Waktu terus bergulir
kita kan pergi dan ditinggal pergi
redalah tangis
redalah tawa
tunas-tunas muda
bersemi
“iwan fals – satu-satu”
Usiaku semakin bertambah bersamaan dengan bertambahnya orang-orang yang kerap datang dan pamit dengan sengaja atau tanpa disengaja. Kalian, begitu juga aku. Namun, ketika matahari pergi tenggelam dan matahari datang menjelang memaksa kita untuk saling meninggalkan. Apakah jiwamu tetap menyapa dikejauhan ruang. Apakah jiwamu tetap menyapa dikejauhan suasana. Kuharap kalian tetap begitu.
Pagi ini, kalian menyapaku dalam surat-surat yang tertumpuk debu dan dibalut oleh kertas-kertas tua. Begitu hangat kalian mengajakku untuk bercengkrama dalam suasana lebaran, atau sekedar ucapan ulang tahun. Adapun yang menyampaikan isi hati yang lelah karena harus bercengkrama dengan suasana yang membuat kau tak nyaman. Tak hanya kau, akupun telah mengalami itu dan kerap datang berulang.
Suara bel membangunkanku diantara keramaian dan ramah tamah ketiadaan yang tak segan-segan membawa kita larut. Begitupun suara-suara ramah kalian dalam tetesan tinta membuatku bangun akan keberadaan kalian yang telah lapuk termakan masa. Maaf cintaku … aku tak bermaksud melupakan kalian. Karena kalian, aku dapat mengenal hidup tanpa harus mengalami indahnya hidup tapi aku dapat merasakan dan belajar atas hidup kalian. Dan tentu saja, darimu itu pasti (uh.. lagi-lagi bait lagu Iwan Fals) hidup ini tercipta.
Hai… tegur aku kalau aku membuatmu luka.
kita kan pergi dan ditinggal pergi
redalah tangis
redalah tawa
tunas-tunas muda
bersemi
“iwan fals – satu-satu”
Usiaku semakin bertambah bersamaan dengan bertambahnya orang-orang yang kerap datang dan pamit dengan sengaja atau tanpa disengaja. Kalian, begitu juga aku. Namun, ketika matahari pergi tenggelam dan matahari datang menjelang memaksa kita untuk saling meninggalkan. Apakah jiwamu tetap menyapa dikejauhan ruang. Apakah jiwamu tetap menyapa dikejauhan suasana. Kuharap kalian tetap begitu.
Pagi ini, kalian menyapaku dalam surat-surat yang tertumpuk debu dan dibalut oleh kertas-kertas tua. Begitu hangat kalian mengajakku untuk bercengkrama dalam suasana lebaran, atau sekedar ucapan ulang tahun. Adapun yang menyampaikan isi hati yang lelah karena harus bercengkrama dengan suasana yang membuat kau tak nyaman. Tak hanya kau, akupun telah mengalami itu dan kerap datang berulang.
Suara bel membangunkanku diantara keramaian dan ramah tamah ketiadaan yang tak segan-segan membawa kita larut. Begitupun suara-suara ramah kalian dalam tetesan tinta membuatku bangun akan keberadaan kalian yang telah lapuk termakan masa. Maaf cintaku … aku tak bermaksud melupakan kalian. Karena kalian, aku dapat mengenal hidup tanpa harus mengalami indahnya hidup tapi aku dapat merasakan dan belajar atas hidup kalian. Dan tentu saja, darimu itu pasti (uh.. lagi-lagi bait lagu Iwan Fals) hidup ini tercipta.
Hai… tegur aku kalau aku membuatmu luka.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar Anda. adv