Merayakan Pertemuan


 

Pagi itu, ada kejutan dari Ina-sahabat SMA-, dia mengabarkan bahwa Dewi dan Susi ada di Bandung.  Saya kaget, senang, bingung, karena hari itu ada acara.  Setelah diskusi degan suami, saya pun memutuskan untuk menemui teman-teman.  Karena ini momen yang langka, sudah 20 tahun kami tidak bertemu sejak lulus SMA.  Setelah Dzhuhur saya pun mendekat ke lokasi tempat mereka berkumpuldi Farm house.  Saya tak bisa membayangkan, apakah mereka masih menerima saya atau tidak.  Bagaimana sikap mereka, saya takut mereka berubah.  Pikiran dan hati saya beragam. 

Begitu sampai, saya segera mencari tahu posisi mereka dan tak sulit menemukannya.  Pertama saya melihat Susi lalu Ina kemudian Dewi, meski sudah dalam balutan baju khas pedesaan Belanda, saya ternyata masih mengenal mereka.  Rasanya senang sekali, seperti mimpi, ditambah bangunan-bangunan unik disekitarnya, membuat pertemuan ini terasa lebih ajaib.  Seperti baru kemarin kita berfoto bersama selepas acara perpisahan. 

“Imaaa… kamu gemukan.”  Ujar Susi yang baru datang dari Palembang.
“Iyah, iyah.”  Jawabku tak banyak.  Saya peluk mereka.
Sok atuh, ganti baju dulu.  Kita tunggu di sini, Im.”  Ajak Dewi.

Glek!  Saya tersenyum kecut, lalu memandang Ina.  Sebenarnya saya paling tidak bisa di foto kecuali rame-rame, ditambah saya tidak bisa membayangkan harus pakai baju tradisional itu.  Rasanya semua orang akan melihat saya, duh, saya malu.  Saya menahan gelisah.
Sepertinya Ina memahami raut muka saya yang agak berbeda.

“Ayo, Ma, Ina juga pakai.  Mau dianter?”  Ajaknya lembut.

Lamunan saya terpecah oleh kalimatnya.  Saya pun tersenyum, karena tadinya saya terfikir untuk jadi juru foto mereka saja, tapi saya fikir kapan lagi kita seru-seruan seperti ini.  Demi keseruan hari itu, saya pun mau pakai baju itu.  Saya pun memberanikan diri, lampaui batas rasa malu, pergi ke ruang penyewaan, selembar demi selembar baju dipasangkan ke tubuh saya.  Taraaa…


Begitu keluar ruang, saya tarik nafas panjang, melangkah satu persatu, meyakinkan diri dan mulai tak pedulikan orang sekitar.  Kami pun mulai keliling, di foto di berbagai sudut yang menarik.  Saya mau hari ini kita merayakan pertemuan, berbagi kebahagiaan dan keceriaan demi 20 tahun yang lalu tanpa pertemuan. 

Untuk hari ini, persahabatan dan perjalanan hidup.


Bandung, 30 Oktober 2016
#lampauibatas
@imatakubesar

4 komentar:

  1. Ngebayangin Ima muter2 pakai baju itu.

    BalasHapus
  2. Centiiiiiil... hahahha. Cik ajakan atuh ka palm house eta sakali kalimah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Centil pisuuuun, makleum ketemu temen SMA, kepribadian balik lagi ke masa-masa remaja. hehhee... Hayu atuh teh, kita ke sana. Da dari rumah Ima mah deket banget, tinggal ngapung. Heheheee...

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv