Setiap orang pasti pernah merasakan sedih, dari masih bayi
hingga usia renta dengan kapasitas dan kondisinya masing-masing. Tapi ketika kita bisa menghadapi masalah dan
menyelesaikannya, maka hati akan terasa plong, tenang dan merasa siap
menghadapi hidup berikutnya. Bukan
berarti menantang tapi apapun keputusan hidup yang kita ambil sekalipun kita
anggap sebuah jalan aman pasti ada
resikonya, resiko baik dan resiko tidak enak.
“Aku sedih, tidur sendiri, ayah pergi, ibu pergi… oh itu
dia, mereka datang, aku senang, bersuka cita.” Halaaaah inget lagu ini kan,
jaman kita-kita masa kecil. Lagu
sederhana yang populer banget dan bisa mengenalkan dua macam emosi, sedih dan
senang. Dari kecil seolah kita diberi
tahu tentang dua perasaan ini, saat sedih pasti datang rasa senang. Badai pasti berlalu, begitu lyric lagunya
Crisye yang mencerahkan sekaligus menyayat hati. Selalu ada dua sisi dalam kehidupan
tergantung sudut pandang kita dalam menyikapinya.
Yah, selalu ada banyak sebab yang membuat kita sedih, bisa
karena gagal akan pencapaian sesuatu, kecewa karena usaha kita tidak juga
kunjung berhasil, cinta bertepuk sebelah tangan, tidak dipercaya orang tua
padahal kita sudah membuktikan banyak hal, dan banyak lagi situasi yang tidak
sesuai dengan kita harapkan. Baru aja
kejadian, kemarin ini saya ikutan lomba
antologi ternyata engga lolos. Padahal
saya merasa optimis, tapi memang kadang-kadang (seringkali) kalo terlalu yakin
dan berharap banyak biasanya selalu diuji dengan kegagalan. Benar saja, saya gagal. Sempat kecewa dan butuh vitamin buat
membangun percaya diri dan menerima kegagalan.
Sempat merasa buruk banget, pengecut abis, merasa waduk angsa sebagai
manusia, konyol, merasa proses ini menjadi sia-sia dan merasa jangan-jangan saya tidak
berbakat dibidang ini. Bubar!!! Hancurkaaaan!!!
Ternyata aku buruk sekali!
Apa sih yang kamu lakuin kalo lagi sedih? Ada yang ngerusak
diri sendiri, ada yang ngelamun, nangis, naik angkot keliling kota, banyak
makan, nyanyi-nyanyi. Hmmm… kalo saya
lebih sering dilampiaskan ke nyanyi.
Nyalakan musik bisa sambil ngapa-ngapain, bisa sambil masak, beres-beres
terus nyanyi sekehendak hati sekalipun liriknya salah. Ini banyak berguna buat
melepaskan beban di hati, tapi kalo sudah sangat teramat tidak bisa ditampung
dengan nyanyi-nyanyi ya sudah masuk kamar lalu semedi dan nangis sepuasnya
bahkan bisa jalan kaki sampai merasa cukup.
Biasanya pas hati udah lapang tiba-tiba, ting… ting… ada solusi buat
nyelesaikan perasaan sedih itu bahkan tidak ada solusi tapi merasa bodoh dengan
kesedihan itu dan balik lagi meneruskan hidup dan siap keluar rumah lagi, ber
hai, hai hei, hei dan atau berdiskusi di ruang sosial online. Apapun lah.
Ya, saya emang termasuk orang yang ngga mau terbunuh oleh
pikiran sendiri berlama-lama. Untunglah
saya suka Kla Projek banget. Katanya, “Kegagalan adalah kesuksesan yang
tertunda.” Dan yang 6 menara banget, katanya “Bersungguh-sungguhlah maka kamu
akan mendapatkanya”. Hmmm bisa jadi apa yang kita ingin dapatkan ternyata
sebetulnya kita belum berusaha apa-apa, ada yang terlewat yang membuat kita
harus tahu dulu. Iya, ada sesuatu yang
harus kita tahu, ada langkah yang terlewat percis seperti permainan solitaire,
kalo kelewat langkah pasti ga bakal beres.
Dan kita harus melengkapi langkah dulu sebelum keberhasilan didapatkan.
Dengan gagalan ini, aku akhirnya mau membuka lagi buku “Aku
bisa nulis cerpen” dan bertekad melembutkan hati membaca-baca lagi karakter
pembuatan cerita pendek. Bacaaa….
Bacaaaa… bacaaaa… rasakaaaan… nikmati.
Oye! Barangkali itu sebabnya kenapa kita harus memilih bidang yang
sesuatu yang kita sukai. Kenapa? Soalnya
saat kita terbanting, terpelanting, dengan cepat kita bisa bangkit lagi,
intopeksi dan mencari kayu bakar yang lebih banyak lagi untuk mengorbankan semangat
45 untuk terus berjalan, berproses,
bergerak, mencoba, bergerak, berlatih, belajar lagi, berdiskusi, siap grak!
Sambil nyanyi-nyanyi bareng mas Bono “Keep the faith, I
always be… yeah!” (halah lebay pisan)
Ima, 22 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar Anda. adv