Bacalah Quran, Hatipun tenang: Quran Hour

Sepotong Cerita

Sebelum menceritakan kegiatan World Quran Hour, saya mau sedikit cerita tentang seseorang yang membaca Al Quran untuk menengahi kebingungannya.


Seorang perempuan tertimpa masalah. Suaminya sakit parah, harus masuk ICU hingga rawat jalan selama berhari-hari. Persoalan merambat pada masalah keuangan dan tentu saja anak-anak. Mau tidak mau anak-anak tinggal di rumah, sementara si perempuan merawat suaminya di rumah sakit. Kebingungan, pikiran yang bercabang dan kegelisahannya menghadapi persoalan itu menguasai diri. Hatinya kerap tidak tenang dan merasa berada di dimensi kehidupan yang lain. 




Ketika si suami harus segera dilarikan ke rumah sakit, si istri menggendong anaknya yang masih berusia 12 bulan, menggandeng anak pertama yang masih berusia 4 tahun, bawa tas berisi pakaian ganti, handuk, uang dengan jumlah minim, setumpuk hasil tes lab dan Quran.

Setiap menit saat menunggu di luar ICU, kegiatannya hanya shalat dan membaca setiap ayat quran. Lambat laun, kegelisahannya berkurang malah hatinya makin terasa lebih tenang. Muncul keyakinan dalam hatinya bahwa “badai pasti berlalu”. 




Meskipun si perempuan punya sahabat dan keluarga yang banyak, dia tidak banyak berharap pada kebaikan hati mereka. Dia hanya fokus pada kondisi suami, berharap, berdoa, berusaha mengendalikan rasa takutnya dan melepaskan segala bebannya pada pemilik-Nya, pemilik hidup, pemilik semesta tentang biaya rumah sakit, yang merawat anak-anak dan tentunya suami yang tengah koma.

Milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu nyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu sembunyikan, niscaya Allah memperhitungkannya (tentang perbuatan itu). Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Allah berkuasa atas segala sesuatu. (Al Baqarah, 2:284) 

Dia sadar, bahwa selama ini dia selalu menganggap bahwa dirinya hebat dan bisa mengurus banyak hal, ternyata Allah lebih berkuasa atas apapun, atas siapapun. Melalui persoalan (penyakit atas suaminya) yang dihadapinya, ada dialog-dialog yang berusaha disampaikan Allah tentang makna kehidupan, tentang waktu, tentang kesempatan. 

Allah membukakan hati pada si A, si B, si C, si D, dan banyak lagi, satu persatu datang memberi pertolongan. Ada yang datang memberi uang, datang memberi pelukan, datang memberi semangat, datang menawarkan untuk mengurus anak-anak. Luar biasa. Keindahan itu terlihat begitu jelas.

Dia membuka jalan kemudahan, membuka jalan rezeki, menyentuh kebaikan hati orang-orang sekitar mengulurkan bantuan, baik dalam bentuk materi maupun fisik: tanpa diminta, di waktu yang tepat. Sangat tepat. Ketika si istri melepaskan beban pada pemilikNya dan sadar atas ketidak berdayaannya, dan tak berhenti berusaha dengan cara-cara yang baik, maka semesta pun ikut bertasbih.  

Malaikat-malaikat, bumi, langit, matahari, awan, debu, udara, seluruh zat bekerja sama menggerakan hati setiap rindu untuk berbuat kebaikan dan selalu ada jalan-jalan terbaik untuk melakukan langkah-langkah pengobatan. 

Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. 
 (Asy Syarh, 94:5-6) 

Pertanyaan dari setiap persoalan dan tahapan yang tengah dia lewati, terbuka dari setiap ayat quran yang dia baca. Melalui ayat-ayat itu, seolah Allah berdialog, memberi jawaban dari teka teki proses yang tengah dia lewati. 

Sejak itu, ketika si istri harus mengambil berbagai keputusan dan menjalankan keputusan itu, hatinya tenang. Mata dan hatinya lebih terbuka. Rasa tenang membuat pikiran dan hati menjadi lebih istiqomah/konsisten dalam menjalani setiap proses hidup. Kadang ia pun suka bertanya sendiri, bagaimana dia bisa melewati proses-proses yang begitu mengerikan, tapi dia bisa menjalaninya dengan tenang. Ternyata jawabannya ada di sini:



Jawaban Semesta

Tanggal 31 Agustus 2017 bertepatan dengan tanggal 9 Dzulhijah, ketika umat muslim tengah wukuf di Padang Arafah, ketika kaum muslim di sana melakukan munajat, dzikir dan bertilawah. Sementara itu, waktu yang sama di Masjid Pusdai (Pusat Dakwah dan Ibadah) Bandung, ada sekitar 8000 orang memenuhi setiap sudut masjid untuk menghadiri acara One Hour With Al Quran. Rupanya, acara ini berlangsung di seluruh belahan dunia. 




Acara One Hour With Al Quran ini, semacam bentuk kontempasi hubungan diri dengan petunjuk hidup yang ada di depan kita: Quran. Quran mengandung makna hidup dan kedirian manusia dengan Allah, dengan semua unsur kehidupan di alam semesta ini.

Beberapa tokoh hadir, diantaranya ada wakil Gubernur Jawa Barat-Deddy Mizwar, Kembar 3 Hamanis, Hafiz muda Muzammil Hasballah, Ustadz Hilman Rosyad, KH Abdul Aziz Abdur Rauf, Lc Al Hafidz, Ustadz Abu Rabbani, Ustadz Ambya Abu Fathin, Ustadz Evie Effendi.

1000 pendaftar lewat sms, mendapatkan Quran Cordoba dan voucher umrah. Sementara pendaftar mencapai sekitar 8000 orang. Saya berangkat lebih pagi, karena dipastikan proses regitrasi akan bejubel. Betul saja, sampai di Pusdai Jam 07.30 wib, orang-orang sudah memenuhi meja registrasi dan pintu masuk.

Di dalam masjid, suasana sangat haru. Semua yang hadir lesehan di atas karpet masjid, nyaris tidak ada celah. Berdasarkan jadwal, acara berlangsung dari jam 08.00-11.00 wib. Rupanya jam 08.00 wib itu adalah waktunya registrasi dan merapikan peserta yang hadir. 




Sebagian besar peserta sudah memasuki masjid, ada yang mengaji, ngobrol, duduk tenang. Di bagian muka, terpampang jelas judul acara yang sedang berlangsung. Beragam komunitas, kelompok pengajian, perseorangan datang untuk mendapatkan pencerahan ilmu dari berbagai Ustadz dan Ustadzah yang akan menyampaikan materi tausiah di acara World Quran Hour.

Tak lama dari jadwal yang sudah di tentukan, acara dimulai oleh 2 orang MC. Ada Kang Deni P Project dan Nugie Al Afagani. Dilanjut pembukaan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat-Dedi Mizwar, beliau mengingatkan kita bahwa Islam mengajarkan persatuan dan kesatuan. 

Dalam 1 jam ke depan, ada untaian acara yang akan kita ikuti. Diantaranya:

1. 20 menit Tadabur dan Tazakkur

2. 10 menit Solidarity in Recitation

3. 20 menit Talaqi

4. 5 menit Call to Action

5. 5 menit Doa



20 menit tadabur dan Tazakkur diisi oleh beberapa tausiah dari Ustd. Abdur Rais Ar Rouf, dilanjut oleh Ustadzh Mimin Aminah.

Masing-masing menyampaikan tausiahnya kurang lebih 10 menit. Ada beberapa penjelasan menarik tentang makna Quran.

Ustad. Abdur Rais Ar Rouf memaparkan dalam durasi yang hanya sebentar itu tentang energi Quran. Bahwa orang-orang spesial adalah orang-orang pecinta Al Quran, yang hidup dengan Quran. Merekalah orang-orang pilihan Allah SWT.

Quran mempunyai kekuatan yang amat dahsyat, karena di dalamnya mengandung sumber kehidupan. Menjadi ahli Quran itu bertingkat-tingkat dan untuk mendapatkan energi Quran itu tidak pernah instan. Harus melalui proses yang terus menerus dan Allah akan menguji energi Quran pada setiap manusia yang akan meyakininya.

Sementara itu Ustadzah Mimin Aminah menuturkan tentang iman yang harus selalu ada. Lanjutnya bahwa Allah Maha Kuasa atas segala apapun. Cara Allah menolong adalah dengan ditenangkan hati kita. Jika hati gelisah, galau, iri, dengki, bisa jadi itu karena kita sedang jauh dari Allah. Jika ingin rumah tangga kita sakinah, tentram dan bahagia maka bukalah Al Quran dan pelajari isinya.

10 menit Solidarity in Recitation dari ACT (Aksi Cepat Tanggap) menjelaskan tentang gerakan-gerakan sosial yang kerap mereka lakukan untuk membantu masyarakat yang terkena musibah. Mereka menggalang dana dan langkah-langkah untuk melakukan aksi sosial. Sambil menjelaskan aksi, tim ACT menggalang dana pada semua yang hadir di masjid.

Selesai mendapat penuturan tentang program ACT, kami lanjut pada 20 menit Talaqi. Kami yang mendapat Quran Cordoba, di dalamnya terselip kertas dengan tulisan nama surat dan ayat yang harus kami bacakan. Kemudian para hafidz dan ustadz bergantian memimpin baca surat-surat khusus, diantaranya:

Q.S Al Fatihah 1-5

Q.S Al Hujurat 1-10

Q.S Ar Rahman 1-19

Q.S Asy Syaf 1-5

Q.S Anasr 1-3


Suasana terasa khusuk, suara orang-orang mengaji seperti memenuhi rongga dada. Ada rasa yang sulit digambarkan. Ada harap, ada rindu, ada tenang, ada kekuatan. 




Selesai itu, Ustadz Evie Efendi memberikan tausiah tentang Quran sebagai obat hati dan penyembuh. Ada beberapa poin-poin menarik yang disampaikan Ustadz Evie Efendi dengan gayanya yang ringan:

1. Quran sebagai petunjuk menuju jalan keselamatan.

2. Jadi petunjuk bagi yang taqwa.

3. Tak akan jadi petunjuk bagi yang tidak taqwa.

4. Amalkan quran, selesai.

Proses acara #QuranHour cukup rapi dan hikmat. Keluar dari masjid, seperti mengembalikan kepala dan hati pada tempatnya. Ada rasa tenang, rindu berkontemplasi di Baitullah dan siap melanjutkan proses hidup yang harus dijalani.

Bacalah Quran, maka terbuka segala pertanyaan diri pada kehidupan yang terjadi, lalu hatimu lebih tenang. Mungkin itu jawaban dari si istri, ketika dia menjalani semua proses pengobatan suami, Allah menolongnya dengan memberi hati yang tenang. Ketika tenang, maka hati lebih yakin bahwa hidup yang dijalani adalah sebuah proses pembelajaran terbaik dari-Nya menuju diri yang lebih matang. Ammiiin... InsyaAllah.
Bandung, 13 September 2017
Imatakubesar

12 komentar:

  1. Betul teh, membaca Alquran itu menyejukkan dan jawaban atas segala pertanyaan kehidupan ada didalamnya. nice sharing teteh jadi mengingatkan saya yang masih jarang mengaji Alquran, hiks

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sejuk dan tenang. Kalau kepala udah mulai berfikir yang aneh-aneh, langsung buka quran atau buka aplikasi quran, trus baca. Nyesss...

      Hapus
  2. Mungkin, ini juga yg membuat aku dan si akang bisa melewati masa-masa sulit. kami tenang karena ada Allah.
    jazakillah sharingnya Teh. *hug

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, masa-masa sulit ini selalu ada. Nyempil sana, nyempil sini, kalo ga dibantu sama baca quran, hati pasti bawaanya gelisah aja.

      Hapus
  3. Qur'an memang obat mujarab untuk jiwa ya, Mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, kerasa banget. kalo ninggalin beberapa hari, rasanya ga nyaman.

      Hapus
  4. Makasih... Sudan mengingatkan. Mudah2an jadi ladang amal bagi penulisnya, bermanfaat sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaamiiin... saya nulis ini juga, buat mengingatkan diri sendiri, Kang. Makasih udah mbaca postingan ini.

      Hapus
  5. Waaa catet2 ah, lagi butuh penenang hati...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenang, Lu. Kerasa banget sama Bi Ima.

      Hapus
  6. Walau dibaca berulang-ulang, selain salat Quran adalah tempat pelarian paling indah saat dilanda kesedihan ya, Teh. Eh tapi harusnya quran jadi sahabat kita juga saat sedang bersukacita. Dan aku suka melewatkannya. Hiks

    BalasHapus
  7. Memang Teh, harus rajin biar hati tenang

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv