Muncul informasi dari jejaring
sosial di internet, Blogvaganza mengadakan sebuah lomba blog bertemakan Indahnya
Bandungku. Ini adalah ide yang menarik
dan kesempatan untuk saya sedikit menceritakan romantisme Bandung mengenai kreativitas berteater yang tidak terhentikan di blog ini.
Bandung selalu menjadi kota
inspirasi dan gairah dari masa kecilku hingga sekarang. Ia adalah bumi, jantung hatiku. Setiap hujan yang menetes pada tanah, angin memain-mainkan
dedaunan dan derap langkah. Riuh oleh
degup pendidikan, jejak aura seni nan hangat juga wisatawan kerap mengiringi detak
jantungnya. Tak ada yang sangsi bahwa makanannya
sangatlah beragam penuh cita rasa, selera fashion yang catchy dan ramah harga, sisa
bangunan heritage terbanyak di Nusantara. Pepohonan nan rimbun memayungi warga
Bandung di beberapa tempat. Semua unsur
itu dipertemukan dalam satu gairah yaitu karya seni.
Waktu kecil sekitar tahun 1985-an, saya pernah diajak
untuk menonton sebuah pertunjukan yang kebetulan digarap oleh kakak untuk
sebuah ujian di perguruan tinggi, judulnya
“lautan bernyanyi”. Imajinasi saya
berkembang saat melihat setiap gerak lakon, artistik panggung dan musik yang
memperkuat emosi suasana cerita. Lalu,
saya juga pernah menonton pertunjukan anak-anak sekampung yang digarap juga
oleh kakak dimainkan ditempat sama yaitu di Gedung Rumentang Siang. Sebenarnya ingatan semua itu masih kabur
namun emosinya masih terekam. Selain itu
cukup sering juga halaman rumah digunakan oleh kakak dan teman-temannya untuk latihan teater di
halaman rumah. Semua gerak gerik latihan mereka
terekam dan tersimpan kuat, sadar atau tidak sadar hingga sekarang.
Bisa jadi hal ini yang mendorong
saya untuk terus mengapresiasi maupun sedikit terlibat di beberapa kegiatan
berkesenian. Saat remaja, saya sepertinya orang yang tumbuh dengan sudut pandang
yang sedikit berbeda dengan teman-teman, terutama dalam hal menyukai dan menghargai
karya seni. Hal ini juga mempengaruhi sudut
pandang dalam melihat beragam masalah. Ketika masuk
kuliah, saya masuk kelompok teater kampus di UNISBA yaitu STUBA. Sejak itu mulai mengenal lebih dalam gerak gerik berteater, khususnya, membuka fikiran
dan wawasan tentang hidup. Di tengah
perkembangan dunia hiburan, tontonan, jenis musik, fashion yang semakin beragam. Bandung sebagai kota seni dan budaya rupanya tidak
pernah kehilangan identitas dan tak pernah berhenti menelurkan banyak karya
pertunjukan. Katakanlah proses-proses
teater yang dilakukan dari unit kegiatan mahasiswa hingga teater independen.
Pergerakan kelompok teater di
Bandung ini sangat intens dan ritmis seperti; CCL (Celah-Celah Langit), AUL (Actor Unlimited),
Main Teater, Laskar Panggung Bandung, STB (Studiklub Teater Bandung), Kelompok
Payung Hitam, Teater Bel, dan banyak lagi.
Jangan salah, melalui teater mereka mampu keliling dunia dengan membawakan pertunjukan yang mereka garap. Ini sebuah bentuk sikap konsisten, militansi dan setia membangun sehingga bisa membukakan mata dunia mengarah ke Bandung, sebuah kota dari Negara Indonesia
yang selalu meminorkan kegiatan berkesenian.
Beberapa kelompok teater, sering mengadakan workshop untuk para remaja yang tertarik mempelajari teater. Baik seni perannya, artistik, musik teater, pencahayaan, kostum maupun makeup teater, dimana kapasitasnya mempunyai peran penting menghidupkan seni teater. Cara ini sangat menarik untuk menciptakan tongkat estafet sehingga anak muda bisa mengembangkan kreatifitas sekaligus menggali dan mempertahankan akar budaya. Seperti halnya workshop yang sering dilakukan STB setiap tahunnya . Kelompok teater ini adalah kelompok teater paling tua di Bandung, produktif dan melahirkan orang-orang berkualitas dalam berkarya.
Beberapa kelompok teater, sering mengadakan workshop untuk para remaja yang tertarik mempelajari teater. Baik seni perannya, artistik, musik teater, pencahayaan, kostum maupun makeup teater, dimana kapasitasnya mempunyai peran penting menghidupkan seni teater. Cara ini sangat menarik untuk menciptakan tongkat estafet sehingga anak muda bisa mengembangkan kreatifitas sekaligus menggali dan mempertahankan akar budaya. Seperti halnya workshop yang sering dilakukan STB setiap tahunnya . Kelompok teater ini adalah kelompok teater paling tua di Bandung, produktif dan melahirkan orang-orang berkualitas dalam berkarya.
Bersamaan banyaknya kelompok teater di
Bandung, tumbuh pula kantung budaya yang memfasilitasi untuk kebutuhan pentas.
Seperti: GIM (Gedung Indonesia Menggugat), Pusat Budaya Cigondewah, CCL (Celah
celah Langit), Selasar Soenaryo, Kebun Seni, Rumah Teh Dago dulu bernama Dago
Tea House, STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia), Pakalangan Sunda, CCF (Center
Culturan Francais), Saung Angklung Udjo dan banyak lagi.
Bahkan banyak pula tempat-tempat komunitas bisa digelar sebuah pertunjukan mini, seperti di Tobucil (Toko Buku Kecil), Common Room, Ultimus dan Kineruku.
Teater adalah salah satu seni yang
mampu mengkomunikasikan dan sebuah bentuk promosi sebuah daerah bahkan Negara. Di tengah masyarakat, teater masih belum terlihat
kiprahnya, masih berkesan sebuah kegiatan yang minoritas dan sulit berkembang
terutama dalam hal karir. Namun pada
kenyataanya, pertunjukan bentuk teater ini justru mampu mempertahankan dan
memperkuat akar budaya. Mereka yang
tidak pernah lelah dan tidak pernah kehilangan ide untuk terus berkarya. Meskipun apresiasi teater di tengah masyarakat
tidak sebanyak penonton film-film di studio 21.
Pergerakan orang-orang yang sadar
akan akar budaya, terus menerus mengambil celah untuk memasukan seni teater menjadi bagian dari hidup kota. Kita tidak bisa
menahan gempuran informasi dan hiburan impor yang masuk ke negeri ini kecuali mencari
cara terus bergerak, berkarya dan melebur. Dan orang-orang kreatif
di Bandung tetap memperjuangkan hal ini. Bahkan dengan perkembangan teknologi, kita
bisa menemukan beragam blog dan jejaring sosial di internet yang
menginformasikan kegiatan berkesenian di berbagai daerah.
Banyak yang mengatakan, kalau kamu tertarik
pada seni maka datanglah ke Bandung, Jogja, Jakarta dan Tasikmalaya. Kamu akan menemukan seni yang menarik untuk
dipelajari dan mendapatkan gairah terus untuk berkarya.
Selamat datang di Bandung. Salam hangat.
I.am.ima
kangen bandunggg ...
BalasHapusSukses dengan lombanya ya mbak ..
BalasHapus@marisa: heu... bandung emang ngangeniiiin ehhee...
BalasHapus@dey: hayyyaaaa...nuhunzzz