Mimpi. Doa. Keputusan. Lakukan

Mimpi berawal dari nol hari kita hidup.  Telinga, tangan, mata, mulut seolah ingin menggapai apa yang ada disekitar kita.  Kehidupan yang ajaib, penuh warna warni, bentuk-bentuk, suara-suara yang ajaib yang melahirkan banyak cerita.  Ajaibnya, saat hati mencondongkan pada keinginan, impian, lalu mengambil sebuah pilihan untuk melangkah, ia akan dilengkapi dengan beragam kebutuhannya dan terbuka berbagai pintu.  Pintu rezeki dengan segala teka tekinya.  Hidup menjadi rentetan kejutan, penuh kejutan.  Ia datang tiba-tiba dan pergi tanpa bisa ditebak.  Ketika sebongkah hati menunjukan keinginannya, Allah selalu memberi banyak jalan dan kesempatan pada waktu dan perhitungan yang tepat.  Hanya seringkali keberanian dan perasaan-perasaan negatif lain yang membuat kesempatan itu ternafikan, diabaikan begitu saja.  Entah karena malas, entah karena takut, entah beribu alasan lain sementara waktu terus berjalan dan orang-orang pemberani lain sudah mengambil sinyal impian kamu.




Doa menggiring kita menuju mimpi maka masalahpun tumbuh, satu tahun menjadi waktu yang sangat panjang, dingin, ingin rasanya apa yang terjadi hanya sebuah lelucon atau sebuah mimpi.  Kita tengah berada dalam tabung impian, sebuah fermentasi tengah dimulai.  Ketika kita berada dalam masalah dan mencari solusi, sadarilah bahwa itu adalah sebuah upaya mengeluarkan diri dari satu kebodohan dan kebodohan yang lain, betapa ilmu hidup itu sangalah luas dan tak berbatas.  Tapi jika kita yakin pada doa dan berhasil melewatinya, waktu seperti melintas saja. 

Iya, saat kita mengambil sebuah keputusan, kita pasti diberi kemampuan untuk melewatinya.  Meskipun dirasa akan melewati proses yang sangat rumit dan berat, rasanya berat, ya, berat.  Meskipun berat, disadari atau tidak selalu ada pesan dibalik itu semua dan berupayalah mengambil berkah dari semua langkah.  Tak perlu kompromi dan tak perlu gelisah, semua sudah diatur.  Hanya tinggal terus berusaha menangkap kesempatan dan menangkap sinyal-sinyal kebahagiaan.  Seringkali kebahagiaan bukan untuk ditunggu tapi diciptakan. 

Masalah selalu datang dan pergi, selama kita berada dalam masalah seolah kebahagiaan itu ada di ujung langit.  Mungkin ini kejadian klise, ketika kita mengalami posisi kehidupan bahagia namun orang lain yang merasakan kebahagiaan itu.  Dan ketika kita berasa dalam posisi sulit, barulah mengerti betapa dulu kita pernah mengalami situasi yang menyenangkan, banyak kesempatan lewat begitu saja dan waktu hanya sekedar formalitas sementara tubuh bertambah tua.  Barangkali dan bisa dipastikan, kita sering melupakan cinta, padahal ia ada dimana-mana, hidup  disekitar kita. Menjadi nafas, menjadi air, menjadi seulas senyum, menjadi uluran tangan, menjadi sapaan kecil, menjadi tawa, menjadi ketulusan yang terangkum dalam pergerakan bumi, angin, awan, hujan, tanah, pepohonan, gunung, laut, api, lahar, pepohonan, hewan, karang, bergerak karena cinta.  Sayangnya, manusia seringkali lalai dan lupa atas berkah ini, mengabaikan peruntungan, selalu merasa tidak puas.


Jangan-jangan apa yang terjadi pada kita berawal dari mimpi yang kita pelihara.  Keinginan atau cita-cita “hidup” yang berawal dari sudut pandang, impian, harapan itu.   Dan seketika, tubuh, hati, pemikiran diarahkan pada jalan yang membuat tubuh bertemu dengan banyak pertemuan, cinta, pertanyaan, pencarian: masalah.  Solusinya sederhana, mau dilakukan atau diabaikan.

@imatakubesar
Serpong, 15 Januari 2015

10 komentar:

  1. Semua itu berawal dari mimpi tetapi jangan sampai jadi tukang mimpi....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hal yang terberat adalah mewujudkan mimpi dengan melangkahkan kaki ke arah mimpi itu. Belajar, merencanakan, melakukan, konsisten

      Hapus
  2. Baru mampir udah suka sama tulisannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat, Fikri. Salam kenal, ya :)

      Hapus
  3. karena kehidupan sesungguhnya berkah, hanya kadang kita lupa menghitungnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah banget, Ibu Yanti. Terima kasih udah mau baca :)

      Hapus
  4. Ima, suka banget dengan tulisan ini,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aih, Teh Dey, makasih bangeeedddd...

      Hapus
  5. Semoga semua impian teteh bisa tercapai. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaamiiiiiin... insya Allah, tengkiyuh pisan Evi, doa yang sama buat Evi juga :')

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv