Hangout. Saya dan
Anak. Bandung. Sisa riuh.
Simpang Dago. Sore. Pepohonan.
Makanan hangat. Kopi. Rumah peninggalan jaman Belanda. Kayu. Dingin.
Dedaunan. Siete Café and Garden.
Siete Garden & Cafe, Jl. Sumur Bandung, Bandung. Foto: Ima |
Setiap lewat café ini, selalu ada kesan yang menarik. Paduan gaya eksterior bangunan, membuat kita semakin
sadar bahwa kita bagian dari manusia yang senang berkarya. Di luar, atap rumah ditutupi dengan kayu-kayu
memanjang, memberi kesan alami. Saya dan
anakku-Alif pun masuk, hangout menikmati waktu.
Begitu masuk, gaya rumah peninggalan Belanda ini tidak banyak berubah,
tiang-tiang, jendela, ruang depan, tengah dan halaman belakang di tata cukup
apik dan menyentuh kesadaran bahwa dalam
sejarah hidup Indonesia pernah dibangun budaya dan kekuatan Bangsa kolonial Belanda
dalam membangun kota, kehidupan, peradaban, dengan rencana besar dan sangat
apik . Ada tangan dengan energi seni yang
cukup asik, begitu melihat lukisan seorang perempuan ekspresif di sudut dinding
membuat rumah ini lebih terasa kontemporer.
Suasana “seni” di tiap sudut cukup terasa, selain rumah itu yang dibuat
dengan kekuatan ilmu arsitek yang tinggi.
Kursi, meja gaya lama, lampu yang fokus pada setiap meja disusun cukup apik seolah memberi “pesan”
tersendiri mengenai rumah dan kehangatan yang ditawarkannya, sehingga setiap
pengunjung dapat makanan dalam suasana yang enak untuk
menikmati makanan, sekedar mencari suasana untuk berbagi hati, berbagi pikiran,
bahkan menyendiri. Ah, jadi tidak sabar
untuk menikmati menu makanan dan meneguk minuman manis disini.
Helow! Salah satu sudut Siete Cafe. Serasa masuk galeri seni. Foto: Ima |
Begitu buku menu Siete Café and Garden datang, makanan yang
ditawarkan terasa “kontemporer”, hehe… maksudnya beragam. Mulai galau ingin mencoba makanan Indonesia
atau Western, karena pilihan makanan dan minuman disini cukup banyak dan
beragam. Tadinya sudah tidak mau pusing
memilih makanan yang akan dilahap, rencananya pesan steik saja seperti Beef
Tenderloin, Beef Sirloin atau Beef New Yorker, soalnya terasa lebih akrab, pada dasarnya tidak
lama pesan dan mengenyangkan. Tapi ternyata
mulai tergoda melihat-lihat menu makanan khas daerah tertentu di Indonesia
seperti Nasi Campur Bali, karena
tiba-tiba membayangkan nasi hangat dengan bentuk ikan yang disate dengan sambal
cacahan yang segar. Tidak hanya itu,
godaan datang dari beragam Bruchetta dengan beragam pilihan toping. Minumannya pun beragam, enak buat lidah kita,
dari minuman dingin, segar dan bertoping es seperti Nuttela Blast, Royal
Strawberry Cheesecake sampai yang panas-panas seperti Hot Chocolate dan Kopi. Baiklah, saya mau mencoba beberapa makanan biar
terasa asik dan mau tahu kejutan rasa dari makanan disini.
MInuman manis dan Bruchetta. Foto: Ima |
Menunggu pesanan tidak begitu lama, beberapa datang, segelas
besar berwarna hijau, toping setangkup
ice cream berwarna hijau dipermanis dengan daun mint menyegarkan mata. Seruput dua seruput “Ice Smurf You”, minuman
berwarna hijau ini mendominasi langsung masuk ke dalam tubuh dan terasa nyaman
di lidah. Minuman ini semacam milkshake
dengan rasa manis dan ice cream yang pas. Alif suka.
Jenis Bruchetta di Siete Cafe: Tuna, daging, jamur. Yummy! Foto: Ima |
Lalu saya mulai menjajal potongan Bruchetta, saya ambil yang ada tumpukan keju tipis, bulatan jamur dan isian entah apa dan dimakan dengan 2 kali gigitan. Pada gigitan pertama, saya dikejutkan dengan
ukuran jamur yang cukup tebal dengan saus yang menyelip di jamurnya terasa unik di mulut. Membuat saya sedikit mengabaikan keadaan
sekeliling dan menikmati tiap potongan jamur: saus dan roti nan
mungil. Dua jari ini, kembali mengambil
potongan bruchetta, dikunyah dengan damai.
Sambil ngobrol-ngobrol, friench fries dengan topping saus jamur dan
parutan keju mulai dilahap. Rasanya juga
enak, jamur ini barangkali yang membuat rasa saus terasa lebih dalam, tenang
dan lengkap memenuhi mulut. Saya jadi
tergoda merasa "ampun" ingin bisa membuat saus seperti ini.
Yang ini, saus jamurnya: dahsyat! Susah lupa. Foto: Ima. |
Ditutup dengan makanan berat, Beef Valencia, ini adalah seiris
daging dengan setangkup kentang berbentuk perkedel dengan ukuran besar, ditumpuk-tumpuk dengan irisan
sayur dan saus. Disajikan diatas piring
putih ini kembali menggugah selera makan adventurer saya. Selain lelehan saus seperti creamy-creamy,
beberapa potong jamur terlihat manis.
Oke, kembali saya temukan jamur disana.
Beef Valencia, Steik dengan saus khas Italia. Rasanya? harus coba sendiri. |
Makan malam kali ini terasa menarik, setiap saus yang disajikan dari tiap jenis makanan terasa setiap makanan itu lebih istimewa. Saya semakin yakin, bahwa kunci keistimewaan setiap menu disini ada di sausnya.
Sayangnya saya datang pada hari Jumat sore, katanya setiap malam Minggu selalu ada pertunjukan musik
dari jam 19.00-21.00 WIB. Pemain musik
bisa langsung nge-jam disana, karena di halaman belakang Siete Café ini,
disediakan panggung kecil, dengan tata panggung simple dan dekat dengan
pengunjungnya. Jadi terasa sedang datang
ke acara pesta kebun, selain bisa duduk-duduk di kursi taman, berbagi rindu
dengan teman, mendengarkan pertunjukan musik dan menikmati menu camilan yang
disediakan. Ah, mungkin lain waktu saya
kesini lagi dengan suasana yang berbeda, ajak saudara, teman, untuk berbagi
banyak hal.
Panggung kecil yang simple untuk nge-jam. |
Ya, lain waktu saya mau kesini lagi sambil bawa laptop
dan bahan-bahan tulisan. Rupanya disini
tersedia WiFi dan saya perhatikan sepertinya suasana mendukung untuk
menyendiri. Yah, sesekali sebagai ibu,
kita butuh me time. Sendiri, datang ke
suatu tempat, menikmati suasana,
makanan, waktu.
Salah satu sudut Siete Cafe yang cocok untuk berefleksi. |
Siete Cafe dan Garden:
Jl. Sumur Bandung (Simpang Dago)
Buka:
Minggu-Senin Jam 11.00 – 23.30 WIB
Sabtu Jam 10.30 – 01.30 WIB (Jammed Music pada jam
19.00-21.00 WIB)
Kelihatannya yummy yah western foodnya... Artistik pula penyajiannya. Tempat yg asyik, apalagi bangunannya bersejarah ya :).
BalasHapusNyaman tempatnya Teh Euis, kalo mau lauching buku disini, suasananya dapet banget.
HapusPengen makan lagi di sana, tanpa 'beban' setelah makan ^_^
BalasHapussaya mupeng sama beef valenciaaa... duh jadi laperrrr *lirik jam makan siang masih 50 menit lagiiih*
BalasHapusKang Koko: Hayu atuuuuh, kita ngabringers sambil diskusi.
BalasHapusTeh Ria: Harus coba, enak pisan sausnya, dagingnya juga empuk.