Pertanda dari Alam

Foto: Imatakubesar


“Man belong to the earth ,

earth doesn’t belong to man.” -Anonim





Minggu-minggu ini ada kejadian luar biasa, yaitu demo 4/11 prihal Ahok yang menganggap ayat Quran itu bohong, kampanye calon gubenur Jakarta, bebasnya Antasari Azhar dari penjara, pemboman gereja di Banjarmasin, naiknya Donald Trump jadi presiden Amerika dan banjir yang mengejutkan Bandung. Dunia ini banyak gimik-nya, terutama persoalan politik yang tak ada matinya. Situasi ini banyak mempengaruhi kehidupan sosial, sekalipun kita pura-pura tidak mendengar lalu menutup mata dan telinga. Di era digital, keberanian setiap orang bersuara di masing-masing media sosialnya sangat tinggi, terjadi pro kontra, bertumbuhan opini dan persepsi dari berbagai kalangan, tak sedikit keluar nada yang asal jeplak dan memperkeruh suasana. Keadaan terasa panas dan segala hal terasa berbenturan.

Suhu bumi semakin panas, orang-orang yang mengurai, berkelompok, pertemanan terpecah belah karena dianggap tidak sefaham lagi dan mengganggu salah satu titik nyamannya. Bahkan tak jarang saya temukan beberapa orang melakukan “bersih-bersih teman” dengan cara unfriend dan unfollow di media sosial karena status-statusnya tidak membuatnya produktif, menimbulkan kemarahan, memberi pengaruh negatif dan terjadi perang argumen. Antar teman yang beda ras saling menyudutkan dan saling curiga. Sedih rasanya.

Yah, menghadapi “dunia” yang berisik dan zaman bebas berekspresi, mau tidak mau mempengaruhi sudut pandang dan menuntut kita untuk menentukan sikap. Saya masih memegang faham, “Agamamu agamamu, agamaku agamaku.” Masing-masing punya prinsip, ideologi, keyakinan atas jalan hidup yang ditempuhnya, sebaiknya tidak saling mengganggu.



Saya mau cerita sedikit tentang Bandung yang baru saja berulang tahun dan sedang di atas angin. Puja puji dan tampak bercahaya. Namun, beberapa hari ini tidak henti dibasuh hujan, kadang dari pagi sampai sore, atau dari siang sampai malam. Membuat beberapa titik di Bandung kena banjir. Tidak saja daerah yang “langganan” banjir, tapi titik-titik banjir itu semakin meluas. Bandung yang indah, Bandung kota asik untuk dikunjungi karena memang punya daya tarik tersendiri. Bangunan-bangunan tua, kuliner yang lezat, fashion yang nyeni dan murah, cuaca yang adem, pepohonan yang masih terawat dan komunikasi yang asik antara walikota dengan masyarakatnya. Sekejap rusak oleh dua kekuatan, angin dan hujan. Dalam beberapa hari ditekan angin, hujan dengan curah tinggi membuat beberapa pohon rubuh, papan reklame juga jatuh dan melahap korban jiwa.


Foto: Imatakubesar

Jangan-jangan tanda kegerahan bumi ini disampaikan alam melalui datangnya banjir ke Bandung. Dia mungkin seolah bicara,”Sudah, hentikan pertikaian kalian. Ada kekuatan di atas kekuatan. Berhenti saling menuntut dan selalu merasa paling benar.”  Bandung yang tengah menjadi sorotan, membangunkan semua orang.


...

Dari segi fisik, alam butuh keseimbangan dalam mengalir dan bernafas. Bukan ditekan kanan kiri dengan bertumbuhannya bangunan disetiap sela-sela tanah, gunung, sungai,danau, mata air, pepohonan. Manusia menempati dan menerkam setiap sela bumi hingga ia tak sanggup bernafas di jalurnya. Alam pun marah, menuntut kehidupan.  Dalam hal ini, tidak hanya kota Bandung, tapi Bandung menjadi semacam alarm bagi semua daerah.

Mungkin alam iri, karena manusia selalu berpolitik terhadap kepentingan manusia dan mereka abai kepada kepentingan bumi. Keberpihakan manusia terhadap alam, hanya slogan dan bersikap setengah-setengah. Alam merasa, tidak pemimpin yang mewakilinya. Maka dia akan bergerak menyesuaikan kelakuan manusia itu sendiri.



Energi manusia sekarang dalam menghadapi keadaan, mudah terpancing emosi, pertikaian seperti tak berujung. Bicara tak terkendali, pikiran tak terkendali, hati tak terkendali, langkah-langkah fisik dilakukan penuh ego dan memuaskan satu pihak. Satu sama lain saling menularkan energi negatif. Bumi, langit, seluruh alam merasakan emosi yang panas ini hingga ke akar bumi.

Ketika banjir datang di Bandung, tsunami di Jepang, kebakaran di Israel seolah memberi tanda bahwa ada kekuatan di atas kekuatan. Kita sebagai manusia, tak patut merasa berkuasa atas sesuatu, saat kita mampu mengendalikan diri sendiri maka sekeliling kita pun akan bisa mengendalikan diri. Tapi kenyataanya, sebagian manusia adalah mahluk yang paling improve dan pandai dalam menciptakan kehidupan. Dia tumbuh menjadi pribadi yang berbeda-beda dan punya intusi dalam merespons sekeliling dengan caranya atas dasar pengalaman hidupnya.  Hal paling mungkin untuk mengubah keadaan, dimulai dari diri sendiri karena menuntut orang lain berubah itu sulit tapi paling sulit mengubah diri sendiri.  Perbaiki diri mulai segala hal yang baik dari rumah dan tunjukan respons yang baik bagi lingkungan terdekat.  Karena tindakan kecil ini akan saling menularkan.



Alam tidak bergantung pada manusia tapi manusia bergantung pada alam. Alam mahluk yang bisa menyeimbangan dirinya sendiri, ketika manusia menerkam bagian yang lain maka alam akan menyiasatinya. Masalahnya, ketika alam menyesuaikan diri, manusia akan merasa takut dengan reaksinya. Jadi, sebaiknya manusia (termasuk saya yang sering lupa) melakukan tindakan-tindakan dengan niat dan tujuan baik, memaksimalkan keadaan dan kesempatan yang ada saat ini. Maka alam akan mendukungmu untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak saja kehidupan manusia yang baik di hari ini, tapi puluhan bahkan untuk ratusan tahun setelahnya. 


Bandung, 28 November 2016

@imatakubesar

5 komentar:

  1. Bandung heurin ku tangtung aneh jadina urang ngumbara wae yuu ameh lalega.

    BalasHapus
  2. jadi inget lagu2 tentang kebencanaan versinya ebiet nih.
    semoga Allah melindungi kita ya, dan semoga kita merawat dan melestarikan alam.
    lestari alamku!

    BalasHapus
  3. jangan sampe kita abaikan tanda-tanda yang udah dikasih sama alam

    salam
    gabrilla

    BalasHapus
  4. Alam dan semesta patut kita jaga, bukan kita hancurkan.

    Salam,
    Riby.

    BalasHapus
  5. Kalau sudah terlalu bising gini, aku mendingan tutup laptop/hape, terus aktif di kegiatan offline yang menyenangkan biar damai :D

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv