Hari Rabu (22
Desember 2011), Ibu-ibu doyan nulis (IIDN) berkunjung ke Head Office Brownies Amanda di Jl.
Ranca Bolang No. 29 Bandung. Saya
semangat sekali untuk ikut, persyaratannya hanya mengirimkan testimony/tulisan
satu halaman saja. Pertama kali pengumuman
dilemparkan di wall grup IIDN untuk acara ini, saya langsung membuat tulisan
sesuai pengalaman. Saat itu juga beres
dan langsung di kirim ke email Indscript creative.
Hari yang ditunggupun
tiba, kebetulan jarak rumah menuju Amanda memang cukup jauh. Kalau banyak ngetem dan macet, akan memakan
waktu 2 jam jadi saya me-nyubuh pergi dari rumah. Ternyata jalanan cukup lancar dan saya datang
terlalu cepat. Tidak apalah, kalau
begini tidak kehabisan bingisan (misi rahasia agar mendapat bingkisan hahahaaaa…)
dan menyamankan diri dengan pergi ke mini market beli cemilan, minuman dan ikut
ke toilet (misi yang sebenarnya).
Beberapa waktu
kemudian, mulailah anggota IIDN satu persatu bermunculan. Khas dan ceria. Teh Irma dengan gembolanya, Teh Gya dengan
beragam gembolanya, Teh Madu alias Honey, Teh Wulan, Teh Yayu dan makin banyak dan makin
banyak lagi tentu ringkid dengan anak.
Seru! Saya sengaja tak bawa anak,
selain kasihan harus menempuh jarak yang jauh kebetulan suami tidak mengajar
di hari tersebut. Jadi dia memberi kesempatan agar saya pergi sendiri saja dan dia dengan
senang hati jaga anak. Beruntung
deh punya suami begini.
Acara dimulai, kebetulan
empunya Brownies Amanda, Ibu Sumiwiludjeng, sedang datang ke Ranca Bolang dan
kamipun disambut oleh beliau. Ketika dia
masuk, tersenyum lalu menyambut dengan suaranya yang berat dan lembut. Terasa sekali orangnya sangat sederhana dan low
profile. Hati saya berbisik, “Suhanalloh”
(Artinya: Maha suci Allah). Sulit
berkomentar yang lain-lain.
Setelah perkenalan, mulailah
penuturan tentang sejarah dan proses pengelolaan Brownies Amanda dari bagian
manajemen. Dari awalnya brownies
original hingga beragam rasa dan mulai berkembang pada beragam jenis usaha
lainya seperti bus. Anggota IIDN yang
hadir mendengarkan dengan antusias, santai, ramai oleh pertanyaan dan dijawab
dengan ramah.
Selesai sesi
pertanyaan, diakhir acara ada pengumuman 3 orang pemenang pemberi testimony. Ini waktu yang ditunggu-tunggu dan cukup
diharapkan karena hadiahnya uang lho.
Dari sekitar 50 orang yang datang dan pemberi testimony juara pertamanya
Ima Rochmawati, yang kedua Irma dan yang ketiga Efy Fitriyah. Ima? Hah?!!! Iya, saya yang menang, wiiiiiiih
asli kejutan banget deh. Asli kaget
banget dan sama sekali tidak menyangka saudara-saudara. Malu dan senang bercampur saat itu. Jurinya
langsung dari pihak Amanda jadi tidak ada campur tangan indscript creative. Senangnya tidak terkira deh, dan saya baru
sadar, ini adalah hadiah (uang) pertama dari hasil menulis. Huhuhuhuuuu…
Di satu pintu ini
saya sadar, percayalah pada proses dan pencarian. Pertemuan saya dengan IIDN memberi warna baru
dan mengasah kembali sesuatu (bacanya gaya Syahrini) dalam diri yang belum
tergali. Saya beruntung sekali menemukan
IIDN tentunya belajar banyak dari isi tulisan-tulisan mereka. Karena kalian aku ada.
Ini testimony yang
dikirimkan untuk kunjungan ke Brownies Amanda: (cieeee... narsisun heheheee...)
Brownies
Amanda dan saya
Menjelang lebaran,
kami anak-anak Amih berencana membagi-bagi tugas mengirim jenis makanan yang
akan disajikan untuk hari raya. Beberapa
kakak yang lain bawa makanan pokok, ada yang bawa ikan bumbu, sop buah, semur
ayam, capcay, kerupuk, aqua gelas dan lain-lain. Maklum kami keluarga super besar, ingin
meringankan beban Amih yang harus menanggung makan saat kumpul sepulang shalat
ied. Kumpul keluarga seolah hajatan, jumlah
keluarga kami hampir mencampai angka seratus padahal yang kumpul masih
terhitung generasi anak-mantu-cucu-cicit.
Nah, sementara saya sendiri langsung memilih Brownies Amanda sebagai
makanan camilan. Alasannya sederhana, kesannya
mewah, harga relatif terjangkau meskipun harus beli beberapa dus untuk memenuhi
kuota hingga tak perlu merogoh saku terlalu dalam. Selain itu, tentunya semua orang di rumah
menyukai Brownies Amanda, suasana kumpulpun semakin terasa hangat dan lengkap.
Brownies Amanda
selalu menjadi pilihan utama, terutama untuk acara-acara yang spesial. Kadang-kadang saya sengaja beli untuk ngemil
di rumah, menemani perut saya yang sering keroncongan. Paling nikmat , sore hari dan malam saat
begadang melahap setiap potongan brownies ditemani White Cofee panas. Semangat dan energi barupun tumbuh, nyes…
menenangkan. Seketika membuat pekerjaan
terasa lebih ringan dan menyenangkan.
Yah, siapa yang tidak
tahu Brownies Amanda. Diawal tahun 2000
Brownies yang diolah dengan cara di kukus merebak dan membuat kejutan untuk
para pecinta kuliner. Tentunya kejutan
juga buat saya, biasanya brownies diolah dengan cara di oven sehingga
teksturnya kering. Namun Amanda
menawarkan cita rasa yang berbeda.
Dikukus, teksturnya lembut, dan tidak enek. Inovatif, khas masyarakat Bandung dan
kreatif.
Wii asyik, menang :D
BalasHapushttp://mugniarm.blogspot.com
Mantaap nih si ibu yang ini :) ayo mampir ke blog ku :D
BalasHapus@mugniar: :)) senang bin ajaib
BalasHapus@teh achi: siaaaaap... blog walking ah :)