Terima Kasih Pada Guru Kehidupanku

Foto: Ima


Terima kasih untuk semua guru kehidupanku yang telah dan mungkin nanti akan dipertemukan kembali dalam berbagai situasi. Sampai juga pada usia 42 di bulan Juni tahun 2020. Proses hidup yang mahal dan tak terbeli. Perjalanan hati yang naik turun, melemah menguat, menyempit meluas. Sering berjalan tanpa banyak tahu, hanya berbekal insting, rasa yang terus bergemuruh, bermain-main pada logika sederhana. Terpikat pada warna, bentuk, cahaya, suara-suara yang hadir ke permukaan.

Pemilik semesta kerap mengajarkan pola hidup yang terkadang sulit mengerti, sulit menerima saat mengalaminya. Sementara impian terus menggantung di dada, melekat pada setiap degup jantung. Di tengah situasi lelah yang bertambah lelah, kejadian demi kejadian yang sudah lewat kerap menjadi bekal penolong yang tak ternilai. 


Foto: Holis

Saat masih anak-anak, mukena lebar berpeniti di bawah dagu dan sarung milik Bapak dipakai untuk mengaji di Masjid. Selepas mengaji, saya masuk ke rumah kakak yang letaknya di sebelah masjid. Melihat-lihat tumpukan majalah dan buku-buku, saya terpikat pada torehan tulisan tangan di sudut lembar pada sebuah buku milik kakak yang sudah lusuh:”Ilmu adalah Cahaya.” Jari-jari saya berulang kali mengusap tulisan itu, mata saya cukup lama beradu pandang, ingatan yang terus mengait pada kalimat yang membawa saya ke berbagai labirin panjang.

Sejak itu, hampir setiap buku catatan sekolah selalu ditorehkan dengan kalimat Ilmu adalah Cahaya di ujung buku catatan sekolah. Kalimat sederhana ini terpatri kuat meski belum faham maknanya. Melalui kalimat sederhana ini, Allah seolah membawa saya menuju satu persatu cahaya itu dengan cara-Nya. Unik, memikat sekaligus mendebarkan. Melalui persoalan, kekecewaan, kasih sayang, cinta yang datang pergi seperti gelombang.

Setiap dihadapkan pada suatu jalan buntu, kita kerap dipertemukan dengan berbagai guru kehidupan. Tidak hanya seseorang yang kerap memberi dengan kasih sayang, bahkan seseorang yang sering melukai sekalipun. Mereka adalah para guru yang mengasah sukma. Melalui tindakan, tatapan, kata-kata. Bertumbuh mengajarkan cara melihat, cara mendengar, cara berbicara, cara bersikap hingga mengolah sukma. Satu persatu proses ini membuka tabir fungsi diri pada setiap langkah.

Foto: Ima


Proses hidup yang mahal. Proses beragam pertemuan pada berbagai kejadian yang kelak mendapatkan alasannya. Beradu pandangan, meragu, gelisah, hati yang mantap hingga patah berkali-kali. Proses-proses tarik menarik yang membutuhkan keberanian untuk memutuskan ya atau tidak, bersiap maupun tidak bersiap dengan keadaan. Situasi kompromis yang digiring semesta menuju proses hidup pada waktu, lingkungan, kesempatan melalui perhitungan yang tepat.

Melalui prosesnya, banyak dipertemukan dengan berbagai kesulitan juga kemudahan. Namun rupanya cara ini bagian dari skenario-Nya untuk mengajarkan kesabaran, ketulusan, mengolah diri kerap berbagi, memperlihatkan keindahan melalui berbagai frame. Kadang situasi sekarang sulit diterima sehingga mengecewakan hati. Namun semakin berdamai dengan keadaan, memaafkan diri, memaafkan orang lain, ternyata banyak hal yang bisa kita dinikmati dan disyukuri. Ada rasa tenang yang memenuhi hati apapun keadaan kita dan berani melepaskan diri tergantung pada Pemilik Semesta. Sehingga kita kerap mendapatkan jawaban, menerima dengan sepenuh hati bahwa Allah punya rencana yang disampaikan melalui cara yang tepat, di waktu yang tepat membawa kehidupan kita menjadi lebih baik setiap waktunya.

Sering saya tidak tahu apa maksud Tuhan memberikan kejadian-kejadian saat ini hari ini detik ini. Baik itu pertemuan dengan seseorang, mengenal sesuatu maupun benda apapun, baik yang direncakan maupun tak direncakanan. Tapi kemudian 5 tahun atau 10 tahun ke depan ketidakmengertian itu pun dapat jawabanya. Begitupun jawaban hari ini merupakan teka teki pertanyaan ketidakmenentuan di masa lampau.

Terima kasih kalian, para guru hidupku, orang tuaku, mertuaku, suamiku, anak-anakku, keluargaku, sahabatku, orang-orang selewat yang membuat diri mengerti dan belajar banyak atas banyak hal.  
Terima kasih atas waktu, ruang, pertemuan, perpisahan, kebahagiaan, kesedihan, para guru kehidupan yang mengajarkan penglihatan, pendengaran yang mengasah sukma. Tanpa kalian, aku tidak banyak mengerti, merasa, berfikir, mencinta.


Ima. 2020

3 komentar:

  1. orang sekitar terutama benar-benar menjadi kekuatan dalam hidup ya mbak
    semoga sehat selalu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Kak, melalui mereka saya belajar banyak tentang banyak hal

      Hapus
  2. Ilmu itu memang sebuah cahaya, cahaya yang bahkan bisa menghadirkan kekayaan juga kebahagiaan
    Hidup tanpa ilmu itu gelap
    Lebih gelap dibanding hidup tanpa cinta wkwk

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv