Pernah tidak kamu merasa, ketika mau menulis di word ataupun buku catatan tiba-tiba semua yang ingin kamu tumpahkan itu tidak ada. Tidak tahu harus mulai dari mana, merasa energinya tidak ada. Tapi, begitu melihat wall facebook dan membaca pertanyaan “What’s your mind?” Tiba-tiba semua perasaan dan pikiran itu keluar.
![]() |
Foto: Ima |
Wall facebook menjadi semacam ruang kontemplatif. Lalu setiap kata, kegelisahan dan pemikiran keluar begitu saja. Klak klik klak klik, ada yang berhasil di “rem” untuk tekan tombol “share”, tapi ada juga yang bobol. Seolah wall itu hanya saya yang baca.
Padahal, apa bedanya menulis di media sosial (apalagi dengan setting for public) dengan orang yang bicara di depan mic. Mata akan memandangmu dengan beragam sudut pandang. Tapi perlu diakui, ketika ada yang merespons, itu menjadi ruang dialog sendiri, seolah ada teman yang mengajak bicara, tertawa, berfikir, dan saling support. Anehnya, seringkali komentar, like dan ekspresi emotikon lainnya bisa membuat kita bahagia. Itu buktinya bahwa ada kekuatan dibalik kata dan ikon-ikon lainnya.
Saya jadi kepikiran buat mengumpulkan beberapa status yang pernah saya buat. Ternyata beberapa ada yang menarik tapi banyak juga yang memalukan dan nyebelin, bahkan pernah merasa geuleuh sendiri sama status yang pernah dibuat terus dihapus. Pokokna, ngerakeun lah. Hhahaaa... Ada yang dangkal, ada sok tahu, ada sok paling ngerti, tapi sebenernya ga banget lah. Terus saya pun segera menghapusnya dan menyesal pernah menulis status yang kadang ga pantes di ungkapkan.
Padahal, apa bedanya menulis di media sosial (apalagi dengan setting for public) dengan orang yang bicara di depan mic. Mata akan memandangmu dengan beragam sudut pandang. Tapi perlu diakui, ketika ada yang merespons, itu menjadi ruang dialog sendiri, seolah ada teman yang mengajak bicara, tertawa, berfikir, dan saling support. Anehnya, seringkali komentar, like dan ekspresi emotikon lainnya bisa membuat kita bahagia. Itu buktinya bahwa ada kekuatan dibalik kata dan ikon-ikon lainnya.
![]() |
Foto: Ima, 2017 |
Duh! Hidup adalah proses pembelajaran bukan? Maaf ya, kalau saya pernah bikin status yang menyakitkan, kadang-kadang terlilit rasa marah dan sok tahu. Tapi terima kasih juga, kalau ada status yang bisa bikin kamu ngerasa semangat lagi.
Kalau yang baru berhasil dikumpulkan, yang bisa bikin saya “sembuh” hati. Karena, ya kebanyakan menulis status itu buat menguatkan diri sendiri bukan bermaksud menyerang siapapun di ruang-ruang pertemanan di dunia maya.
Posting ini dalam rangka kokoreh status dan mendokumentasikannya:
#1
Sebaris doa. Melayang ke langit, menyangkut di atas awan. Berkumpul satu persatu, terikat penuh lalu kembali serupa hujan. Jatuh di atap, jatuh di atas rimbun dedaunan, jatuh di atas sungai, jatuh di atas batu. Mengalir pada tiap sisi terendah. Pertemuan demi pertemuan, membawa dia ngeri, lalu ngerti. Bahwa hidup prihal proses lalu bertumbuh.
#2
Mengepak tumpukan jiwa dan berlapis kisah untuk Langit.
#3
Bermain-main bersama pagi.
2/10/ 2017
Hari ini peserta kelas menulis di lapas anak berkurang. Ada 2 orang akhirnya bebas, pulang. Mestinya saya senang, ya, tentu saja senang. Tapi kedua rasa ini saling tarik enarik, anatra sedih juga senang. Senang mereka bebas, sedih karena... ga tahu kenapa.
Tetaplah berdiri,
Tetaplah tumbuh,
Jadilah terbaik,
Dimanapun kamu berada
27/9/2017
Pagi ini redup. Perempuan-perempuan muda juga paruh baya, melebur diri di trotoar sekolah negeri. Mananti bumi, menanti rindu, menanti harapan.
Perempuan-perempuan dengan sejuta harap dan sabar. Mennati sambil tertawa, bercerita tentang rumah, anak, suami, mengolah masakannya. Segumpal doa perlahan merayap hangatkan mentari yang tengaj istirahat di balik awan tebal. Pagi sendu, meski bunga bermekaran.
Wangi gorengan merayap pada tiap hidup yang kelaparan. Pagi ini tergesa hingga tak sempat sarapan nasi goreng buatannya.
Anak-anak berseragam putih merah pun satu persatu keluar kelas, sebagian berlarian menuju pedagang jalanan, sebagia bermain bola, saling berteriak dan sebagian memainkan dedaunan.
Pagi tetaplah pagi, meski tanpa matahari.
20/9/2017
Fokus dan hargai pada yang kamu miliki sekarang, pelihara, lama-lama rasa syukur itu melampaui apa yang kamu inginkan.
2/9/2017
Idul adha itu semacam proses penyerahan diri sepenuhnya. Percaya, bahwa, laku, hati, peka, sikap, benda, sepenuhnya bergantung pada Pemilik Hidup.
Rasa percaya, keyakinan dan sikap, tidak tiba-tiba hadir, ada proses yang panjang dan terus menerus. Menjadi energi positif atau bahkan sebaliknya.
Saya sendiri masih belajar pada diri dan lingkungan dalam menentukan sikap ikhlas dan tenang. Karena Pemilik Hidup pasti tidak tidur.
29/8/2017
Saya percaya, setiap orang akan menjadi matang karena persoalan yang melewatinya.
5/8/2017
Matahari, sini masuk.
Kita berbincang, tentang teh, kopi, ali agrem juga gorengan.
Sini, masuk. Ada tangisan juga tawa naka di balik pintu. Dia mau menggambar camone yang entah apa itu.
Matahari, sini masuk. Ada musik pagi jua di sini.
Karamlah sedih, menyatu dengan gula dan teh wangi
26/7/2017
Ada yang berperan sebagai mercusuar, ada yang bergerak menyinari ruang-ruang gelap dengan cahaya-cahaya kecil.
12/7/2017
Masa anak-anak gak bakal bisa terulang, kita yang menciptakan ruang emosi: bahagia, sedih, marah, benci, rindu, cinta.
Tumbuhlah jadi jiwa-jiwa bahagia dan tulus.
7/6/2017
Dimanapun ruang hidupmu, hidupkan dengan ribuan doa. Tak ada yang bisa membuat rindu, lelah, sedih menjadi begitu tenang selain doa dan dzikir. Karena, apalagi yang kita cari selain ridho dan pertolongan dari Pemilik Alam Raya ini.
19/5/2017
Redakan diri, redakan hati. Masuklah ke ruang sunyi berbincang pada sang Maha. Lima waktu dalam sehari, satu hari dalam semingg, satu bulan dalam setahun: redakan diri pada waktu-waktu sunyi, mendekap cinta, membasuh luka.
15/5/2017
Hanya, coba lepaskan...
Satu persatu
Kaitkan pada ranting ranting
Tarikan nafas
Wangi ilalang
Semburan cahaya pagi
Lepaskan
Biarkan ia mengalir
Pada setiap jumput tanah, air, darah.
14/5/2017
Letih datang seperti detik
Berlembar cerita yang menyerap
Serupa hujan
Masuk pada tiap pori bumi
Reda
Mereda
Hati berdamai
Dalam secangkir kopi susu
10/5/2017
Manusia pada dasarnya suka tergoda untuk saling menghancurkan, tapi kendali ada pada dirimu dan orang-orang sekeliling yang kerap mengingatkanmu. Keputusan ada di tanganmu.
2/5/2017
Diskusi dengan orang yang tidak fokus pada inti masalah, akan melebar pada dugaan, pkiran-pikiran buruk dan kemarahan yang menyambar kemana-mana. #intropeksi
26/4/2017
Karena hidup, Maha penuh kejutan. Jangan pernah menyesal atas keputusan apapun, selama mau mengubah diri dan berusaha terbaik, maka di dalam setiap kejadian dipersiapkan untuk hari ini.
23/4/2017
Paling indah di Minggu siang itu, karpet wangi matahari, rumah bersih, beres semua terus nyeduh kopi panas dan melahap kue bodo osi kiriman dari Cigondewah.
13/4/2017
Di luar hujan, kepul asap sebatang rokok memenuhi sebagian angkot, lelah. Orang-orang keluar mencari ruang-ruang reda. Atas ketergesaan, degup jantung, saraf-saraf yang menegang. Dalam air mineral, menipis. Asap-asap knalpot beradu dengan cahaya lampukendaraan yang melaju lambat. Jalan-jalan kota gelisah pada ruang gerak yang menyempit. Suara klakson saling menimpal, meski tahu tak ada ruang leluasa untuk bergerak.
6/4/2017
Pagi. Bunyi tongeret. Pohon. Matahari. Segelas kopi.
31/3/2017
Rumahrumahbernyawaberjiwa
Tetaplahmerindudariwaktukewaktu
Tetaplahberjiwadariruangkeruang
Akumenuliskamumelukis
Selamabumibulanmatahariairbergerakberdenyut
21/3/2017
Untuk mendapatkan dan melahirkan cinta dalam diri sendiri itu melewati proses-proses yana mahal. Melepaskan ego dan keangkuhan. Pelepasan ini, mengasah insting terhadap berbagai situasi dan membuat kamu mudah membaca hati di balik penampilan, gesture dan “balutan” di balik tubuh seseorang.
Belajar pada film Beauty and The Beast tentang ketulusan, respek dan cinta.
17/3/2017
Di dalam jeruji, kamu semakin mengenal diri.
Belajar banyak pada mereka, arti hidup yang berarti, rindu dan cinta. Terima kasih untuk kesempatan.
13/3/2017
Di dalam jeruji, bukan berarti hidupmu usai.
Di luar sana, bisa jadi kamu di dalam jeruji.
Kamulah yang membuat jeruji atau kebebasan untuk dirimu sendiri.
28/2/2017
Kopi. Kabut. Air. Kehidupan. Sehat. Bergerak. Bergerak. Bergerak.
Terima kasih, hidup.
Kalau yang baru berhasil dikumpulkan, yang bisa bikin saya “sembuh” hati. Karena, ya kebanyakan menulis status itu buat menguatkan diri sendiri bukan bermaksud menyerang siapapun di ruang-ruang pertemanan di dunia maya.
Posting ini dalam rangka kokoreh status dan mendokumentasikannya:
#1
Sebaris doa. Melayang ke langit, menyangkut di atas awan. Berkumpul satu persatu, terikat penuh lalu kembali serupa hujan. Jatuh di atap, jatuh di atas rimbun dedaunan, jatuh di atas sungai, jatuh di atas batu. Mengalir pada tiap sisi terendah. Pertemuan demi pertemuan, membawa dia ngeri, lalu ngerti. Bahwa hidup prihal proses lalu bertumbuh.
#2
Mengepak tumpukan jiwa dan berlapis kisah untuk Langit.
#3
Bermain-main bersama pagi.
2/10/ 2017
Hari ini peserta kelas menulis di lapas anak berkurang. Ada 2 orang akhirnya bebas, pulang. Mestinya saya senang, ya, tentu saja senang. Tapi kedua rasa ini saling tarik enarik, anatra sedih juga senang. Senang mereka bebas, sedih karena... ga tahu kenapa.
Tetaplah berdiri,
Tetaplah tumbuh,
Jadilah terbaik,
Dimanapun kamu berada
27/9/2017
Pagi ini redup. Perempuan-perempuan muda juga paruh baya, melebur diri di trotoar sekolah negeri. Mananti bumi, menanti rindu, menanti harapan.
Perempuan-perempuan dengan sejuta harap dan sabar. Mennati sambil tertawa, bercerita tentang rumah, anak, suami, mengolah masakannya. Segumpal doa perlahan merayap hangatkan mentari yang tengaj istirahat di balik awan tebal. Pagi sendu, meski bunga bermekaran.
Wangi gorengan merayap pada tiap hidup yang kelaparan. Pagi ini tergesa hingga tak sempat sarapan nasi goreng buatannya.
Anak-anak berseragam putih merah pun satu persatu keluar kelas, sebagian berlarian menuju pedagang jalanan, sebagia bermain bola, saling berteriak dan sebagian memainkan dedaunan.
Pagi tetaplah pagi, meski tanpa matahari.
20/9/2017
Fokus dan hargai pada yang kamu miliki sekarang, pelihara, lama-lama rasa syukur itu melampaui apa yang kamu inginkan.
2/9/2017
Idul adha itu semacam proses penyerahan diri sepenuhnya. Percaya, bahwa, laku, hati, peka, sikap, benda, sepenuhnya bergantung pada Pemilik Hidup.
Rasa percaya, keyakinan dan sikap, tidak tiba-tiba hadir, ada proses yang panjang dan terus menerus. Menjadi energi positif atau bahkan sebaliknya.
Saya sendiri masih belajar pada diri dan lingkungan dalam menentukan sikap ikhlas dan tenang. Karena Pemilik Hidup pasti tidak tidur.
29/8/2017
Saya percaya, setiap orang akan menjadi matang karena persoalan yang melewatinya.
5/8/2017
Matahari, sini masuk.
Kita berbincang, tentang teh, kopi, ali agrem juga gorengan.
Sini, masuk. Ada tangisan juga tawa naka di balik pintu. Dia mau menggambar camone yang entah apa itu.
Matahari, sini masuk. Ada musik pagi jua di sini.
Karamlah sedih, menyatu dengan gula dan teh wangi
26/7/2017
Ada yang berperan sebagai mercusuar, ada yang bergerak menyinari ruang-ruang gelap dengan cahaya-cahaya kecil.
12/7/2017
Masa anak-anak gak bakal bisa terulang, kita yang menciptakan ruang emosi: bahagia, sedih, marah, benci, rindu, cinta.
Tumbuhlah jadi jiwa-jiwa bahagia dan tulus.
7/6/2017
Dimanapun ruang hidupmu, hidupkan dengan ribuan doa. Tak ada yang bisa membuat rindu, lelah, sedih menjadi begitu tenang selain doa dan dzikir. Karena, apalagi yang kita cari selain ridho dan pertolongan dari Pemilik Alam Raya ini.
19/5/2017
Redakan diri, redakan hati. Masuklah ke ruang sunyi berbincang pada sang Maha. Lima waktu dalam sehari, satu hari dalam semingg, satu bulan dalam setahun: redakan diri pada waktu-waktu sunyi, mendekap cinta, membasuh luka.
15/5/2017
Hanya, coba lepaskan...
Satu persatu
Kaitkan pada ranting ranting
Tarikan nafas
Wangi ilalang
Semburan cahaya pagi
Lepaskan
Biarkan ia mengalir
Pada setiap jumput tanah, air, darah.
14/5/2017
Letih datang seperti detik
Berlembar cerita yang menyerap
Serupa hujan
Masuk pada tiap pori bumi
Reda
Mereda
Hati berdamai
Dalam secangkir kopi susu
10/5/2017
Manusia pada dasarnya suka tergoda untuk saling menghancurkan, tapi kendali ada pada dirimu dan orang-orang sekeliling yang kerap mengingatkanmu. Keputusan ada di tanganmu.
2/5/2017
Diskusi dengan orang yang tidak fokus pada inti masalah, akan melebar pada dugaan, pkiran-pikiran buruk dan kemarahan yang menyambar kemana-mana. #intropeksi
26/4/2017
Karena hidup, Maha penuh kejutan. Jangan pernah menyesal atas keputusan apapun, selama mau mengubah diri dan berusaha terbaik, maka di dalam setiap kejadian dipersiapkan untuk hari ini.
23/4/2017
Paling indah di Minggu siang itu, karpet wangi matahari, rumah bersih, beres semua terus nyeduh kopi panas dan melahap kue bodo osi kiriman dari Cigondewah.
13/4/2017
Di luar hujan, kepul asap sebatang rokok memenuhi sebagian angkot, lelah. Orang-orang keluar mencari ruang-ruang reda. Atas ketergesaan, degup jantung, saraf-saraf yang menegang. Dalam air mineral, menipis. Asap-asap knalpot beradu dengan cahaya lampukendaraan yang melaju lambat. Jalan-jalan kota gelisah pada ruang gerak yang menyempit. Suara klakson saling menimpal, meski tahu tak ada ruang leluasa untuk bergerak.
6/4/2017
Pagi. Bunyi tongeret. Pohon. Matahari. Segelas kopi.
31/3/2017
Rumahrumahbernyawaberjiwa
Tetaplahmerindudariwaktukewaktu
Tetaplahberjiwadariruangkeruang
Akumenuliskamumelukis
Selamabumibulanmatahariairbergerakberdenyut
21/3/2017
Untuk mendapatkan dan melahirkan cinta dalam diri sendiri itu melewati proses-proses yana mahal. Melepaskan ego dan keangkuhan. Pelepasan ini, mengasah insting terhadap berbagai situasi dan membuat kamu mudah membaca hati di balik penampilan, gesture dan “balutan” di balik tubuh seseorang.
Belajar pada film Beauty and The Beast tentang ketulusan, respek dan cinta.
17/3/2017
Di dalam jeruji, kamu semakin mengenal diri.
Belajar banyak pada mereka, arti hidup yang berarti, rindu dan cinta. Terima kasih untuk kesempatan.
13/3/2017
Di dalam jeruji, bukan berarti hidupmu usai.
Di luar sana, bisa jadi kamu di dalam jeruji.
Kamulah yang membuat jeruji atau kebebasan untuk dirimu sendiri.
28/2/2017
Kopi. Kabut. Air. Kehidupan. Sehat. Bergerak. Bergerak. Bergerak.
Terima kasih, hidup.
Bandung, 6 November 2017
@imatakubesar
wah ini kumpulan status nya yah. kenangan yah.
BalasHapusIya, Mba, jadi mengingat sesuatu, bagian dari proses.
HapusFestival Status Medsos. Sebuah proses pendewasaan....
BalasHapus"Festival", menarik nih.
Hapusdibikin buku atuh, Im....
BalasHapusHihiii... posting di blog ge udah uyuhan, Teh.
Hapuswaaaa status2nya puitis bangettt ihhhh...
BalasHapusDaram rangka latihan aja, Yu. Hahahaa..
HapusStatus teh Ima mah bagus - bagus ihh.. Aku kalau kokoreh status facebook suka ketawa sendiri, mikir gini banget gueee hiihi
BalasHapusYang ga bagus-bagusnya di delete, Yas. Ga banget soalnya.
Hapushahahaha..aku mah suka malu baca status postingan fb-ku teh sok banyak anu nyebelin,postingan ima mah keren-keren
BalasHapusAh, engga, tiap orang punya karakter. Ima banyak belajar dari status2 Teh Rani. Full Passion dan penuh perjuangan =)
HapusKusudah jarang update status Teh hehe, seringnya sebar link sekarang mah :)
BalasHapusMenariiik :)
Hapusdari status di fb bisa jadi postingan blog,keren ih
BalasHapusBi ima, statusnya sopan-sopan heuheuheu sementara itu status ulu kayak kompor mbeledugh heuheuheu
BalasHapusWahahhaaaaa... banyak nahan dirinya, Lu, Bi Ima mah, mun mudal bukan kompor mbledugh lagi tapi mengiris-iris. Hahhaaaa...
HapusAku masih mikir posting enggak, posting enggak kalau nyetatus. Kadang udah posting pun suka ketawa geli baca statusku yang garing hahaha... Beda sama Teh Ima yang dalem.
BalasHapusTeteeeh... Aku pun suka kokoreh status FB yang lama 😄
BalasHapus