Beberapa hari yang lalu ada ajakan mengirim card to post di
sebuah blog cardtopost. Kebetulan
ajakan berkirim card to post ini dijadikan momen berkirim card to post oleh
salamatahari di hari ulang tahunya ke-2 tanggal 16 November ini. Wuah, saya senang sekali karena beberapa
pekan lalu saya pernah posting di facebook tentang ajakan korespondesi secara
manual. Banyak yang komentar dan
beberapa banyak yang ingin terlibat, tapi sampai hari ini belum ada satu
orangpun yang mengirimkan surat. Sedih
juga. Tapi akhirnya ada blog card to
post ini bikin saya bersemangat lagi.
Hore!!! Akhirnya menemukan orang-orang memiliki minat yang sama. Jadi jangan pernah me-reject keinginan kamu
meskipun hal itu lucu dan tidak mungkin.
Nah, berangkat dari ajakan itu, saya daftar dulu di cardtopost, tidak lama kemudian mereka bakal mengirimkan alamat yang dituju. Lalu saya buka lagi file foto-foto dari beragam
tempat, waktu, acara, saya pengen membuat card to post sendiri nih ceritanya. Ternyata lumayan
juga koleksi foto iseng berbahagia bisa di publikasikan. Foto itu di edit dan diolah jadi post to card
sama suami. Hasilnya? BAGUSSSSSS!! tengkyu
pisan! Kemarin desain bikinan suami di
print, tadinya card to post itu dikirim kemarin (Hari Selasa) berharap
bisa sampai hari rabu, soalnya salamatari terbitnya setiap hari Kamis. Yah, sudah lah, mudah-mudahan sore bisa
sampai. Mulai deh menulis di lembaran
itu, saya gagap lagi. Bingung mau
menulis seperti apa dan harus bagaimana.
Sampai salah menuliskan beberapa huruf, salah menulis alamat dan bingung dimana menuliskan si
pengirim dan ganti kartu beberapa kali hehe. Gugup deh harus bagaimana. Sampai berdiskusi dulu dengan suami, card to post ini harus pakai plastik atau tidak. Ah, akhirnya memutuskan untuk
cuek aja, toh sudah terwakili oleh visual yang (menurut saya) keren
pisan! Hehe…
Saudara-saudara sebangsa se-tanah air ada berita
yang tidak enak. Tadi pagi saya
buru-buru datang ke kantor pos yang jaraknya tidak jauh dari rumah. Penjaga itu bilang kalau post itu meskipun
perangkonya Rp. 10.000 sampainya tetap 3 hari kemudian. Kecuali ingin sampai besok harus pakai paket
kilat, lagian harganya tidak terlalu mahal.
Tapi ternyata tidak memakai perangko jadi hanya di cap pos saja. Kecewa sih, sebetulnya keinginan saya ada
perangko yang tertempel disitu. Tapi ya
sudah lah, yang penting besok bisa sampai.
Akhirnya saya tahu setelah bertahun-tahun tidak mengirim surat, kalau
memakai perangko keterimanya 3 hari walaupun sa-kota. Gagap lagi karena merasa harus berhubungan
kembali dengan cara pengiriman manual.
Transaksipun selesai, saya cerita sama petugas kalau ini
program berkirim card to post yang dilakuin oleh orang-orang yang suka berkirim
surat. Mereka,mpenjaga itu senang mendengar tuturan
saya. Tadinya, ketika lihat alamat yang
dituju sebetulnya masih satu daerah, bahkan sangat dekat. Tapi sensasinya rasanya kurang kalau tidak di
kirim oleh petugas pos. Heheh…
Yah, sekarang saya kembali gugup lagi, menunggu penerima
meng-upload post to card yang saya kirimkan.
Sampai tidak yah? Rusak tidak yah?
Semoga sampai dan petugas pos bersedia mengirimkan sendiri card to post
ini tanpa melalui prosedur, jadi hari ini juga bisa sampai.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar Anda. adv