12 Tahun RedsDipo

“Belum makan ikan kalau belum ke Reds Dipo.”

Ikan Laut Goreng Bakar Reds Dipo.  Foto: Ima
Sepertinya tag line ini cocok dan pas buat menggambarkan olahan ikan laut yang disajikan oleh Reds Dipo sebagai tempat makan khas ikan laut.  Ikan laut sebenarnya diolah sederhana saja sudah enak, katakanlah cukup dibalur dengan garam, jeruk lemon, bakar atau goreng, beres.  Tapi di Reds Dipo, saya menemukan rasa berbeda dan bau anyir ikan lautnya tidak terasa.  Buat orang-orang yang tidak terbiasa makan ikan laut, lidah kita akan merasa betah menikmati ikan hasil karya tempat makan ini dengan karya cita rasa sambal yang membuat kamu nagih.  Ini cukup berbahaya, karena rasanya membuat kita bertahan di tempat duduk dan piring kamu dijamin ludes.  Sanguan!


Romatisme Makan Ikan
Bisa jadi 8 atau mungkin 9 tahun lalu, saya pernah menikmati ikan bawal bakar warung tenda  dengan gerobak di seputaran Jalan Diponegoro, dekat taman segitiga dekat gedung sate.  Saat itu ditraktir oleh Tasdik-saudara saya- saya lupa dia merayakan apa.  Kami makan rame-rame dengan teman-temanya, berbagi kebahagiaan dengan rasa ikan yang enak di lidah.  Dia keukeuh sekali ingin traktir kami disana, katanya kami harus coba makan ikan laut terenak di Bandung.  Ajakannya cukup meyakinkan, saya dan suami hayu aja, siapa yang nolak ditaktir?  Saat itu kami datang malam hari, warung tenda dengan suasana dan memberi kesan banyak segmen pembeli tertentu yang menarik warung ikan laut ini.  Saya langsung menangkap jenis logo yang dikemas dengan sentuhan desain grafis yang asik, pelayanan, semangat anak muda yang mempunyai idealis berwirausaha, ada kesan yang berbeda.  Biasanya saya menikmati makanan laut di warung-warung tenda dengan logo yang seragam.  Saat itu muncul image warung tenda yang ingin ditonjolkan dan memberi kesan tempat nongkrong anak muda yang senang makan ikan: kenyang, enak, murah... keren.  Suasana Bandungnya terbangun banget.

Kali ini, saya menikmatinya di sebuah bangunan yang kokoh, bukan tenda lagi.  Tempatnya strategis di daerah Dago, kalau di jalan utama (Jl. Ir. H. Juanda) tampak jalan layang Paspati, lalu perempatan, dan ada bangunan (Bank) BCA.  Tepat di sebelah (Bank) BCA ini ada Jl. Dipati Ukur No.1, tak jauh dari sana ada bangunan Reds Dipo.  Disana, Reds Dipo tidak sendirian tapi ada beberapa usaha kuliner lain yang ikut nongkrong.  Bangunan ini tadinya satu lantai, lalu bertambah menjadi 2 tingkat.  Usahanya ini pun tidak lepas dari cerita jatuh bangun, dari masalah suplyer ikan yang menipis, pernah ditipu, dan pencarian tempat usaha ketika tidak boleh jualan lagi di wilayah Jl.Diponegoro.  Rupanya karena pemilik bangunan sekarang adalah temannya yang mempunyai usaha distro Flashy, jadi dibantulah dia untuk buka usaha disana.  Sampai akhirnya bisa bertahan di Jl. Dipati Ukur ini sudah masuk tahun ke-8.

Romantisme cerita usaha yang disampaikan oleh Kang Yapi-Marketing Reds Dipo- pun tidak kalah menarik.  Reds Dipo ini dirinis oleh 5 orang mahasiswa Unpar dengan energy wirausaha dan kreatifitasnya yang tinggi.  Kedekatan warung tenda ikan bakar dengan radio Sky menimbulkan ritme usaha yang manis.  Ketika radio Sky ada acara pertunjukan musik, para pengisi acaranya makan di tempat itu dan membagi pengalaman makannya di jejaring sosial.  Saya melihat sinergi kerjasama berjejaring usaha pemiliknya dengan komunitas usaha lain sangat bagus.  Sangat menarik dan cantik.


12 Tahun Reds Dipo
Tidak heran, tanggal 10 September menginjak  12 tahun usaha ikan bakar Reds Dipo dipertahankan dengan kualitas makanan dan rasa yang special, mampu bertahan di lidah para pelanggannya.  Sudah banyak pelanggan yang jatuh hati dengan rasa ikan dan bumbunya yang khas.  Saya selalu kagum sama orang-orang yang wirausaha, bisa bertahan lama dan menjalankannya dengan kesungguhan.  Saya percaya, memulai dan mempertahankan usaha ini pasti tidak mudah, terkait harga bahan pokok, sumber daya manusia, tempat, urusan perizinan dan banyak lagi.  Tapi saya pun percaya ada kebahagiaan dan kepuasan mereka dalam menjalankannya.  Apalagi ketika usahanya ini dapat menjadi bagian dari kehidupan dan digemari oleh banyak orang.  Ikan bakar Reds Dipo, salah satu ikon makanan laut yang bisa kita nikmati di lembah pegunungan Kota Bandung. 

Rasa dan pilihan makanan laut disini macam-macam, ada ikan krapu, bawal, banjar, cumi balado, ada juga tambahan lain seperti sayur capcay, kalian cruchy, sambal yang pas di lidah dan banyak lagi.  Ikan laut disini kesegarannya etrjaga, bisa jadi karena perputaran pembeli yang banyak jadi pengiriman ikan selalu segar.  Ada ikan goreng-bakar ada juga ikan yang hanya di goreng saja, rasanya beda karena bumbu untuk ikan bakar membuat ikan laut ini jadi lebih sedap.  Minumannya  juga cocok buat menemani nasi hangat plus ikan bakar dengan sambal yang membuat nagih. 

Ini yang makin menarik, sambal disini ada 2 jenis, namanya unik ada sambal Tyson dan sambal Cris Jhon.   Penamaan sambal yang diidentikan dengan rasa sambal yang bikin “dzig!” banget.  Keduanya enak, bedanya, sambal Tyson mampu bikin kita terjatuh saking pedasnya.  Sementara buat kita yang kurang suka pedas, bisa menambahkan sambal Cris Jhon sebagai cocol ikannya.  Bahkan karena rasa pedasnya ini, mendorong kita maunya nambah makan dan nambah lagi. 


Ah, ya, saya coba kopi robusta ice ala Reds Dipo, yang unik dari minuman ini, kopi diolah dalam bentuk es balok.  Rasa kopi akan terasa begitu es-nya meleleh di gelas, minuman bisa dinikamti setelah esnya mencair sempurna. Jadi kamu engga bakal kehilangan rasa karena es yang mencair, tapi akan mengundang rasa dingin yang pas, paduan kopi dan manis  susunya akan bercampur sempurna.  Sangat asik sebagai teman ngobrol di siang hari.  Kalau kamu ajak anak-anak, pesankan mereka ice cream juga, ini rasanya juga asik.  Karena dilengkapi dengan rumput laut, eeg jelly dan warna warni marsmallow.  Nuansa makan siang menjadi lengkap dan mambuat mood kamu jadi lebih senang.  Ah, ya, ice cream ini ada 3 pilihan rasa: vanilla, taro dan green tea.


Ice Cream.  Foto: Ima

Tak perlu khawatir atau malu-malu datang ke sini, karena harga makanan sangat jelas di selipkan di dalam menu.  Karena tidak semua rumah makan makanan laut melengkapi menunya dengan harga.

Ada info menarik, di ulang tahun ke-12 ini, Reds Dipo mengeluarkan 12% keuntungannya untuk rumah yatim piatu.  Selain itu, Reds Dipo menerima para pelanggan yang mau ikut serta memberi donasi maupun barang layak pakai bisa langusung dikirimkan ke sana.  Pelanggan yang memberi donasi akan diganti dengan menu sayur.  Rumah makan buka setiap hari, Selasa-Kamis dari jam 11.00-22.00 WIB, sementara hari Jumat buka setelah shalat Jum’at.  Tapi buat yang ingin delivery order, makanan bisa dipesan dari jam 10.00 WIB.


Selamat ulang tahun Reds Dipo dan selalu menjadi bagian dari pergerakan hidup.

Bandung, 20 Sepetember 2015
@imatakubesar

6 komentar:

  1. Saya suka ikan bakar dan sambel. Wah, kalau sambelnya bikin dzeg, pasti bikin keringetan

    BalasHapus
  2. Sudah coba menu ikan bakarnya. Sangat saya rekomendasikan bagi yang suka kuliner ikan

    BalasHapus
  3. Wah boleh nih kapan-kapan kalo ke Bandung nyabain makan di Reds Dipo hehehe

    BalasHapus
  4. ikan itu salah satu makanan saya dan anak-anak :)

    BalasHapus
  5. duh ice cream nya ganahaaan :D

    BalasHapus
  6. pengen ice creamnya *_* ..... kapan2 k bandung ah nyobain :D

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv