Pagi Bening 2013


Rombongan burung dara mengepakkan sayapnya ke kerah barat.  Memainkan tarian oleh sayapnya yang kokoh diiringi nyanyian angin yang tak segan-segan ikut membuat awan seperti gelombang.  Bergaris-garis bahkan ada yang menggumpal-gumpal. 

Pagi ini begini bening.  Di luar sunyi.  Hanya beberapa kepala yang lewat, mahasiswa yang tidak pulang kampung mencari sarapan, anak kecil yang memainkan terompet sisa kemeriahan semalam, ibu muda yang menjemur bayi di halaman.  Tukang sayur tidak kunjung lewat, tukang bubur tidak juga datang.  Sepertinya mereka kelelahan menikmati seruan terompet dan hingar bingar petasan.
Pagi ini begini bening.  Ada yang tak peduli dengan pergantian tahun bahkan dia lupa usianya sendiri.  Ada ibu yang kesepian karena anak-anaknya mengganti ibunya di luar sana.  Ada bapak yang kesepian, karena anaknya memilih pergi daripada duduk bareng minum kopi berdua.  Ada saudara yang kesepian, karena saudara-saudaranya memilih teman-temanya sebagai saudara-saudaranya.

Pagi ini begini bening.  Ada yang hatinya penuh karena secangkir coklat hangat.  Ada yang hatinya penuh karena seorang bayi menangis disudut ranjangnya.  Ada yang hatinya penuh ketika dedaunan bergemerisik oleh damai sanga angin.  Ada yang hatinya penuh, ketika ia berhasil memutuskan pacarnya.  Ada yang hatinya penuh ketika ia memutuskan untuk tidur kembali.  Ada yang hatinya penuh ketika teh manis hangat menghangati relungnya.

Hey, sang pagi.  Pagi ini begini bening, waktu melahap pelan-pelan seperti siput yang berjalan tenang hingga tak ada yang menyadari perpindahannya.  Luapkan luka-luka lama menjadi milkshake, manis dan sejuk.

Hey, sang pagi.  Kabar apa yang ingin kau sampaikan pada sang sore.  Untuk pagi selanjutnya, selanjutnya dan selanjutnya agar malam dapat tidur nyenyak untuk kepakan sayap yang semakin kokoh dimudian waktu. 

Pagi, tetaplah bening oleh embunmu yang bening.  Membasuh lusuh.  Membasuh peluh.

Bandung.2013.i.am.ima

2 komentar:

  1. Pagi Bening, seperti judul salah satu naskah teater ya, Teh :)

    BalasHapus
  2. Iya, memang sama dengan naskah teater karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintero. Kata bening ini mengganti kata indah, kayanya lebih pas banget :)

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv