Liburan di Kota Bandung (2)

Akhir tahun ini, Indosat IM3 Ooredoo memanjakan 4 orang blogger, 6 orang follower dan 6 orang instagramer Indosat Ooridoo (baca: Indosat Uridu). Saya salah satu blogger yang beruntung ikut terlibat di acara ini. Acara di hari pertama sudah saya ceritakan secara singkat di posting sebelumnya.  Nah, sekarang saya pengen sedikit cerita destinasi wisata dan tempat makan yang kami kunjungi. Tepatnya tanggal tanggal 19-2 Desember 2015, kami diajak main ke Kota Bandung, iya, kota tempat tinggal dan tempat lahir saya. Kota ini, meskipun sudah akrab, rasanya selalu enak buat berburu makanan, jalan, belanja dan istirahat. Meskipun jalanan macet di beberapa titik, sebetulnya tetap bisa dinikmati karena kiri kanan jalan dipenuhi pepohonan. Dan tahu tidak, di Bandung ini salah satu kota yang punya bangunan peninggalan Belanda terbanyak di Indonesia. Pada dasarnya, Bandung ini udaranya masih dingin meskipun tak sedingin beberapa tahun lewat. 

Foto: Ima

Mengenal Taman Kota dan Hutan Raya Bandung

Bandung salah satu kota yang memelihara taman kota, dibikin nyeni dan tematik. Ada taman lansia, taman olah raga, taman film, taman jomblo dan banyak lagi. Sadar taman ini menarik diperhatikan, karena sehingga penduduk dan orang-orang yang datang ke Kota Bandung bisa menikmati kebebasan udara segar dan sehat. Keliling Bandung bersama teman-teman follower Indosat Ooridoo menyenangkan, karena mereka bisa melihat beberapa taman yang hadir di setiap belokan jalan besar. 

Nah, contoh taman yang saya sebutkan tadi kecil-kecil, tapi banyak pohon yang disusun dengan cantik, rumput, kursi-kursi yang lucu, plang nama taman yang sadar desain dan tak kalah menarik karena di beberapa taman terdapat jaringan WiFi. Terasa ketika bis rombongan melewati beberapa titik, jaringan WiFi dari Indosat Ooredoo membantu saya dalam mengakses internet dari smartphone 4G yang saya gunakan. Taman-taman itu tidak hanya bikin udara kota seimbang, tapi bisa menjadi tempat temu antar manusia, ada ruang-ruang kegiatan yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Seperti jalan kaki, piknik, olah raga, tempat diskusi dan lainnya.

Tahura 2015. Foto: Ima
Beda dengan destinasi wisata Bandung yang akan kami kunjungi ini, ada perbukitan yang masih terpelihara hutan, luas sekali dari Dago bisa tembus ke Lembang. Mungkin itu sebabnya namanya jadi Hutan Raya.  Sebab, dulu kami mengenal dengan nama Dago Pakar, sekarang diganti dengan nama Tahura atau Taman Hutan Raya. Pemerintah menjaga Tahura untuk keseimbangan rantai kehidupan antara pembangunan dan pertumbuhan penduduknya, agar resapan air, udara tetap bagus dan binatang tetap lestari. 

Senang lihat barista sibuk bikin kopi di Warmor Kopi,
cafe kopi di Tahura. Foto: Ima
Di dalam hutan ini terdapat peninggalan pembangunan yang dilakukan jaman penjajah dulu yaitu Gua Belanda dan Gua Jepang. Kalau kita menelusuri jalan ke arah utara, akan ditemukan beberapa titik curug (bahasa sunda: air terjun) yang masih terpelihara kealamiannya, ada juga penangkaran rusa. Saya senang sekali, Indosat Ooredoo memilih Tahura destinasi yang kami kunjungi, karena Tahura ini salah satu tempat yang paling saya suka untuk jalan kaki menikmati pohon dan alam lainnya.

Ngopi bareng peserta Hang Out
IM3 Ooredoo.
Foto: Ima


Tidak hanya menikmati hutan, disana kami duduk-duduk sambil nongkrong di sebuah cafe kopi Armor, dengan sajian kopi asli yang diolah bertahap, sehingga penyajiannya agak lama. Tapi di beberapa tengah hutan, terdapat warung tenda, yang menjual jagung bakar, gorengan, dan kopi instan, sepertinya penjualnya penduduk setempat. Buat yang bawa anak-anak, disana ada tempat main anak-anak seperti serodotan, ayunan dan Komunitas Hong yang mengenalkan permainan khas sunda. Hari itu di Tahura banyak sekali pengunjungnya, mungkin karena weekend. Meskipun banyak, tapi tidak bikin pusing, karena pepohonan disini sangat banyak, rerumputan yang luas dan banyak kursi-kursi taman di antara pepohonan yang besar, menjulang dan tangguh. 




Arah ke Tahura Dago Bandung sebetulnya mudah sekali, karena disana ada terminal Dago, tempat mangkal angkutan umum dari arah terminal Kelapa (Kelapa-Dago), dari terminal Riung Bandung (Riung Bandung-Dago), ada juga yang lewat terminal Dago yaitu Ciroyom-Ciburial. Dari terminal ini bisa pakai ojek, ojek adalah transportasi umum motor dan penumpangnya hanya satu orang. Cara yang efektif buat kamu yang membutuhkan jalan cepat dan fleksible, mau kemana aja, hayu. Selain itu, supir ojek bisa jadi GPRS yang paling akurat untuk penunjuk arah. 

Istirahat di Hotel Clove Garden

Selesai menikmati Tahura, rombongan Indosat Ooredoo diajak ke tempat istirahat. Yaitu sebuah hotel di jalan Awiligar. Saya baru tahu jalur ke arah hotel ini, daerah yang dulunya rumah penduduk dan masih banyak pohon, sekarang sudah berubah wujud menjadi daerah elit dengan jenis rumah yang “mahal” dan berkelas. Lingkungan tetap terjaga dengan penataan yang lebih bagus dan apik. Arah menuju hotel ini cukup jauh, atau mungkin terasa jauh karena kami memakai bis dengan kecepatan yang sedang atau bahkan perlahan. Namun jalan sudah di aspal sehingga jalur perbukitan tidak terlalu mengganggu, hanya saja karena bis ini atapnya tinggi, jadi suka beradu dengan ranting-ranting pohon yang menjulur ke tengah jalan. Satu sisi, saya jadi tahu bahwa daerah ini tumbuh hotel yang bagus, dan muncul rumah-rumah dengan bentuk yang minimalis dan bagus-bagus. Wah, kotaku… 


Suasana lobi yang menentramkan.
Foto: Ima
Setelah melewati jalan sepi dan naik turun, rupanya kami mendapat kejutan disambut dengan hotel yang bagus sekali dan pemandangan Kota Bandung terlihat jelas disini. Jadi di beberapa sudut kami ambil foto, lalu masuk ke lobi hotel langsung disambut dengan bandrek. Perut rasanya hangat. Lalu, ada sudut yang mencuri perhatian saya, ada sayur-sayur yang ditanam hidroponik di seputar lobi. Kursi-kursi dengan desain dan balutan corak bantal yang minimalis dan hommy banget. Perpaduan antara modern, kesan pedesaan berusaha di gabungkan sehingga muncul suasana yang tenang dan nyaman. Seorang Ibu berkomentar pada keluarganya,”Saya fikir tempat ini sepi, di jalan juga sepi, saya udah takut, ternyata banyak juga pengunjungnya.” Teman-teman juga banyak mengambil foto di berbagai sudut, karena memang sayang jika tidak tangkap suasananya dalam foto. 


Sayur mayur di sekitar lobi hotel, menghiasi sekeliling lobi
Clove Garden.

Jepret!  Ini foto di kamar, nyeni, yah.
Kiri: Langit si Mama Muda, Kanan: Saya

Saya sekamar dengan Langit, setiap kamar diisi oleh 2 orang peserta. Rasanya istimewa. Satu kasur satu orang, kamar mandi bersih dan bagus. Di meja ada gelas dan teko listrik untuk membuat air panas dilengkapi dengan teh, kopi dan 2 botol air mineral, jadi kita bisa bikin-bikin sendiri. Rasanya pengen langsung tidur dibalik selimut putihnya yang tebal, nonton film di televisi kabel. Tapi, kami harus menyegarkan badan dulu, memilih foto untuk presentasi dan membuat yel yel. 


Kamar istirahat para peserta berdekatan, sepertinya satu lantai itu memang sudah disewa oleh Indosat Ooredoo untuk semua peserta dan panitia acara. Jadi komunikasi antar peserta juga jadi enak, karena waktu sempit untuk membuat yel yel grup, memilih foto dan membuat cerita. Jadi, kami kumpul di salah satu kamar teman mengumpulkan foto, memilih dan membuat yel yel. Seru deh! Meskipun belom beres, mau tidak mau kami harus segera lanjut perjalanan untuk makan malam di Atmosfere di Jl. Lengkong Besar. Senang? Bangeeet. Cerita makan malam berlanjut di posting berikutnya, yah. Selamat menikmati hati dan harimu, teman.


@imatakubesar

Bandung, 22 Desember 2015

5 komentar:

  1. hangoutnya asik banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik banget Teh, udah pernah ke Tahura belum? Kalo kesini, nanti saya temenin, deh

      Hapus
  2. Nggak ada foto akunya, Teh? Oke, fine! *ceritanya ngambek*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Adiitoo ngambek? ga mungkiiiin... anak baik ga boleh ngambek, yah, hihiiii...

      Hapus
  3. Lucu banget di lobi hotelnya ditanam sayur mayur gitu~ Kalo mau masak tinggal petik yah :D

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv