Ekstase


2 Juli 2016

1

Sejak pagi di luar tenang. Mungkin karena orang-orang, terutama mahasiswa yang kos sekitar rumah saya sudah pada mudik. Keadaan hariku tidak begitu baik, badan lemas, semangat seperti disimpan entah dimana. Ternyata, siang ini datang bulan.

2

Ini tahun ketiga suami saya sakit, bedanya bulan Ramadhan tahun ini, si Ayah sudah berhasil puasa meskipun pernah bocor 3 kali karena reaksi tubuh yang tidak bersahabat. Tapi, patut disyukuri, karena tahun ini kondisi fisiknya jauh lebih baik. Pelan-pelan membaik. Hari ini dia membuat gambar lagi, mencoba di kertas ukuran A5 dengan tinta merah. Saya yang dia gambar dan sudah selesai. Jadi mau beli pigura, sepertinya akan terlihat lebih bagus.

Foto: Ima

3

Sepagian tadi saya menghitung jumlah uang yang ada. Dihitung, ditelisik, ditelaah, dan dibagi-bagi untuk menghadapi hari raya. Diantaranya, bayar zakat, beli baju untuk anak-anak, beberapa toples kripik dan menyiapkan ongkos untuk pulang ke Pandeglang. Jumlah uang itu serba tanggung, tapi saya percaya, setiap niat baik pasti akan ada rezekinya. Sejauh ini, selalu begitu. Kenapa saya ingin beli baju untuk anak-anak, karena saya jarang sekali beli baju untuk mereka. Momen Lebaran ini rasanya akan lebih pas membelikan mereka baju baru, setidaknya terlihat pantas ketika berkumpul dibanding hari-hari biasa. Ada beberapa baju yang lain yang masih pantas dipakai, dulu suami saya sering bilang,”Jangan pelit ke anak.” Kalau ingat ini, saya merasa tenang dan yakin setiap niat untuk anak akan selalu ada rezekinya. Biasanya kalau anak sakit dan harus mengeluarkan uang ke dokter selalu mengeluh, atau ketika anak ingin jajan saya selalu mengeluh, tapi sejak menanamkan pikiran selama ada kebutuhan untuk anak dan pas ada rezekinya, pastilah itu memang hak mereka. Semua terasa lebih ringan dan Allah menurunkannya langsung. Begitupun dengan pagi ini, saat saya sedang menghitung-hitung anggaran beli baju untuk anak, rezeki itu datang, khusus untuk beli baju anak-anak. Dari mana? Allah menggerakan hati seseorang. Alhamdulillah.

4

Seperti biasa, rumah berantakan oleh mainan anak-anak. Sesekali dirapikan ke dalam kotak lalu dikeluarkan lagi oleh anak-anak. Sedap… Heheh. Lama-lama, saya biarkan saja dan mulai menyiapkan makanan untuk anak-anak lalu berfikir untuk melakukan sesuatu. Menyapu halaman dan berbincang dengan Teh Ida.

5

Menjelang magrib, ada yang memberi ada yang menerima. Ada yang dikeluarkan dan yang memberi. Setiap niat baik, memberikan sesuatu dengan keikhlasan penuh, maka semua seperti mengarahkan cahaya ke cermin, sinarnya akan kembali ke arah kita.

….

….

….

Dan kami pun bisa main kembang api di teras rumah dengan hati tenang.

6

Hari puasa ke-27 yang menyenangkan, meski memulai pagi dengan tubuh yang lesu. Sesaat, siang tadi ingat suasana hangat di rumah, penuh, rame, banyak perbincangan dan selalu diisi dengan becanda. Kadang, saya selalu ingat masa kecil yang riang di rumah ini. Sekarang suasana begitu berbeda, mungkin itulah yang membuat kita berada di hari ini. Ada kenangan indah di masa lalu.

Terima kasih untuk hari ini.

Bandung, Sabtu, 2 Juli 2016

@imatakubesar

8 komentar:

  1. Seseorang pernah berkata ke saya: rejeki itu seperti seember air. Kalau didiamkan airnya tanpa digunakan, jadi kotor. Kalau digunakan terus, insya Alloh selalu diganti dengan air baru dan bersih :)

    BalasHapus
  2. Yup... utk menghadirkan rejeki perlu difahami bahwa ada alat pemicunya. Ialah menjadi tangan di atas.. meskipun terkesan pamrih tapi ini kenyataan hahaha (ngomong naon coba?)

    BalasHapus
  3. Allhamdulilah... Semoga ramadan ini berkah untuk keluarganya, suami diberikan kesembuhan, rezekinya lancar terus. Amiin.

    Cerita ibu-ibu menjelang lebaran, ah jadi ingat ibu saya. Betapa repotnya beliau jika menjelang Idul distro karena semua hal diurus sendiri.. :D

    BalasHapus
  4. A moving blog post... I like reading it. Semoga keluarga selalu dilimpahi rezeki dan kesehatan. :)

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah, semua in better situation ya Teh Ima :)

    BalasHapus
  6. ah, teh ima selalu bisa bikin cerita keseharian sederhana menjadi menarik luar biasa. aku cinta!

    BalasHapus
  7. Setuju sama ratri chibi �� enak bacanya... Kena ke hati. Insya Allah semua akan kembali baik teh rezeki Alloh tak akan pernah habis

    BalasHapus
  8. Teh Ima, selamat hari raya Idul Fitri ^^
    Terpesona banget sama tulisannya :)

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv