Titik Temu Peserta
Subuh itu seperti akrab.
Tubuh, hati, matahari bergerak perlahan.
Menelusuri jalanan Kota Bandung menggunakan ojek online menuju titik
temu. Pepohonan masih bugar, jalanan
lengang, segaris dua garis langit mulai sedikit bercahaya. Bermain dengan perputaran waktu menuju pagi.
Tiba di lokasi pertemuan, bis ukuran besar sudah tiba di tepi
jalan halaman Masjid Al Ukhuwah seberang Balai Kota Bandung. Tukang bandros menawarkan panganan hangat,
tukang kopi keliling menyiapkan berbagai merk kopi sachetnya, jalanan masih
satu dua kendaraan yang lewat. Sementara,
saya duduk di pelataran masjid, menikmati pertumbuhan pagi. Satu satu.
Wajah dan tubuh masih ada sisa dingin dan angin setelah naik
motor. Saya coba mengahangatkan diri
dengan sedikit menggerak-gerakan badan.
Sepi.
Tak lama kemudian, sepertinya satu persatu peserta pelatihan
dari berbagai institusi datang. Ada yang
masih remaja tapi ada yang seperti sudah usia matang. Karena kebanyakan membawa tas ransel dan
sepatu keds. Seperti menyiapkan diri
untuk menginap di tengah hutan.
Benar saja, mereka peserta RTIK (Relawan Tenaga Ilmu
Komunikasi) yang diundang oleh DiskomInfo Kota Bandung untuk acara pelatihan Jurnalistik
Untuk Pemula. Mereka para pelajar dan
guru dari SMK Bahagia Bandung, SMA 10 Bandung , SMA 14 Bandung dan 10 orang perwakilan KEB Bandung (Komunitas
Emak-Emak Blogger-Bandung).
Sambil menunggu beberapa peserta pelatihan dan pembagian bis,
kami dari teman-teman blogger komunitas KEB duduk-duduk di tangga halaman masjid
sambil mengunyah bandros hangat dan menyeruput segelas kopi panas.
Menuju Kampung Sampireun
Jam 07.30 WIB rombongan pelatihan pun berangkat menuju
Kampung Sampireun Garut. Disana para
remaja ini mengikuti acara Pelatihan Jurnalistik Pemula Bagi Relawan TIK yang
diselenggarakan oleh DISKOMINFO Jabar. Saya
dan teman-teman KEB merasa terpanggil mendapat undangan ini, tentu saja sangat
jarang punya waktu dan kesepatan yang pas mengikuti pelatihan penulisan
jurnalistik. Buat kami yang bergerak di
bidang penulisan di blog, merupakan kesempatan berharga. Tak hanya mendapat kesempatan mengasah pengetahuan
menulis ala jurnalis tapi ada outbond dan bisa merekatkan hubungan sesama
anggota KEB.
Perjalanan dari Bandung ke Garut memakan waktu sekitar 3
jam, mengingat perjalanan menggunakan bis dan agak tersendat macet. Di jalan cukup menyenangkan, banyak
pemandangan menarik di kiri kanan.
Perpaduan suasana kota, pesawahan, bebatuan, sungai, jalan yang
berkelok-kelok dan pertumbuhan masyarakat
Kota Garut. Terutama dalam bidang niaga
kuliner dan kerajinan. Saya jadi rindu
makan dorokdok (kerupuk kulit) dan basonya, dulu sering dapat kiriman dari
mahasiswa yang kos maupun saudara yang sesekali pulang ke Garut.
Tak hanya kerupuk dorokdok, Garut ini terkenal dengan
panganan dodol, kerajinan kulit, akar wangi, cokelat chocodot dan orang-orangnya pekerja keras.
Sekarang pun, pertumbuhan kerajinan ini difaslitasi dengan beberapa
tepat menginap dan wisata alam seperti Cipanas dan Kampung Sampireun yang
merupakan tempat berlangsungnya pelatihan.
Sesi Pelatihan
Perjalanaan cukup melelahkan namun terobati dengan Kampung
Sampireun rimbun pepohonan, pohon-pohon bambu, danau buatan dipenuhi ikan-ikan
dan perahu, bungalow dengan konsep perumahan pedesaan khas sunda. Dinding bilik berdiri kokoh di pingir-pinggir
danau. Sangat eksotik. Udara siang itu terasa segar, menyusur hati
terdalam. Ada hujan sebentar. Tentram.
Dari satu tempat ke tempat lain, kami menelusuri jalan
setapak melewati danau dipenuhi ratusan ikan koi besar-besar. Saling berebut perhatian bagi setiap langkah
pengunjung. Percikan air, desir dedaunan
bambu kuning dan hijau menghasilkan nada yang harmonis.
Begitu tiba kami pun istirahat sebentar dengan makan siang,
menggunakan kaos pelatihan lalu lanjut masuk ke ruang pertemuan.
Dengan meja dan kursi yang berjajar, mungkin sekitar 70
orang peserta mengikuti pelatihan yang singkat ini. Meski sebentar, materi yang disampaikan sangat padat. Untuk peserta remaja cukup luas dan
menarik. Bagaimanapun, mereka ini generasi
yang berpotensi mengembangkan daya guna konten literasi di dunia digital: media
sosial, website dan blog.
Interaksi dan proses kreatif mereka nyaris sebagian besar
melibatkan informasi yang disebarkan di media internet. Sehingga para pengguna ini, bisa lebih cerdas
menyaring berbagai informasi dan menyediakan konten-konten bermanfaat.
Pelatihan Jurnalistik berlangsung dari jam 13.00-17.00 WIB
dibagi 2 sesi. Sesi pertama membahas
Etika Jusnalistik dan sesi kedua mengenai Menulis Karya Jurnalistik. Suasana pelatihan cukup tertib mendapat
respons yang baik dari peserta.
Pemateri dari AJI (Asosisi Jurnalis Indonesia) menuturkan
berbagai hal tentang pekerjaan jurnalis yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Beliau memaparkan pentingnya etika jurnalistik. Sehingga pemberitaan yang dilemparkan ke
masyarakat ada standar aturan perilaku dan moral yang mengikat para jurnalis
dalam melaksanakan pekerjaannya.
Tujuannya sangat penting, tidak hanya untuk memelihara dan menjaga
standar kualitas pekerjaan jurnalis yang bersangkutan, tetapi juga untuk
melindungi atau menghindarkan kesalahan informasi.
Kode etik Jurnalistik Wartawan Indonesia, pasal 3:
“Wartawan tidak beritikad buruk, tidak menyiarkan karya
jurnalistik (tulisan, gambar, suara, serta suara dan gambar) yang menyesatkan,
memutarbalikan fakta, bohong, bersifat fitnah, cabul, sadis, dan sensasional. “
Tak kalah menariknya materi di sesi kedua, menjelaskan
kisi-kisi penting dalam cara menulis.
Teori yang disampaikan tak jauh dari konsep pemberitaan yang harus
mengandung 5W + 1 H. 5W disini maksudnya
what, who, where, when, why dan 1 H ini adalah how. Kunci ini penting untuk menjelaskan sebuah ulasan,
review, laporan sebuah kejadian sehingga informasi yang disampaikan dapat
diserap pembaca. Setelah menjelaskan
beberapa teori, kami semua diajak untuk menulis selam 10 menit. Kemudian, beberapa peserta membacakan
meskipun belum selesai.
Selesai acara pelatihan, kami diberi waktu untuk istirahat
dan menikmati sajian makan malam. Menu
yang disiapkan lagi-lagi makanan yang ramah di lidah. Benar-benar memanjakan peserta
pelatihan.
Selesai makan malam, dilanjutkan acara hiburan yang
melibatkan seluruh peserta dan panitia DISKOMINFO. Di acara ini, panitia membagi 10 hadiah buat
peserta yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi yang disampaikan
sebelumnya.
Materi bisa di unduh
disini: s.id/materi181217
Outbond Di Kampung Sampieun, Seru!
Pagi sekitar jam 07.00-08.00 waktu Garut. Peserta RTIK Kota Bandung makan pagi bersama
di ruang makan seperti saung yang besar, teduh.
Pemandangan sekitar dipenuhi dengan berbagai pemandangan pohon yang
membuat mata jadi segar. Makanan yang
disajikan pun khas makanan sunda, meskipun tetap ada croissaint, roti dan
sosis. Lengkap. Karena sedang kumpul dengan teman-teman,
maunya jadi ingin ngobrol, mengunyah dan mengunyah lagi.
Setelah acara makan pagi yang cukup, kami semua ikut acara
outbond. Peserta RTIK remaja dan KEB disatukan
menjadi 9 tim. Tadinya saya raggu untuk
ikut bergabung, tapi dengan berbagai pertimbangan, saya coba ikut saja
sepertinya akan seru.
Ternyata memang seru.
Serasa ikut acara 17 Agustusan. Ada
satu pemandu khusus dari tim Kampung Sampireun membuat berbagai pemainan. Dari bermain konsentrasi, kerjasama mengisi air
ke ember, mengambil belut, mendayung perahu dan menyeberang kolam dengan
menggunakan tali. Seru. Sampai kami kehabisan tenaga untuk tertawa
bersama.
Seringkali permainan-permainan
seperti ini membuat semua perasaan menjadi melebur dan otak kita terlatih untuk
melakukan berbagai intuisi. Ya,
permainan yang menyenangkan juga melatih kekuatan kerjasama. Saling melengkapi, saling melebur.
Apa yang saya dapat?
Tentu saja pengalaman yang menyenangkan, karena bisa
mendapat kesempatan menikmati tempat rekreasi keluarga dengan konsep alami di Kampung Sampireun. Dengan suasana yang mendukung, proses
pelatihan pun menjadi lebih menyenangkan dan asik. Saya pun jadi belajar banyak dari para relawan
TIK, tim Diskominfo tentang dunia internet dan pengaruh konten yang kita
lemparkan di media.
Bandung, 14 Februari 2018
imatakubesar
pengen banget ke kampung sampireun, suasananya adem pisna ya Teh.
BalasHapusPisaaaaan...berasa dimana gitu. Kaya di dunia mimpi.
HapusSeruu sekali acaranya ya...banyak pengalaman dan ilmu yang bisa di dapat. Dan tentunya bisa lebih dekat dengan teman-teman di komunitas, asiik!!
BalasHapusNah, itu, jadi tau lebih deket samaa temen2 sekomunitas yang tadinya ngobrol2 selewat kalo acara dan di wa aja.
HapusIni namanya pelatihan dengan banyak bonus. Dapat ilmu sekaligus rekreasi. Tempatnya asyik. Acaranya menyenangkan. Siiippp tentunya ini.
BalasHapusOhya, mohon izin ya, barusan saya follow blog ini. Hatur nuhun...
Silakan bangeeeeet... Makasih sudah follow.
HapusAaah, ini mah asyiiqeu bangeeet.
BalasHapusAsique menambah kesehatan jiwa ragaaaaa...
Hapus