Malam Sabtu, 10 Januari 2020, Gedung YPK (Yayasan Pusat
Kebudayaan) Bandung terasa hangat dan penuh.
Beberapa seniman dan penikmat seni berdatangan untuk menghadiri Pameran
Seni Rupa bertajuk Energy. Desain poster
berwarna merah dengan font berwarna putih memberi kesan dalam. Semacam objek yang menceritakan sosok yang
tumbuh kokoh karena telah melalui berbagai proses panjang.
Seniman lukis-Jeihan-sudah meninggalkan kita 40 hari
lalu. Ada energi yang terus mengalir,
karya-karya lukisannya khas dan memberi ruang hidup pada penikmatnya. Semasa hidup hingga di usia tua, semangat
berkaryanya terpelihara. Karya-karya
lukis khas dengan mata hitam legam kerap melekatkan ruang imajinasi. Berkarakter dan penuh misteri.
Melalui energi Jeihan, penyelenggara melahirkan pameran ini
sebagai upaya mewujudkan wasiat Jeihan. Saat
beliau masih ada, Jeihan ingin mengadakan pameran bersama yang menghadirkan
karya Joko Pekik, Nasirun, Tisna Sanjaya, Diyanto, Iconk, Sri Warso, Syahnagra,
Isa Perkasa, Nadia Tarsanto, Ade Artie, Indah Arsyad, Bibiana Lee, Ida
Ahmad. Akhirnya pameran yang dimimpikan
oleh Jeihan terwujud juga dari tanggal 10-20 Januari 2020. Sebuah pameran yang menarik dan menghadirkan
ruang-ruang kontemplasi. Pameran
tersebut seperti memberi energi bagi setiap pengunjung, baik seniman maupun
pengunjung dengan berbagai profesi lain.
Pameran ini mendapat apresiasi yang baik dari Gubernur Jawa
Barat-Ridwan Kamil. Sehingga beliau
membuka jalannya acara pameran seni rupa yang diselengarakan di Galeri Pusat
Kebudayaan YPK Bandung. Ini menjadi penanda
bahwa seni rupa punya ruang istimewa yang bisa memberi warna pada kota. Jejak pada setiap karya yang diciptakan oleh
masing-masing seniman memberi pesan tersendiri.
Garis, warna, cat, charcoal, memberi kisah dan ruang dialog yang kontemplatif
tentang pergerakan kehidupan sosial.
Memasuki Galeri seperti berjalan pada lorong labirin yang memberi
teka teki. Setiap karya seniman
mempunyai karakter, baik dari garis hingga objek yang dimunculkan. Pengunjung seperti diajak menyusur berbagai peristiwa yang dihadirkan melalui
kanvasnya. Disana kita dapat membaca
bahwa karakter yang hadir pada setiap karya tidak muncul begitu saja. Mereka pasti melalui berbagai proses
penemuan, ketekunan dan spiritual hidup yang tidak sederhana. Ini yang harus jadi titik temu antara diri
seniman dengan karya, sebuah proses yang bisa menghadirkan karakter dan daya
sentuh pada penikmatnya.
Pada setiap karya yang terpajang, pikiran kita seakan dibawa
ke arah kisah-kisah yang membentang dari proses panjang senimannya. Kita akan mendapatkan rasa dari setiap karya yang
matang karena waktu dan konsistensi pada
proses berkarya. Hasil karya akan
terlihat dari prosesnya, selanjutnya setiap apresiator akan merasakan
perbedaanya.
Ima
top abis artikelnya
BalasHapus