#8 Energi Blogger di Angkringan



Sumber foto punya Mf Abdullah
Sore itu.  30 Nopember 2013.  Di stasiun Lempuyangan kami turun, sebuah stasiun antar kota di Jogjakarta.  Masih kuat dalam ingatan, harumnya, masjid kecil di sudut terminal, orang-orang dengan beragam ekspresi menahan lelah setelah menempuh perjalanan panjang dan toilet  yang bersih ajaibnya tanpa bayar, coba cari toilet gratis di Bandung,  rasanya tidak ada.  Seorang laki-laki muda mengangkat kertas bertuliskan “Blogger Nusantara”.  Wih, serasa tamu agung yang telah melakukan sebuah tindakan besar.  Saya malah jadi malu sendiri dari proses penjemputan ini kami diperlakukan secara serius dan baik. 


Bertahun-tahun menulis di media blog, baru tahun 2013 saya merasakan kehadiran orang-orang di belakang komputernya.  Selain mereka hidup dibalik kata-katanya tapi mereka ada wujudnya, manusia.  Iya, bukan robot yang sering bertanya otomatis saat kita memberi komentar di kolom yang tersedia.  Membaca kembali tulisan-tulisan di awal tahun 2004 rasanya rata-rata tulisan itu berenergi dan lugas.  Lalu sempat berhenti upload selama 2 tahun karena saat itu belum mempunyai modem yang serius dan fokus ke usaha printing plus masih suka bulak balik warung internet (warnet).   Kelahiran anak pertama memberi saya energi lebih, sejak itu seolah ada dorongan ingin belajar dan kembali untuk mengasah kata, rasa, kepekaan pada lingkungan.

Disinilah saya, masih segar diingatan kita, sebulan yang lalu para blogger keluar kandang dan bertemu di Jogjakarta.  Kota imajinasi, kreatif, romantis, disiplin dan energi berkaryanya sangat tinggi.  Seperti kotaku –Bandung- tapi Bandung nyaris tidak terkontrol bahkan berkesan amburadul membangun kota metropolis dan kurang sadar untuk merawat bangunan bersejarahnya. 

Sebetulnya saya tidak dapat kamar untuk menginap di Edu Hostel, hostel yang disediakan panitia untuk peserta luar kota.  Tapi malam sebelum pemberangkatan dapat konfirmasi ulang akhirnya saya dapat kamar.  Tadinya kalau memang tidak dapat kamar, saya tidak akan berangkat ke Jogjakarta.  Kalau pergi sendiri (tanpa anak) bisa saja nekat.  Tapi karena bawa balita, saya lebih baik kehilangan tiket dan tidak ambil resiko.  Nah, sesampai di Edu Hostel rupanya kesalahan ada di entry data kedatangan.  Saya memasukkan jam 01.00 malam tiba di Jogjakarta.  Pengisisan data memang saat itu masih perkiraan karena belum tentu mau pergi berombongan atau sendiri. Jadi diisi berdasarkan pengalaman dulu-dulu.  Ternyata form jadwal kedatangan ini tidak bisa diubah.  Untunglah, entah bagaimana, mungkin segala sesuatunya sudah diperkirakan jadi akhirnya sayapun dapat kamar. 

Setelah menyimpan tas di kamar masing-masing, saya, Erry, Efi dan Anggi mencari makan.  Lalu melanjutkan perjalan ke Malioboro karena khawatir besok-besok tidak sempat keliling Jogjakarta.  Mengingat jadwal acara ternyata cukup padat juga.  Ke Malioboro naik beca tawar menawar harga yang cukup alot. Anggi anak yang paling bungsu diantara kami ternyata canggih juga, dia pintar menawar harga.  Saya diam saja, soalnya tahu diri, paling engga bisa menawar harga.  Jadi menyerahkan sama yang ahlinya.

Menuju  Malioboro melaju menggunakan beca dengan harga yang sesuai tawaran Anggi, angin memanjakan wajah dan menambah riang Bayan di pangkuan saya.  Beca menelusuri jalan Pathuk, jadi teringat beberapa tahun lalu, saya dan suami melakukan perjalanan ke Jogja dengan dana yang tipis.  Kami malah menikmati Jogja dengan jalan kaki, menelusuri semua sisi wilayah keraton yang luas sekali.  Cape tapi senang. 

Belanja! Awalnya di Malioboro masuk ke wilayah pasar sore-nya.  Dimana-mana batik.  Dari topi,tas, baju anak, baju perempuan dan laki-laki,kaos yang dibatik, semua serba batik dan memang cocok untuk oleh-oleh.  Selesai berbelanja di pasar sore Malioboro, belanja diteruskan ke toko oleh-oleh lainnya.  Rupanya di toko ini nyaris membuat saya dan teman-teman kalap mata.  Bagus-bagus.  Dari harga murah sampai tinggi, semua ada.  Untunglah ada Bayan, tangisannya membuat rem agar saya tidak terlalu “rajin”memilih batik dan barang-barang lainnya.  Sebetulnya paling senang dapat Secang, minuman kesukaan saya dan suami.  Biasanya kami dapat minuman ini di Kebun Seni Bandung, counternya kang Deddy Coral.  Sayapun beli beberapa untuk oleh-oleh.

Magrib.  Bayan mulai rewel.  Tampaknya dia mengantuk dan ingin minum ASI.  Sengaja saya memakai kerudung panjang (pashmina), agar bisa menyusui Bayan dimanapun.  Biasanya saya suka pilih-pilih tempat untuk menyusui, tapi dengan kesadaran hak Bayan mendapatkan ASI sayapun (berusaha) lebih cuek.  Oranglain harus tahu, ada anak manusia yang sedang meminta haknya.  Jadi saya berusaha tetap kalem dan menutupi bagian yang bisa menimbulkan kontoversi itu.  Walupun agak malu-malu, tapi yah sudahlah, let it be.

Erry dapat telepon, katanya mau ketemu dengan Pakdhe di Angkringan.  Oh, ya, saya pernah lihat ajakan Pakdhe ini di facebook.  Bang Aswi pernah cerita tentang Pakdhe, katanya dia seorang pensiunan tentara dan mengisi masa pensiunnya dengan menulis di blog.  Ini unik.  Jarang orang yang sudah beda generasi dengan percepatan teknologi mau berkarya di dunia internet.  Kebanyakan para orangtua kita enggan mempelajari dunia maya karena dianggap bukan jamannya.  Bahkan ada yang seumuran saya yang menyerah dengan ke-gaptekannya.  Saya senang sekali bisa gabung ke pertemuan di Angkringan, ingin bisa merasakan malam di Jogja dan kehangatan orang-orang blogger.  Untunglah ada Erry, yang saya perhatikan dari cerita-ceritanya sepanjang kereta dan cara berkomunikasi, hubungan Erry dan Pakdhe sudah akrab dan menyenangkan.

Sumber foto punya Pak Muhaimin Azzet
Angkringan.  Wuah! Lihat tulisan berwarna merah“Kedaulatan Rakjat” di sebuah gedung, diteras orang-orang duduk-duduk menikmati makanan dan minuman khas menciptakan romatisme sendiri. Saya jadi teramat rindu suami bisa bergabung disini.  Ternyata disana sudah ada yang menunggu, para blogger jogja, ada Mf Abdullah.  Yah, namanya familiar sekali karena melalui dia kami berkomunikasi di twitter tentang keluhan dan ini itu acara Blogger Nusantara.  Pribadinya yang ramah membuat kami terasa nyaman dan merasa di kota sendiri.  Lalu tiba-tiba ada perempuan berkerudung yang manis, ia datang dengan sepedanya.  

Muncul Pak Arifin yang antusias sama Bayan sampai minta izin mau gendong, eh Bayan juga ternyata anteng dan mau, senang rasanya.  Saya sebenarnya merasa baik-baik saja bawa Bayan ke Jogja, tapi orang-orang sekeliling sepertinya ngerasa saya keren banget (atau mungkin engga juga)bisa bawa anak balita ke luar kota tanpa suami.  Ini pengalaman kedua sih sebenarnya melakukan perjalanan berdua dengan Bayan ke luar kota. Melihat karakter Bayan yang oke oke saja, jadi saya juga berani bawa dia kemana-mana.  Tak lama kemudian rombongan warung blogger dan Pakdhe datang.  Sebetulnya saya merasa asing dan berusaha mengenal mereka satu persatu.  Erry yang banyak cerita tentang si-a, si-b dan seterusnya.  Saya sendiri memang cukup familiar dengan nama-nama yang sering datang ke blog matakubesar, tapi sayangnya hanya beberapa yang ketemu.


Sebenarnya saya bukan orang baru nge-blogging, selama ini cukup senang dengan upload tulisan saja, lebih banyak blogwalking ke blog teman-teman yang saya kenal, lalu ya sudah. Dengan begitu cukup bisa mengobati kerinduan untuk berkarya.

Rupanya tidak dengan kebanyakan blogger, selain membaca mereka selalu membangun  persahabatan dengan sesama blogger lainnya dengan meninggalkan komentar di akhir bacaannya.  Bahkan hubungannya menjadi sebuah persahabatan.  Manis sekali.  Suasana terasa hangat, semua yangdatang ke angringan ditraktir oleh Pakdhe.  Ada sinden jalanan yang menarik hati saya dan ternyata di tanggap, Pakdhe pun menyanyi.  Suasana semakin romantis dan hangat.  Bayan? Dia anteng, menyusu sebentar lalu tidur. 

Malam semakin larut, kami berfoto bersama dan pulang ke tempat penginapan masing-masing.  Ah, sebetulnya masih banyak yang mau diceritakan di sini.  Kehebohan berfoto di tugu, menunggu angkutan umum, eh, disana tidak ada angkutan umum yang ada taksi dan bis trans jogja.  Sayangnya, di malam hari bus trans jogja sudah tidak ada.  Menunggu alat transportasi pun cukup lama, banyak pemandangan malam yang menarik, ada rombongan pesepeda remaja yang agak mengkhawatirkan dan seorang penyanyi jalanan laki-laki bertubuhkan perempuan. Seru.  Saya sendiri banyak diamnyam padahal ingin juga bisa ngobrol banyak tapi khawatir Bayan malah bangun.  Tapi, syukurlah akhirnya taksi pun datang atas pencarian Pak Arifin.  Hore! 

Sumber foto punya teh Dey
Malam itu banyak hal yang saya baca dan dipelajari.  Tulisan-tulisan di blog itu bukanlah dibuat oleh robot tapi ada wujudnya dan berhati.  Jadi menurut saya Blogger Nusantara adalah berkumpulnya para pemilik hati.

11 komentar:

  1. jujur, saya kehilangan momentum kebersamaan -pd ajang BlogNus kemarin sy tak bs fokus, krn pekerjaan lain. ya syukurlah kalau pengalaman kopdar kemarin melahirkan energi (positif) buat Ima; nambah banyak temen, nambah rejeki ... Sukses deh yaaa ?!

    BalasHapus
  2. Enaknya kebersamaan sesama blogger musti sering2 silaturahmi untuk menjaga kekompakan...

    BalasHapus
  3. mantap tulisannya. saya suka karya tulis ini.. saya juga suka menulis coba lihat disini.. bagaimana tulisan saya menurut anda.?

    zie's for you - JalanJalan | Berkunjung | Silaturahmi

    BalasHapus
  4. saya ngeblog sejak tahun 2008, kemudian tahun 2009 bikin blog yang sekarang ini, tapi sempat vakum selama setahun kemarin

    BalasHapus
  5. "BN2013 tempat Berkumpulnya Para Pemilik Hati" sedeeep... terharu dan makin salut ama emak yang satu ini... *salam kecupin kening Bayan teh...

    *SaHaTaGo (Salam Hangat Tanpa Gosong)

    BalasHapus
  6. enaknya bisa kumpul-kumpul bareng sesama blogger nusantara :))

    BalasHapus
  7. Pastinya nambh teman byk bgt ya mbk...

    BalasHapus
  8. wah jadi pengen ikut ngumpul juga nih.. :D

    BalasHapus
  9. Aku kenal pak dhe juga pas BN kemarin, sebelumnya cuma tau pak dhe dari komentarnya pak marsudiyanto. Ternyata lucu dan saya cocok sama tulisan di blognya yg gak bertele tele dan lucu..

    BalasHapus
  10. berkumpul bisa mendatangkan inspirasi :)

    BalasHapus
  11. Kisah dan foto2 BlogNus ini memang sempat bikin saya iri. Karena saya gak bisa ikutan. Memang selalu menyenangkan kopdar dengan para blogger :)

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv