Ingatan Hujan Sore Ini



Membawa ingatan pada lorong dan tirai rumah sakit.  Berminggu, berbulan, bertahun.  Waktu meringkas ingatan pada tiap lembar hasil MRI, CT Scan, berlembar hasil tes darah, surat pengantar, wangi wipol tiap pagi dan sore, notifikasi pesan singkat diberbagai media social, jam-jam besuk dan beragam pergerakan hidup.  Pertemuan dengan beragam nama, ekspresi muka, reaksi, suasana.  Belajar pada tiap terang yang mengintip dibagian kecil pori-pori jendela, dinding, daun, pintu, kursi, lampu, tirai.


Bertahun, usai sudah babak pengap yang panjang, serba terbatas, kikis segala ingin.  Belajar pada luka, cinta, teman sekejap, buku, al quran, sahabat, saudara, orang tua, semangkuk bubur, setangkup roti, sebungkus nasi, sebotol air mineral, selembar resep, wangi wipol, jadwal harian setiap rumah sakit, kopi, kereta, bis, mobil, hujan, karakter tiap daerah, pertemuan, perpisahan, musik, langit, awan, matahari pagi, udara malam, sepi, ramai, tawa, perkenalan, kebaikan, keramahan, kesedihan, kemarahan, reuni, perpecahan, kecurigaan, kepercayaan.  Hidup, nafas, diri.


Seringkali cara Allah sulit dipahami, sulit diterima bagaimana diri memandang berbagai keadaan.  Mengajarkan segala hal melalui beragam ketakutan dan kerisauan. Melalui cara-Nya, saya seperti diajarkan melihat segala situasi dari berbagai sisi.  Mengajarkan tubuh, hati, diri melepas diri pada Pemilik Hidup.  Tumbuh rasa syukur, melepaskan luka perlahan, memaafkan.  Kini semua terasa ringan melalui proses yang tentu tidak ringan dan bertahap.  Tentu melalui prosesnya, kerap melukai diri bahkan orang lain.


Saya takut hari kemarin, sekaligus senang sampai pada akhirnya memahami ilmuNya melalui caraNya.  Pelajaran hati yang memainkan beragam situasi, sulit dimengerti, hingga setiap kejadian kerap membawa pada kisah-kisah istimewa. 


Seringkali yang membuat diri bertahan di tengah persoalan-persoalan berat adalah ingatan-ingatan masa kecil, ingatan duduk terdiam di depan Kabah, berproses teater dan beraktivitas di toko buku berbasis komunitas.  Ingatan-ingatan bahagia ini yang membuat diri tetap bertahan, memberi nafas, jeda lalu menghidupkan kebuntuan.  Rindu ini yang bisa menghibur ruang-ruang lelah menciptakan ruang-ruang semangat.


Setiap detik saat itu tampak istimewa jika dilihat pada hari ini, berenergi dan sangat bernilai.  Proses-proses yang ajaib.  Di tengah situasi yang mengisi jiwa saat itu bukan berarti tanpa masalah, tetap ada tekanan dan terjal.  Tapi jiwaku begitu terisi, otakku terus bergerak.  Energi saat itu kerap saya pinjam untuk pertahanan diri.  Proses-proses panjang yang melelahkan menjadi berarti.


Ketika keluh mulai menggelitik hati, masa lalu kerap mengingatkan bahwa hari ini akan sangat berarti untuk dilewatkan begitu saja.  Apa yang kita lewati akan bermanfaat suatu hari nanti, tidak hanya untuk diri tapi meluaskan manfaat bagi orang lain.  Allah Maha punya rencana terbaik.  Lakukan saja apa yang paling kamu bisa dan maksimalkan upaya.  Perasaan-perasaan keluh itu rupanya reda begitu saja. 

2 komentar:

  1. Pasti ada rencana Tuhan yang baik untuk semua umatnya ya mbak. Meskipun jalan menuju kesana masih berputar putar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Teh, kita selalu diajarkan untuk bersabar memahami sesuatu, perlahan, bertahap, berproses. Tinggal kita memilih untuk tetap bersabar untuk dapat IlmuNya atau sebaliknya lalu tidak mendapat apa-apas selain keluh juga gelisah.

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv