Stuba sayang… Tadi malam begitu indah, kerinduan yang tertunda dan tak sanggup lama. Saya memang tidak berbagi masa keindahan
(termasuk tidak indahnya tentunya). Karena saya pikir teman-teman yang berbagi
cukup mewakili menularkan energinya yang luar biasa. Saya tidak menyangka, kita begitu banyak dan
bayangkan jika kita semua berhasil kumpul seperti ini. Berbagi kesulitan dan proses hidup adalah
bagian terindah karena akan ikut mendongkrak juga memberi pil baru untuk
kehidupan yang sedang kita jalani.
Stuba sayang… dari semua pengalaman yang diungkapkan tadi
malam, masing-masing mempunyai cerita yang berbeda. Melalui kesenian mereka mampu menyuarakan
kegelisahan sosial, kegelisahan politik, budaya, bahwa saat itu mereka tak
pernah kehabisan ide untuk berkesenian. Dan hal yang mempunyai pengaruh besar
yaitu energi berbagi antar teman yang membuat proses hidup & berkesenian
itu bertahan . Tentu sesuai dengan masa dan kondisi saat itu. Tapi ada satu titik yang saya temukan dari
cerita masing-masing di masa yang berbeda tadi malam. Yaitu kecintaan kita yang sama, energi yang
sama, dan mendapatkan “hidup” yang luar biasa.
Seseorang pernah bilang, bahwa teater kampus tidak akan
pernah matang. Satu sisi benar karena
selalu saja di kelola oleh orang baru lagi dengan pembelajaran dari nol. Tapi satu sisi saya lebih optimis jika kalian
mampu “membaca” pengalaman dari teman-teman yang sudah 20-an angkatan diatas
kalian. Ini bisa menjadi ilmu yang kaya,
kalian bisa mencukil atau menciptakan karya yang berbeda dan menorehkan sejarah
hidup kalian. Kelak akan terasa manis dan semoga bisa menambah “pengalaman” dan
membuat kalian lebih matang.
Pengalaman ini adalah wujud dari ide. Diantara kami tentu hal yang dimaksud adalah
saya, sering menahan ide. Banyak keinginan
untuk mengembangkan potensi seperti ingin ikut pelatihan teater di kelompok
teater Bandung, membuat pertunjukan, memperlihatkan tulisan namun karena takut akhirnya
hanya tersimpan hanya sebatas ide.
Seringkali ketakutan ini yang membuat kita terhambat dan malu-malu untuk
menciptakan karya. Malu untuk datang ke
gedung kesenian, malu untuk diskusi dengan kelompok teater lain, malu untuk
menunjukan naskah, malu untuk memperlihatkan ide poster, malu untuk mencoba. Itu yang harus kalian lawan. Saya percaya, kalian banyak ide setelah
belajar banyak dari banyak hal, hal ini yang akan memancing keinginan untuk
membuat karya. Tapi seringkali tidak
terwujud karena”takut”, “tidak yakin pada diri sendiri”, “ragu-ragu”, malu sama
pelaku seni lain, malu sama kelompok lain , bahkan untuk masuk gedung kesnian
untuk lihat pertunjukan begitu malu. Kuncinya:
lawan mental yang begini. Terlalu
disayangkan jika potensi alam diri disimpan dan terbungkus rapat padahal siapa
tahu ide kalian akan menjadi karya yang tidak biasa. Masalah nanti karya kalian buruk, biar itu
sebagai proses pembelajaran untuk
mewujudkan karya yang lebih baik. Jika
kalian berhasil melewati mental ini, percayalah bahkan kalian sendiri akan terkaget-kaget
atas potensi yang ada pada diri kalian.
Seorang peneliti pernah bilang, bahwa usia kalian adalah “masa
golden age”. Mungkin saat ini kalian
masih belum paham dibalik makna golden age, sehingga energi golden age ini
melena pada hiruk pikuk gaya hidup yang membuat kita malas. Karena dinina
bobokan oleh banyak fasilitas. Dengan kalian masuk kedunia ini (stuba), kalian
akan belajar banyak hal. Dari pemeranan,
baca & analisa naskah, belajar karakter orang, belajar make up, belajar
bermusik, belajar tata cahaya, belajar kostum, belajar memanage acara dan yang
paling utama bagaimana mewujudkan ide, khayalan, kepekaan kita terhadap kondisi
yang menggelisahkan menjadi sebuah karya.
Teater ilmu yang kaya.
Barangkali di sebuah perjalanan hidup kelak kalian tidak akan menjadi
seorang seniman (apapun, baik actor, penulis, penata panggung, pelikis dll).
Tapi entah apapun karir kalian kelak,
ilmu ini akan berguna sebagai ilmu bertahan dalam menghadapi zaman. Jadi jangan sia-siakan kesempatan waktu yang
berjalan semakin cepat dan tua.
Seperti halnya keanggotaan stuba yang tercatat abadi, maka sebaiknya
semangat dan kreatifitaspun ikut abadi.
20 February 2011, I love you
STUBA. Studi Teater UNISBA. membicarakan mu tidak cukup 1 malam, diskusi karya tak selesai dalam hitungan bulan, suaramu di nantikan setiap saat
BalasHapusstuba..kacamata orang mungkin kecil..tapi tidak untuk ku..engkau sangat besar..catatan yang tak bisa samapi titik tapi terus mengalir itulah kau STUBA...sedikit sentimentilku dulu aku di zona GELAP karena STUBA semua menjadi terang...teramat terang..karena IDE KREATIFITAS itu adalah amatahari bagiku...thx uuuuu...
BalasHapus