Hari Pertama di Tahun 2017

09.00 WIB

Hari pertama bulan Januari 2017 ini, saya bersemangat sekali. Kanapa? Karena hari ini sangat, sangat cerah. Aku suka hangat matahari. Suasananya seperti melihat padang ilalang dan kebun bunga yang tengah bermekaran. Kebetulan juga anak-anak liburan semester tepat di akhir dan awal tahun selama 2 minggu. Biasanya liburan identik melakukan jalan-jalan, saya pun biasanya seperti itu. Tapi sekarang saya lebih banyak memanfatkan waktu di rumah, silaturahmi ke rumah saudara dan membuat makanan yang anak-anak suka, seperti pancake dan donat. Bedanya, kali ini anak-anak yang mau trelibat proses bikinnya, sederhana sih, seperti memasukan tepung dan mengaduk. Ini sangat menyenangkan sekaliii. 


Bayan dan daun.
Foto: Ima

Pagi ini, Alif melingkari tanggal pertama di tahun baru yang jatuh di hari Minggu bulan Januari. Alif bilang katanya berarti besok (Senin) bisa berenang lagi karena sekolah baru hari Senin tanggal 9 Januari. Dia tampak bersemangat meski belum mandi sampai siang ini. Hari ini dia mau bikin pancake (lagi). Baiklah… berenang, pancake, main lego, menggambar. Sementara saya menulis dan beli buku online, sementara suami menggambar.  Ada doa dan harapan disekelilingnya menuju impian dan hidup yang lebih barokah.

Hari pertama di bulan Januari 2017

Jam 00.00 WIB saya masih bangun, lalu keluar rumah untuk melihat kembang api dan petasan dari halaman rumah. Tadinya sebelum tengah malam mau gabung sama kakak dan teman-temannya di lapang CCL ikut menikmati api unggun, makan jagung bakar, ubi bakar dan teman-teman seniman yang melantunkan lagu-lagu Iwan Fals. Ini menyenangkan. Tapi saya sedikit kembung dan masuk angin, anak-anak juga sudah tidur. Lagian saya khawatir anak-anak bangun begitu suara kembang api dan petasan muncul serempak dari berbagai tempat. Sekeliling rumah saya ini wilayah yang padat hotel (hahahaaa…). Saya sudah hapal, biasanya kalau malam tahun baru, tiap hotel akan menyalakan kembang api, bagus bagus, suaranya kencang dilanjut pesta musik saling menimpal. Jadi, saya lebih memilih di rumah untuk (rencananya) menulis, tapi badan mulai tidak enak menerima radiasi komputer. Jadi saya memutuskan mematikan komputer dan handphone, lalu nonton film Indonesia di tivi lokal.

Rupanya Teh Ida keluar rumah, juga keponakan saya-Unis. Alhasil, kami bertiga menikmati kembang api di halaman rumah, memotretnya sambil sesekali tutup telinga. Suara kembang api sangat kencang dan percikannya seperti ada di depan mata. Indah sekali, meski tidak seantusias dulu-dulu, tapi saya cukup menikmatinya. Tak lama menikmati pertunjukan kembang api, saya memilih istirahat saja.

Rencananya, subuh ini saya mau beli surabi dan kue awug di pasar sambil menikmati teh pahit pagi-pagi. Nyatanya? Saya bangun jam 03.00 WIB lalu melakukan tahajud, tapi cuma bertahan 2 x 2 rakaat karena super nguantuuuk lalu kembali ke kasur. Begitu adzan subuh, saya dan suami bangun lagi dan shalat subuh. Di luar sepi, tidak seramai semalam. Tak ada api unggun, suara gitar, jimbe dan nyanyian. Hening, meski sesekali suara kendaraan terdengar kesepian dikejauhan. Bumi seperti menunggu pergerakan baru para manusia-manusianya. Apa yang akan dilakukan di tahun ini, iya, setahun ke depan.




Setelah shalat subuh, saya kembali tidur dan lelap sekali mungkin karena malam tidur terlalu larut. Sampai suami saya membangunkan kalau hari sudah jam 07.00 WIB. Saya berusaha menyadarkan diri sendiri dengan bertanya dalam hari, ini hari apa, sekolah atau apa, anak-anak sudah bangun belum. Wuaaaah… saya belum menyiapkan sarapan pagi. Saya segera pergi ke wc dan membersihkan diri, ternyata Ceu Emi sudah menghangatkan nasi tapi belum ada teman nasi. Jadi saya memutuskan beli soto ayam di terminal. Soto ayamnya enak sekali.

Dengan sedikit tergesa, saya segera beli soto ayam. Banyak sampah di terminal, mungkin sisa “pesta” semalam. Orang-orang hilir mudik, datang dan pergi, menikmati makanan dan minuman dan melempar kemasannya dimana saja. Rupanya, ada orang-orang yang mencari kebahagiaan semalam tapi menyisakan banyak sampah dimana-mana. Sedih sih, meskipun saya juga masih belum bener kelola sampah rumah. Tentang sampah rumah tangga, ini pekerjaan rumah yang harus bener-bener saya perhatikan.

Di terminal ada warung kopi, ternyata ada yang manggil dan itu adalah teman SD saya, namanya Roba. Kami ngobrol-ngobrol sebentar. Waktu, benar-benar kaya baru kemaren. Kami benar-benar tumbuh menua dengan seribu misteri cerita dibaliknya. Saya dengan masalahnya begitupun teman saya ini. Seketika saya seperti tidak pernah melewati masalah-masalah yang pernah dilewati, atau mungkin masing-masing berfikir betapa enaknya hidup teman saya ini. Hahaa… tapi saya percaya, setiap orang bisa sampai sekarang karena pernah melewati hidup yang “berarti”. Kami bukan lagi anak-anak pecicilan yang lari-lari di halaman sekolah dan main bola, saling ledek dan jail. Tapi, kami sama-sama sedang menikmati liburan (meskipun tidak benar-benar liburan), dan berfikir apa yang harus dilakukan untuk makan besok.

Ah, saya harus segera pulang. Anak-anak menunggu, ayahnya pun menunggu untuk segera sarapan. Tidak biasanya makan lewat dari jam 07.00 wib pagi, semoga badannya tidak “protes” meski telat sarapan. Biasanya, kalau suami saya telat makan, tubuhnya bakal nge-drop: lemas dan lain sebagainya.

Di malam pergantian tahun, kembang api, menonton di rumah, beribadah di masing-masing rumah ibadah, pesta, buat sebagian orang semacam momen yang tepat dalam merayakan diri sendiri. Waktu menjadi sebuah titik apa yang sudah kita lewati dan apa yang harus dilakukan ke depan. Karena bergeraknya waktu, beriringan pula dengan perubahan tubuh, keadaan sosial yang terus bergerak dinamis, budaya yang saling bercampur baur. Kita sendiri akan terus beradaptasi dengan dengan diri dan lingkungan, ikut bergerak dengan keadaan jaman atau menjauhkan diri dari keadaan yang seperti berlari.

Minggu, 1 Januari 2017

@imatakubesar

2 komentar:

  1. Mba ima, kata2nya dalam banget. Ketauan ini di tulisnya dengan sepenuh hati, dgn ketulusan. Hehehe atau saya aja yg baper ya. Selamat menjemput harapan baru di 2017 ya mba.. ana uhibukka fillah

    BalasHapus
  2. Si dedek lucu amat si, gemes! :D

    Salam,
    Rasya

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv