Sekelumit tentang Inggit Garnasih

Sebuah monolog Inggit

Mengenal lebih dekat ketokohan Inggit Garnasih melalui pertunjukan monolog Happy Salma membuatku takjub dan mencerahkan.  Akting Happy Salma sangat memukau, menyentuh dan membawa imajinasiku ke kehidupan masa perjuangan.  Tahun 2011 aku menonton monolog itu di STSI Bandung, dari sana, aku baru tahu cerita lengkap perjalanan (perjuangan) Inggit yang luar biasa hingga “melahirkan” Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.  Tulisan tentang pertunjukan ada disini.  Ya, seperti sebuah buku yang pas ditulis oleh Ramadhan KH berjudul “Kuantar Ke Gerbang”, sebuah novel sejarah perjalan hidup Inggit Garnasih semasa menjadi istri Bung Karno muda sang proklamator kita.


Nama Jalan Inggit Garnasih

Buat orang Bandung Inggit Garnasih bukan hal yang asing, karena namanya disematkan sebagai nama jalan di daerah Ciateul, tepatnya dekat terminal Kebon Kalapa.   Ini sebuah jalan yang ramai dilalui banyak orang.  Barangkali jalan ini tidak asing tapi ketokohannya asing bagi warga Bandung sekalipun, termasuk saya, meskipun banyak juga orang yang tahu. 

Saya tahu sedikit cerita Ibu Inggit dari Amih, kalau Amih seperti sudah terdoktrin oleh jaman, barangkali ada nilai-nilai tertentu dianggap tabu sehingga pantang untuk diceritakan.  Sehingga seringkali Amih sering bilang begini,”Aib cerita-cerita Ibu Inggit, mah, teu kenging.”  Artinya:  tidak boleh cerita tentang Ibu Inggit karena aib.  Barangkali ada sisi sentimental karena Amih mempunyai kedekatan dengan Desa Banjaran yang tak lain asal desa Ibu Inggit.  Berawal dari monolog ini, menarik banyak garis merah apa yang diceritakan Amih dan fakta sejarah yang tertulis oleh Ramadhan KH dalam bukunya. 



Siapa Inggit

Mengapa Ibu Inggit dianggap salah satu orang yang mempunyai peran dalam kemerdekaan Indonesia?  Dia seorang perempuan, pahlawan sering dikaitkan dengan karya  dan profesi manusia itu sendiri.  Inggit berbeda, dia adalah seorang istri yang setia mendampingi pejuang yang membuat negeri ini terbebas dari kemerdekaan.  Melalui ketulusan, kesetiaan perempuan, Soekarno muda bertahan untuk mengumpulkan kekuatan dan terus berjuang.  Barangkali istilah dibalik laki-laki hebat terdapat perempuan hebat, Inggit berada dalam posisi ini. 


    
Kisah Cinta

Ibu Inggit Garnasih adalah perempuan kedua yang dinikahi oleh Soekarno.   Sebelum Soekarno pergi kuliah ke Bandung, ia mempunyai istri bernama Oetari merupakan anak dari HOS Tjokroaminoto.  Di Bandung, Soekarno kos di rumah pasangan suami istri, Bapak Sanoesi dan Ibu Inggit.  Soekarno sering ngobrol dengan Ibu Inggit dan menceritakan kegelisahan tentang istrinya- Oetari.  Akhirnya tumbuh diantara mereka perasaan cinta, membuat Oetari dikembalikan pada ayahnya dan Ibu Inggit minta restu pada suaminya untuk diceraikan dan menikahi Soekarno.  Bapak Sanoesi mengizinkan dengan perjanjian agar Soekarno tidak menyakiti Ibu Inggit.  Terjadilah pernikahan diantara Soekarno dan Inggit.

Kisah cinta yang tidak biasa memang, namun melalui kekuatan cinta ini, melahirkan jiwa-jiwa besar Inggit dalam mendukung perjuangan Soekarno.   Beberapa kisah perjuangan Bu Inggit ini membuat aku tersadar, bahwa perempuan ini begitu mempunyai peran penting. 

Karena Cinta

Soekarno muda, seorang mahasiswa yang mempunyai jiwa pejuang dan bersama teman-temannya sering melakukan rembukan, perkumpulan dan diskusi untuk kemerdekaan negeri.  Pergerakan ini rupanya semakin tercium oleh pemerintah Belanda, sehingga membuatnya ditangkap dan di penjara di Banceuy.  Ketika di penjara, Soekarno tidak diperbolehkan menerima buku dan beragam informasi yang membuat Soekarno bisa berfikir.  Saat itu, Inggit tidak tinggal diam, ia selundupkan buku-buku, koran, uang,  saat menengok Soekarno di Penjara.  Bahkan, ia puasa agar perutnya lebih kecil, sehingga bisa menyembunyikan buku-buku dibalik kain sampingnya. sehingga petugas tak mencurigainya.   Sampai bentuk buku tak dapat dilihat oleh penjaga agar tidak dicurigai.  Melalui upaya ini, Soekarno terbuka lagi untuk membaca dan menuliskan buah-buah pikirannya. 

Kemudian, ketika Soekarno membutuhkan uang untuk pergerakannya, Inggit melakukan perdagangan seperti menjahit, menjual jamu.  Kemudian lagi-lagi uang itu ia sembunyikan sedemikian rupa sehingga penjaga tidak menemukannya.  Beberapa keping uang bisa dikumpulkan dan membuat Soekarno bisa menjalankan pergerakan dengan teman-temannya.  Ketika akan diadili, Soekarno melahirkan tulisan panjang , sebuah pembelaan berjudul “Indonesia Menggugat”.

Pun ketika Soekarno di buang ke pulau Ende di Flores, Inggit mendampingi Soekarno.  Inggit tidak pergi sendiri, ibunya dan anak angkatnya ikut serta menemaninya.  Sebelum pergi ke pulau Ende, Ibu inggit menjual rumah dan semua barang yang di Bandung karena tidak bisa memperkirakan kapan kembali ke Bandung.  Ditempat pembuangan, Soekarno menderita karena tidak ada teman diskusi, buku-buku dan teman-temannya.  Hingga daerah itu kena wabah malaria, Soekarno pun kena penyakit ini dan Inggitlah yang merawatnya dengan telaten.  Berita ini sapai ke pulau Jawa, sehingga ada tuntutan dari para pejuang jika Soekarno sampai meninggal pihak Belanda harus bertanggung jawab.  Akhirnya Soekarno dipindahkan ke Bengkulu. 

Dan

Disinilah awal kehancuran hubungan mereka dimana Soekarno jatuh cinta pada anak angkatnya sendiri. Dengan alasan ingin mempunyai keturunan.  Karena tidak mau dimadu, Inggit memilih untuk cerai.  Proses ini bersamaan dengan datangnya pihak Jepang ke Indonesia dan berhasil mengalahkan Belanda dan menguasai Indonesia.  Saat itu Soekarno dan Inggit diungsikan ke Padang dengan susah payah.  Tak lama di Padang, pimpinan tertinggi Jepang ingin bertemu Soekarno, dari Padang segera pergi ke Jakarta dengan berbagai kesulitan yang menimpanya.  Ketika sampai di Palembang ditahan oleh orang Jepang lalu tak lama dilepaskan dan disebrangkan dengan menggunakan  perahu kecil karena perahu besar harus menunggu waktu lama.  Sesamapai di Jakarta, Soekarno sibuk dengan aktifitas politiknya, namun iapun merasakan sesuatu yang berbeda, rupanya Soekarno Soekarno tetap ingin menikahi Fatmawati dan akhirnya merekapun cerai.  Meskipun berat hati, Inggit tidak rela di madu sehingga tawaran dari Soekarno tetap menjadikannya first lady ditolaknya.

Dari ulasan sederhana dan tidak mendetil ini, setidaknya ada gambaran bahwa dukungan mental, materi dan kesungguhan dari Inggit Garnasih terhadap langkah-langkah perjuangan Soekarno bukan hal yang sepele.  Mental Soekarno tumbuh, berkembang, maju terus, tetap kokoh, karena ada dukungan dan perjuangan seorang Inggit, cinta Inggit.  Kita bisa merdeka karena Soekarno mendapat keberanian dan kesabaran seorang istri.

#pahlawan 2
Ima. Serpong. 12/11/2014

Sumber:

  • http://paradox-minds.blogspot.com/2013/04/kisah-inggit-garnasih-pahlawan-sejati.html
  • http://perempuankeumala.wordpress.com/2013/12/24/inggit-garnasih-perempuan-hebat-di-belakang-soekarno/
  • https://www.goodreads.com/book/show/5973352-kuantar-ke-gerbang

12 komentar:

  1. Kalau bukan karena Inggit mungkin Pak Karno tidak punya kekuatan untuk berjuang ya hehehe tapi oh tapi pak karno ini kurang puas banget punya istri banyak qiqiqi

    BalasHapus
  2. selalu ada perempuan hebat dibelakang lelaki hebat :)

    BalasHapus
  3. Aku baru tau tentang ceritanya ibu Inggit setelah baca di atas, Bu inggit nggak terlalu terkenal, apakah karena beliau menjadi istri bung karno sebentar...? walaupun sebentar tapi hatinya bu inggit mulia, rela di ceraikan namun selama menjadi istri bung karno telah berbuat banyak dan berkorban. Aku qynya nggak akan bisa seperti bu inggit hahaha,

    ohh iyah fatmawati, anak angkat bu inggit itu, apakah ibu fatmawati yang menjahit bendera merah putih pertama...?

    BalasHapus
  4. Dukungan mental, semangat, dan materi dari Bu Inggit terjadap langkah-langkah Pak Karno, dan tentu juga untuk negeri ini memang tak bisa dibilang kecil. Sungguh, beliau sangat berjasa.

    BalasHapus
  5. Riez BS10:11 AM

    Dibalik Pria Hebat
    Pasti ada Wanita yg Tepat..

    Jadi tertarik dgn kisahnya Ibu Inggit

    BalasHapus
  6. Bu Inggit memang wanita hebat...

    BalasHapus
  7. Wah, aku malah baru tahu kisah cintanya. Sungguh tak biasa :O :D

    BalasHapus
  8. kalau nonton film soekarno garapan hanung terlihat peran besar Inggit

    BalasHapus
  9. jadi penasaran sama filmnya juga. Duh, Pak Karno ni apa ya, gonta-ganti istri. :|

    BalasHapus
  10. Shinta: Hihi... no komen itu mah :b
    Desi Namora: karena cinta dan kesungguhan :)
    Ia Alginat: Pernikahan mereka cukup lama, tapi sejarah tentang mereka memang ga ada di buku sejarah, engga tau penyebabnya apa. tapi bisa kita baca di bukunya Ramadhan KH, "Kuantar ke Gerbang", sebuah biografi roman gitu. atu klik aja di link sumber diatas, lebih banyak informasinya.Bendera merah putih memang dijahit oleh Fatmawati, karena pas menjelang kemerdekaan mereka menikah.
    Pa Muhaimin: Iya, dia yang memberi kekuatan ke arah sana.
    Riez: Selamat browsing :)
    Indi: Iya, bukunya juga dulu jarang dan susah didapat.
    Rina: Jadi pengen nonton filmnya huhuhuuuu
    Rohyati: Hihihi... perempuan Indonesia cantik-cantik :b

    BalasHapus
  11. Kisah cinta yang tidak biasa, butuh hati yang kuatnya juga tidak biasa :).

    BalasHapus
  12. Aku bacanya keingetan Maudy Koesnaedy, yang main jadi Inggit di film Soekarno. Kisah cintanya aneh banget. Aku tahu kalau Inggit itu ibu kosnya tapi ngga tau kalau dia musti cerai sama suaminya buat kawin sama Soekarno... kayaknya siapa-siapa ditaksir sama Soekarno ini, wkwkwk...

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv