Banyak ibu yang gelisah dan ragu-ragu untuk jalan-jalan
karena merasa repot jika harus membawa buah hatinya. Begitu banyak ketakutan jika anaknya harus
buang air besar di tengah perjalanan, harus menyusui di tengah keramaian bahkan
gelisah karena ingin tidur. Bisa jadi
karena belum apa-apa kita sudah membayangkan kebutuhan balita yang harus di bawa,
belum jika anak ingin minum asi padahal tidak ada tempat khusus untuk menyusui,
atau ingin minum susu lalu kita merasa repot harus membuat susu ditengah
keasikan melihat sepatu, baju yang sedang dipilih atau sedang menikmati
hidangan rumah makan. Alhasil, kita
lebih memilih untuk menunda melakukan perjalanan atau menitipkan anak pada
saudara. Padahal jalan-jalan bisa
menjadi ajang ekspolasi visual untuk mengenal lingkungannya dan keuntungan yang
lain bayi akan mudah beradaptasi dan mempererat hubungan orang tua dan anak.
Kita sebagai orang tua seharusnya bisa menanamkan perasaan asik
dan menyenangkan untuk sebuah proses jalan-jalan. Karena jalan-jalan seharusnya membuat warna
baru ketika sampai di rumah bukanya suami-istri menjadi bertengkar. Sudut pandang tentang “repot membawa balita”
sebaiknya disingkirkan dari memori.
Karena kita sudah berkomitmen dengan alam untuk mempunyai seorang bayi, ini
artinya kita wajib memberik hak bahagia untuk anak. Ada baiknya kita libatkan dan melebur dengan
pikiran anak dan ia pasti bingung ketika keluar rumah dengan beragam bentuk
yang baru baginya. Baik reklame yang
menjulang tinggi, awan, burung, tiang listrik, gambar pesawat di spanduk,
beragam gambar di etalase dan banyak lagi.
Hal ini sering luput dari pandangan kita karena sudah dianggap biasa,
tapi bagi balita hal ini bisa membantu proses perkembanganya di usia “golden
age”. Adalah sebuah berkah luar biasa –jika-
kita mampu mengenalkan pada bayi lingkungan baru agar dia terbiasa dan akrab
dengan lingkungan barunya.
Perhatikan mata anak, lalu beri tahu benda yang sedang ia
lihat. Jangan dilebih-lebihkan apalagi
diberi rasa yang negatif seperti menakut-nakuti, atau rasa benci terhadap
sesuatu yang ia lihat. Jika kita takut
atau merasa jijik terhadap benda yang kita lihat, beri pendapat yang berbeda
dan menyenangkan namun dibatasi dan coba jelaskan dengan intonasi proporsional
saja. Ajak dia bicara, seperti kita
memahami arah emosi musik yang sedang kita dengarkan begitupun dengan nada
bicara balita. Saat balita mengutarakan
emosinya, bisa terasa dari nada bicaranya, coba fahami dan rileks saja.
Misal saat di angkutan umum, balita kita sedang melihat ke
luar jendela, ajak terus bicara seperti “wah, ada motor yah, motornya warna
biru. Wih, apa itu, motornya banyak,
satu… dua… tiga…” lalu tiba-tiba ada motor yang ngebut sekali dan membuat hati
gundah, sampaikan “Wah, motornya cepat sekali yah… hmmm… udah jago banget tuh
supirnya, ngeeeng.” Dan bibir kita selalu diusakan untuk tetap tersenyum
sekalipun hati sedang dongkol. Ini akan
bagus untuk perkembangan balita agar dia merasa enjoy dengan perjalanannya
sekalipun suasana di angkutan umum mulai menjemukan.
Tunjukan gambar-gambar di billboard, tapi tidak menggurui
karena balita tetaplah balita bicaralah dengan sudut pandangnya yang baru
mengenal dunia. Misal, “Hey Alif, itu
kuda keren yah (lalu kita menyuarakan suara kuda).” Lalu di sudut jalan yang
lain ada gambar kereta api “Wih, itu kan kereta api yah Lif. Alif kan tahu yah itu kereta api tuuut…
tuuuut… wah seru banget, (lalu mulai menyanyi) naik kereta api tuut… tuut…
tuuut…” Sekalipun balita kita belum bisa
meniru, aktifitas ini jangan dihentikan.
Karena secara tidak sadar dia akan merekam aktifitas ini dan otaknya
akan terus bekerja.
Lalu ketika jalan kaki coba kenalkan dengan bicara padanya, “Itu
kan pohon yang kaya di rumah yah, wiiiiih, indahnya… halo pohon lagi apa? Dadah…
Alif lagi jalan nih sama ayah dan mama.
Halo daun berwarna hijau, halo jalan berwarna abu-abu, haloooo… eh itu
juga batang pohonya bagus yah berwarna coklat.
Halo coklaaaaat! Eh, hati-hati ada jalan berlubang jalannya kesamping,
wih seru yah jalan ke samping, eh lihat ada tangga, ayo kita naik, satu, dua,
tiga, yeeeeee. Eh lihat itu ada uwa,
assalamualaikum uwak, salam yuuuk”. Usahakan setiap perjalanan, sekalipun hanya
keliling sekitar gang di rumah, kenalkan beragam bentuk, warna, jendela rumah
yang segi empat, kaca dan banyak lagi. Secara tidak langsung kita sudah
mengedukasinya langsung pada lingkungan di luar rumah, baik tetangga yang suka
menyapanya dengan kalimat “Alif, mau kemana?”.
Lama-lama ia akan mengingat semua tanda-tanda yang khas di setiap baris
maupun sudut jalan. Baik kebiasaan, visual yang ia lihat, bentuk, jalan
berlubang, bunga yang indah diteras halaman orang, gambar ayam di warung nasi
dan banyak lagi. Beri motivasi pada diri, bahwa setiap hari anak kita harus
mendapatkan suasana dan ilmu baru.
Selain akan membantu memori visual, perkembangan balita yang
masih dalam proses perkembangan akan terpancing untuk mencoba dan meniru apa
yang ia dengar dan mencoba dilafalkan. Cara ini akan menstimulus otak untuk
melatih kemampuan oral balita yang belum sempurna. Sebaiknya orang tua sekalipun mempunyai karakter
pendiam ada baiknya mengolah dan memotivasi diri untuk terus berkomunikasi demi
perkembangan balita, dan lihat dalam perkembanganya kita sendiri sebagai orang
tua akan merasa terkejut dengan tindakan anak yang sering diluar dugaan
kita. Jangan pernah menyerah dan nikmati
semua proses dengan membangun perasaan senang sekalipun hati sedang dalam
tertekan. Bahkan seringkali proses ini
akan membantu kita mengalihkan pikiran, bentuk terapi dan memberi motivasi pada
diri orang tua.
Perjalanan asik harus dimulai dari orang tua yang membuat
suasana asik. Anak jangan dijadikan
beban sehingga perjalanan tidak menjadi leluasa, tapi ini adalah kesempatan
untuk kita untuk berbagi kesenangan dengan anak. Kuncinya bawa barang se-praktis dan tidak
terlalu merepotkan. Kemas barang dan
ambil barang yang penting saja. Siapkan
strategi saat beragam kemungkinan terjadi, seperti anak kita buang air besar,
lapar, haus, mulai gelisah, ingin minum susu.
Jangan pernah menganggap repot jika membawa anak, karena seringkali
situasi akan terasa repot jika kita sudah membentuk hati dan bayangan atas
situasi akan menjadi repot. Padahal bisa
jadi tidak akan serepot itu kalau kita menjalaninya dengan tenang dan penuh
strategi kadang kala hanya dibutuhkan tindakan matematis saja. Jika anak buang
air besar, yah bawa ke wc lalu cebokin.
Kalau butuh minum asi, yah beri saja asi lalu tutupi dengan kain atau
kebetulan ada wc yang cukup nyaman kita masuk saja kesana. Tak perlu dibikin rumit dan cari strategi
untuk solusi.
Siapkan barang bawaan yang bisa disimpan dibagasi dan
disimpan di dekat kaki, sehingga saat darurat kita tidak merasa repot dan
berusaha fokus pada anak. Jangan
pedulikan orang sekitar dan usahakan tetap tenang karena anak kita membutuhkan
perhatian.
Tas kecil sekali jalan. Perlengkapan ini persiapan
seandainya pergi ke taman, supermarket, kebun binatang atau yang hanya memakan
waktu 3-6 jam di luar rumah. Tas
tersebut berisi:
1. Sabun bayi botol kecil. Jika kemungkinan buang air besar, bisa
langsung cari toilet di mall maupun di masjid terdekat.
2. Baby Cream. Dioleskan dibagian selangkangan saat
pemakaian pampers maupun di oleskan dimuka setelah mencuci mukanya.
3. Baby lotion untuk pengusir nyamuk. Ini bisa dibawa/tidak kecuali harus datang ke
tempat yang kemungkinan besar di tempat tersebut akan ada banyak nyamuk
4. Lap handuk kecil. Handuk bisa disertakan bisa tidak kalau kita
bawa tissue kering gunanya untuk mengelap bagian yang basah setelah cebok.
5. Tisue kering.
Untuk mengelap tangan, muka, baju yang kotor jika kena makanan dan
kemungkinan lainnya.
6. Tisue basah.
Untuk mengelap muka, tangan, kaki yang kotor saat tidak ada air lalu tissue
basah ini sangat berguna saat kita tidak menemukan toilet untuk membersihkan
bekas buang air besar.
7. Plastic kecil 2 buah. Berfungsi untuk membuang
pampers kotor.
8.
Thrombophop Gel.
Kemungkinan anak terantuk sesuatu bisa langsung oleskan gel ini untuk
mengindari benjol.
8. Bioplacenton. Kemungkinan kena air panas, misal dia
kena teh manis panas yang kita pesan, segera oleskan gel ini untuk menghindari
peradangan.
9. Warming oil/ minyak telon. Bisa langsung di oleskan ke punggung dan
perutnya jika cuaca tiba-tiba buruk atau kena nyamuk di taman.
10. Pampers 2 buah
11. Kaos pendek 1. Bisa digunakan saat baju anak kita terkena makanan
12. Celana pendek/celana panjang 1 buah
Masukan tas itu ke dalam tas jinjing kita/tas yang biasa
kita pakai lengkapi dengan tempat makan bayi kecil berisi makanan lengkap dengan sendok
kecil, air botol mineral ukuran kecil/sedang, dan camilan kemasan, susu kotak
sekali minum. list ini terlihat banyak, tapi sebetulnya sangat praktis. Buat se-simple mungkin agar kita sebagai orang tua pun bisa tetap merasa nyaman.
Enjoy the moment, perkembangan anak tidak akan datang dua
kali. Manfaatkan kesempatan jalan
merupakan media pendidikan untuk anak dan kita sebagai orang tua adalah teman
berbagi untuknya.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar Anda. adv