Foto: disini |
Setiap orang sewaktu-waktu akan berhadapan dengan masalah, besar ataupun kecil. Ketika masalah itu datang, rasanya kita ingin lari tapi tidak bisa, ingin dibiarkan tapi menggerogoti terus. Dia mengintil seperti ekor. Seringkali karena masalah itu, seolah ruang menjadi terbatas, hati bertambah sempit dan langkah mengecil.
Ada celetukan sederhana
dari seorang teman ketika dia curhat
tentang masalahnya, saya hanya sebagai pendengar. Lalu setelah dia cerita abis-abisan tentang
masalahnya, dia sendiri yang menyimpulkan untuk tetap membawa masalah itu
dengan santai dan tersenyum. Menurut
dia, masalah sudah ada, mau sedih mau senang, masalah itu tetap ada, jadi dia
memutuskan untuk tetap merasa senang.
Pendapat dia sebetulnya mengejutkan saya, karena saya baru menemukan
orang menghadapi masalahnya dengan ringan.
Belajar untuk
mengahadapi masalah dengan ringan ternyata susah-susah mudah. Lingkungan salah satu faktor yang bisa
membuat kita teguh pendirian dan menjalani segalanya dengan istiqomah. Seringkali lingkungan mempunyai pengaruh yang
bisa membuat kita optimis atau melemahkan.
Saya termasuk orang
beruntung mempunyai keluarga dan teman yang selalu dukung untuk tetap optimis
dan selalu berfikir positif dalam menghadapi berbagai masalah. Meskipun ada beberapa yang seringkali
pendapatnya bisa melemahkan rasa “percaya” melewati masalah bisa terpatahkan
karena ada lingkungan lain yang bisa memperkuat “iman” kita.
Ada tips ketika kita
berhadapan dengan masalah dan seolah ruang gerak kita menjadi begitu
sempit. Ini berhasil buat saya, entah
buat kalian.
Pertama, tetap postif
bahwa masalah ini bukan “musibah” tapi sebuah jalan membuat kita lebih baik,
yakinlah bahwa kamu pasti bisa melewati masalah ini. Karena dengan berfikir masalah ini adalah
musibah, kamu akan terus menyalahkan diri sendiri bahkan bahayanya jadi
menumbuhkan kebencian pada orang lain dan sering tidak move on.
Kedua, tetap tenang dan
tak berhenti berdoa
Ketiga, cari referensi
bacaan dan bicaralah dengan orang mempunyai pandangan luas dan out of the box
Keempat, abaikan
pendapat negatif dan membalas pikiran-pikiran yang bisa membuat kita
“jatuh”. Jika itu terjadi tetaplah
berfikir positif.
Kelima, kalau tidak ada
yang membantu kita, bebaskan hati, Allah bersama kita, bahkan lebih dekat dari
urat leher. Ingat-ingatlah hal-hal yang
bisa kita lewati satu persatu. Minta
kepada-Nya, jangan berhenti. Cara Allah
memberi solusi seringkali bertahap dan memberi pengetahuan yang “mahal”.
Kelima, yakinlah selalu
ada jalan keluar.
Keenam, lakukan hobi/kreatifitas
yang paling bisa kamu lakukan dan syukur-syukur ketika masalah selesai kita
bisa membuat karya yang hebat. Misal,
memotret, menulis, membuat musik, kartu pos, bersepeda, dll.
Ketujuh, hadapi proses
satu persatu, berfikir positif, konsisten.
Kedelapan, shadaqah.
Kesembilan, ikhlas,
bebaskan hati.
Ketika kita sudah bisa
“berdamai” dengan masalah, biasanya kita selalu diarahkan pada jalan
keluarnya. Apakah itu pertemuan dengan
teman, menemukan sebuah bacaan di tempat tak terduga, tergerak untuk menonton
sebuh acara televisi yang memberi informasi yang kita butuhkan, dan seterusnya
dan seterusnya.
Jadi saya setuju dengan
sahabat saya ini, “Masalah sudah ada, mau sedih mau senang, masalah itu tetap
ada, jadi hadapi masalah dan cari solusinya.”
jadi inget lagu ahmad dani,hadapi dengan senyuman :)
BalasHapusbrowsing, ah... lupa lagu yang mana... eh, hatur tengyu pisan udah mampir yaaah
Hapusbener banget mak, manusia hidup pasti punya masalah, justru dengan masalah itu kita harus mampu berjuang memecahkannya....rasanya tak mungkin kita menghindar dari masalah, dimanapun kita berada selalu dikejar dengan berbagai masalah yang pada akhirnya membuat kita menjadi manusia yang kuat....
BalasHapus