.
Teman
![]() |
Martabak Toblerone, bikin rasa manisnya soft dan nyaman di mulut. Foto: Ima. |
Salah satu menu yang dipesan teman yaitu martabak. Martabak?
Saya sempet agak aneh ada martabak jadi salah satu menu di sebuah cafe. Biasanya, kita menemukan martabak dengan roda
dan tempat yang memang khusus menjual martabak, dibawa pulang, makan di rumah,
kumpul bareng keluarga atau teman-teman sebagai teman makan yang membangun
suasana sambil nonton film DVD. Lama-kelamaan,
ah, ya, tidak ada salahnya mencoba makan martabak di tempat, mirip di rumah
makan timur tengah atau rumah makan India.
Sambil menunggu martabak manis dan asin, kami memesan kopi. Ada beberapa kopi yang bisa menjadi pilihan,
seperti Black Cofee, Cappucino, Caffe Latte, Hazelnut dan Tiramisu. Minuman dinginnya pun banyak, seperti, Oasis
Kiwi, Pink Lemonade, Oasis Peach Tea, Sweet tea, Lemon Tea dan banyak pilihan
lainnya. Paduan yang asik, martabak,
kopi, teman, ruang yang nyaman, perpaduan yang lengkap untuk bercengkrama.
Menu Unik
Dari Cawan café masih beragam, ini dia:
![]() |
Menunya beragam, harganya relatif murah, dari Rp. 20.000 - Rp. 40.000. Foto: Ima |
Karena maratbak itu buat dimakan rame-rame, jadi saya sadar
kapasitas perut saya tidak akan terpenuhi dengan sepotong martabak. Jadi
untuk makan “serius” nya, saya memilih “Mushroom Swiss Beef”. Tahu kan kenapa, karena saya suka sekali
beragam jenis jamur terutama jamur kancing.
Karena penasaran, saya memilih ini.
Tak lama, setangkup roti bulat mirip Beef Burger datang dengan setumpuk French
Fries dan mayones sebagai cocolan. Dagingnya
yang empuk dengan kematangan yang sempurna. Saus jamurnya juga kental, nyaman di mulut dan
ukurannya yang cukup besar bisa membuat tidak makan sampai pagi karena rotinya padat
dan mengenyangkan. Ada yang unik,
makanan ini disajikan diatas talenan kayu.
Lama-lama, beberapa menu pesanan teman-teman datang, semua makanan
disajikan diatas talenan kayu, termasuk martabak. Aha!
Sebenarnya ini asik, karena memotong daging, roti, martabak jadi lebih
mudah. Selain sebagai tempat makan, pas mata saya keliling dinding rupanya talenan ini menjadi ornament yang unik di beberapa sudut pintu dengan tulisan,
mushola, toilet, kassa, jiwa kreatifitasnya sangat lekat.
![]() |
Ini dia penampakan Mushroom Swiss Beef yang rasanya lengkap di mulut. Foto: Ima |
Makananan dan minuman yang enak, selalu membangun obrolan menjadi
lebih hangat dan rame, berbagi tawa dan sesekali obrolan yang serius. Jangan-jangan makanan dan suasana enak ini
bisa membuat lambung nyaman dan membangun hormon bahagia, karena sekalipun
sesekali obrolan mengarah sedikit serius, selalu ada saja energi lebih untuk
bertahan di balik meja, kursi dan makanan.
Ah, sesekali saya harus ajak suami ke Cawan Kitchen, menikmati martabak
dan lemon tea hangat, berdua.
![]() |
Huzelnut Coffe, teman asik untuk martabak dan sebuah buku. Foto: Ima. |
@imatakubesar
Bandung, 17 Agustus 2015
Foto dan paragrap pembukanya puitis. I like it ^_^
BalasHapusTerima kasih Mas Koko, tempat ini yang banyak membangun imajinasi saya. harus kesini lagi...
Hapussuasana kafenya mnimalis, clean banget...miss you ima...
BalasHapusTeh Dedeww... enakeun pisan, kalo ke Bandung, insya Allah Ima ajak kesini. Misss uuu toooo :*
BalasHapustempatnya enak dan ga nyangka ternyata Cawan tempat makan orang kasohor, horeeeee bisa photo bareng kang Emil ^_^
BalasHapusMasih ingin nyicip ayam bakar bumbu balinya. Kesini lagi yuk, kapan2 :)
BalasHapusMartabak tobleron, mupeng, belum kesampean nih mau nyobain. Kalo di Semarang ada ngga yaa
BalasHapusUsaha martabak memang menggiurkan. pencinta makanan ini bisa beragam. Mulai dari anak kecil hingga dewasa. Tapi maukah anda usaha martabaknya lebih dikenal lagi?
BalasHapusSilahkan coba gunakan packaging makanan ini http://www.greenpack.co.id/