Tidak semua orang mampu berkata “Ya” pada Cinta. Bahkan ada yang berusaha keras untuk
menghindari, melupakan, menguburnya dalam-dalam. Seolah Cinta menjadi sesuatu yang mustahil
untuk digapai, digenggam dan diajak berjalan bersama dalam satu kehidupan yang
tidak pernah berhenti. Bahkan ketika
banyak orang bersetuju bahwa kehidupan akan berakhir saat kematian datang,
padahal kita akan melanjutkan hidup baru dan tetap hidup dalam setiap jiwa-jiwa
yang masih bergerak diatas bumi. Tapi
cinta juga akan datang seperti angin, datang tepat pada waktunya.
Barangkali, bisa jadi, dapat dipastikan sekarang waktunya
untuk berlatih lagi dan menjaga ketukannya.
Agar tetap semangat dan semakin mengenal dengan bidang yang dua ini:
menulis dan merajut. Beruntung sekali
dulu bisa terlibat secara langsung di sebuh toko buku berbasis komunitas,
tobucil, karena disana selain menjual buku-buku tapi mewadahi aktifitas hobi
yang berbau kreatif, dari merajut, menulis, diskusi buku, musik, dll. Dulu saya mengintip-ngintip dan sedikit-sedikit belajar merajut,
tidak terlalu serius tapi saya sangat suka.
Beberapa tahun lewat, beberapa bulan kebelakang ini saya
tertarik untuk menggali lagi. Dan ternyata
lebih mudah dari perkiraan. Saya coba
lupakan orang-orang yang sudah melejit dan ahli dibidang tersebut bahkan sudah
melanglangbuana dengan karya rajutanya. Saya berusaha tetap fokus saja dan mempunyai program sendiri. Sendirian aja, yang lain engga diajak-ajak,
nih? Bukan begitu, ritme saya memang
mudah terombang ambing, jadi saya lebih memilih sendiri dulu dan membuat
percaya pada diri sendiri dulu.
Nah, program beberapa bulan kemarin adalah mengumpulkan
beberapa produk, melatih pembiasaan dan merapikan hasil rajutan. Satu hari minimal 1 jam merajut dan harus
karya itu harus selesai. Sekalipun ingin
berpindah benang dan model pertahankan agar tidak tergoda membengkalaikan karya
yang sedang diolah. Enaknya disebut
produk atau karya ya? Sepertinya prduk
lebih berkesan industri sementara karya lebih berkesan hasil sebuah
proses. Baiklah,saya lebih memilih karya
meskipun belum bagus-bagus amat. Sambil
merajut, otak saya mencari-cari nama yang tepat rajutan handmade ini,ehm…
baiklah saya akan memperpanjang tangan nama blog saya, “matakubesar handmade
atau matakubesar-merajut dengan cinta”
lucu juga. Tapi akhirnya saya
putuskan, matakubesar handmade.
Suami saya sangat mendukung, ia membantu mencarikan
pola-pola rajut dan tentunya mendesain logo.
Saya fikir, aduh ini keberatan ga sih?
Katanya, branding itu harus dibangun dari sekarang. Sementara saya masih malu-malu tapi senang
dia begitu serius mendesain logo dan diaplikasikan ke kartu nama. Ini kartu namanya:
Melihat hasil karyanya, rasanya berat di logo tapi terus terang jadi memacu semangat utnuk meningkatkan kredibilitas (beu!).
Ini karya yang berhasil difoto selama bulan Oktober 2012, ada
beberapa yang sudah terjual. Itupun
saudara yang beli dan nebeng jual ke keponakan:
Pada akhirnya, saya berfikir untuk mengumpulkan karya dulu
dan mencari pengrajin agar menjadi bagian dari produk handycraft yang lebih
layak jual. Sementara ini masih
mengumpulkan dan menjaga semangat itu.
Itu dulu. Sambil ngumpulin ilmu
dan keahlian, semoga tetap dan selalu terjaga,minimal dengan pamer di blog bisa
mencegah dari rasa malas. Heheeee…
Hidup haruslah terus bergerak, bukan?
tasnya lucu deh. satu tas bisa kelar sehari? cayoooo, perlu kesabaran ekstra ya teh buat menyelesaikannya. btw template blognya makin cantik aja
BalasHapusmaca ciiiiih heheheeee... sambil malu-malu narcis. heheeee...tulisan efi juga makin yuhuuuuy...
BalasHapusBagus mbak....smg makin rajit ngrajutnya ya, yg paling penting lekas dapet ibu2 telaten yg bisa diajak berjuang bersama....
BalasHapushalo mba b4tiqu... terimakasih yaaaa, mba juga semakin maju usaha batik nya ya :)
BalasHapus